Tutor
Tutor
2. Apa hubungan riwayat kakaknya meninggal 2 tahun yang lalu akibat kanker payudara
dengan keluhan?
Riwayat menderita kanker menaikan faktor resiko kepada Ny. Tari untuk menderita kanker.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada kasus kanker serviks stadium lanjut,
antara lain :
1. Nyeri
Jika kanker menyebar ke ujung saraf, tulang atau otot sering dapat
menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa. Namun, sejumlah obat-obatan
penghilang rasa sakit yang efektif biasanya dapat digunakan.
2. Gagal ginjal
Ginjal menghilangkan bahan limbah dari darah. Limbah dibuang keluar dari
tubuh dalam urin melalui tabung yang disebut ureter. Dalam beberapa kasus
kanker serviks stadium lanjut, tumor kanker (pertumbuhan jaringan abnormal)
dapat menekan ureter, menghalangi aliran urin keluar dari ginjal. Sehingga
urin tertampung dalam ginjal dikenal sebagai hidronefrosis dan dapat
menyebabkan ginjal menjadi bengkak dan rusak.
3. Bekuan darah
Kanker serviks, seperti kanker lainnya, dapat membuat darah ‘lebih lengket’
dan membuatnya lebih rentan terhadap penyumbatan. Istirahat di tempat tidur
setelah operasi dan kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko mengalami
penggumpalan darah sehingga menyumbat aliran darah. Biasanya terjadi pada
ektermitas bawah.
4. Pendarahan
Jika kanker menyebar ke usus vagina atau kandung kemih, dapat
menyebabkan kerusakan yang signifikan, mengakibatkan pendarahan.
Perdarahan dapat terjadi pada vagina, rektum (bagian belakang), atau mungkin
mengeluarkan darah ketika buang air kecil.
5. Fistula
Fistula merupakan komplikasi yang jarang terjadi namun menyedihkan yang
terjadi di sekitar 1 dalam 50 kasus kanker serviks stadium lanjut.
Fistula adalah saluran abnormal yang berkembang antara dua bagian tubuh.
Dalam kebanyakan kasus yang melibatkan kanker serviks, fistula berkembang
antara kandung kemih dan vagina. Dan kadang-kadang fistula berkembang
antara vagina dan dubur.
6. Keputihan
Komplikasi lain jarang tapi menyedihkan dari kanker serviks stadium lanjut
adalah cairan berbau tidak menyenangkan dari vagina.
Defenisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan tumur ganas yang berasal dari sel-sel epitel skuamosa
yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan biasanya menimbulkan metastase.
Etiologi dan faktor predisposisi
Penyebab Karsinoma sel skuamosa yang pasti belum diketahui. Penyebabnya diduga
berhubungan dengan bahan karsinogen dan faktor predisposisi.4 Insiden kanker mulut
berhubungan dengan umur yang dapat mencerminkan waktu penumpukan, perubahan genetik
dan lamanya terpapar inisiator dan promotor ( seperti: bahan kimia, iritasi fisik, virus,
dan pengaruh hormonal ), aging selular dan menurunnya imunologik akibat aging. Faktor
predisposisi yang dapat memicu berkembangnya kanker mulut antara lain adalah tembakau,
menyirih, alkohol, dan faktor pendukung lain seperti penyakit kronis, faktor gigi dan mulut,
defisiensi nutrisi, jamur, virus, serta faktor lingkungan.
Patogenesis
Patogenesis molekuler KSS mencerminkan akumulasi perubahan genetik yang terjadi selama
periode bertahun-tahun. Perubahan ini terjadi pada gen-gen yang mengkodekan protein yang
mengendalikan siklus sel, keselamatan sel, motilitas sel dan angiogenesis. Setiap mutasi
genetik memberikan keuntungan pertumbuhan yang selektif, membiarkan perluasan klonal
sel-sel mutan dengan peningkatan potensi malignansi. Karsinogenesis merupakan suatu
proses genetik yang menuju pada perubahan morfologi dan tingkah laku seluler. Gen-gen
utama yang terlibat pada KSS meliputi proto-onkogen dan gen supresor tumor (tumor
suppresor genes/TSGs). Faktor lain yang memainkan peranan pada perkembangan penyakit
meliputi kehilangan alel pada rasio lain kromosom, mutasi pada proto-onkogen dan TSG,
atau perubahan epigenetik seperti metilasi atau histonin diasetilasi DNA. Faktor pertumbuhan
sitokin, angiogenesis, molekul adesi sel, fungsi imun dan regulasi homeostatik pada sel-sel
normal yang mengelilingi juga memainkan peranan.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis karsinoma sel skuamosa pada stadium awal sering tidak menunjukkan gejala
yang jelas. Tidak ada keluhan dan tidak sakit. Umumnya berupa leukoplakia, eritroplakia
ataupun erosi dan pada stadium lanjut dapat berbentuk eksofitik yang berupa papula dan
nodul, ataupun endofitik yang dapat berupa ulser, erosi, fisur.
Gambaran klinis kanker rongga mulut pada berbagai lokasi rongga mulut mungkin memiliki
beberapa perbedaan. Untuk lebih jelas, gambaran klinis akan dibahas secara terpisah menurut
lokasinya.
Kanker pada mukosa bukal pada dasarnya tidak menimbulkan keluhan pada tahap awal.
Lama timbulnya keluhan rata-rata adalah sekitar 9 bulan. Kanker pada mukosa bukal
biasanya timbul sebagai massa yang menonjol, kecil serta berulserasi yang paling sering
berhubungan dengan leukoplakia ataupun eritroplakia. Bila tumor bertambah besar, tumor
akan mudah terkena trauma selama pengunyahan, sehingga menjadi berulserasi. Infeksi dapat
menimbulkan pembengkakan pipi dan menimbulkan rasa sakit.
Gejala yang dialami penderita karsinoma lidah tergantung pada letak kanker tersebut. Bila
terletak pada bagian 2/3 anterior lidah, keluhan utamanya adalah timbulnya suatu massa yang
seringkali terasa tidak sakit (disfagia). Bila timbul pada 1/3 posterior, kanker tersebut selalu
tidak diketahui oleh penderita dan rasa sakit yang dialami biasanya dihubungkan dengan rasa
sakit tenggorokan
Pada sebagian besar penelitian, kanker pada bibir umumnya lebih sering menyerang bibir
bawah. Lebih kurang 2/3 karsinoma bibir terdiri dari karsinoma sel skuamosa diferensiasi
baik, selebihnya merupakan karsinoma diferensiasi sedangdan karsinoma tanpa diferensiasi.
Pada umumnya pertumbuhan karsinoma pada bibir relatife lambat.
Pada awal pertumbuhan yang paling umum adalah ulser. Kanker pada bibir mempunyai
gambaran klinis yang bervariasi dari kanker eksofitik yang besar diatas proses ulserasi yang
dalam sampai pembengkakan ringan dari tepi vermilion, atau lesi berkerak yang tidak
mencurigakan.
Secara klinis, kanker pada dasar lidah terdapat lesi ulserasi dengan tepi yang menonjol dan
indurasi yang terletak didekat frenulum lingual. Dasar ulser menunjukan permukaan granular
dan adanya eritroplakia sebesar 97%.3 Pada umumnya kanker pada dasar lidah disebabkan
iritasi kronik dari alkohol dan rokok.
Kanker pada gingiva dimulai sebagai ulserasi, sering berhubungan dengan leukoplakia.
Adanya kanker pada gingiva dapat menembus jauh kedalam, cukup cepat menyerang tulang
dibawahnya atau bertumbuh keluar secara eksopitik.
Pembengkakan, sakit, dan ulserasi adalah gejala yang paling umum pada penderita kanker
palatum. Kanker pada palatum umumnya menyerang masyarakat yang mempunyai
kebiasaan menghisap rokok secara terbalik, karsinoma palatum berbentuk ulser dilateral garis
tengah daerah glandular palatum keras.