Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2007, Hal 10 - 14 Vol. 2, No.

1
ISSN : 1978 - 0303

KAJIAN PEMBUATAN KEJU OLAHAN

Preparation of Processed Cheese

Novita Dewi 1
1)
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang

diterima 10 November 2006, diterima pasca revisi 28 Desember 2006,


layak diterbitkan 23 Februari 2007

ABSTRACT

This research was carried out to study the effects of kinds of enzyme and emulsifier on pH
value, titratable acidity, water content, protein, fat and texture (objective and organoleptic tests)
of processed cheese. The kinds of emulsifier effected pH value and titratable acidity, and
interaction between the kinds of emulsifier and enzyme affected texture (objective and
organoleptic tests) and general acceptance. Kind of emulsifier affected protein content and
texture (organoleptic test) of processed cheese.

Key words : cheese, enzyme, emulsifier

PENDAHULUAN lubang-lubang gas. Keju olahan dapat diiris


tanpa meremas atau melekat, dan dengan
Keju adalah salah satu produk olahan susu pemanasan akan mencair secara seragam dan
yang mempunyai kandungan protein cukup lembut, tanpa pemisahan antara fase lemak
tinggi. Produksi keju di Indonesia dirasakan dan fase protein.
masih kurang, hal ini terlihat dari sebagian Bahan pengemulsi yang biasa digunakan
besar keju di Indonesia yang ternyata dalam pembuatan keju olahan adalah
merupakan produk impor. Oleh karena itu NaH2PO4, Na2HPO4, Na3PO4, NaPO3,
perlu dilakukan pengembangan produk olahan Na4P2O7, Na2H2P2O7, kalium, kalsium atau
susu ini, agar produk keju yang dihasilkan natrium sitrat (Na3C6H5O7), natrium tartrat
dapat diterima konsumen (Kusumawati, (Na2C4H4O6), atau natrium kalium tartrat
Ardhana dan Radiati, 1995). (Caric dan Kalab, 1996).
Keju olahan (processed cheese) adalah Pembuatan keju olahan yang dibuat
salah satu jenis keju yang dibuat dengan dengan menggunakan keju matang dan
mencampur dan menghancurkan keju alami penambahan flavor savori cheddar akan
disertai dengan pemanasan, sehingga menghasilkan keju dengan flavor yang lebih
menghasilkan suatu produk yang seragam dan kuat.
lentur. Bahan-bahan tambahan makanan yang Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat
biasa digunakan dalam pembuatan keju olahan diterapkan suatu proses pengolahan susu
adalah garam-garam pengemulsi, pewarna, air, secara sederhana untuk menghasilkan keju
dan flavor savori (Caric dan Kalab, 1996). yang dapat dikonsumsi secara langsung tanpa
Keju olahan ditandai dengan badan yang proses pemeraman.
kompak, tekstur yang lembut dan bebas dari

10
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2007, Hal 10 - 14 Vol. 2, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

MATERI DAN METODE ditiriskan guna memisahkan whey dari


koagulum selanjutnya dipres pada tekanan
Bahan yang bertahap mulai dari 2 kg cm-2 sampai 8
Bahan yang digunakan adalah susu sapi, kg cm-2 selama 20 menit. Koagulum
keju gouda matang, renin sapi, renin Mucor dipanaskan pada suhu 40 C selam 2 jam ,
pusillus, garam, Streptococcus lactis, ditiriskan selama 2 jam, selanjutnya dibungkus
Lactobacillus bulgaricus bahan pemberi dengan aluminium foil dan disimpan dalam
citarasa keju cheddar dari IFF Jakarta, almari pendingin serta siap digunakan lebih
larutan CaCl2 sebanyak 25%, Na3C6H5O7. lanjut.
2H2O (trinatrium sitrat), Na2HPO4. 12 H2O Keju olahan dibuat dengan komposisi
(dinatrium hidrofosfat), -karoten. Bahan campuran: 50% keju muda, 30% keju gouda
pengemas yang digunakan adalah alumunium umur 3 bulan dan 10% keju gouda yang
foil. Karakterisasi enzim yang digunakan dapat berumur 7 bulan dan dicampur dengan bahan
dilihat pada Tabel 1 (Radiati, 1992a, 1992b). pengemulsi trinatrium sitrat sebanyak 3% (b/b)
atau dinatrium hidro fosfat sebanyak 3% (b/b),
Tabel 1. Aktivitas ekstrak kasar renin garam dapur 2.5% (b/b), air sebanyak 5% (v/b)
Aktivitas Aktivitas Rasio
untuk penggunaan bahan pengemulsi
Renin koagulasi Proteolitik Aktivitas trinatrium sitrat 3% (v/b) untuk bahan
(U/ml) (U/ml) Koagulasi pengemulsi dinatrium hidro fosfat, bahan
terhadap pemberi citarasa sebanyak 0.50% (b/b) dan
Aktivitas pewarna -karoten sebanyak 0.001% (b/b).
Proteolitik
Renin sapi 100 10,58 9.45
Campuran dihomogenisasi pada kecepatan
10.000-15.000 rpm selama 10-15 menit. Keju
Renin M. 100 14,04 7,33 yang dihasilkan dicetak dan dikemas dengan
pusillus
alumunium foil.
Pengamatan dilakukan terhadap nilai pH
Pembuatan Keju Olahan
(pH-meter), total asam titrasi (AOAC, 1982),
Pembuatan keju menggunakan kedua
kadar air (metode oven), kadar lemak (Van
macam enzim penggumpalan susu, yaitu renin
Gulik Butiro-meter), kadar protein (semi micro
sapi dan renin M. pusillus. Proses pembuatan
Kjeldahl), tekstur (Instron 1140) dan uji
keju sebagai berikiu: susu dipasteurisasi pada
organoleptik yang digunakan adalah uji
suhu 72-73 C selama 15 menit, didinginkan
kesukaan penerimaan umum (citarasa,
sampai 37 C dan diberi starter L. bulgaricus penampakan, warna dan teksur) (Nelson dan
dan S. lactis (2:1) sebanyak 5% (v/v), Trouth, 1964).
dibiarkan selama 5 jam kemudian
ditambahkan larutan CaCl2 25% sebanyak HASIL DAN PEMBAHASAN
0,1% (v/v) dan renin sapi maupun renin
mikroba ditambahkan sebanyak 2,5% (v/v) Karakterisasi Keju olahan
dengan aktivitas koagulasi 100 U/ml, diaduk Hasil analisis keju mentah terhadap nilai
perlahan-lahan pada pemanasan 40 C pH total asam tetrasi, kadar air, kadar protein,
beberapa menit kemudian dibiarkan sehingga kadar lemak, dan kekerasan keju dapat dilihat
susu membentuk koagulum (curd). Koagulum pada Tabel 2.
yang terbentuk dipotong kecil-kecil dan

11
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2007, Hal 10 - 14 Vol. 2, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

Tabel 2. Karakteristik dan nilai bias (sd) keju yang dihasilkan menggunakan renin sapi dan renin M. pusillus
Komposisi/karakteristik Jenis koagulasi
keju Renin M. pusillus Renin sapi
Trinatrium sitrat Dinatrium Trinatrium Dinatrium
hidrofosfat sitrat hidrofosfoat
Kadar air (%) 48,83 0,16d 47,00 1,22c 46,33 0,48a 45,32 0,27b
a b c
Kadar lemak (%b.k) 35, 78 0,50 37,22 1,00 40,84 2,10 40,88 1,22c
a b c
Kadar protein b.k 24,15 0,45 25,34 0,55 27,00 0,51 27,00 0,35c
Total asam titrasi 1,17 0,19a 1,16 0,24a 1,61 1,50b 1,51 1,45b
b b a
Nilai pH 6,30 0,09 6,17 0,44 5,60 0,41 5,40 0,26a
2 a b b
Kekerasan (gram/mm ) 16,10 1,20 22,50 1,25 23,55 2,00 25,00 1,00c
a b c
Kekuatan gel (gram) 422,00 3,00 435,26 2,33 471,00 4,00 476,00 3,28c
a b c
Nilai penerimaan 4,24 1,45 5,52 0,50 5,35 0,19 6,00 1,25b
umum
Nilai dengan simbol yang berbeda pada satu baris yang sama menunjukkan perbedaan pada P< 0,05

Nilai pH dan Total Asam Tetrasi ini mungkin disebabkan pH pada waktu
Perbedaan nilai pH dan total asam titrasi koagulasi. Pada suasana asam koagulum yang
antara keju yang dibuat dengan enzim renin dihasilkan cenderung bersifat granular,
sapi dengan M. pusillus dapat disebabakan sedangkan pada pH yang lebih tinggi bersifat
aktivitas proteolitik kedua enzim berbeda. lebih menyerupai tahu susu yaitu lebih lembut
Hasil pengamatan terhadap nilai aktivitas dan lunak. Penggunaan renin sapi yang
enzim Table 1. Menurut Scott (1986) menghasilkan pH rendah menghasilkan
semakin tinggi aktivitas proteolitik suatu koagulum bergranular dengan kadar air yang
enzim dapat mengakibatkan kenaikan nilai pH lebih rendah dibandingkan dengan koagulum
koagulum. Bila dilihat struktur koagulum yang dihasilkan oleh renin M. pusillus yang
sebelum pengepresan, koagulum hasil kogulasi mempunyai tekstur lembut dengan kadar air
dengan renin anak sapi menampakkan bentuk yang lebih tinggi. Disamping itu suasana asam
granular (Radiati, 1992a). Keadaan ini membantu proses penyusutan partikel untuk
mengakibatkan enzim terperangkap dalam mengeluarkan whey lebih banyak (scott,
koagulum sebelum maupun sesudah 1986).
pengepresan. Perbedaan jumlah enzim yang
dapat dipertahankan dapat mengakibatkan nilai Jenis Bahan Pengemulsi.
pH rendah dan total asam yang lebih tinggi. Jenis bahan pengemulsi mempengaruhi
Scott (1986) melaporkan renin sapi dapat nilai pH dan total asam tertitrasi dari keju yang
dipertahankan sebanyak 5-8 % sedangkan dihasilkan. Keju yang menggunakan bahan
renin mikroba mencapai 3-5%, sehingga nilai pengemulsi trinatrium sitrat mempunyai pH
pH keju yang dibuat dengan enzim renin anak lebih tinggi, dengan total asam tertitrasi lebih
sapi mempunyai pH yang lebih rendah dan rendah daripada keju dengan bahan
total asam yang lebih tinggi daripada keju pengemulsi dinatrium hidro fosfat. Hal ini
yang dibuat dengan renin M. pusillus. mungkin disebabkan oleh perbedaan kebasaan
dari kedua jenis bahan pengemulsi.
Kadar Air Trinatrium sitrat bersifat lebih basa daripada
Kadar air keju yang dibuat dengan renin dinatrium hidrofosfat.
sapi lebih rendah daripada kadar air keju yang
dibuat dengan renin M. pusillus. Perbedaan

12
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2007, Hal 10 - 14 Vol. 2, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

Interaksi Antar Perlakuan. Pengaruh interaksi antara jenis koagulan


Bahan pengemulsi mempengaruhi kadar dan bahan pengemulsi juga terlihat pada
protein keju, sedangkan interaksi antara jenis penilaian penerimaan umum keju secara
koagulan dan jenis bahan pengemulsi organoleptik.
mempengaruhi tekstur objektif dan tekstur Nilai rata-rata tertinggi untuk
organoleptik dari keju yang dihasilkan. penerimaan umum ini adalah untuk keju yang
Kedua jenis bahan pengemulsi dibuat dengan renin sapi dan bahan
meningkatkan nitrogen terlarut dalam produk pengemulsi dinatrium hidrofosfat. Penerimaan
dan sebagian nitrogen terlarut ini mungkin umum ini terutama dipengaruhi oleh tekstur
menguap pada waktu proses homogenisasi keju, karena dari segi rasa, aroma dan citarasa
pada suhu yang cukup tinggi. Dari hasil yang tidak menunjukkan pengaruh nyata. Ternyata
diperoleh ternyata keju dengan pengemulsi keju dengan tekstur lebih keras, lebih disukai
dinatrium hidro fosfat mempunyai kadar daripada keju dengan tekstur lunak.
protein lebih tinggi daripada keju dengan
bahan pengemulsi trinatrium sitrat. Hal ini KESIMPULAN
mungkin disebabkan oleh adanya stimulasi
trinatrium sitrat lebih kuat daripada dinatrium Keju olahan dengan renin anak sapi dan
hidro fosfat terhadap aktivitas peptidase enzim emulsifier dinatrium hidrofosfat mempunyai
penggumpal kasein susu, sehingga nitrogen komposisi kimia lebih baik dan lebih disukai.
terlarut yang dihasilkan dan menguap pada Namun perlu diteliti lebih lanjut kestabilan
waktu pengolahan lebih banyak. produk selama penyimpanan.
Perbedaan tekstur akibat interaksi antara
jenis koagulan dan bahan pengemulsi terlihat DAFTAR PUSTAKA
nyata pada keju dengan bahan pengemulsi
dinatrium hidrofosfat dengan jenis koagulan AOAC, 1982. Official Methods of Analysis of
yang berbeda. Pada penggunaan bahan the Analytical Chemists. Edition
pengemulsi dinatrium hidrofosfat, keju yang Association of Official Analytical
dibuat dengan koagulan renin sapi lebih keras Chemists. Washington DC.
daripada keju yang dibuat dengan renin M. Box. G.E., W.G. Hunter and J.S. Hunter. 1978.
pusillus (Tabel 2). Hal ini mungkin Statistics For Experimenters. John Wiley
dipengaruhi oleh kadar air keju dimana keju and Sons. New York.
dibuat dengan renin sapi mempunyai kadar air Caric, M. and M. Kalab. 1996. Processed
lebih rendah dengan tekstur lebih keras cheese products. In Fox, P. F. Cheese:
dibanding keju yang dibuat dengan renin M. Chemistry, Physics amd Microbiology. 2
pusillus. Edn. Vol. 2. Chapman & Hall. London.
Penilaian terhadap tekstur organoleptik Eckles, C.H., W.B. Combs and H. Macy.
pada keju yang dibuat dengan koagulan renin 1980. Milk and Milk Products. Tata Mc.
M. pusillus dan pengemulsi dinatrium Graw-Hill Publ. Co. Ltd., New Delhi.
hidrofosfat ternyata paling rendah daripada Henderson, J.L. 1971. The Fluid-Milk
keju lainnya. hal ini menunjukkan bahwa Industry. 3rd Ed. AVI. Publ. Co. Inc.,
tekstur yang paling lunak, yaitu pada keju Wesport.
yang dibuat dengan koagulan M. pusillus dan Kusumawati, D. Ardhana, M.M dan Radiati,
pengemulsi dinatrium hidro fosfat lebih L.E. 1995. Pengaruh penggunaan starter
disukai. yakult komersial dan enzim renin Mucor

13
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2007, Hal 10 - 14 Vol. 2, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

meihei terhadap mutu keju Cottage. J Radiati, L.E. 1992a. Produksi renin Mucor
Ilmu-ilmu Peternakan. No. (10): 24-28. pusillus pada substrat sisa industri
Liebich, H.M., D.R. Douglas, E. Bayer and A. minyak jagung. J. Universitas Brawijaya
Flatkis. 1970. The volatile flavour Vol 4 (1): 34-44
components of cheddar cheese dalam Radiati, L.E. 1992b. Pembuatan keju dengan
Morton, I.D. and A.J. Macleod. 1982. renin Mucor pusillus. J. Unv. Brawijaya
Food flavours Part A. Introduction. Vol. (3): 35-39
Elsevier Scientific Publ. Co., New York. Schrapf, L.G.Jr. 1971. The use of phosphates
Mc Gugan, W.A. 1975. Cheddar cheese in cheese processing. Dalam Deman,
flavour. Dalam Morton, I.D. and A.J. J.M. and P. Melnychyn. Symposium
Macleod. 1982. Food flavours Part A. Phosphates in Food Processing. AVI.
Introduction. Elsevier Scientific Publ. Publ. Co., Inc., Connecticut.
Co., New York. Scott, E.M. 1981. Cheesemaking Practice.
Nelson J,A. and G.M. Trouth. 1964. Judging Applied Science Publ. Ltd., London.
Dairy Product, 4th Edn. Michingan. Walford, J. 1980. Developments in Food
Colour-1. Applied Sci. Publ. Ltd.,
London.

14

Anda mungkin juga menyukai