Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FILSAFAT
“ILMU PENGETAHUAN DAN PERAN AGAMA”

Dosen Penampu:
RIZA FAHLIFI

DISUSUN OLEH:
M.RIZKY HIDAYATURAHMAN (15.63.0803)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TENKOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2017

1
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Yang telah memberi kami
kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai rahmat bagi
semesta alam, berserta keluarga dan para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia
sampai hari kemudian.
Makalah atau buku ini kami buat dengan maksud untuk menunaikan tugas kami
mengenai Ilmu Akhlak. Saya berharap penyusunan dalam bentuk makalah ini akan memberi
banyak manfaat dan memperluas ilmu pengetahuan kita.
Dan kami menyadari didalam penyusunan ini mungkin masih belum sempurna dan
terdapat kesalahan dalam penyusunannya, kami mohon untuk bimbingan dan kritik serta
saran yang bersifat membangun.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kami mohon, semoga usaha ini merupakan usaha
yang murni bagi-Nya dan berguna bagi kita sekalian sampai hari kemudian.

II2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................. ii
Dartar Isi ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 4
1.4 Pembatasan Masalah .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat ........................................................................................................ 5
2.2 Objek Filsafat ............................................................................................................... 7
2.2.1 Obyek Material .......................................................................................................... 7
2.2.2 Obyek Formal ............................................................................................................ 7
2.3 Metode Filsafat ............................................................................................................. 9
2.4 Peranan, Tujuan, dan Manfaat Filsafat ...................................................................... 10
2.5 Hubungan Filsafat Dengan Agama ............................................................................ 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 14
3.2 Saran ........................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

3
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir pula
merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita manusia. Akal yang
diberikan oleh-nya merupakan suatu pembeda antara kita dengan makhluk lainnya.
Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh
kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran yang dapar
membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa manusia kepada
tindakan yang lebih layak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Filsafat?
2. Apakah Objek Filsafat?
3. Apakah Metode Filsafat?
4. Apakah Peranan, Tujuan, dan Manfaat Filsafat?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah filsafat umum
2. Mempelajari dan Mengetahui apa itu Filsafat
3. Menambah pengetahuan baru tentang Filsafat
4. Mengetahui apa objek, tujuan, dan manfaat dari Filsafat
1.4 Pembatasan Masalah
Dalam hal ini, akan dibahas mengenai apa yang menjadi objek filsafat. Kami akan
memfokuskan pembahasan tentang pengertian filsafat, objek material dan formal filsafat, dan
metode filsafat.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat
Secara Etimologis, filsafat merupakan terjemahan dari Philolophy (Bahasa Inggris)
atau Philosophia dari bahasa Yunani. Kata tersebut terdiri dari dua suku kata
yaitu Philodan Shopia. Philo yang berarti suka atau cinta, dan Shopia berarti kebijaksanaan.
Jadi,Philoshopia berarti suka atau cinta pada kebijaksanaan
Apabila diperhatikan bahwa nama Filosof (philosophos) pertama kali dalam sejarah
dipergunakan oleh Pythagoras (570-500 SM). Menurutnya, Filosof adalah seorang yang
ingin untuk mengetahui segala sesuatu menurut keadaan yang sebenarnya, keinginan
tersebut semata-mata untuk mengetahui dan juga mengatakan bahwa dalam masa Socrates
dan Plato (abad ke-5 SM), nama filsafat dan filosuf sudah lazim dipakai untuk dalam dialog
plato yang berjudul Phaidros.
Mengenai Pengertian (Definisi) filsafat tersebut, perlu dipahami bahwa filsafat
memandang alam ini sebagai suatu kesatuan yang tidak dipecah-pecah, sehingga ia
membahasnya secara keseluruhan, antara yang satu sama lainnya sehingga berkaitan.
Pertama, menurut Plato. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang asli.
Kedua, menurut Aristoteles “filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika”.
Ketiga, menurut golongan Stoa “filsafat ialah usaha untuk mencari kesempurnaan
yang bersifat teori dan amalan dalam bidang logika, fisika, dan etika.
Keempat, menurut al-Farabi filasafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud
sebagaimana hakikat yang sebenarnya.
Kelima, menurut Descartes filsafat merupakan sekumpulan segala pengetahuan
dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
Banyak yang berkesimpulan tentang filsafat, seperti yang dikemukakan oleh oleh DR.
Yahya Huaidi, dosen filsafat pada Universitas Cairo bahwa “filsafat itu tidak lebih dari suatu

5
pemikiran, dimana orang harus berpandangan biasa dan tidak terikat pada lapangan
penyelidikan tertentu, seperti halnya para ilmuan dan bukan pula bertolak dari suatu paham
yang sudah diterima kebenarannya lebih dahulu, seperti sikaf orang agama.
Selanjutnya, Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat mengemukakan
bahwa berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran tentang segala
sesuatu yang dimasalahkan, dengan berfikir secara radikal, sistematis dan universal (Sidi
Gazalba:40).
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan filsafat
sebagai :
a) Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal mengenai hakikat segala yang ada, sebab, dan
hukumnya.
b) Teori yang mendasari alam pemikiran atau suatu kegiatan
c) Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemology.
Kattsoff, sebagaimana dikutip oleh Associate Webmaster Propessional (2001), menyatakan
karakteristik filsafat sebagai berikut :

1. Filsafat adalah berpikir secara kritis.


2. Filsafat adalah berpikir dalam bentuk sistematis.
3. Filsafat menghasilkan sesuatu yang runtut.
4. Filsafat adalah berpikir secara rasional.
5. Filsafat bersifat komprehensif

Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga dimensi yaitu :


a) Logika ; apa yang dimaksud benar dan apa yang dimaksud salah.
b) Etika ; mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk.
c) Estetika ; apa yang termasuk jelek dan apa yang termasuk indah.

6
Ketiga cabang utama ini akhirnya bertambah lagi yaitu:
a) Metafisika ; teori tentang ada (tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat serta
pemikiran serta kaitan antara zat dan pikiran).
b) Politik ; kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang ideal.

Akhirnya berkembang lagi menjadi banyak cabang yang meliputi:


a) Epistimologi (filsafat pengetahuan) f) Filsafat matematika
b) Etika (filsafat moral) g) Filsafat sejarah
c) Estetika (filsafat seni) h) Filsafat hukum
d) Metafisika i) Filsafat pendidikan
e) Politik (filsafat pemerintahan) j) Filsafat agama

2.2 Objek Filsafat


Secara umum, filsafat mempunyai objek yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin
ada dan boleh juga diaplikasikan, yaitu tuhan, alam semesta, dan sebagainya. Apabila
diperhatikan secara seksama objek filsafat tersebut dapat dikatagorikan kepada dua:

1. Objek material

Objek material ini adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian
keilmuan. Objek material filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu
pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secar umum.

2. Objek formal

Objek formal merubah objek khusus filsafat yang sedalam-dalamnya (Poedjawijatna, 1994:
8). Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.
Suatu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan
ilmu yang berbeda-beda.[7] Objek formal ini dapat dipahami melalui dua kegiatan:

7
a. Aktivitas berfikir murni (reflective thinking) artinya kegiatan akal manusia dengan usaha
untuk mengerti dengan usaha untuk mengerti secara mendalam segala sesuatunya sampai
ke akar-akarnya.
b. Produk kegiatan berfikir murni, artinya hasil dari pemikiran atau penyelidikan dalam
wujud ilmu atau ideologi.
Mengenai objek forma ini ada juga yang mengindentikan dengan metafisika, yaitu hal-hal
diluar jangkauan panca indra, seperti persoalan esensi dan substansi alam, yaitu sebab
utama terjadinya alam. Metafisika berasal dari bahasa yunani, yaitu metha artinya di
belakang, sedangkan fisika artinya fisik atau nyata. Untuk itu dapat dipahami
pengertianmethafisika adalah pemikiran yang jauh dan mendalam dibalik apa yang bisa
dijangkau oleh panca indra seperti Tuhan, asal alam, hakikat manusia, dan sebagainya.[8]
Bagi plato(+ 427-347 SM) filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas
yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada. Sementara bagi Aritoteles(+ 384-322 SM)
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari “peri ada selaku ada”(being
as being) atau “peri ada sebagaimana adanya”(being as such). Dari dua pernyataan
tersebut, dapatlah diketahui bahwa “ada” merupakan objek materi dari filsafat. Karena
fisafat berusaha memberikan penjelasan tentang dunia seluruhnya, termasuk dirinya
sendirinya, maka “ada” disini meliputi segala sesuatu yang ada dan, bahkan, yang
mungkin ada atau seluruh ada. Jadi, secara singkat dapat dikatakan, jika filsafat itu bersifat
holistik atau keseluruhan, sementara ilmu pengetahuan lainnya bersifat Fragmental atau
bagian-bagian.
Persoalan filsafat berbeda dengan persoalan nonfilsafat. Perbedaanya terletak pada materi
dan ruang lingkupnya. Ciri-ciri persoalan filsafat adalah sebagai berikut:[10]
1. Bersifat Umum, artinya persoalan kefilsafatan tidak bersangkutan dengan objek-objek
khusus dengan kata lain sebagian besar masalah kefilsafatan berkaitan dengan ide-ide
besar.
2. Tidak menyangkut fakta. Dengan kata lain persoalan filsafat lebih bersifat spekulatif.
Persoalan-persoalan yang dihadapi melampaui batas-batas pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang menyangkut fakta.

8
3. Bersangkutan dengan nilai-nilai (Values), artinya persoalan-persoalan kefilsafatan
bertalian dengan penilaian baik nilai moral-etika, estetika, agama, dan sosial. Nilai dalam
pengertian ini adalah suatu kualitas abstrak yang ada pada suatu hal.
4. Bersifat kritis, filsafat merupakan analisi secara kritis terhadap konsep-konsep dan arti-
arti yang biasanya diterima begitu saja.
5. Oleh suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara kritis.
6. Bersifat sinoptis, artinya persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan secara
keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat susunan kenyataan sebagai
keseluruhan.
7. Bersifat implikatif, artinyakalau sesuatu persoalan kefilsafatan sudah dijawab, maka dari
jawaban tersebut akan memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan.

2.3 Metode Filsafat


Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari kenyataan.
Untuk mendapatkan hal tersebut, filsafat memiliki beberapa metode penalaran.
1. Deduksi
Secara sederhana, metode ini dapat dikatakan satu metode penalaran yang bergerak dari
sesuatu yang bersifat umum kepada yang khusus. Contohnya:
Semua manusia akan mati
Presiden adalah manusia
Presiden akan mati

2. Induksi

Dikatakan satu metode penalaran yang bergerak dari sesuatu yang bersifat khusus ke umum.
Ryan adalah seorang mahasiswa Aqidah Filsafat
Ryan adalah manusia
Semua mahasiswa Aqidah Filsafat adalah manusia

9
3. Dialektika
Secara umum, metode ini dapat dipahami sebagai cara berfikir yang dalam usahanya
memperoleh kesimpulan berstandar pada tiga hal, yakni: tesis, antitesis dan sintesis yang
merupakan gabungan dari tesis dan antitesis. Contoh sederhana untuk metode penalaran ini
adalah keluarga. Dalam satu keluarga biasanya terdapat ayah, ibu, dan anak. Jika ayah adalah
tesis, maka ibu adalah antitesis lantas anak merupakan sintesis karena keberadaanya
ditentukan ayah dan ibu.

2.4 Peranan, Tujuan, dan Manfaat Filsafat


Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh
kenyataan, upaya ini menghasilkan beberapa peranan bagi manusia.
Filsafat berperan sebagai pendobrak. Artinya bahwa filsafat mendobrak
keterjungkungan pikiran manusia. Dengan memahami, dan mempelajari filsafat manusia
dapat menghancurkan kebekuan, kabakuan, bahkan keterkungkungan pikirannya dengan
kembali mempertanyakan segala. Pendobrakan ini bisa membuat manusia terbebas dari
kebekuan, dan keterkungkungan.
Jadi, bagi manusia filsafat berperan sebagai pembebas pikiran manusia. Pembebasan
ini membimbing manusia untuk berpikir lebih jauh, lebih mendalam, lebih kritis terhadap
segala hal sehingga manusia bisa mendapatkan kejelasan dan keterangan atas seluruh
kenyataan.
Jadi peranan ketiga yang dimiliki filsafat bagi manusia adalah sebagai pembimbing.
Selain memiliki peran bagi manusia, filsafat juga berperan bagi ilmu pengetahuan umumnya.
Menurut Descartes, filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal
penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam dan manusia.
Filsafat sebagai penghimpun ilmu pengetahuan. Memahami peranannya sebagai
penghimpun, maka filsafat dapat dikatakan merupakan induk segala ilmu pengetahuan
ataumater scientiarum. Bagi Bacon, filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu. Ia
menangani semua pengetahuan, selain sebagai induk yang menghimpun semua pengetahuan,

10
bagi ilmu pengetahuan filsafat juga mempunyai peranan lain, yakni sebagai pembantu ilmu
pengetahuan.
Dalam menjalan peranannya filsafat memiliki tujuan. Menurut Plato, filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Jadi, secara umum,
tujuan filsafat adalah meraih kebenaran. Tidak sepetri agama yang menyandarkan diri dan
mengajarkan kepatuhan, filsafat menyandarkan diri dan mengandalkan kemampuan berfikir
kritis.
Secara konkret manfaat mempelajari filsafat adalah:

a. Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri dengan pikiran lebih mendalam,
kita mengalami dan menyadari kerohanian kita.
b. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari.
c. Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dari akusentrisme
(dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan si aku).
d. Filsafat merupakan latihan untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan saja,
membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat
kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat
sendiri, berdiri sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
e. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri(terutama dalam etika)
maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik,
dan sebagainya.

2.5 Hubungan Filsafat Dengan Agama

Terdapat beberapa asumsi berkaitan dengan hubungan filsafat dengan agama. Asumsi
tersebut didasarkan pada anggapan manusia sebagai makhluk budaya. Asumsi pertama,
manusia sebagai makhluk budaya mampu berspekulasi dan berteori filsafat yang akan
menentukan kebudayaannya, bahkan sampai sadar dan jujur mengakui kenyataan Tuhan dan
ajaran agama.

11
Asumsi kedua kita ini diciptakan oleh Tuhan sebagai suatu yang potensial dapat diperbaiki,
diperindah, dan diperkaya, sehingga hidup dan penghidupan ini lebih dapat meningkat
harganya untuk dihidupi dan dinikmati. Hubungan agama dengan filsafat dapat dinyatakan
sebagai berikut:
1. Agama adalah unsur mutlak dan sumber kebudayaan, sedangkan filsafat adalah salah
satu unsur kebudayaan
2. Agama adalah ciptanya Tuhan, sedangkan filsafat hasil spekulasi manusia
3. Agama adalah sumber-sumber asumsi dari filsafat dan ilmu pengetahuan (science)
filsafat menguji asumsi-asumsi science
4. Agama mempercayai akan adanya kebenaran dan kenyataan dogma-dogma agama,
sedangkat filsafat tidak mengakui dogma-dogma sebagai kenyataan tentang kebenaran.

Menurut Hocking (1946), agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang
dihadapi manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Agama
merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya, karena
ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Agama menjadi suatu lembaga yang
bersemangat untuk memperoleh kehidupan yang baik dan merenungkannya sebagai suatu
tuntutan kosmis,. Menusia menjadi penganutnya yang setia terhadap agama karena manurus
keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya yang
tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal sepert halnya menguji
kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan
pengkajian filsafat. Landasan agama atau tauhid meurpkan landasan utama yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di dnia dan
menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses pendidikan dan
pembelajran bagi anak didi, dimna alandasan tauhi dan spritual keagaaamini menyangkut
dengan hakikat menusi asebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan dan
pemblajarna yang harus dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian anak didik
yang sesuai dengan nilai-nilai aqidan dan spritual kegaman yaitu menurut ajaran agama islam.
Pandangan filsafat menurut agama islam tertung semuanga pada Al-qur’an yang dijadikan

12
seabgaipegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia yakin
bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan
kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya terhadap seluruh
sikap dan pandangan orang, karena filsafat justru hendak memberikan dasar-dasar yang
terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia. Ada beberapa hal yang penting dalam agama
yaitu : menyakini adanya Tuhan yang menciptakan semua yang ada dilangit dan dibumi dan
mengatur semua kehidupan manusia, adanya kebajikan, sifat buruk dan baik dan lain
sebagainya,juga diselidi oleh filsafat karena itu meurpakan atau mungkin ada secara umum
kebenaran dalam agama didasarkan pada wahtu atau firman-firman Allah, sedangkan
kebenaran dalam filsafat didasarkan pada pikiran belaka, agama telah mengaskan bahwa
agama itu untuk orang-orang yang berakal dan berilmu pengetahuan. Maksudnya adalah
dalam agama terutama gama islam adanya aturan-aturan yang ditetapkan Allah, dimnaa
aturah Allah adalah wajib, sunat, haram, makhru dan mubah. Jadi agama dan pendidikan
merupakan dual yang saling berhubungan dan saling berkaitan, maksudnya adalah didalam
agama ada aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam pendidikan juga ada aturan
yang harus dipatuhi dan semua atuaran baik agama maupun pendiidkan dijalankan dan
diterapkan oleh manusia.
Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya : setiap orang
diharapkan merenung dalamhikmah untuk menjadi prosesn pendidikan dan usaha-usaha
pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga negara agar beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan insaf
tentang hidup serta mempunyai tauladan yang dapat dijadikan perinsip dan keyakinan.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat yaitu cinta atau suka kepada suatu kebijaksanaan atau kebajikan. Filosof atau
orang yang berfilsafat adalah orang yang suka akan kebijaksanaan dan senantiasa akan
berusaha untuk berbuat bijaksana. Filsafat mempunyai banyak peranan bagi manusia seperti:
mendobrak keterkungkungan pikiran manusia, pembebas pikiran manusia, sebagai
pembimbing, penghimpun ilmu pengetahuan, dan sebagai pembantu pengetahuan.
Secara umum, tujuan filsafat adalah meraih kebenaran agar dapat membawa manusia
kepada pemahaman, dan kepada tindakan yang lebih layak.

3.2 Saran
Jika dilihat dari peranan filsafat dan manfaat dari filsafat itu sendiri, ada baiknya kita
mempelajari dan lebih memahami serta mendalami kajian dari ilmu filsafat.

14
DAFTAR PUSTAKA
Zulhelmi.2004.Filsafat Ilmu.Palembang:IAIN Raden Fatah Press
Martini,Eka.2012.Filsafat Umum.Palembang:Noer Fikri Offset
www.saifudin9.blogspot.com/2009/05/artikel-filsafat-islam-pengetahuan
Ihsan,Fuad.2010.Filsafat Ilmu.Jakarta:PT. Rineka Cipta

15

Anda mungkin juga menyukai