Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Persaudaraan Sesama Muslim


Secara Bahasa Ukhuwah Islamiyah berarti Persaudaraan Islam. Adapun secara istilah
ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada hamba-
Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan,
kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Dengan berukhuwah akan timbul
sikap saling menolong,saling pengertian dan tidak menzhalimi harta maupun kehormatan orang
lain yang semua itu muncul karena Allaah semata.

Pengertian menurut Hadits Berikut hadits yang menjelaskan tentang persaudaraan


sesama muslim:
1. Hadits tata cara bersaudara
Dari Abu Hurairah rodhiallohuanhu berkata, Rasulullah sholallahualaihi wa sallam
bersabda, “Janganlah kalian saling dengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci,
jangan saling membelakangi, dan jangan kalian membeli suatu barang yang (akan) dibeli orang.
Jadilah kamu sekalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara
bagi muslim yang lainnya, tidak layak untuk saling menzhalimi, berbohong kepadanya dan acuh
kepadanya. Taqwa itu ada disini (beliau sambil menunjuk dadanya 3 kali). Cukuplah seseorang
dikatakan jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Haram bagi seorang muslim dari
muslim yang lainnya, darahnya, hartanya, dan harga dirinya” (HR. Muslim)1 Keterangan
Hadits:
- Islam menganjurkan secara sungguh-sungguh agar kaum muslimin dan muslimat memelihara
persaudaraan yang kokoh dan kuat diantara mereka.
- Jangan sampai dalam kalangan umat islam sendiri terdapat peperangan, bentrokan bercerai
berai dan bermusuh-musuhan satu sama lain.
- Harus tidak ada rasa membeda-bedakan antara yang kaya dengan yang miskin, yang tua dengan
yang muda, yang berpangkat dengan yang tidak memiliki pangkat, melainkan semua sama,
sama-sama hamba Alloh, sama-sama bernaung di bawah bendera tauhid.
2. Hadits bahwa antar sesama muslim adalah bagaikan sebuah bangunan yang saling berkaitan
erat dan bersusun satu sama lain
Dari Abu Musa r.a, katanya: "Rasulullah SAW bersabda: "Seorang mu'min terhadap
mu'min yang lain itu adalah sebagai bangunan yang sebagiannya mengokohkan kepada bagian
yang lainnya," dan beliau s.a.w. menjalinkan antara jari-jarinya -perumpamaan karena begitu
dekatnya hubungan setiap mu'min, bagai jari yang satu dengan jari lainnya-." (Muttafaq 'alaih)
B. Bentuk Persaudaraan Sesama Muslim
Sesuai pemaknaan ukhuwah menurut Al-Quran dan al-Sunnah, maka ukhuwah dibedakan
menjadi empat bentuk, yaitu:
1. Ukhuwah Fi Al- Ubudiyah
Yaitu seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti memiliki kesamaan(QS. Al-An‟am:
3). Bentuk ukhuwah model ini mirip dengan ukhuwah alamiyah, adalah adanya kesesuaian
manusia dengan alam semesta , mengingat manusia merupakan bagian kecil dari alam makro,
walaupun alam makro sebagai intinya. Konsekuensinya adalah keharusan manusia untuk
melestarikan semua ciptaan Allah SWT.
2. Ukhuwah fi al-Insaniyah
Adalah seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka bersumber dari ayah-ibu
yang satu (QS. al-Hujarat: 12). Model ukhuwah kedua ini cakupnya lebih sempit dari ukhuwah
yang pertama, karena lingkup persaudaraan sebatas manusia dengan manusia yang hidup di
dunia, tampa membedakan apapun. Semuanya adalah saudara tanpa terkecuali.
3. Ukhuwah fi al-Wathaniyah wa al-nasab
Adalah saudara dalam seketurunan dan kebangsaan seperti yang diisyaratkan dalam Al-
Quran. Model ukhuwah ketiga ini juga lebih sempit dari bentuk yang kedua ukhuwah di atas,
karena lingkup persaudaraan hanya meliputi persaudaraan sebangsa dan setanah air. Lebih lanjut
ukhuwah ini tidak mengkosentrasikan pada pemerintahan islam, hanya saja masing-masing
warga negara mempunyai kewenangan untuk berpartisipasi dalam mengembangkan Negara.
Prinsip paling cocok dalam ukhuwah ini adalah berpijak pada “al-tasamuh” (toleransi), yaitu
adanya interaksi timbal balik antarumat beragama, menghargai kebebasan beragama bagi orang
yang tidak sepaham , tidak mengganggu peribadatan serta tetap menjaga ukhuwah wathaniyah-
nya
4. Ukhuwah fi din al-Islam
Adalah persaudaraan antarinteren umat islam. Dilihat dari sifatnya, ukhuwah model ini
ruang lingkupnya lebih sempit dari ketiga ukhuwah diatas, karena hanya mencakup umat islam
saja. Namun jika dilihat dari isinya, maka cakupan Ukhuwah fi din al-Islam lebih luas, karena
tidak dibatasi wilayah Negara bahkan tidak dibatasi alam yang ditempati, apakah masih hidup
atau sudah mati, ke sesamanya saudara dalam seagama, sehingga masing-masing orang muslim
mempunyai kewajiban terhadap muslim lainnya. Misalnya megucapkan salam, megurus dan
mengantarkan jenazah dan lainnya.
Keempat bentuk ukhuwa di atas esensial mempunyai kesamaan, yaitu adanya anjuran untuk
hidup rukun, saling menghormati, saling membantu , kerja sama, tenggang rasa, solidaritas,
social, dengan mendudukkan pada posisinya masing-masing sesuai dengan cirri khas bentuk
ukhuwah yang dilakukan. Keempat bentuk ukhuwah di atas pada hakikatnya merupakan
pengejawantahan dari prinsip tauhid yang harus ditegakkan dalam hidup dan kehidupan sehari-
hari.
C. Kewajiban dan Larangan Dalama Persaudaraan Muslim
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata Rasulullah saw. Bersabda: “hak seorang muslim
terhadap sesama muslim itu ada enam: jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam,
jika ia mengundangmu maka penuhilah undangnnya, jika ia meminta nasihat kepadamu maka
berilah ia nasihat, jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah dengan
membaca yaarhamukallah, jika ia sakit maka jenguklah, dan jika ia meninggal dunia maka
iringkanlah (jenazahnya).” ( HR Muslim) Kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya
ada 6 yaitu :
1. Menjawab salam
Mengucapkan salam ketika bertemu dengan muslim lainnya, dan perintah mengawali
salam itu wajib. Menurut Imam ibnu Abdul Bari mengawali salam itu sunah dan menjawab
salam hukumnya wajib. Menebarkan salam kepada orang yang dikenal atau tidak, akan
menumbuhkan rasa cinta atau sayang sesama muslim. Kata ‫ سالم ال‬itu merupakan bagian dari
asma Allah, ketika kita mengucapkan ‫ سالم ال كن ي ل ع‬itu berarti semoga engkau dalam
bimbingan Allah. Ketika seorang musalim mendapatkan salam, wajib untuk
menjawabnya tetapi ketika musalim bersama muslim lainnya wajib kifayah untuk menjawab
salam.
2. Ketika diundang wajib datang atau memenuhinya.
Memenuhi undangan itu wajib pada setiap undangan, namun ulama merinci atau
menkhususkan pada undangan walimah dan sejenisnya saja. Apabila ada dua undangan dalam
waktu yang sama, undangan yang pertama diterima wajib untuk dipenuhi sedangkan yang kedua
sunah untuk dipenuhi.
3. Memberi nasehat ketika diminta.
Dari dhahirnya, memberi nasehat itu wajib ketika diminta untuk menasehati saja.
Diperbolehkan memberi nasihat selama masih dalam batas amar ma‟ruf nahi mungkar dan
nasihat itu tidak boleh menjerumuskan kedalam hal yang negatif.
4. Mendoakan kebagusan untuk orang yang bersin dan memuji kepada Allah.
Etika orang yang bersin adalah menutup hidung dan memelankan suaranya.
5. Menjenguk orang sakit
Hukumnya sunat khususnya saudara atau tetangga, guru-guru, teman. Maka jika seorang
muslim mendengar salah satu dari mereka sakit maka jenguklah untuk mengetahui bagaimana
keadaan dan untuk menghiburnya dan mendoakan kesembuhannya.
6. Ketika ada seorang muslim meninggal hendaknya mengucapkan “innalillahi wa
inna ilaihi roji‟un‟
Ketika ada seorang muslim meninggal hendaknya mengucapkan „innalillahi wa inna
ilaihi roji‟un‟ Dan berkunjung untuk menyatakan berduka cita kepada keluarga yang
ditinggalkan serta mengurangi beban yang ditinggalkan dengan menghiburnya bahwa setiap
musibah pasti ada hikmah.

D. Keutamaan Menjaga Persaudaraan Sesama Muslim


Ukhuwah memiliki banyak sekali keutamaan:
1. Dengan ukhuwah kita bisa merasakan manisnya iman.
2. Dengan ukhuwah kita akan berada di bawah naungan cinta Allah dan dilindungi dibawah
Arsy-Nya.
3. Dengan ukhuwah kita akan menjadi ahli surga di akhirat kelak.
4. Bersaudara karena Allah adalah amal mulia yang akan mendekatkan seorang hamba dengan
Allah.
5. Dengan ukhuwah dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah. Rasulullah Saw bersabda: “Jika
dua orang Muslim bertemu dan kemudian mereka saling berjabat tangan, maka dosa-dosa
mereka hilang dari kedua tangan mereka, bagai berjatuhan dari pohon.” (Hadis yang ditkhrij oleh
Al-Imam Al-Iraqi, sanadnya dha‟if).
E. Faktor-faktor Penunjang Persaudaraan
Faktor penunjang lahirnya ukhuwah adalah persamaan iman (akidah). Persamaan iman
antar mukmin itu menjadikan mereka bersaudara. Di antara mereka terdapat tali Allah
(hablullah) yang mengikat erat. Mereka telah disadarkan agar supaya jangan merusak
persaudaraan itu dengan percerai-beraian karena alasan apapun.Keimanan merupakan unsur
pengikat dalam rangka upaya menumbuhkan dan membina ukhuwah tersebut. Ikatan akidah itu
lebih kuat daripada ikatan darah dan keturunan. Ikatan ini merupakan pondasi yang kokoh bagi
suatu bangunan yang dinamakan Ukhuwah Islamiah. Bagi setiap mukmin, ukhuwah merupakan
suatu konsekuensi logis daripada keimanan mereka. Iman dan ukhuwah merupakan dua hal yang
saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Seorang mukmin seharusnya menyadari sepenuh hati
bahwa muslim lain merupakan saudaranya sendiri.
Adapun mereka berbeda sebagai bangsa, warna kulit, bahasa dan adat istiadat, itu tidak
akan menghilangkan sifatnya sebagai saudara. Persaudaraan Islam didasarkan pada tali agama
dan kesamaan iman serta penyerahan diri kepada Allah Swt. Persatuan umat Islam diikat dengan
semangat tolong menolong saling menghormati persamaan hak dan kewajiban, cinta kasih dan
sebagainya. Ukhuwah Islamiah tidak memandang perbedaan bangsa dan keturunan, warna kulit,
pangkat derajat atau kekayaan.Mereka harus saling menjaga hubungan diantara mereka agar
terbina ukhuwah yang harmonis. Mereka harus mencintai saudaranya yang seiman itu
sebagaimana halnya dia mencintai dirinya sendiri. Keimanan itu mampu menumbuhkan cinta
kasih yang mendalam, yang kemudian diwujudkan dalam beberapa bentuk sikap dan perilaku
luhur dan positif yang sarat dengan akhlakul karimah dan solidaritas sosial yang mendalam.
Adanya sikap saling mencintai akan tercipta suatu tatanan kehidupan sosial yang
harmonis dan dinamis di kalangan umat mukmin khususnya dan dikalangan masyarakat
umumnya.

IV. KESIMPULAN
Persaudaraan mengajarkan kepada umat islam untuk saling tolong-menolong, saling menghargai,
tidak membeda-bedakan sesama muslim. Umat muslim satu dengan yang lainnya ibarat
bangunan yang yang saling menguatkan. Tidak dibenarkan menyinggung maupun menyakiti
perasaan mereka, itu merupakan kefasikan. Kewajiban saudara sesama muslim diantaranya
adalah menjawab salam, memenuhi undangan, medoakan kebaikan, dll.
Dengan melakukan persaudaraan muslim yang baik maka umat islam akan menjadi insan yang
lebih beriman, bertaqwa, mulia di hadapan Allah swt, dan mendapatkan banyak keutamaan dari
ukhuwah islamiyah, karena belum tentu kita beriman jika kita tidak dapat mencintai saudara kita
sendiri.
V. PENUTUP
Demikian makalah yang kami sajikan, semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
bagi kita semua. Kami mohon maaf atas kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami
menyadari dalam makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif.

Anda mungkin juga menyukai