Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele

penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem

ataupun komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di

antaranya adalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia,

gangguan berbagai organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat

menyebabkan kematian. Dengan demikian menjadi penting bagi perawat untuk

mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative yang ditibulkan, serta

upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya (Widoyono, 2005).

Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,

sebenarnya masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada

kasus ini difokuskan pada kasus diare, sehingga tindakan keperawatan lebih banyak

diarahkan pada rehidrasi pasien, dan ternyata banyak sekali yang harus

dipertimbangkan dan diperhatikan (Ummu, Latifah. 2010).

B. Rumusan

Adapun rumusan masalah yang penulis gunakan meliputi :

1. Apa itu diare ?

2. Apa etiologi diare ?

3. Apa patofisiologi diare ?


4. Apa manifestasi klinik diare ?

5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik diare ?

6. Bagaimana cara pencegahannya diare ?

7. Bagaimana penatalaksanaan diare ?

C. Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan di atas penulisan makalah ini bertujuan

untuk :

1. Mengetahui pengertian diare.

2. Mengetahui etiologi diare.

3. Mengetahui patofisiologi diare.

4. Mengetahui manifestasi klinik diare.

5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik diare.

6. Mengetahui cara pencegahannya diare.

7. Mengetahui penatalaksanaan diare.

D. Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini diantaranya yaitu :

1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian diare.

2. Memberikan pengetahuan tentang etiologi diare.

3. Memberikan pengetahuan tentang patofisiologi diare.

4. Memberikan pengetahuan tentang manifestasi klinik diare.

5. Memberikan pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik diare.


6. Memberikan pengetahuan tentang cara pencegahannya diare.

7. Memberikan pengetahuan tentang penatalaksanaan diare.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diare

Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam

kepadatan dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per hari

(Ramaiah, 2007:13).

Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini

sangat senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk

mencegah terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis.

Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26).

Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah

kehilanangn cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuiensi

satu kali atau lebih buang air bentuk tinja encer atau cair.

Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan

dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi

karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Enteritis adalah infeksi yang disebabkan virus maupun bakteri pada traktus

intestinal (misalnya kholera, disentri amuba). Diare psikogenik adalah diare yang

menyertai masa ketegangan saraf / stress.

Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan

konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja.

Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka
waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang

biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses

padat atau keras (Rizky, Kurniadi. 2009)

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal

yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau

tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada

lambung atau usus (Eoman. 2011).

B. Etiologi Diare

Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan

menjadi enam golongan:

1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.

2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.

3. Alergi.

4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.

5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.

6. Penyebab lain.

Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes

yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan

keracunan. Setelah melalui pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya

berasal dari makanan atau minuman yang tercemar virus. Konkretnya, kasus diare

berkaitan dengan masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari musim kemarau
ke musim penghujan yang menimbulkan banjir, kurangnya sarana air bersih, dan

kondisi lingkungan yang kurang bersih menyebabkan meningkatnya kasus diare.

Fakta yang ada menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal di kawasan

kurang bersih dan tidak sehat (Ramaiah, safitri, 2007).

Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air

sungai yang jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar.

Jelas airnya tak bisa digunakan. Jangan heran kalau kemudian penderita diare

sangat banyak karena menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman maupun

zat kimia yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa menyebabkan seseorang

mengalami diare. Misalnya, mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak

bersih, sudah tercemar, dan mengandung bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh

ternyata lemah, alhasil terjadilah diare (Ummu, Latifah. 2010).

Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.

Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab

diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan

baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.

Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan

oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus oleh agen penyebab

(Widjaja. 2007) :

1. Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, kandida

2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi pada

anak-anak)

3. Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein


4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran

yang dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan

5. Faktor psikologis : rasa takut, cemas

C. Patofisiologi

Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara

langsung, seperti:

1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari

oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.

2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering

memasukkan tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat

bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.

3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan

air yang benar.

4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,

Adenovirus enteris, VirusNorwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,

Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,

Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi

pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel,

atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan

bising usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen
iritasi atau agen infeksi. Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di

dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare

dan absorpsi air serta elektrolit terganggu. Sebagai homeostasis tubuh, sebagai

akibat dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya untuk segera

mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus dan HCO3 yang

berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan

hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan

air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan

gizi, dan gangguan sirkulasi darah (Bernardo, Simatupang. 2011).

Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh

berbagaikemungkinan faktor diantaranya (Rizky, Kurniadi. 2009) :

1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)yang

masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus

dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerahpermukaan usus.

Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yangakhirnya mengakibatkan

gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan

adanya toksin bakteri akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus

halus, sel di dalam mukosa intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan

dan elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa

intestinalsehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan

kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.

2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsiyang

mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadipergeseran air dan


eletrolit ke ronga usus yang dapat meningkatkan isirongga usus sehingga

terjadilah Gastroenteritis.

3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap

dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yangmengakibatkan

penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yangkemudian menyebabkan

Gastroenteritis.

4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristalticusus

yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat

mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis, 2006).

D. Manifestasi Klinik

1. Bising usus meningkat, sakit perut atau mules

2. Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)

3. Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma

4. Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)

5. Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri

amuba)

6. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

7. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit

menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering

8. Kram abdominal

9. Demam

10. Mual dan muntah


11. Anoreksia

12. Lemah

13. Pucat

14. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat

15. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,

tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari

diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat

dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi

berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan

merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak

lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala

ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan

asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang

pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam

(pernapasan Kussmaul)

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa

renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah

menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan

kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat

timbul aritmia jantung.


Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai

timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit

nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

2. Kultur tinja

3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa

4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

F. Pencegahan

Penyakit diare dapat dicegah melalui ( Widoyono, 2005: 151 )

1. Menggunakan air bersih

Tanda-tanda air bersih :

 Tidak berwarna

 Tidak berbau

 Tidak berasa

2. Memasak air sampai mendidih sebolum diminum untuk mematikan sebagian

besar kuman penyakit.

3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.

Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan

yang bersih dan sehat.

1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.


2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.

3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di

lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak

berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.

4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.

5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.

6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat.

Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah

7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti

air bersih dan jamban/WC yang memadai.

8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak

antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air

sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga

bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak,

mandi, dan sebagainya.

G. Penatalaksanaan

Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam

mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau

oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini

segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri

di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan

setelah gejala dehidrasi nampak.


Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit

secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau

dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian

masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai

alasan, mulai dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah

masuk rumah sakit, dan lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan

respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat

penurunan kondisi pasien kearah yang fatal (Suryadi, dkk. 2006).

Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS.

Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab

diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).

Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia

lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya

antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.

Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan

antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan

untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan

suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut

kalau kondisi sudah membaik.

Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Banyak minum

2) Rehidrasi perinfus

3) Antibiotika yang sesuai


4) Diit tinggi protein dan rendah residu

5) Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen

6) Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain)

7) Transfusi bila terjadi perdarahan

8) Pembedahan bila terjadi perforasi

9) Observasi keseimbangan cairan

10) Cegah komplikasi


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah

atau lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi

kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.

Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus

besar, maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya

adalah adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru

kebutuhan dan nausea.

Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan,

diantaranya :

a. Banyak minum (oralit)

b. Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)

c. Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)

d. Diit tinggi protein dan rendah residu

e. Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen

f. Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal

carboadsorben

g. Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit

h. Cegah komplikasi
B. Saran

1. Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.

2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak

terserang penyakit.

3. Masaklah air minum sampai mendidih.

4. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.

5. Buang Air Besar(BAB) dan Buang Air Kecil(BAK) di kakus(WC).


DAFTAR PUSTAKA

Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta: Bhuana

Ilmu Popular.

Suryadi, dkk. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:percetakan penebar

swadaya.

Widjaja. 2007. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan

Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

Widoyono, 2005. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, da

n Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.

Ummu, Latifah. 2010. Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September 2012

di http://belajarsukes.blogspot.com

Eoman. 2011. Makalah Diare Keperawatan. Diakses tanggal 30 September 2012

di http://eonman95.blogspot.com

Midwery. 2009. Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di http://midwifery-

materials.blogspot.com

Rizky, Kurniadi. 2009. Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare.

Diakses tanggal 30 September 2012

di http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com

Bernardo, Simatupang. 2011. Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September 2012

di http://bernardosimatupang.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai