Anda di halaman 1dari 1

Registrasi ulang kartu SIM, data pelanggan akan tersimpan di

Kemendagri

Merdeka.com - Mulai akhir bulan ini, para pengguna kartu seluler prabayar diwajibkan
untuk registrasi ulang kartu SIM. Registrasi ulang kartu SIM ini harus mencantumkan NIK
sesuai KTP dan juga Kartu Keluarga (KK).

Banyak pihak khawatir dengan keamanan data para pengguna kartu prabayar ini. Menanggapi
itu, Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan data masyarakat bukan disimpan di perusahaan
swasta.

"Nanti di kita datanya dan Telkomsel yang pegang datanya," kata Menteri Dalam Negeri,
Tjahjo Kumolo, Sabtu (21/10).

Saat ini data server kependudukan masih dipegang PT Biomorf Lone Indonesia. Perusahaan
itu ikut menangani proyek e-KTP.

Mendagri mengatakan Biomorf masih punya hak atau lisensi untuk memelihara data server
kependudukan. Ia berharap awal 2018 mendatang akan dilakukan tender ulang sembari
menunggu rampungnya sidang kasus dugaan korupsi e-KTP yang sedang diusut KPK.

Kewajiban registrasi ulang ini merupakan kebijakan Kementerian Komunikasi dan


Informatika. Pengguna harus memasukkan nomor induk kependudukan (NIK) KTP dan
nomor Kartu Keluarga (KK).

Kewajiban pelaporan ini mulai diberlakukan pada 31 Oktober 2017 sampai 28 Februari 2018.
Peraturan ini berlaku bagi pelanggan operator seluler prabayar baru maupun lama. Bagi yang
tidak melakukan registrasi ulang, kartu SIM akan diblokir.

Anda mungkin juga menyukai