Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami perkembangan
yang cukup lama, setiap manusia mengenal kebudayaan dan peradaban, masyarakat manusia
sebagai proses pergaulan hidup yang telah menarik perhatian. Pemikiran terhadap masyarakat
lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu ilmu pengetahuan yang kemudian dinamakan
sosiologi, pertama kali terjadi di Eropa. Pada abad 19 Auguste Comte menulis beberapa buah
buku yang berisikan pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia
beranggapan saatnya telah tiba bahwa sumua penelitian terhadap permasalahan
kemasyarakatan dan gejala-gejala masyarakat memasuki tahap akhir, yaitu tahap ilmiah.
Sosiologi (1839), berasal dari kata latin socius yang berarti “kawan” dan logos yang berarti
“kata” atau “berbicara”. Jadi sosiologi berarti “berbicara mengenai masyarakat”. Bagi Comte
sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil
perkembangan ilmu pengetahuan dan sosiologi harus di bentuk berdasarkan pengamatan
terhadap masyarakat bukan merupakan spekulasi.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol)
dengan krisis setiap orang lain yang mengetahuinya. Unsur- unsur (element) yang merupakan
bagian- bagian yang tergabung dalam suatu kebulatan adalah :
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Tersusun secara sistematis
3. Menggunakan pemikiran
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (objektif).
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions) dan
penerangan- penerangan yang keliru (misinformations). Ilmu pengetahuan dapat di bedakan
menurut sifat dan objeknya.
1. Ilmu matematika
2. Ilmu pengetahuan alam
3. Ilmu tentang perilaku
4. Ilmu pengetahuan kerohanian
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sosiologi bersifat empiris, ilmu pengetahuan itu didasarkan pada observasi terhadap
kenyataan dan akal sehat serta hasinya tidak bersifat spekulatif.
2. Sosiologi bersifat teoritis, ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha menyusun
abstraksi dari hasil observasi dan menyusunnya menjadi sebuah teori.
3. Sosiologi bersifat komulatif, teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah
ada dalam arti diperbaiki, memperluas dan memperhalus teori yang lama.
4. Sosiologi bersifat non etis, yang mempersoalkan fakta tertentu untuk tujuan
menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
1. Pitirim Sorokin,
Sosiologi ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala-gejala social, gejala social dengan gejala nonsosial,
cirri-ciri umum semua gejala social.
2. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar
manusia dalam antar kelompok-kelompok.
3. William F Ogburn dan Meyer F Nimkoff Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah
terhadap interaksi social dan hasilnya yaitu organisasi social
4. A.A van Doorn dan C.J Lammers Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5. Selo Soemardjan dan Soelaeman Sumardi Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
stuktur social dan proses-proses social, termasuk perubahan social.
Obyek Sosiologi
Obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia, dan
proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.Masyarakat mencakup
beberapa unsur, sebagai berikut:
Sosiologi mempunyai cara kerja atau metode yang juga dipergunakan oleh ilmu-
ilmu pengetahuan lainnya. Metode-metode yang digunakan dalam sosiologi sebagai berikut:
1. Metode Kualitatif, mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-
angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak.
2. Metode Historis, menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa
silamuntuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
3. Metode Komparatif, mementingkan perbandingan antara bermacam-
macammasyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh perbedaan
dan persamaan serta sebabnya.
4. Metode Studi Kasus, bertujuan untuk mampelajari sedalam-dalamnya salah
satugejala nyata kehidupan masyaraka
5. Metode Kuantitatif, mengutamakaan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka,
sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan ilmu pasti atau
matematik.Metode-metode sosiologi tersebut bersifat saling melengkapi dan para ahli
sosiologisering menggunakan lebib dari satu metode untuk menyelidiki obyeknya
Teori : Merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih dimana fakta adalah sesuatu yang
dapat diamati dan diuji secara empiris
Perhatian masyarakat sebelum Augusto Comte
1. Plato : menelaah masyarakat secara sistematis dengan merumuskan teori organis tentang
masyarakat yang mencakup kehidupan bidang ekonomi dan sosial
2. Aristoteles : Melakukan analisis terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat
3. Ibnu Khaldun : Mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian
sosial dan peristiwa dalam sejarah.