Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah disebut air tanah.
Secara global, dari keseluruhan air tawar yang berada di planet bumi lebih dari 97 % terdiri
atas air tanah. Tampak bahwa peranaan air tanah di bumi sangat penting. Air tanah dapat
dijumpai dihampir semua temmpat di bumi. Ia dapat ditemukan di bawah gurun pasir yang
paling kering sekalipun. Demikian juga di bawah tanah yang membeku karena tertutup
lapisasn salju atau es. Sumbangan terbesar air tanah berasal dari daerah arid dan semi-arid
serta daerah lain yang mempunyai formasi geologi paling sesuai untuk penampungan air
tanah. Dengan semakin berkembangnya industry serta pemukiman dengan segala fasilitasnya
seprti lapangan golf, kolam renang, maka ketergantungan manusian pada air tanah menjadi
semakin terasakan. Namun demikian, patut disayangkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan
air tanah yang semakin meningkat tersebut , cara pengambilan air tanah seringkali tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip hidrologiyang baik sehingga seringkali menimbulkan dampak
negative yang serius terhadap kelangsungan dan kualitas sumber daya air tanah.Dampak
negative pemanfaatan air tanah yang berlebihan seperti pencemaran sumur-sumur penduduk,
terutama yang berdekatan dengan aliran sungai yang menjadi sarana pembuangan limbah
pabrik.

Air di bumi yang meliputi air laut, air danau, dan air sungai akan mengalami
penguapan yang disebabkan oleh pemanasan sinar matahari. Dalam hidrologi, penguapan dari
badan air secara langsung disebut evaporasi. Penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan
disebut transpirasi. Jika penguapan dari permukaan air bersama-sama dengan penguapan dari
tumbuh-tumbuhan disebut evapotranspirasi. Penguapan air dari dedaunan dan batang pohon
yang basah disebut intersepsi. Hujan dalam istilah hidrologi disebut presipitasi yakni tetes air
dari awan yang jatuh kepermukaan tanah.

Hujan yang turun ke permukaan bumi jatuh langsung kepermukaan tanah,permukaan


air danau,sungai,laut,hutan,atau perkebunan. Air yang meresap ke tanah akan terus sampai
kedalaman tertentu dan mencapai permukaan air tanah (ground water) yang
disebutperkolasi. Jika aliran tanah muncul atau keluar akan menjadi mata air (spring). Mata
air yang keluar dengan cara rembesan disebut seepage.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 AIR TANAH dan TANAH KAPILER

Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman air
tanah di tiap tempat tidak sama karena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya lapisan
permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Kedalaman air dapat
dilihat dari sumur-sumur yang digali oleh penduduk. Permukaan bagian atas air itu lebih
preatik.

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya
terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit
dilakukan. Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat
penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk
kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa
daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%. Sebenarnya di
bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang mempersatukan kumpulan air yang ada
di permukaan. Kumpulan air inilah yang disebut air tanah.

A. MACAM MACAM AIR TANAH

Ada bermacam-macam jenis air tanah.

1. Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah permukaan
(Freatik) dan air tanah dalam.

 Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan tanah /
batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumur-sumur, sungai,
danau dan rawa termasuk jenis ini.
 Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan yang
tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus dilakukan
pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur yang airnya
berasal dari air tanah dalam.

Diantara lapisan kedap dan tak kedap air terdapat lapisan peralihan. Air tanah pada
lapisan tak kedap mempengaruhi gerak aliran air. Jika lapisan yang kurang kedap terletak di
atas dan di bawah suatu tubuh air, maka akan menghasilkan lapisan penyimpanan air yaitu air
tanah yang tak bebas. Tekanan dari air tanah tak bebas bergantung pada keberadaan tinggi
suatu tempat dengan daerah tangkapan hujannya. Pada daerah yang air tanahnya lebih rendah

2
daripada permukaan air di daerah tangkapan hujan, air akan memancar keluar dari sumur
yang dibor. Sumur demikian disebut sumur freatis.Air tanah freatik terdapat pada formasi
lapisan batuan porous yang menjadi pengikat air tanah dengan jumlah yang cukup besar.
Kedalaman lapisan freatik tergantung pada ketebalan lapisan batuan di atasnya.

2. Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer
(angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.

 Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah ber asal
dari hujan dan pencairan salju.
 Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah
yang tersimpan di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah yang
naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.

B. WILAYAH AIR TANAH

Ada 4 wilayah air tanah yaitu:

1. Wilayah yang masih terpengaruh udara.

Pada bagian teratas dari permukaan bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air.
Karena pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah.
Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan
hidupnya

2. Wilayah jenuh air.

Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur. Kedalaman wilayah
ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.

3. Wilayah kapiler udara.

Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh udara dengan wilayah
jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah
jenuh air.

4. Wilayah air dalam.

Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan yang tidak tembus air.

C. JENIS JENIS AIR

1. Air Tanah

adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah dapat dibagi lagi
menjadidua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.

3
2. Air tanah preatis

Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta
berada di atas lapisan kedap air / impermeable.

3. Air Tanah Artesis

Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua
lapisan kedap air.

4. Air Permukaan

Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah
dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang,
dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

 Perairan Darat

Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-
rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.

 Perairan Laut

Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut
yang berada di laut.

Air tanah didefinisikan sebagai air yang terdapat di bawah permukaan bumi.

 Salah satu sumber utama air ini adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah lewat
ruang pori diantara butiran tanahnya.
 Air biasanya sangat berpengaruh pada sifat-sifat teknis tanah, khususnya tanah
berbutir halus.

Demikian juga, air merupakan faktor yang sangat penting dalam masalah-masalah teknis
yang berhubungan dengan tanah seperti :

 Penurunan
 Stabilitas pondasi
 Stabilitas lereng, dll

Terdapat 3 zone penting di lapisan tanah yang dekat dengan permukaan bumi yaitu :

 Zone Jenuh Air


 Zone Kapiler
 Zone Jenuh Sebagian

4
AIR TANAH

 Pada Zone Jenuh Air, atau zone di bawah muka air tanah, air mengisi seluruh rongga-
rongga tanah.
 Pada zone ini tanah dianggap dalam kedudukan jenuh sempurna.
 Batas atas dari zone jenuh adalah permukaan air tanah (water table) atau permukaan
freatis
 Pada permukaan air tanah, tekanan hidrostatis adalah nol.
 Zone Kapiler terletak di atas zone jenuh. Ketebalan zone ini tergantung dari jenis
tanahnya.
 Akibat tekanan kapiler, air terhisap ke atas mengisi ruangan diantara butiran tanah.
Pada keadaan ini, air mengalami tekanan negatif.
 Zone tak jenuh atau zone jenuh sebagian, berkedudukan paling atas, adalah zone di
dekat permukaan tanah, dimana air dipengaruhi oleh penguapan dan akar tumbuh-
tumbuhan.

1.2. KONDISI KONDISI TEKANAN DALAM TANAH

TEKANAN TANAH

Tekanan dari tanah ke suatu struktur, disebut “Tekanan Tanah”. Struktur/dinding


penahan tanah umumnya ada dalam kondisi salah satu dari tiga jenis tekanan sebagai berikut:

1. Tekanan tanah dalam kondisi diam; tekanan yang terjadi akibat massa tanah pada
dinding penahan dalam kondisi seimbang.

2. Tekanan tanah aktif

3. Tekanan tanah pasif

 Tekanan Tanah Diam

Apabila dinding penahan sungguh kaku (rigit) sehingga tidak dapat bergerak sedikitpun,
maka tegangan yang bekerja :

= Ko . . H

Ko = koefisien tanah diam

Harga-harga Ko yang khas untuk beberapa macam tanah tertentu adalah sebagai berikut :

5
Pasir padat = 0,35

Pasir lepas = 0,45

Lempung “Normally Consolidated” = 0,4 – 0,8

Lempung “Over Consolidated” = 0,8 – 2,0

1. Tekanan Tanah Aktif

Pada umunya dinding penahan tanah tidak dapat dianggap kaku, karena sedikit banyak
akan bergerak (deform) kedepan pada waktu penimbunan tanah di belakangnya. Deformasi
yang terjadi dianggap cukup besar sehingga tercapai keadaan keruntuhan (failure state) dalam
tanah.

2. Tekanan Tanah Pasif

Keadaan dimana dinding ditekan sehingga bergerak kebelakang. Dalam hal ini tegangan
tanah akan menjadi lebih besar dari . Tegangan terbesar akan terjadi apabila tanah telah
mencapai keadaan keruntuhan.

 Teori Tekanan Tanah

Untuk mendapatkan besarnya tekanan tanah dapat dihitung dengan :

a. Cara analitis :

1. Teori Rankine

2. Teori Coulomb

b. Cara Grafis :

1. Teori Culmann

2. Teori Rebhan

3. Teori Poncelet

4. Teori Trial Wedge

1. Teori Rankine

6
Teori Rankine beranggapan bahwa (a) tekanan tanah pada bidang vertical bersama
massa tanahnya yang berdekatan/berbatasan dengan tembok penahan menjadi satu, (b)
permukaan bidang tegak dianggap rata, (3) arah gaya tekanan sejajar dengan bidang
permukaan tanah.

Tekanan tanah aktif dalam tanah tak berkohesi. Tekanan tanah aktif pada kedalaman
H adalah :

Pa = Ka H

Diagram gaya untuk berbagai kondisi adalah:

a. Tanah tak berkohesi dalam keadaan kering:

 Tekanan total = gaya tekan = ½Ka H2

b. Tanah tak berkohesi dalam kondisi terendam sebagaian :

 Gaya tekan = ½Ka h12 + Ka h1 h2 + ½Ka h22 + h22

c. Tanah tak berkohesi dalam kondisi terendam sebagian dan ada muatan merata :

7
 Gaya tekan = ½Ka h12 + Ka h1 h2 + ½Ka h22 + h22 + Ka q H Tekanan
tanah aktif dalam tanah berkohesi

h=

hc = (hc disebut tinggi kritis)

Pada kedalaman Ho tidak ada tegangan yang terjadi (tekanan + = tekanan - ), jadi
pada tanah berkohesi, penggalian tanah sampai Ho secara teoritis tidak perlu adanya dinding
penahan.

 Ho = 2 hc = 4 c

 AD adalah tegangan negative, sebesar =

 BC adalah tegangan positif, jadi FC = ( – )

Tekanan total pada tembok :

 Pa = ½ H2. Ka – 2 c H Ka (Aktif)

 Pp = ½ H2. NQ – 2 c H NQ (Pasif)

Untuk permukaan tanah yang membuat kemiringan dengan sudut, Resultante


tegangan/tekanan total adalah :

8
Pa = ½ H2. cos

Titik tangkap gaya tekan/tekanan total terletak pada dari dasar tembok dan sejajar
dengan kemiringan permukaan tanah ( ).

2. Teori Coulomb

Anggapan teori Coulomb adalah sebagai berikut :

a. Untuk kondisi aktif dianggap tembok member tegangan dalam tanah

b. Tanah yang runtuh/longsor ada disepanjang dinding

c. Arah gaya tekan membentuk sudut dengan bidang tembok ( ) atau sudut bidang
tembok dengan tanah.

1. Untuk tembok tegak dan muka tanah horizontal adalah :

Ka = 2

2. Untuk tembok tegak dan muka tanah membentuk sudut maka :

Ka = 2

Menurut Terzaghi, dapat ditentukan sebesar ( )

9
1.3. PERMEABILITAS dan REMBESAN

Tanah adalah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang saling berhubungan
satu sama lain sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang mempunyai energi lebih tinggi
ke titik yang mempunyai energi lebih rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori
tanah diperlukan dalam mekanika hal ini sangat berguna didalam menganalisa kestabilan dari
suatu bendungan tanah dan konstruksi dinding penahan tanah yang terkena gaya rembesan.

 GRADIEN HIDROLIK

Menurut persamaan Bernoulli, tinggi energi total pada suatu titik di dalam air yang
mengalir dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari tinggi tekan, tinggi kecepatan, dan
tinggi elevasi, yaitu :

Dimana :
h = tinggi energi total
p = tekanan
v = kecepatan
g = percepatan gravitasi
γw = berat volume air.

Apabila persamaan Bernaulli di atas dipakai untuk air yang mengalir melalui pori-pori
tanah, bagian dari persamaan yang mengandung tinggi kecepatan dapat diabaikan. Hal ini

10
disebabkan karena kecepatan rembesan air didalam tanah adalah sangat kecil. Maka dari itu,
tinggi energi total pada suatu titik dapat dinyatakan sebagai berikut.

Dimana:

i = gradien hidrolik.

L= jarak antara titik A dan B, yaitu panjang aliran air dimana kehilangan tekanan terjadi.

 Hukum Darcy

Pada tahun 1856, Darcy memperkenalkan suatu persamaan sederhana yang digunakan
untuk menghitung kecepatan aliran air yang mengalir dalam tanah yang jenuh, dinyatakan
sebagai berikut:

Dimana:

v = kecepatan aliran

k = koefisien rembesan

koefisien rembesan mempunyai sstuan yang sama dengan kecepatan. Istilah koefisien
rembesan sebagi besar digunakan oleh para ahli teknik tanah, para ahli meyebutkan sebagai
konduktifitas hidrolik. Bilamana satuan Inggris digunakan, koefisien rembesan dinyatakan
dalam ft/menit atau ft/hari, dan total volume dalam ft3. Dalam satuan SI, koefisien rembesan
dinyatakan dalam cm/detik, dan total volume dalam cm3.

Koefisien rembesan tanah adalah tergantung pada beberapa faktor, yaitu:


kekentalan cairan, distribusi ukuran pori, distribusi ukuran butir, angka pori, kekasaran
permukaan butiran tanah, dan drajat kejenuhan tanah. Pada tanah berlempung, struktur tanah
konsentrasi ion dan ketebalan lapisan air yang menempel pada butiran lempung menentukan
koefisien rembesan.

11
Harga koefisien rembesan untuk tiap-tiap tanah adalah berbeda-beda. Beberapa harga
koefisien rembesan diberikan pada tabel dibawah ini:

Jenis tanah K

(cm/detik) (ft/menit)

Kerikil bersih 1,1-100 2,0-200

Pasir kasar 1,0-0,01 2,0-0,02

Pasir halus 0,01-0,001 0,02-0,002

Lanau 0,001-0,00001 0,002-0,00002

lempung Kurang dari 0,000001 Kurang dari 0,000002

Koefisien rembesan tanah yang tidak jenuh air adalah rendah, harga tersebut akan
bertambah secara cepat dengan bertambahnya drajat kejenuhan tanah yang bersangkutan.

Koefisien rembesan juga dapat dihubungkan dengan sifat-sifat dari cairan yang
mengalir melalui tanah yang bersangkutan dengan persamaan sebagai berikut:

Dimana:

ρw = berat volume air

μ= kekentalan air
k = rembesan absolut

Rembesan absoulut, mempunyai satuan L2 (yaitu cm2, ft2, dan lain-lain)

UJI PERMEABILITAS

Terdapat empat macam cara pengujian untuk menentukan koefisien permeabilitas di


laboratorium, yaitu :

12
 Pengujian tinggi energi tetap (Constan-head)
 Pengujian tinggi energi turun (falling-head)
 Penentuan secara tidak langsung dari pengujian konsolidasi.

Pengujian Tinggi Energi Tetap (Constant Head).

 Pengujian constant-head ini cocok untuk jenis tanah granular (berbutir).


 Prinsip pengujiannya, tanah benda uji diletakkan di dalam silinder.
 Pemberian air dari pipa masuk dijaga sedemikian rupa sehingga perbedaan tinggi air
pada pipa masuk dan pipa keluar (h) selalu konstan selama percobaan.
 Pada kedudukan ini tinggi energi hilang adalah h.
 Setelah kecepatan aliran air yang melalui contoh tanah menjadi konstan, banyaknya
air yang keluar ditampung dalam gelas ukur (Q) dan waktu pengumpulan air dicatat
(t).

Volume air yang terkumpul adalah :

Dengan A adalah luas penampang benda uji, dan L adalah panjangnya.

Karena i = h/L, maka : Q = k (h/L) A t


sehingga :

1.4. PERSAMAAN DASAR PENGALIRAN AIR DALAM TANAH

 Jaringan Air

Kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis ekipotensial dinamakan jaringan
aliran. Jaringan aliran dibuat untuk menghitung aliran air tanah, dalam pembuatan jaringan
aliran. Garis-garis aliran dan ekipotensialmdigambar sedemikian rupa sehingga:

1) Garis ekipotensial memotong tegak lurus garis aliran

2) Elemen-elemen aliran dibuat kira-kira mendekati bentuk bujur sangkar.

 Persamaan Kontinuitas

13
Dalam keadaan sebenarnya, air mengalir di dalam tanah tidak hanya dalam satu arah
dan juga tidak seragam untuk seluruh luasan yang tegak lurus dengan arah aliran. Untuk
permasalahan-permasalahan seperti itu, perhitungan aliran air tanah pada umumnya dibuat
dengan menggunakan grafik-grafik yang dinamakan jaringan aliran. Konsep jaringan aliran
ini didasarkan pada persamaan Kontinuitas Laplace yang menjelaskan mengenai keadaan
aliran tunak untuk suatu titik didalam massa tanah.

 Ekivalen pada Tanah Berlapis-lapis

Koefisian rembesan suatu tanah mungkin bervariasi menurut arah aliran yang
tergantung pada perilaku tanah dilapangan. Untuk tanah yang berlapis-lapis dimana koefisien
rembesan alirannya dalam suatu arah tertentu akan berubah dari lapis ke lapis, kiranya perlu
ditentukan harga rembesan ekivalen untuk menyederhanakan perhitungan.

2. JARINGAN-JARINGAN AIR (flow nets)

 pada bab sebelumnya telah dibahas, untuk menghitung banyaknya air yang mengalir
melalui tanah diperlukan hukum Darcy.
 Dalam keadaan yang sebenarnya, air mengalir di dalam tanah tidak hanya dalam satu
arah dan juga tidak seragam untuk seluruh luasan yang tegak lurus arah aliran.
 Untuk permasalahan-permasalahan seperti ini, perhitungan aliran air tanah pada
umumnya dibuat dengan menggunakan grafik-grafik yang dinamakan jaringan aliran
(flow nets).
 Konsep jaringan aliran ini didasarkan pada persamaan kontinuitas Laplace yang
menjelaskan mengenai keadaan aliran yang terus-menerus (steady state) untuk suatu
titik di dalam massa tanah.
 Untuk menurunkan persamaan kontinuitas Laplace, kita tinjau sebaris turap kedap air
yang dipancang sampai pada kedalaman lapisan tanah tembus air, sbb :
a) Aliran air yang terjadi secara terus- menerus dari bagian hulu (upstream) ke
bagian hilir (downstream) melalui lapisan tanah tembus air (permeable layer)
adalah aliran dalam dua dimensi.
b) Untuk aliran air pada titik A, kita perhatikan suatu elemen tanah berbentuk
kubus yang mempunyai ukuran dx, dy, dan dz (dy tegak lurus terhadap bidang
gambar).
c) Dianggap vx dan vz adalah komponen kecepatan arah horizontal dan vertikal.
d) Jumlah air yang mengalir masuk kedalam kubus tanah persatuan waktu dalam
arah horizontal adalah (vx dy dz) dan dalam arah vertikal adalah (vz dx dy).
e) Jika perubahan kecepatan aliran arah x = δvx/δx dan arah z = δv /δz z , maka
i. Jumlah air yang mengalir keluar dari kubus tanah persatuan waktu
dalam arah horizontal dan vertikal adalah sbb :

14
ii. Dengan menganggap bahwa air tidak termampatkan (incompressible),
dan tidak terjadi perubahan volume dalam massa tanah, maka jumlah
air yang mengalir masuk seharusnya = jumlah air yang mengalir keluar
dari elemen tanah yang berbentuk kubus tersebut. Jadi :

1.5. JARINGAN ALIRAN (FLOW NET)

Persamaan kontinuitas dalam media isotropik mewakili dua kelompok grafik yang
saling tegak lurus satu sama lain, yaitu :
1. Garis-garis aliran (flow lines)
2. Garis-garis equipotential

1. Garis aliran (flow lines) adalah suatu garis sepanjang mana butir-butir air akan
bergerak dari bagian hulu ke bagian hilir sungai melalui media tanah yang tembus air
(permeable).
2. Garis ekipotensial (equipotential lines) adalah suatu garis sepanjang mana tinggi
potensial di semua titik pada garis tersebut adalah sama.
Jadi, apabila alat-alat pizometer ditempatkan di beberapa titik yang berbeda-beda di
sepanjang satu garis ekipotensial, air di dalam tiaptiap pizometer tersebut akan naik
pada ketinggian yang sama, sebagaimana terlihat pada gambar (untuk kx = kz = k).

Kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis ekipotensial dinamakan jaringan aliran (flow
net).

 Jaringan aliran (flow net) dibuat untuk menghitung aliran air tanah.
 Dalam pembuatan jaringan aliran, garis-garis aliran dan ekipotensial digambar
sedemikian rupa sehingga :
1. Garis ekipotensial memotong tegak lurus garis aliran
2. Elemen-elemen aliran dibuat kira-kira mendekai bentuk bujur sangkar
 Gambar disamping adalah contoh dari jaringan aliran yang lengkap dalam lapisan
tanah tembus air yang isotropik.
 enggambaran suatu jaringan aliran biasanya harus dicoba berkali-kali.
 Selama menggambar jaringan aliran, harus selalu diingat kondisi-kondisi batasnya.
 Untuk jaringan aliran, keadaan batas yang dipakai adalah sbb :
 Permukaan lapisan tembus air pada bagian hulu dan hilir sungai (garis a- b dan
d-e) adalah garis-garis ekipotensial (equipotentiql lines).

15
 Karena a-b dan d-e adalah garis- garis ekipotensial, semua garis- garis aliran
(flow lines) memotong- nya tegak lurus.
 Batasan lapisan kedap air, yaitu f-g; begitu juga permukaan turap kedap air,
yaitu garis a-c-d, adalah garis- garis aliran (flow lines).
 Garis-garis ekipotensial memotong a-c-d dan f-g tegak lurus.

BAB III

16
PENUTUP

Kesimpulan

1. Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah
2. Tekanan dari tanah ke suatu struktur, disebut “Tekanan Tanah”.
3. kecepatan aliran air yang mengalir dalam tanah yang jenuh disebut rembesan
4. berhubungan dengan aliran air dalam tanah tersebut.
5. flow lines adalah suatu garis sepanjang mana butir-butir air akan bergerak dari bagian
hulu ke bagian hilir sungai melalui media tanah yang tembus air (permeable).

Saran

Sebaiknnya bagi para pembaca menghargai makalah ini dan dipergunakan


sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

17
https://hasanagroteknos09.wordpress.com/2011/11/18/hubungan-air-tanah-dan-
tanaman/

https://prezi.com/2nek743asxsn/tekanan-tanah/

student.uigm.ac.id/assets/file/.../Permeabilitas_dan_Rembesan.pdf

https://www.scribd.com/doc/94381294/Aliran-Air-Tanah

student.uigm.ac.id/assets/file/Materi/Flow_Net.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai