Anda di halaman 1dari 7

1. Apa penyebab dan mekanisme perdarahan post coital selama 1 bulan?

Penyebabnya kanker serviks akibat HPV.


Pada polip serviks : lesi ini berasal dari peradangan meskipun lesi membentuk tumor yang
mungkin menonjol sebagai masa polipoid. Timbul peradangan kronik fapat menyebabkan
metaplasia sel gepeng pembungkus dan ulserasi. Lesi ini dapat berdarah.
Pada keganasan serviks : pada sel-sel neoplasma dimana mitosis tinggi sehingga akan
terbentuk banyak sel-sel muda. Sel-sel muda ini mengalami gangguan dalam maturasi
sehingga rapuh dan mudah mengalami ulserasi yang dapat menyebabkan perdarahan.

2. Apa hubungan riwayat kakaknya meninggal 2 tahun yang lalu akibat kanker payudara
dengan keluhan?
Riwayat menderita kanker menaikan faktor resiko kepada Ny. Tari untuk menderita kanker.

3. Interpretasi dan mekanisme abnormal pada pemeriksaan lab?


Kasus Normal Interpretasi Mekanisme abnormal
Hb 8,3 g/dL 12-16 g/dL Anemia Akibat dari perdarahan yang
terjadi.
WBC 12.000/mm3 5.000-10.000/mm3 Leukositosis Menandakan infeksi virus
HPV.
Trombosit 770.000/mm3 150.000- trombositosis Menandakan infeksi virus
450.000/mm3 HPV.
ESR 30 mm/jam <20 mm/jam meningkat Menandakan infeksi virus
HPV.

4. Apa saja klasifikasi?


Gambar 1. Staging menurut FIGO

Klasifikasi histologik kanker serviks ada beberapa, di antaranya :


1. Skuamous carcinoma
• Keratinizing
• Large cell non keratinizing
• Small cell non keratinizing
• Verrucous
2. Adeno carcinoma
• Endocervical
• Endometroid (adenocanthoma)
• Clear cell - paramesonephric
• Clear cell - mesonephric
• Serous
• Intestinal
3. Mixed carcinoma
• Adenosquamous
• Mucoepidermoid
• Glossy cell
• Adenoid cystic
4. Undifferentiated carcinoma
5. Carcinoma tumor
6. Malignant melanoma
7. Maliganant non-epithelial tumors
• Sarcoma : mixed mullerian, leiomysarcoma, rhabdomyosarcoma
• Lymphoma

5. Apa saja tata laksana awal dan edukasi?


Gambar 2. Tata laksana

6. Apa saja komplikasi?


Komplikasi dari kanker serviks dapat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Sebagai efek samping pengobatan
b. Akibat dari kanker serviks stadium lanjut
Di bawah ini akan diuraikan dari masing masing efek samping tersebut :
Efek Samping Pengobatan
1. Menopause Dini
Jika ovarium mengalami pembedahan, atau jika rusak selama pengobatan
dengan radioterapi, maka akan memicu menopause dini. Kebanyakan wanita
mengalami menopause di awal usia lima puluhan.
Menopause terjadi ketika ovarium berhenti memproduksi hormon, estrogen
dan progesteron. Hal ini bisa diatasi dengan memberikan obat yang
merangsang produksi estrogen dan progesteron. Perawatan ini dikenal sebagai
terapi penggantian hormon (HRT).
2. Penyempitan vagina
Radioterapi untuk mengobati kanker serviks sering dapat menyebabkan vagina
menjadi lebih sempit. Hal ini dapat membuat hubungan seks menyakitkan atau
sulit. Ada dua pilihan pengobatan utama jika pasien mengalami vagina
menyempit. Yang pertama adalah untuk mengoleskan krim hormon ke vagina
pasien. Ini dapat meningkatkan kelembaban di dalam vagina pasien dan
membuat hubungan seks lebih mudah. Yang kedua adalah untuk
menggunakan dilator vagina, yang merupakan perangkat berbentuk tampon
yang terbuat dari plastik. Pasien memasukkannya ke dalam vagina dan
dirancang untuk membantu membuat vagina lebih kenyal. Pasien biasanya
dianjurkan untuk memasukkan dilator selama lima sampai 10 menit pada
waktu siang hari secara teratur selama enam sampai 12 bulan.
3. Limfedema
Jika kelenjar getah bening di panggul diangkat/dioperasi, kadang-kadang
dapat mengganggu kerja normal dari sistem limfatik. Salah satu fungsi dari
sistem limfatik adalah untuk membuang cairan yang berlebihan dari jaringan
tubuh. Kehilangan kelenjar getah bening menyebabkan penumpukan cairan
dalam jaringan. Hal ini dapat menyebabkan bagian-bagian tubuh tertentu
menjadi bengkak, biasanya pada lengan dan kaki.
4. Dampak Emosional
Dampak emosional hidup dengan kanker serviks dapat meningkat signifikan.
Banyak orang melaporkan mengalami efek roller-coaster. Akibat dari kanker
servik stadium lanjut.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada kasus kanker serviks stadium lanjut,
antara lain :
1. Nyeri
Jika kanker menyebar ke ujung saraf, tulang atau otot sering dapat
menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa. Namun, sejumlah obat-obatan
penghilang rasa sakit yang efektif biasanya dapat digunakan.
2. Gagal ginjal
Ginjal menghilangkan bahan limbah dari darah. Limbah dibuang keluar dari
tubuh dalam urin melalui tabung yang disebut ureter. Dalam beberapa kasus
kanker serviks stadium lanjut, tumor kanker (pertumbuhan jaringan abnormal)
dapat menekan ureter, menghalangi aliran urin keluar dari ginjal. Sehingga
urin tertampung dalam ginjal dikenal sebagai hidronefrosis dan dapat
menyebabkan ginjal menjadi bengkak dan rusak.
3. Bekuan darah
Kanker serviks, seperti kanker lainnya, dapat membuat darah ‘lebih lengket’
dan membuatnya lebih rentan terhadap penyumbatan. Istirahat di tempat tidur
setelah operasi dan kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko mengalami
penggumpalan darah sehingga menyumbat aliran darah. Biasanya terjadi pada
ektermitas bawah.
4. Pendarahan
Jika kanker menyebar ke usus vagina atau kandung kemih, dapat
menyebabkan kerusakan yang signifikan, mengakibatkan pendarahan.
Perdarahan dapat terjadi pada vagina, rektum (bagian belakang), atau mungkin
mengeluarkan darah ketika buang air kecil.
5. Fistula
Fistula merupakan komplikasi yang jarang terjadi namun menyedihkan yang
terjadi di sekitar 1 dalam 50 kasus kanker serviks stadium lanjut.
Fistula adalah saluran abnormal yang berkembang antara dua bagian tubuh.
Dalam kebanyakan kasus yang melibatkan kanker serviks, fistula berkembang
antara kandung kemih dan vagina. Dan kadang-kadang fistula berkembang
antara vagina dan dubur.
6. Keputihan
Komplikasi lain jarang tapi menyedihkan dari kanker serviks stadium lanjut
adalah cairan berbau tidak menyenangkan dari vagina.

Kanker sel squamous

Defenisi

Karsinoma sel skuamosa merupakan tumur ganas yang berasal dari sel-sel epitel skuamosa
yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan biasanya menimbulkan metastase.
Etiologi dan faktor predisposisi

Penyebab Karsinoma sel skuamosa yang pasti belum diketahui. Penyebabnya diduga
berhubungan dengan bahan karsinogen dan faktor predisposisi.4 Insiden kanker mulut
berhubungan dengan umur yang dapat mencerminkan waktu penumpukan, perubahan genetik
dan lamanya terpapar inisiator dan promotor ( seperti: bahan kimia, iritasi fisik, virus,
dan pengaruh hormonal ), aging selular dan menurunnya imunologik akibat aging. Faktor
predisposisi yang dapat memicu berkembangnya kanker mulut antara lain adalah tembakau,
menyirih, alkohol, dan faktor pendukung lain seperti penyakit kronis, faktor gigi dan mulut,
defisiensi nutrisi, jamur, virus, serta faktor lingkungan.

Patogenesis

Patogenesis molekuler KSS mencerminkan akumulasi perubahan genetik yang terjadi selama
periode bertahun-tahun. Perubahan ini terjadi pada gen-gen yang mengkodekan protein yang
mengendalikan siklus sel, keselamatan sel, motilitas sel dan angiogenesis. Setiap mutasi
genetik memberikan keuntungan pertumbuhan yang selektif, membiarkan perluasan klonal
sel-sel mutan dengan peningkatan potensi malignansi. Karsinogenesis merupakan suatu
proses genetik yang menuju pada perubahan morfologi dan tingkah laku seluler. Gen-gen
utama yang terlibat pada KSS meliputi proto-onkogen dan gen supresor tumor (tumor
suppresor genes/TSGs). Faktor lain yang memainkan peranan pada perkembangan penyakit
meliputi kehilangan alel pada rasio lain kromosom, mutasi pada proto-onkogen dan TSG,
atau perubahan epigenetik seperti metilasi atau histonin diasetilasi DNA. Faktor pertumbuhan
sitokin, angiogenesis, molekul adesi sel, fungsi imun dan regulasi homeostatik pada sel-sel
normal yang mengelilingi juga memainkan peranan.

Gambaran Klinis

Gambaran klinis karsinoma sel skuamosa pada stadium awal sering tidak menunjukkan gejala
yang jelas. Tidak ada keluhan dan tidak sakit. Umumnya berupa leukoplakia, eritroplakia
ataupun erosi dan pada stadium lanjut dapat berbentuk eksofitik yang berupa papula dan
nodul, ataupun endofitik yang dapat berupa ulser, erosi, fisur.

Gambaran klinis kanker rongga mulut pada berbagai lokasi rongga mulut mungkin memiliki
beberapa perbedaan. Untuk lebih jelas, gambaran klinis akan dibahas secara terpisah menurut
lokasinya.

Kanker pada mukosa bukal pada dasarnya tidak menimbulkan keluhan pada tahap awal.
Lama timbulnya keluhan rata-rata adalah sekitar 9 bulan. Kanker pada mukosa bukal
biasanya timbul sebagai massa yang menonjol, kecil serta berulserasi yang paling sering
berhubungan dengan leukoplakia ataupun eritroplakia. Bila tumor bertambah besar, tumor
akan mudah terkena trauma selama pengunyahan, sehingga menjadi berulserasi. Infeksi dapat
menimbulkan pembengkakan pipi dan menimbulkan rasa sakit.
Gejala yang dialami penderita karsinoma lidah tergantung pada letak kanker tersebut. Bila
terletak pada bagian 2/3 anterior lidah, keluhan utamanya adalah timbulnya suatu massa yang
seringkali terasa tidak sakit (disfagia). Bila timbul pada 1/3 posterior, kanker tersebut selalu
tidak diketahui oleh penderita dan rasa sakit yang dialami biasanya dihubungkan dengan rasa
sakit tenggorokan

Pada sebagian besar penelitian, kanker pada bibir umumnya lebih sering menyerang bibir
bawah. Lebih kurang 2/3 karsinoma bibir terdiri dari karsinoma sel skuamosa diferensiasi
baik, selebihnya merupakan karsinoma diferensiasi sedangdan karsinoma tanpa diferensiasi.
Pada umumnya pertumbuhan karsinoma pada bibir relatife lambat.

Pada awal pertumbuhan yang paling umum adalah ulser. Kanker pada bibir mempunyai
gambaran klinis yang bervariasi dari kanker eksofitik yang besar diatas proses ulserasi yang
dalam sampai pembengkakan ringan dari tepi vermilion, atau lesi berkerak yang tidak
mencurigakan.

Secara klinis, kanker pada dasar lidah terdapat lesi ulserasi dengan tepi yang menonjol dan
indurasi yang terletak didekat frenulum lingual. Dasar ulser menunjukan permukaan granular
dan adanya eritroplakia sebesar 97%.3 Pada umumnya kanker pada dasar lidah disebabkan
iritasi kronik dari alkohol dan rokok.

Kanker pada gingiva dimulai sebagai ulserasi, sering berhubungan dengan leukoplakia.
Adanya kanker pada gingiva dapat menembus jauh kedalam, cukup cepat menyerang tulang
dibawahnya atau bertumbuh keluar secara eksopitik.

Pembengkakan, sakit, dan ulserasi adalah gejala yang paling umum pada penderita kanker
palatum. Kanker pada palatum umumnya menyerang masyarakat yang mempunyai
kebiasaan menghisap rokok secara terbalik, karsinoma palatum berbentuk ulser dilateral garis
tengah daerah glandular palatum keras.

Anda mungkin juga menyukai