Anda di halaman 1dari 14

BAB III ALIRAN MELALUI VENTURIMETER

3.1 Pendahuluan

Daniel Bernoulli (1700-1782) menyatakan bahwa jumlah energi yang ada pada
suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik
lain pada jalur aliran yang sama. Dari pernyataan ini didapatkan Prinsip Bernoulli yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut.

Salah satu penerapan Hukum Bernoulli adalah venturimeter. Venturimeter


adalah suatu alat yang dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk mengukur laju aliran
suatu zat cair.

3.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Menunjukkan pengaruh perubahan luas penampang terhadap tinggi garis


hidraulik pada masing-masing manometer
2. Menentukan koefisien pengaliran dari venturimeter yang digunakan
3.3 Alat-alat Percobaan

a. Venturimeter

Gambar 3.1 Venturimeter

b. Bangku Hidraulik

Gambar 3.2 Bangku Hidraulik


c. Beban bangku hidrolik

d. Stopwatch

3.4 Dasar Teori dan Penurunan Rumus

3.4.1 Dasar Teori

Pada venturimeter berlaku prinsip Bernoulli dan Kontinuitas.


Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa jumlah energi di setiap titik suatu
aliran tertutup adalah konstan sehingga jika terdapat perbedaan luas
penampang akan menyebabkan perbedaan kecepatan aliran. Untuk
mengamati berbagai bagian pipa, dipasang piezometer. Dari piezometer
dapat terlihat perbedaan ketinggian yang menandakan adanya perbedaan
tekanan di bagian penampang yang berbeda.

3.4.2 Penurunan Rumus

Persamaan yang akan digunakan pada percobaan ini adalah :

Persamaan Bernoulli

Persamaan Kontinuitas
Keterangan :

p = tekanan (Pa)
v = kecepatan aliran (m/s)
z = elevasi (m)
A = luas penampang (m2)
𝜌 = massa jenis fluida (kg/m3)
𝑔 = percepatan gravitasi (m/s2)

Gambar 3.3 Kontinuitas pada Venturimeter

Kondisi pada gambar:

1. Diasumsikan fluida dalam kondisi ideal (tidak ada kehilangan


energi) dan mengikuti Persamaan Bernoulli)
2. Dari datum diperoleh bahwa elevasi titik 1 dan 2 sama (Z1=Z2)
Diperoleh Persamaan Bernoulli:

Untuk menghitung V2 maka :

Dari persamaan kontinuitas diperoleh V1 :

Substitusi persamaan (b) ke (a) didapat :

Dari gambar diperoleh bahwa (𝑃1−𝑃2)/(ρg)=ℎ1−ℎ2 (perbedaan ketinggian di


dalam piezometer dari titik 1 dan 2) maka :
Sehingga didapat V2 :

Untuk perhitungan debit di titik 2 maka :

Tetapi Q yang didapat merupakan Qperhitungan sehingga persamaan dapat ditulis


menjadi :

Namun, pada kenyataannya Q yang sebenarnya akan berbeda dengan


Qperhitungan sehingga harus digunakan factor koreksi. Hal ini disebabkan karena
pada Qperhitungan keadaan dianggap ideal, sedangkan kenyataannya tidak. Qaktual
akan lebih kecil dari Qperhitungan . Jika kita ambil C sebagai suatu factor koreksi
dari Qperhitungan maka didapat :
Gambar 3.4 Bangku Hidraulik

Dari gambar dapat dilihat bahwa kita dapat mencari debit dengan menggunakan
persamaan momen pada bangku hidrolik

𝛴𝑀 = 0
3𝐿 ∗ 𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝐿 ∗ 𝑚𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 3 ∗ 𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑖𝑟 3 ∗ 𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
𝑄= = =
𝑡 𝜌𝑎𝑖𝑟 ∗ 𝑡 𝜌𝑎𝑖𝑟 ∗ 𝑡

3.5 Prosedur Percobaan

1. Pastikan bangku hidraulik dalam keadaan mati dan air pada bak kecil sudah
dibuang.
2. Kalibrasikan tinggi piezometer sesuai dengan skala dengan cara menekan
katup udara di atas piezometer perlahan-lahan sampai ketinggian setiap
piezometer sama dan berada dalam skala pengamatan. Jika tinggi air di
piezometer sudah lebih rendah dari skala pengamatan, nyalakan bangku
hidraulik sebentar dan bukalah keran suplai air perlahan-lahan sampai air
naik. Setelah air berada pada ketinggian yang ditentukan, matikan lagi bangku
hidraulik.
3. Mulailah menyalakan bangku hidraulik, bukalah keran suplai air secara
perlahan dan sedikit demi sedikit serta keran control aliran seluruhnya sampai
didapat debit yang dialirkan menghasilkan selisih ketinggian maksimum dari
masing-masing piezometer tetapi di dalam skala pengamatan.
4. Amatilah perbedaan ketinggian yang ada dan catatlah ketinggian air pada tiap
piezometer dengan satuan mm. Kemudian hitunglah perbedaan ketinggian
piezometer h1 dan h2, dimana h1 = tinggi skala piezometer di titik A (mm)
dan h2 = tinggi skala piezometer di titik D (mm) seperti pada gambar.
5. Hitung juga waktu interval (detik) antara pemberian beban di bangku
hidraulik sampai mencapai posisi tengah untuk menentukan debit yang
mengalir pada bangku hidraulik (m3/s).
6. Setelah mendapatkan data, tutup keran control aliran dan matikan bangku
hidraulik. Hal ini akan membuat ketinggian piezometer kembali sejajar.

7. Lakukan langkah 4-7 dengan menggunakan delapan debit yang berbeda


dengan syarat debit yang mengalir harus masih dapat memberikan
1. perbedaan ketinggian yang tampak jelas pada tiap piezometer (tidak terlalu
kecil).
8. Setelah pengambilan data, catat data-data yang tertera pada bagian belakang
alat venturimeter, seperti A1, A2, dan C.
Diagram Alir

Mulai

Pastikan bangku hidraulik mati dan


air pada bak kecil sudah dibuang

Kalibrasi piezometer

Jalankan bangku hidraulik

Ukur debit air berdasarkan prinsip


bangku hidraulik

Baca dan catat skala


manometer untuk masing-
masing piezometer

Tutup kran kontrol aliran dan


matikan bangku hidraulik

Sudah didapat 8 Ya
debit yang Selesai
berbeda?

Tidak
Putar kembali keran suplai agar
debit semakin mengecil
3.6 Pengolahan Data

3.6.1 Contoh Perhitungan

Menghitung debit aktual (Q)

3𝑊
𝑄=
𝜌𝑡

Pada percobaan 1, didapat data W=2,5 kg dan selang waktu t=35,3s

3 ∗ 2,5 3
𝑄= = 0,000212465 𝑚 ⁄𝑠
1000 ∗ 35. 3

Menghitung debit perhitungan (Qperhitungan)

2𝑔(ℎ1 −ℎ2 )
Qperhitungan = 𝐴2 √ 𝐴 2
1−( 2 )
𝐴1

Pada percobaan 1 didapat h1 = 0,064 m dan h2 = 0,045m

2∗9,81∗(0,064−0,045)
Qperhitungan = 𝜋 ∗ 0,0082 √ 𝜋∗0,008 2
1−( )
𝜋∗0,013

𝑚3
Qperhitungan = 0.000155742 𝑠

C = Q/Qperhitungan = 0,000212465/0.000155742 = 1.364211501


3.6.2 Tabulasi Data

No.
Tabung A B C D E F G H J K L
Piezometer
Diameter
26 23.2 18.4 16 16.8 18.47 20.16 21.84 23.53 25.24 26
(mm)
Luas(m2) 0.00053066 0.00042 0.00027 0.0002 0.00022 0.00027 0.00032 0.00037 0.00043 0.0005 0.00053

Tabel 3.1 Data Venturimeter

Pengukuran Ketinggian Air pada Tabung (cm)


Waktu
No. untuk Debit
Percobaan Bangku A D
B C E F G H J K L
Hidraulik (h1) (h2)
(detik)
1 35.3 6,4 6,0 6,0 4,5 1,5 1,7 3,3 4,0 4,6 5,0 5,2

2 41.13 6,6 6,4 5,2 3,0 3,1 4,3 4,9 5,3 5,5 5,7 5,8
3 41.55 6,2 6,5 5,2 3,0 3,1 4,3 5,0 5,3 5,5 5,6 5,7
4 41.82 6,5 6,3 5,2 3,1 3,2 4,3 4,9 5,3 5,4 5,6 5,7
5 42.71 6,3 6,0 5,0 2,9 3,0 4,2 4,7 5,1 5,4 5,6 5,7
6 44.17 6,7 6,4 5,3 3,0 3,1 4,3 4,9 5,2 5,5 5,6 5,7
7 45.2 6,5 6,3 5,3 3,5 3,6 4,5 5,0 5,4 5,5 5,6 5,7
8 63.93 6,5 6,3 5,7 4,7 4,8 5,2 5,5 5,7 5,7 5,8 5,8

Tabel 3.2 Waktu Debit Bangku Hidraulik dan Ketinggian Air pada Tabung
Pengukuran Debit A D
No. Luas h1 Luas h2
Waktu Berat Debit (h1) (h2) C
Percobaan (m2) (m2)
(s) (kg) (m3/s) (cm) (cm)
1.06855747
1 35.3 2.5 0.00021246 6,4 4,5 0.000531 0.000201

2 41.13 2.5 0.00018235 6,6 3,0 0.000531 0.000201 0.85059584


3 41.55 2.5 0.00018051 6,2 3,0 0.000531 0.000201 0.89307348
4 41.82 2.5 0.00017934 6,5 3,1 0.000531 0.000201 0.8608148

5 42.71 2.5 0.0001756 6,3 2,9 0.000531 0.000201 0.84287696


6 44.17 2.5 0.0001698 6,7 3,0 0.000531 0.000201 0.78127684
7 45.2 2.5 0.00016593 6,5 3,5 0.000531 0.000201 0.84787953
8 63.93 2.5 0.00011732 6,5 4,7 0.000531 0.000201 0.7739132

Rata-rata C = 0.90183027
Tabel 3.3 Perhitungan Q dan C dalam 8 kali percobaan

3.7 Grafik dan Analisis

Q vs C
0.00025

0.0002
Debit (Q)

0.00015

0.0001
Q vs C
0.00005

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Koefisien Pengaliran (C)

Grafik 3.1 Hubungan Q dan C


Dari grafik terlihat bahwa nilai C yang didapat dari percobaan sudah hampir
konstan dan mendekati C acuan yaitu 0.94. Perbedaan dari nilai C dan C acuan
kemungkinan disebabkan karena adanya factor-faktor yang tidak kami perhitungkan
misalnya gesekan yang ada pada pipa maupun kesalahan kami dalam membaca tinggi
pada piezometer dan melakukan pencatatan waktu.

GRAFIK TINGGI PIEZOMETER


800

700
Q1
600
Q2
500 Q3

400 Q4
Q5
300
Q6
200 Q7

100 Q8

0
A (H1) B C D (H2) E F G H J K L

Grafik 3.2 Ketinggian Air pada Piezometer

Dari grafik dan data diameter diatas dapat disimpulkan bahwa untuk aliran yang
sama, pipa yang dengan luas penampang paling kecil memiliki ketinggian air yang
paling rendah. Karena kecepatan aliran berbanding terbalik dengan luas penampang
maka hal ini menunjukkan bahwa tekanan air paling rendah berada pada aliran yang
kecepatannya paling tinggi.
3.8 Simpulan dan Saran

3.8.1 Simpulan

1.Bacaan tinggi air pada piezometer dipengaruhi oleh perubahan luas


penampang tabung. Karena debit dalam suatu aliran tertutup selalu sama, maka
yang berubah adalah kecepatan alirannya. Kecepatan aliran berbanding terbalik
dengan luas penampang, semakin rendah kecepatan aliran maka tekanan akan
meningkat, itulah yang menyebabkan bertambahnya tinggi bacaan pada
piezometer.

2.Nilai C yang didapatkan sudah mendekati nilai C yang tertera pada alat
(C=0.94) hal ini menandakan bahwa praktikum sudah berhasil.

3.8.2 Saran

1. Praktikan harus lebih teliti lagi dalam menentukan data supaya tidak terjadi
kesalahan perhitungan karena dapat menyebabkan pengolahan data menjadi
salah

2. Beban yang digunakan dalam menghitung waktu bangku hidraulik


seharusnya lebih besar agar kesalahan dalam penghitungan waktu tidak
berpengaruh sebesar apabila beban yang digunakan kecil

3.9 Referensi

Streeter, Victor L., and Wylie, Benjamin E. 1975. Fluid Mechanics. Tokyo:
McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.

Anda mungkin juga menyukai