Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

CA MAMAE

1.1 Definisi

Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya

pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di

kendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan

Suddarth, 2009 ).

Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan

payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol

proliferasi dan maturasi sel (Brunner dan Suddarth, 2009 ).

Kanker payudara adalaah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan

pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit tunggal

(Tucker dkk, 2009).

1.2 Etiologi

Penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun

beberapa factor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker

payudara, yaitu:

1. Riwayat pribadi kanker payudara beresiko mengalami kanker payudara

sebelahnya.

2. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara

karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya

perubahan struktur genetic (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke

arah sel ganas.

3. Masa reproduksi yang relative panjang

a. Menarche (menstruasi) pada usia muda sebelum usia 12 tahun..

b. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun).

c. Wanita yang belum mempunyai anak, lebih lama terpapar dengan hormone

esterogen relative lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

4. Kehamilan dan menyusui


Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.

5. Riwayat tumor payudara.

6. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masalah pubertas dan sebelum usia

30 tahun.

7. Kontrasepsi oral.

8. Wanita gemuk (obesitas)

Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.

9. Preparat hormone estrogen

Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

10. Factor genetic

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita

yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.

11. Alcohol.

12. Tidak pernah melahirkan anak.

13. DES (dietilstilbestrol).

Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko

tinggi menderita kanker payudara.

14. Stres hebat

1.3 Anatomi Fisiologi Mammae

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,

sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari

payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama

dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar

interpektoralis.

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan

pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,

sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan


progesterone yang diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah

menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari

kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya

menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan

yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara

menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palapasi, tidak

mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammogram tidak berguna

karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan

payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi,

dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu

laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian

dikeluarkan melalui duktus keputing susu.

1.4 Patofisiologi

Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa adanya perubahan genetik

berkaitan dengan kanker payudara namun ap yang menyebabkan genetik masih

belum diketahui.Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang

diketahui namun bisa diindentifikasi melalui beberapa faktor resiko,faktor ini penting

dalam membantu mengembangkan program pencegahan.Hal yang selalu harus

diingat adalah bahwa 60% yang di diagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor

resiko yang terindentifikas kecuali lingkungan hormonal mereka.Di masa

kehidupan,wanita dianggap beresiko untuk mengalami kanker payudara,namun


mengidentifikasi faktor resiko merupakan cara untuk mengidentifikasi wanita yang

mungkin diuntungkan dari kelangsungan hidup yang harus meningkat dan

pengobatan dini (Prince,A Sylvia.2009).

Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada

sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel

atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma.

Karsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai

menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm).

Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari karsinoma mammae telah bermetastasis.

Karsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan

sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Prince,dkk 2009).

Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan

ciri:proliferasi yang berlebihan dan tak berguna,yang tak mengikuti pengaruh

jaringan sekitarnya.Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan

normal dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar

keorgan-organ yang jauh.Didalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara

biokimiawi terutama dalam maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas

diantara sel normal (Prince,A Sylvia, 2009).

Transformasi sel-sel kanker dibentik dari sel-sel normal dalam suatu proses

rumut yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi dan

progresi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam genetiksel yang

memancing selmenjadi maligna.perubahan dalam denetic sel ini disebabakan oleh

suatu gen yang disebut dengan karsinogen,yang bisa berupa bahan kimia, virus,

radiasi atau penyinaran dan sinar matahari. Tetapi, tidak semua sel memiliki

kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen harus merupakan mutagen yang dapat

menimbulkan mutasi pada gen (Sukarja, 2008).

Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat akan

dipotong dan diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh

enzim-enzim pengoreksi. Pada keadaan tersebut akan timbul satu atau lebih protein

regulator yang akan mengenali kesalahan resebut dan menghentikan sel dititik
tersebut dari proses pembelahan.pada titik ini, kesalahan DNA dapat diperbaiki,atau

sel tersebut deprogram untuk melakukan bunuh diri yang secara efektif menghambat

pewarisan kesalahan sel-sel keturunan jika sel tersebut kembali lobs, maka sel

tersebut akan menjadi mutasi permanen dan bertahan di semua keturunan dan masuk

ketahap irreversible (Cerwin, 2008).

Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut

promoter, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan

fisik menahun pun dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu

keganasan. Promotor adalah zat non-mutagen tetapi dapat menikkan reaksi

karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen produksi copi multiple gen

(Sukarha, 2009). Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi maligna. Sel

yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh

karena itu, diperlukan beberapa faktor untuk terj adinya suatu keganasan (gabungan

dari sel yang akan peka dan suatu karsinogen).

Pada tahap progresif terjadi aktivitas, mutasi, atau hilangnya gen.pada progresif

ini timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Kanker payudara

menginvasi secara lokal dan menyebar pertama kali melalui kelenjer getah bening

regional, aliran darah, atau keduanya. Kanker payudara yang bermetastasis dapat

mengenai seluruh organ tubuh, terutama paru-paru, hepar, tulang, otak dan kulit

(Weiss.M, 2010).

Metastasis kanker payudara biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa

dekade setelah diagnosis pertama dan terapi (Swart R, DAN Harris JE, 2011).

Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaia

Dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasienya,sudah sejauh

mana tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ maupun penyebaran ketempat

jauh.Stadium hanya di kenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada tumor

jinak.Untuk menentukan suatu stadium,harus dilakukan pemeriksaan klinis dan

ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya, yaitu histopologi,

PA,rontgen,usg,dan bila memungkinkan CT Scan, Scintigrafi (Sukarja,2009).


1.5 Tanda dan gejala

1. Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, dari mulai

ukuran kecil kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit,

biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur,

2. Keluar cairan abnormal dari puting susu, berupa nanah, darah, cairan encer

padahal ibu tidak sedang hamil,

3. Ada perlengketan dan lekukan pada kulit,

4. Perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara,

5. Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar puting susu bersisik,

6. Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama,

7. Rasa tidak enak dan tegang,

8. Retraksi puting,

9. Pembengkakan local,

10. Konsistensi payudara yang keras dan padat,

11. Benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya

dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker diluar payudara.

12. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan

refraksi pada areola mammae,

13. Edema dengan peant d’orange (keriput seperti kulit jeruk),

14. Pengelupasan papilla

mammae,

15. Ditemukan lessi pada

pemeriksaan

mammografi,

16. Pada stadium lanjut,

bisa timbul nyeri

tulang, penurunan berat

badan, pembengkakan

lengan atau ulserasi kulit.


1.6 JENIS KANKER PAYUDARA

1. Karsinoma insitu

Karsinoma insitu artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya,

merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari

tempat asalnya.

2. Karsinoma duktal

Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju

puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal.

3. Karsinoma lobuler

Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi

setelah menopause.

4. Karsinoma invasive

Karsinoma invasive adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan

lainnya, biasanya terinkalisir (terbatas pada payudara) maupun melastatik

(menyebar kebagian tubuh lainnya).

5. Karsinoma meduler

Kanker ini berasal dari kelenjar susu.

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:

1. Stadium I Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan

tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan

otot pektoralis.

2. Stadium IIa Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)

dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan

limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

3. Stadium IIb Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus

(LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa

keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

4. Stadium IIIa Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)

tanpa penyebaran jauh.


5. Stadium IIIb Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)

dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan

limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi /

menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan. Tumor telah

menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di

payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum

menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke

bagian lain dari organ tubuh.

6. Stadium IIIc Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe

infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe

mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe

supraklavikular ipsilateral.

7. Stadium IV Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau

tulang rusuk.

1.7 Pemeriksaan

1. Pemeriksaan laboratorium meliputi morfologi sel darah, LED, Test fal marker

(CEA) dalam serum/plasma, pemeriksaan sitologis.

2. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari

payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.

3. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan

kista.

4. CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada

organ lain.

5. Sistologi biopsy aspirasi jarum halus.

6. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel

tumor pada peredaran darah dengan sedimental dan sentriifugasi darah.


1.8 Penatalaksanaan

Pembedahan

1. Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan penyinaran).

Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan

yang luas dengan kulit yang terkena)

2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar

limfe dilateral otocpectoralis minor.

3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian

jaringan aksial.

a. Mastektomi radikal, yaitu seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor

dibawahnya, seluruh isi aksial.

b. Mastektomi radikal yang diperluas, yaitu sama seperti mastektomi radikal

ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

Non Pembedahan

1. Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada

kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.

Penyinaran radiasi biasa dilakukan setelah insisi massa tumor untuk

mengurangi kecenderungan kekambuhan dan menyingkirkan kanker residual.

Radiasi penyinaran eksternal dengan foton yang diberi melalui akselarasi

limer, di beri setiap hari selama > 45 minggu dari seluruh ragio payudara

pasca radiasi.

Efek samping bersifat sementara yaitu reaksi kulit sekitar 2 minggu setelah

pengobatan komplikasi radiasi mencakup pneumonitis, fraktur iga dan fibrosis

payudara yang jarang terjadi.

2. Kemotrapi

Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.

Kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak

dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya dan obat-obat penghambat

hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong


pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker

di seluruh tubuh.

Preparat yang sering digunakan dalam kombinasi adalah : cytoxan ©,

methorexate (m), fluorouracil (F) dan adrilamycin (A) kombinasi yang biasa

digunakan adalah cmf atau CAF. Pemberian kombinasi kemoterapi didasarkan

pada usia, status fisik, penyakit, dan akut tidaknya dalam percobaan klinik.

Efek samping: Mual, muntah, perubahan rasa kecap, alopesra, mukosis,

demotitis, keletihan, peningkatan BB, depresi sumsum tubuh.

3. Terapi hormone dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,

coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.

Keputusan pemberian terapi hormonal didasarkan pada indeks reseptor

astrogen. Progesterone dari pemeriksaan uji jaringan tumor diambil saat

biopsy.

Preparat yang digunakan :

a. Temoxifen

Indikasi : pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus

aksilaris +.

Efek samping : mual, muntah, rasa panas, refeni cairan, dan depresi.

b. Diethyustriibestrol

Menghambat pelepasan FSH dan IH untuk menurunkan ekstrogen dan

ikatan ekstrogen.

Efek samping : peningkatan BB, fetasi cairan, mual.

c. Mengestrol untuk menurunkan reseptor ekstrogen.

Efek samping : peningkatan BB, peningkatan nafsu makan.

d. Auksimesteron (halotestin) yang menekan ekstrogen dengan menekan

IH dan FSH.

Efek samping : veriksasi (peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara

lebih dalam).
e. Amihognitotimid (cytodren) yang mengubah androgen menjadi

astrogen.

Efek samping : ruam, frasitus.

1.9 Komplikasi

Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang

dan hati.

1.10 Pencegahan

Kanker payudara dapat dicegah dengan cara:

1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.

2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol.

3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), setiap bulan. SADARI

dapat dilakukan dengan:

a. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan

kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Jangan

khawatir bila bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris.

b. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang

kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke

belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara. Otot dada akan

dengan sendirinya berkontraksi saat Anda melakukan gerakan ini.

c. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan

sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu

kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.

d. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri

memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari

tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian

payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah,

gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting,

dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.

e. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting.

Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.


f. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat

lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan

seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan seluruh

bagian payudara hingga ke sekitar ketiak. Ulangi langkah ini pada sisi

berlawanan, untuk mencermati payudara sebelah kiri.

4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya.

5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran

segar. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya,

seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung

phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko

terjadinya kanker payudara.

6. Lakukan olahraga secara teratur.

7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi.

8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi.

9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap

hari.

Anda mungkin juga menyukai