Bab1 Terbentuknya Ilmu Pemerintahan
Bab1 Terbentuknya Ilmu Pemerintahan
PENDAHULUAN
Sejarah terbentuknya peerintaha indonesia
Rapat pertama PPKI untuk mengesahkan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945
dilaksanakan di Pejambon Jakarta. Sebelumnya, Soekarno dan Hatta meminta Ki Bagus
Hadikusumo, K.H.Wachid Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr.Teuku Mohammad
Hassan untuk mengkaji rancangan pembukaan UUD. Hal ini sebagaimana tercantum dalam
Piagam Jakarta yang dianut oleh BPUPKI pada 22 Juni 1945, khususnya berkaitan dengan
kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-
pemeluknya”.
Hal ini perlu dikaji karena pemeluk agama lain merasa keberatan jika kalimat itu
dimasukkan dalam UUD. Akhirnya, setelah dilakukan pembicaraan yang dipimpin oleh
Hatta, dicapai kata sepakat bahwa kalimat tersebut dihilangkan untuk menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa. Rapat pleno dimulai pada pukul 11.30 di bawah pimpinan Soekarno dan
Hatta. Dalam membicarakan UUD ini, rapat berlangsung lancar.
Rapat berhasil menyepakati bersama rancangan Pembukaan dan UUD Negara
Republik Indonesia. Rancangan yang dimaksud adalah Piagam Jakarta yang dibuat oleh
BPUPKI dengan sedikit perubahan disahkan menjadi UUD. Isi dari UUD meliputi
Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Ayat
Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian, Indonesia memiliki
landasan hukum yang kuat dalam hidup bernegara dengan menentukan arahnya sendiri.
Pada hari yang sama, dalam rapat untuk memilih presiden dan wakil presiden, tampil
Otto Iskandardinata yang mengusulkan agar pemilihan dilakukan secara mufakat. Ia sendiri
mengajukan Soekarno dan Hatta masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden.
Tentunya hal ini sesuai dengan UUD yang baru disahkan.
Dalam musyawarah untuk mufakat, secara aklamasi peserta sidang menyetujui dan
menetapkan Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama Republik
Indonesia, diiringi dengan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.
Rapat PPKI pada 19 Agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi
delapan provinsi di seluruh bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan provinsi tersebut adalah
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Borneo (Kalimantan), Maluku, Sulawesi, Sunda Kecil
(Nusa Tenggara), Sumatra, dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.
4. Pembentukan Kementerian
Setelah rapat menetapkan wilayah, Panitia Kecil yang dipimpin oleh Mr. Ahmad
Soebardjo menyampaikan laporannya. Panitia Kecil mengajukan tiga belas kementerian.
Sidang kemudian membahas usulan tersebut dan menetapkan perihal kementerian.
Selanjutnya, rapat memutuskan adanya dua belas departemen dan satu kementerian negara.
1. Menteri Luar Negeri Mr. Achmad Soebardjo
2. Menteri Dalam Negeri R.A.A. Wiranatakoesoema
Wakil Menteri Dalam Negeri Mr. Harmani
3. Menteri Keamanan Rakyat Soeljadikoesoemo
4. Menteri Kehakiman Prof. Dr. Soepomo
5. Menteri Penerangan Amir Sjarifuddin
Wakil Menteri Penerangan Ali Sastroamidjojo
6. Menteri Keuangan Dr. Samsi Sastrawidagda
7. Menteri Kemakmuran Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo
8. Menteri Pekerjaan Umum Abikoesno Tjokrosoejoso
9. Menteri Perhubungan Abikoesno Tjokrosoejoso
10. Menteri Sosial Iwa Koesoemasoemantri
11. Menteri Pengajaran Ki Hadjar Dewantara
12. Menteri Kesehatan Dr. Boentaran Martoatmodjo
Menteri Negara :
Mohammad Amir
Wahid Hasjim
Mr. Sartono
A. A. Maramis
Otto Iskandardinata
Read more: Sejarah Pembentukan Pemerintahan Republik Indonesia | Materi SMA Online
http://www.materisma.com/2014/02/sejarah-pembentukan-
pemerintahan.html#ixzz4x2kaeA8m