Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan kerja adalah suatu kondisi lingkungan kerja yang didalamnya terdapat
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi performansi kerja pegawai secara langsung
maupun tidak langsung, seperti pencahayaan, temperatur, kebisingan, hubungan antar
pegawai, tekanan manajemen dll.
Lingkungan kerja harus diperhatikan karena lingkungan kerja sangat berkaitan
dengan performansi pekerjaan. Faktor lingkungan kerja secara umum dapat dibagi
menjadi dua, yaitu fisik dan non fisik yang umumnya disebut faktor fisiologi, contoh
lingkungan kerja fisik adalah temperatur, kebisingan, dan pencahayaan sedangkan
lingkungan kerja fisiologis contohnya hubungan dengan atasan, rekan, permasalahan
pribadi dll. Lingkungan kerja fisik yang bagus dan memadai tidak hanya memberikan
kenyamanan dan keselamatan saat bekerja bagi pegawai, tetapi juga dapat
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan karena pegawai selalu bekerja dalam
kondisi yang optimal sehingga performansi perusahaan meningkat dan pengeluaran
biaya dapat ditekan karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya rumah sakit jika
si pegawai mengalami kecelakaan di tempat kerja. Begitu juga lingkungan fisiologis,
namun lingkungan fisik lebih dapat diukur dan dapat dengan mudah mengetahui
hubungannya dengan performansi.
Hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk melakukan praktikum Perancangan
Kerja dan Ergonomi yang berhubungan dengan Lingkungan Kerja. Penulis pada
praktikum ini lebih mengedepankan faktor lingkungan kerja fisik untukmengetahui
pengaruhnya terhadap performansi kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, kami merumuskan masalah yang harus diselasaikan
yaitu sebagai berikut.
1. Apa saja parameter dalam kondisi lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap
hasil pekerjaan?
2. Bagaimana penerapan ilmu statistik yang sesuai untuk mencari faktor-faktor
pengaruh terhadap hasil pekerjaan ?

1
2

3. Bagaimana analisis hasil perhitungan yang dihasilkan ?

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut:
Tujuan Umum:
1. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang keadaan lingkungan fisik dan
fisiologi yang mempengaruhi keberhasilan kerja seseorang baik secara langsung
atau tidak langsung.
2. Membekali praktikan tentang pemanfaatan tentang penggunaan metode-metode
statistik dlam menganalisa pengaruh lingkungan kerja.
3. Memahami adanya suatu kondisi optimum dalam melakukan suatu aktifitas kerja.

Tujuan Khusus:
1. Dapat menentukan faktor–faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap tingkat
keberhasilan kerja
2. Dapat menggunakan ilmu statistik yang sesuai bentuk mencari faktor-faktor
lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap keberhasilan kerja
3. Memahami dan melakukan perhitungan untuk meneliti jenis – jenis perlalakuan
mana dalam eksperimen yang paling berpengaruh dengan menggunakan Uji
Rentang Darab Duncan.
4. Memahami dan mampu melakukan perhitungan yang berkaitan dengan eksperimen
faktor berganda/perhitungan percobaan faktorial serta mampu menganalisis hasil-
hasil dari perhitungan percobaan faktorial tersebut
5. Melengkapi pengetahuan keterampilan mahasiswa serta melatih mahasiswa dalam
melaksanakan langkah-langkah penelitian pengaruh lingkungan terhadap
keberhasilan kerja seseorang.

1.4 Batasan Penelitian


Pada penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, batasan masalahnya antara lain:
1. Data yang diambil adalah data kegiatan praktikum yang mensimulasikan berbagai
kondisi lingkungan kerja dari mahasiswa Kelas C-10 yang berjumlah 11 orang, 3
orang diposisikan sebagai pekerja dan yang lainnya sebagai operator dan pencatat
hasil pekerjaan.
3

2. Lingkungan kerja yang digunakan dalam pengambilan data adalah laboratorium


Perancangan Sistem Kerja & Ergonomi Universitas Langlang Buana.
3. Data yang diambil adalah faktor waktu, kebisingan dan pencahayaan dengan
beberapa variasi dari masing masing parameter.
4. Intensitas cahaya yang digunakan adalah 29 Cd, 52 Cd, 82 Cd dan 150 Cd, untuk
tingkat waktu yang digunakan adalah 30 s, dan 60 s, serta tingkat kebisinganyang
digunakan adalah 60 dB dan 70 dB.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi,
lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Lingkungan kerja
dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal yang penting untuk diperhatikan.
Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu
perusahaan, tetapi lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para
pegawai yang melakukan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang
memadai dapat meningkatkan performansi kinerja para pegawai. Sebaliknya,
lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan pada
akhirnya menurunkan motivasi kerja pegawai.
Lingkungan kerja dibagi menjadi 2(dua) macam yaitu :
a. Lingkungan kerja non fisik, merupakan semua keadaan yang terjadi berkaitan
dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja,
ataupun dengan bawahan.
b. Lingkungan kerja fisik, merupakan semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat
di sekitar tempat kerja dan dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :


a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan, seperti: pusat kerja,
kursi, meja dan sebagainya.
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja
yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan,kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap,
warna, dan lain – lain.

2.1.1 Cahaya
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai untuk
mendapatkan keselamatan dan kelancaran kerja. Intensitas cahaya yang rendah
dapat mengakibatkan penglihatan menjadi kurang jelas sehingga menghambat

4
5

pekerjaan, dan memungkinkan terjadinya banyak kesalahan dalam bekerja sehingga


pelaksanaan pekerjaan menjadi tidak efisien. Pada dasarnya, cahaya dibedakan
menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
a. Cahaya alam (berasal dari sinar matahari); dan
b. Cahaya buatan (misalnya berupa lampu). Cahaya buatan terdiri dari 4 (empat)
macam yaitu :
1) Cahaya langsung;
2) Cahaya setengah langsung;
3) Cahaya tidak langsung; dan
4) Cahaya setengah tidak langsung.

Satuan untuk mengukur jumlah cahaya disebut “Foot Candle”, yaitu


banyaknya cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya sebuah lilin berukuran
normal yang jatuh di suatu benda yang berjarak satu kaki (30,48 cm) dari sebuah
lilin.
Nilai persyaratan tingkat pencahayaan di lingkungan kerja industri
merupakan nilai yang sedapat mungkin dipenuhi oleh industri sesuai dengan jenis
area dan pekerjaan yang dilakukan. Suatu lingkungan kerja atau aktivitas kerja
dikatakan memenuhi persyaratan tingkat pencahayaan apabila mempunyai
perbedaan maksimal 10% dari nilai tingkat pencahayaan yang dipersyaratkan.
6

Tabel 2.1 Pencahayaan Dalam Gedung untuk Kegiatan Industri : Listrik dan
Elektronik
No. Jenis Area, Pekerjaan/Aktivitas Lux Keterangan
1 • Pembuatan kabel dan kawat 300 “safety colours” harus
• Coil impregnating mudah dikenali
• Galvanisasi (galvanizing)
2 Penggulungan (winding)
• Gulungan besar (large coils) 300
• Kumparan sedang (medium-sized 500
coils)
• Kumparan kecil (small coils) 750
3 Perakitan (assembly work)
• Kasar, contoh transformator 300
besar
• Sedang, contoh switchboard 500
• Halus, contoh telepon, radio, 750
peralatan IT/komputer)
• Presisi, contoh peralatan 1000
pengukuran, PCB (Printed
Circuit Board)
4 Workshop elektronik, pengujian, 1500
penyesuaian (adjusting)

2.1.2 Temperatur atau Suhu Udara


Temperatur atau suhu udara ditempat kerja akan mempengaruhi performansi
kinerja para pegawai. Dalam keadaan normal,setiap anggota tubuh manusia memiliki
temperatur yang berbeda – beda. Tubuh manusia senantiasa berusaha untuk
mempertahankan keadaan normal, tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri
tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan diri
dengan temperatur luar jika perubahan temperatur tersebut tidak lebih dari 20% untuk
kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin dari keadaan normal tubuh. Temperatur
udara yang terlampau dingin (kurang dari 17°C) akan mengakibatkan gairah kerja
menurun, sedangkan temperatur udara yang terlampau panas mengakibatkan cepat
timbul kelelahan tubuh dan dalam bekerja cenderung membuat banyak kesalahan.
Menurut pakar peneliti yang bernama Tichauer, pengaruh temperatur terhadap
produktivitas kerja paling tinggi pada pekerja penenunan kapas dicapai pada rentang
temperatur 24°C – 27°C.
7

2.1.3 Kebisingan
Kebisingan adalah salah satu jenis polusi yang tidak dikehendaki oleh telinga
manusia. Dikatakan demikian karena dalam jangka panjang bunyi tersebutdapat
mengganggu ketenangan dalam bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan dapat menyebabkan kematian. Ada 3 (tiga) aspek
yang menentukan kualitas suatu bunyi yang dapat mengganggu pendengaran
manusia, yaitu :
a. Lamanya kebisingan;
b. Intensitas kebisingan; dan
c. Frekuensi kebisingan.

Makin lama telinga mendengar kebisingan, maka makin buruk pula


akibatnya, diantaranya adalah kemampuan mendengar menjadi berkurang.
Intensitas kebisingan diukur dengan satuan desibel (dB) yang menunjukan besarnya
arus energi persatuan luas. Jumlah gelombang yang sampai ditelingasetiap sekon
dimnyatakan dalam Hertz (Hz).

2.1.4 Warna
Warna merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan
gairah kerja seseorang. Penataan warna dalam suatu tempat kerja perlu dipelajari
dan direncanakan dengan sebaik – baiknya. Warna mempunyai pengaruh besar
didalam bekerja karenasifat warna yang dapat merangsang kondisi emosional
manusia. Sifat dan pengaruh warna terkadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan
lain – lain. Sebagai contoh. warna merah memiliki pengaruh yang dapat
menimbulkan semangat kerja, sedangkan warna biru dapat mengurangi tekanan
atau tegangan dalam bekerja.

2.1.5 Jenis Musik


Jenis musik ditempat kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Musik yang
memiliki nada yang tenang, sesuai dengan suasana, waktu, dan tempat dapat
membangkitkan dan merangsang pegawai untuk bekerja lebih semangat. Oleh
karena itu, perlu pemilihan lagu secara selektif untuk diperdengarkan ditempat
kerja. Ketidaksesuaian jenis musik akan mempengaruhi konsentrasi pegawai dalam
bekerja.
8

2.2 Analisis Variansi (ANOVA)


ANOVA adalah prosedur pengolahan data yang dilakukan untuk menguji
perbedaan nilai rata – rata diantara dua atau lebih kelompok data. Pada dasarnya,
pengujian hipotesis dengan teknik ANOVA mensyaratkan beberapa asumsi yang harus
dipenuhi, antara lain :
a. Observasi sampel data saling bebas. Artinya, tidak ada informasi salah satu kelompok
data mempengaruhi kelompok data lainnya. Obeservasi yangdiambil secara acak
biasanya saling bebas.
b. Data sampel yang digunakan berdistribusi normal. Hal ini mutlak diperlukan
mengingat prosedur awal ANOVA menggunakan F-test yang mensyaratkan data
berdistribusi normal. Pengecekan normal atau tidaknya suatu kelompok data dapat
ditinjau dengan melihat histogram yang diaproksimasi normal, serta melalui tampilan
probability plot. Apabila data sampel tidak berdistribusi normal, maka data – data
yang berjumlah banyak (>40 data) dapat dilakukan aproksimasi normal berdasarkan
Teorema Limit Pusat.
c. Variansi seluruh kelompok data sampel bernilai sama. Adapun kehomogenan dari
variansi dapat dievaluasidari hasil F-test dan t-test.

Apabila ketiga asumsi di atas tidak dipenuhi, penarikan kesimpulan maupun


pengambilan keputusan dapat memberikan hasil yang tidak valid.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan pada praktikum lingkungan kerja fisik ini, yaitu data
human error tiga orang mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan secara langsung
dengan tiga kombinasi faktor perlakuan, yaitu waktu, tingkat pencahayaan, dan tingkat
kebisingan. Waktu yang digunakan yaitu 30 detik dan 60 detik sementara intensitas
kebisingan dengan dua kategori yaitu tidak bising (60dB) dan bising (70 dB), dan
intensitas pencahayaan dengan empat kategori, yaitu 29, 52, 82, dan 150

Tabel 1. Data praktikum lingkungan kerja fisik

NAMA PESERTA WAKTU BISING CANDELA

DETIK dB 29 52 82 150
Bias 10 10 9 11
Riska 60 10 11 11 10
Sigit 12 10 11 9
30
Bias 10 10 10 10
Riska 70 10 12 11 8
Sigit 11 11 11 11
Bias 8 6 6 9
Riska 60 6 6 7 4
Sigit 7 9 6 4
60
Bias 7 5 7 2
Riska 70 8 9 9 6
Sigit 9 6 4 7

9
10

3.2 Pengolahan Data

Tabel 2 Data Pengujian Waktu 30 detik


waktu kebisingan (k) Jumlah
30 detik 60 70
I
29 32 31 63
52 31 33 64
82 31 32 63
150 30 29 59
Jumlah 124 125 249

Tabel 3 Data Pengujian waktu 60 detik


waktu kebisingan (k) Jumlah
60 detik 60 70
I
29 21 24 45
52 21 20 41
82 19 20 39
150 17 15 32
Jumlah 78 79 157

Tabel 4 Data interaksi Intensitas Cahaya dan Kebisingan


i kebisingan (k) Jumlah
60 70

29 53 55 108
52 52 53 105
82 50 52 102
150 47 44 91
Jumlah 202 204 406

Tabel 5 Data interaksi Intensitas Cahaya dan Waktu


I Waktu Jumlah
30 60

29 63 45 108
52 64 41 105
82 63 39 102
150 59 32 91
Jumlah 249 157 406
11

Tabel 6. Data interaksi kebisingan dan waktu


K waktu jumlah
30 60
60 124 78 202
70 125 79 204
jumlah 249 157 406

• Uji Kenormalan data

Uji Kenormalan
Normal
99
Mean -2.84495E-16
StDev 1.011
95 N 48
AD 0.304
90
P-Value 0.559
80
70
Percent

60
50
40
30
20

10

1
-3 -2 -1 0 1 2 3
SRES1

Gambar 1 Grafik Uji Kenormalan


Berdasarkan hasil perhitungan Uji Kenormalan data menggunakan Minitab dengan
Taraf signifikansi (α = 0,05) Diperoleh nilai probabilitas data/ P-Value adalah
0,559 > data. Sehingga dapat dikatakan data terdistribusi normal.
12

• Uji Keseragaman data

Uji Homogenitas Variansi


Int Cahay a Kebisingan Wak tu

29 60 30
Bartlett's Test
60
Test Statistic 15.10
70 30 P-Value 0.444
60
Lev ene's Test
52 60 30 Test Statistic 0.43
60
P-Value 0.959
70 30
60

82 60 30
60
70 30
60

150 60 30
60
70 30
60

0 10 20 30 40 50 60 70 80
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

Gambar 2 Grafik Uji Keseragaman


Berdasarkan hasil perhitungan Uji Kenormalan data menggunakan Minitab dengan
Taraf signifikansi (α = 0,05) Diperoleh nilai probabilitas data/ P-Value adalah
0,444 > data. Sehingga dapat dikatakan variansi data seragam

3.3 Perhitungan dan Analisis Data

3.3.1 Perumusah Hipotesis UJI ANOVA


Berikut ini adalah langkah-langkah perngujian ANOVA :
1. Penentuan Hipotesis ( faktor intensitas cahaya )
H0: µ1 = µ2 = µ3 (Rata-rata jumlah error antara operator sama)
Tidak ada pengaruh signifikan perubahan intensitas cahaya terhadap performansi
operator melakukan error.
H1: µ1≠ µ2 ≠ µ3(Rata-rata jumlah error antara operator tidak sama)
Ada pengaruh signifikan perubahan intensitas cahaya terhadap performansi
operator melakukan error).

2. Penentuan Hipotesis ( faktor faktor kebisingan )


H0: µ1 = µ2 = µ3 (Rata-rata jumlah error antara operator sama)
13

Tidak ada pengaruh signifikan perubahan tingkat kebisingan terhadap


performansi operator melakukan error.
H1: µ1≠ µ2 ≠ µ3(Rata-rata jumlah error antara operator tidak sama)
Ada pengaruh signifikan perubahan tingkat kebisingan terhadap performansi
operator melakukan error).

3. Penentuan Hipotesis ( faktor waktu )


H0: µ1 = µ2 = µ3 (Rata-rata jumlah error antara operator sama)
Tidak ada pengaruh signifikan perubahan waktu terhadap performansi operator
melakukan error.
H1: µ1≠ µ2 ≠ µ3(Rata-rata jumlah error antara operator tidak sama)
Ada pengaruh signifikan perubahan waktu terhadap performansi operator
melakukan error).

4. Penentuan Hipotesis ( Interaksi Intensitas cahaya dan kebisingan )


H0: µ1 = µ2 = µ3 (Rata-rata jumlah error antara operator sama)
Tidak ada pengaruh signifikan perubahan interaksi Intensitas cahaya dan
kebisingan terhadap performansi operator melakukan error.
H1: µ1≠ µ2 ≠ µ3(Rata-rata jumlah error antara operator tidak sama)
Ada pengaruh signifikan perubahan Interaksi intensitas cahaya dan kebisingan
terhadap performansi operator melakukan error).

5. Penentuan Hipotesis ( Interaksi Intensitas cahaya dan waktu )


H0: µ1 = µ2 = µ3 (Rata-rata jumlah error antara operator sama)
Tidak ada pengaruh signifikan perubahan interaksi Intensitas cahaya dan waktu
terhadap performansi operator melakukan error.
H1: µ1≠ µ2 ≠ µ3(Rata-rata jumlah error antara operator tidak sama)
Ada pengaruh signifikan perubahan Interaksi intensitas cahaya dan waktu
terhadap performansi operator melakukan error).

6. Penentuan Hipotesis ( Interaksi kebisingan dan waktu )


H0: µ1 = µ2 = µ3 (Rata-rata jumlah error antara operator sama)
14

Tidak ada pengaruh signifikan perubahan interaksi kebisingan dan waktu


terhadap performansi operator melakukan error.
H1: µ1≠ µ2 ≠ µ3(Rata-rata jumlah error antara operator tidak sama)
Ada pengaruh signifikan perubahan Interaksi kebisingan dan waktu terhadap
performansi operator melakukan error).

7. Penentuan Hipotesis ( Interaksi intensitas cahaya, kebisingan, dan waktu )


H0: µ1 = µ2 = µ3 (Rata-rata jumlah error antara operator sama)
Tidak ada pengaruh signifikan perubahan interaksi Intensitas cahaya,
kebisingan, dan waktu terhadap performansi operator melakukan error.
H1: µ1≠ µ2 ≠ µ3(Rata-rata jumlah error antara operator tidak sama)
Ada pengaruh signifikan perubahan Interaksi intensitas cahaya, kebisingan, dan
waktu terhadap performansi operator melakukan error).

8. Penentuan Tingkat Signifikansi (α)


Taraf nyata α = 0,05 Fα(v1);(v2)

9. Menentukan Ftabel
b = 2, k = 3, n = 5
a. Untuk baris: v1 = b -1 = 1; v2 = kb(n-1) = 24 ; F0,05(1;24) = 4,26
b. Untuk kolom: v1 = k -1 = 2; v2 = kb(n-1) = 24
F0,05(2;24) = 3,403
c. Untuk interaksi: v1 = (k-1)(b-1) = 2; v2 = kb(n-1) = 24
F0,05(2;24) = 3,403

10. Daerah Pengujian


H0 diterima jika Fhitung≤ Ftabel
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel
15

*Interaksi faktor tunggal


a. Perhitungan Jumlah Kuadrat Intensitas Cahaya :

• JKA =
Ti 
2
T2

41374

164836
 13,75
bcn abcn 2 x2 x3 4 x2 x2 x3
• Derajad kebebasan = a-1 = 4-1 = 3
jumlahkuadrat 13,75
• Rataan Kuadrat =   4,58
derajatkebebasan 3

b. Perhitungan Jumlah Kuadrat Kebisingan :

• JKB =
Tj 2


T2

82420

164836
 0,0833
acn abcn 4 x2 x3 4 x2 x2 x3
• Derajad kebebasan = b-1 = 2-1 = 1
jumlahkuadrat 0,0833
• Rataan Kuadrat =   0,0833
derajatkebebasan 1

c. Perhitungan Jumlah Kuadrat Intensitas Cahaya :

• JKC =
 Tk 2


T2

86650

164836
 176 ,33
abn abcn 4 x 2 x3 4 x 2 x 2 x3
• Derajad kebebasan = c-1 = 2-1 = 1
jumlahkuadrat 176,33
• Rataan Kuadrat =   176,33
derajatkebebasan 1
*Interaksi dwifaktor

d. Perhitungan Jumlah Kuadrat Intensitas Cahaya dan Kebisingan


a c a b

 T  Ti T
2 2 2
...ij j
i 1 j 1 j 1 T2
• JK(AB) =  i 1
 
cn bcn acn abcn
20696 41374 82420 164836
=   
2 x3 2 x 2 x3 2 x 2 x3 4 x 2 x 2 x3
= 1,4166
• Derajad kebebasan = (a-1)(b-1) = (4-1) x (2-1) = 3
16

jumlahkuadrat 1,4166
• Rataan Kuadrat =   0,4722
derajatkebebasan 3

e. Perhitungan Jumlah Kuadrat Intensitas Cahaya dan Waktu :


a c a c

 T 2 ...ij  Ti T
2 2
j
T2
• JK(AC) = i 1 k 1
 i 1
 k 1

bn bcn abn abcn
21766 41374 82420 164836
=   
2 x3 2 x 2 x3 4 x 2 x3 4 x 2 x 2 x3
= 3,5
• Derajad kebebasan = (a-1)(c-1) = (4-1) x (2-1) = 3
jumlahkuadrat 3,5
• Rataan Kuadrat =   1,166
derajatkebebasan 3

f. Perhitungan Jumlah Kuadrat Kebisingan dan Waktu :


a c a c
 T 2 ...ij  Ti T
2 2
j
j 1 k 1 j 1 T2
• JK(AC) =   k 1

an acn abn abcn
43326 41374 82420 164836
=   
4 x3 4 x 2 x3 4 x 2 x3 4 x 2 x 2 x3
= 0
• Derajad kebebasan = (b-1)(c-1) = (2-1) x (2-1) = 1
jumlahkuadrat 0
• Rataan Kuadrat =  0
derajatkebebasan 1

*Interaksi trifaktor
g. Perhitungan Jumlah Kuadrat Intensitas Cahaya, kebisingan, dan waktu
JK(ABC)=
a b c a b a c b c a b c
 T 2ijk
i 1 j 1 k 1
 T 2ij
i 1 j 1
 T 2ik 
j 1 k 1
 T 2i T 2 j
j 1
T 2
k
T2
=   i 1 k 1
  i 1
  k 1

n cn bn an bcn acn abn abcn
10894 20694 21766 43326 41374 82420 86650 164836
=       
3 2 x3 2 x3 4 x2 2 x2 x3 4 x2 x3 4 x2 x3 4 x2 x2 x3
= 2,166
17

• Derajad kebebasan = (a-1)(b-1)(c-1) = (4-1) x (2-1) x(2-1) = 4


jumlahkuadrat 2,166
• Rataan Kuadrat =   0,7222
derajatkebebasan 3

h. Total Jumlah kuadrat


a b c n
T2 164836
JKT   y 2 2ijk   3710   275 ,91
i  a j 1 k 1 i 1 abcn 48

i. Galat
Galat = JKT  JKA  JKB  JKC  JK ( AB)  JK (BC)  JK9 ABC)
= 275,91  (13,75  0,0833  176,33  0,472  1,166  0  2,166)  78,666

2.2.2 Analisa data pengukuran

Perbandingan hasil perhitungan F hitung dan F tabel :


a. Pengaruh intensitas cahaya terhadap kesalahan/error
S 12 4,588
*F hitung = 2
=  1,864
S 2,458
*F tabel diperoleh = 2,901

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel (1,864 < 2,901)
sehingga hipotesis awal H0 diterima atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan rata-rata antara perlakuan intensitas pencahayaan terhadap jumlah
error. Hal ini terjadi karena tidak ada pengaruh signifikan perubahan tingkat
intensitas cahaya terhadap performansi operator melakukan error.

b. Pengaruh tingkat kebisingan terhadap kesalahan/error


S 22 0,0833
*F hitung = 2 =  0,033
S 2,458
*F tabel diperoleh = 4,149
18

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel (0,033 < 4,149)
sehingga hipotesis awal H0 diterima atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan rata-rata antara perlakuan tingkat kebisingan terhadap jumlah error.
Sehingga tidak ada pengaruh signifikan untuk tingkat kebisingan terhadap
performansi operator melakukan error.

c. Pengaruh waktu terhadap kesalahan/error


S 32 176 ,33
*F hitung = 2
=  71,728
S 2,458
*F tabel diperoleh = 4,149

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel (71,728 > 4,149)
sehingga hipotesis awal H0 ditolak atau diambil kesimpulan bahwa ada
perbedaan rata-rata antara perlakuan waktu terhadap jumlah error. Sehingga
terdapat pengaruh yang cukup signifikan untuk waktu terhadap performansi
operator melakukan error.

d. Pengaruh tingkat intensitas cahaya dan kebisingan terhadap kesalahan/error


S 42 0,4722
*F hitung = 2
=  0,192
S 2,458
*F tabel diperoleh = 2,901

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel (0,192 < 2,901)
sehingga hipotesis awal H0 diterima atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan rata-rata antara perlakuan intensitas cahaya dan tingkat kebisingan
terhadap jumlah error. Sehingga tidak ada pengaruh signifikan terhadap
performansi operator melakukan error.

e. Pengaruh tingkat intensitas cahaya dan waktu terhadap kesalahan/error


S 52 1,166
*F hitung = 2
=  0,474
S 2,458
*F tabel diperoleh = 2,901
19

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel (0,474 < 2,901)
sehingga hipotesis awal H0 diterima atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan rata-rata antara perlakuan intensitas cahaya dan waktu terhadap
jumlah error. Sehingga tidak ada pengaruh signifikan terhadap performansi
operator melakukan error.

f. Pengaruh tingkat kebisingan dan waktu terhadap kesalahan/error


S62 0
*F hitung = 2 = 0
S 2,458
*F tabel diperoleh = 4,149

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel (0 < 4,149) sehingga
hipotesis awal H0 diterima atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan
rata-rata antara perlakuan tingkat kebisingan dan waktu terhadap jumlah error.
Sehingga tidak ada pengaruh signifikan terhadap performansi operator
melakukan error.

g. Pengaruh intensitas cahaya, tingkat kebisingan, dan waktu terhadap


kesalahan/error
S72 0,722
*F hitung = 2
=  0,293
S 2,458
*F tabel diperoleh = 2,901

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel (0,293 < 2,901)
sehingga hipotesis awal H0 diterima atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan rata-rata antara perlakuan intensitas cahaya dan tingkat kebisingan
terhadap jumlah error. Sehingga tidak ada pengaruh signifikan terhadap
performansi operator melakukan error.
20

Tabel 9. Hasil Perhitungan UJI ANOVA

Pengaruh Variasi jumlah kuadrat derajat kebebasan rataan kuadrat F hitungan F tabel Kepututsan
Pengaruh utama
A (intensitas) 13.75 3 4.583333333 1.86440678 2.901119584 Ho Diterima
B (kebisingan) 0.083333333 1 0.083333333 0.03389831 4.149097446 Ho Diterima
C (waktu) 176.3333333 1 176.3333333 71.7288136 4.149097446 Ho Di Tolak
Interaksi Dwifaktor
AB 1.416666667 3 0.472222222 0.1920904 2.901119584 Ho diterima
AC 3.5 3 1.166666667 0.47457627 2.901119584 ho diterima
BC 0 1 0 0 4.149097446 ho diterima
Interaksi Trifaktor
ABC 2.166666667 3 0.722222222 0.29378531 2.901119584 ho diterima
Galat 78.66666667 32 2.458333333
Jumlah 275.9166667 47

3.3.2 Uji Daraf Duncan


Pada pengujian kali ini terdapat suatu hipotesis yang ditolak yaitu untuk faktor
pengaruh ekperimen terhadap waktu, yang mana dalam hal ini terdapat pengaruh
waktu terhadap jumlah error yang mengakibatkan hipotesis awal ditolak. Dalam
pengujian berdasarkan waktu ini terbagi menjadi dua kategori waktu yaitu 30
detik dan 60 detik untuk mengetahui faktor waktu mana yang paling
berpengaruh maka selanjutnya kami lakukan uji Daraf Duncan

S2
Rumus Uji Daraf Duncan adalah : Rp  rp
n
Dimana : Rp = uji rentang darab
Rp = rentangan distudentkan (dari tabel uji duncan)
S2 = rataan kuadrat galat
n = Jumlah sampel
21

Tabel 10 Data pengujian untuk waktu 30 detik dan 60 detik

NAMA PESERTA WAKTU BISING CANDELA Mean


DETIK dB 29 52 82 150
Bias 10 10 9 11
Riska 60 10 11 11 10
Sigit 12 10 11 9
30 10.375
Bias 10 10 10 10
Riska 70 10 12 11 8
Sigit 11 11 11 11
Bias 8 6 6 9
Riska 60 6 6 7 4
Sigit 7 9 6 4
60 6.944444
Bias 7 5 7 2
Riska 70 8 9 9 6
Sigit 9 6 4 7

• Mean untuk data 30 detik adalah :


 x  (10  10  9  11  .....  11)  10,375
n 24

• Mean untuk data 60 detik adalah :


 x  (8  6  6  9  .....  7)  6,944
n 24

Sehingga dalam hal ini X 60  X 30

• Rp (p,df,α) di cari dari tabel duncan adalah 2,881

2,446
Sehingga Rp  2,881  0,92
24

• Selisih rata-rata untuk data 30 detik dan 60 detik adalah :


Selisih x  10 ,375  6,94  3,43

• Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh : ( X 30  X 60 )  Rp yang


berarti ada pengaruh signifikan waktu 30 detik terhadap jumlah
kesalahan/error.
BAB IV
KESIMPULAN

V. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum lingkungan kerja fisik ini antara lain:
1. Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat
kerja, yang meliputi temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan,
kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan lain-lain, yang dalam hal ini
akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap operator serta
hasil kerja manusia tersebut..
2. Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja operator pada praktikum lingkungan
kerja fisik adalah intensitas cahaya, kebisingan, dan waktu
3. Pada analisis data perhitungan ANOVA, didapatkan hasil Fhitung ≤ Ftabel untuk
sebagian besar faktor pengaruh pengujian ini yang berarti tidak ada pengaruh
signifikan operator yang diuji terhadap jumlah kesalahan/error
4. Faktor pengaruh waktu merupakan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap
hasil kesalahan/error yang dalam hal ini dilakukan pengujian darab duncan dan
didapatkan faktor pengaruh waktu 30 detik yang berpengaruh terhadap hasil
kesalahan/error

22

Anda mungkin juga menyukai