4.1 Pendahuluan
Percobaan Osborne Reynold merupakan percobaan untuk melihat sifat air mengalir dalam suatu saluran
tertutup yaitu laminar, turbulen, dan transisi baik secara visual maupun teoritis. Visual dilakukan dengan
cara mengamati pergerakan suatu zat warna dalam aliran pipa. Zat warna yang dipakai adalah tinta.
Apabila tinta bergerak tidak teratur seperti bertabrakan maka aliran tersebut disebut turbulen. Jika tinta
bergerak teratur dan bergerak lurus maka aliran tersebut adalah laminar sedangkan apabila terjadi
perpindahan kondisi dari laminar menjadi turbulen maka aliran tersebut adalah transisi. Data yang
diperoleh dari percobaan ini digunakan untuk mencari Bilangan Reynolds yang akhirnya akan dipakai
untuk mendefinisikan sifat – sifat aliran tersebut secara teoritis dan akhirnya akan dibandingkan dengan
hasil pengamatan visual.
4.2. Tujuan
1. Mengamati pola gerak zat warna dalam aliran dan mengklarifikasi sifat aliran tersebut.
2. Menghitung Bilangan Reynolds lalu diklarifikasi sifat aliran tersebut.
3. Membandingkan hasil pengamatan visual dan perhitungan teoritis.
Gambar 4.1
2. Gelas Ukur
Gambar 4.2
3. Termometer
Gambar 4.3
4. Stopwatch
Gambar 4.4
4.4 Teori Dasar dan Penurunan Rumus
1. Laminar adalah aliran yang bergerak secara teratur bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan
yang membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain. Aliran yang cenderung
memiliki kecepatan rendah.
2. Transisi adalah aliran peralihan antara laminar dan turbulen.
3. Turbulen adalah aliran yang mengalir sangat tidak teratur dan cenderung terjadi tabrakan antar
partikel di aliran tersebut.
Pengamatan visual biasanya cenderung subjektif sehingga perlu dibuat pengamatan yang objektif,
dibuatlah parameter yang disebut Bilangan Reynolds.
𝜌. 𝑣. 𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
Keterangan :
𝜌 : massa jenis cairan (kg/m3) D : diameter pipa (m)
𝑣 : kecepatan karakteristik (m/s) 𝜇 : viskositas dinamik (kg/m.s)
𝑣. 𝐷
𝑅𝑒 =
𝜗
Keterangan :
𝜗: viskositas kinematik (m2/s)
Bila Bilangan Reynolds-nya :
o R < 2000 maka aliran laminar
o 2000 < R < 4000 maka aliran transisi
o R > 4000 aliran turbulen
MULAI
Ya
Catat jenis aliran, volume air keluar yang
ditampung di gelas ukur dan waktu yang
diperlukan untuk mengisi gelas tersebut
Ya
SELESAI
Kemudian, kecepatan aliran dapat dicari menggunakan cara v = Q/A dengan v adalah kecepatan
aliran fluida (m/s) dan A adalah luas dari pipa (m2) tempat fluida mengalir.
A = 𝜋 x (r2) = 𝜋 x (0.5 x 0.013)2 = 1.3273 x 10-4 m2
𝑣 = Q / A = 0.00007385524 / (1.3273 x 10-4 )= 0.55643 m/s
Setelah itu cari bilangan Reynold dengan rumus
𝑣. 𝐷
𝑅𝑒 =
𝜗
𝑅𝑒 = 0.55643 . 0.013 ⁄ 0.915 x 10 − 6
𝑅𝑒 = 7905,56284
Kemudian hitung nilai friksi atau faktor gesekan yang terjadi akibat aliran fluida dengan rumus
Blassius. Rumusnya adalah
Untuk laminar :
𝑓 = 64⁄𝑅𝑒
Untuk turbulen :
𝑓 = 0.316⁄𝑅𝑒 0.25
Data yang didapat adalah Re > 4000 maka menggunakan rumus untuk aliran turbulen
𝑓 = 0.316⁄𝑅𝑒 0.25
𝑓 = 0.316⁄7905,562840.25
𝑓 = 0.033512273
Pengukuran Debit
No Kecepatan Nilai
Bilangan Log Tampak Aliran Berdasarkan
Percobaa Jam Volu Aliran V Gesekan Log f
Waktu Debit Q Reynolds Re Visual Bilangan Reynolds
n me (m/s) (f)
(s) (L/s)
(mL)
0.1
Nilai Gesekan (f)
Turbulen
0.08 Tranisisi
0
0 2000 4000 6000
Bilangan 8000
Reynold 10000 12000 14000
Dari grafik dapat dilihat bahwa perbandingan faktor gesekan (f) dan Bilangan Reynolds (Re) adalah
perbandingan terbalik. Semakin besar Bilangan Reynolds maka faktor gesekannya akan semakin kecil,
begitu juga sebaliknya.
-0.4
-0.6 Tubulen
Transisi
-0.8
Log f
Laminar
-1
Linear (Tubulen)
y = -0.3697x
-1.2 R² = 0.602 Linear (Transisi)
Linear (Laminar)
-1.4
y = -0.3991x
-1.6 y = -0.3742x
R² = 0.6443
R² = 0.7578
-1.8
Log Re
Kesimpulannya adalah dari percobaan Osborne Reynolds ini ada 3 tipe aliran fluida yaitu laminar,
transisi, dan turbulen. Tipe aliran tersebut dapat ditentukan dengan 2 cara yaitu menghitung Bilangan
Reynoldsnya dan Pengamatan visual secara langsung. Bila Bilangan Reynoldsnya < 2000 maka aliran
tersebut masuk ke tipe aliran laminar, bila Bilangan Reynoldsnya antara 2000 – 4000 maka aliran
tersebut dikategorikan ke tipe aliran transisi sedangkan bila Bilangan Reynoldsnya > 4000 maka aliran
tersebut masuk ke tipe aliran turbulen.
Tetapi pada kenyataannya ada beberapa data yang hasilnya berbeda antara pengamatan visual
dan perhitungan Bilangan Reynolds. Itu dikarenakan pengamatan visual adalah pengambilan data yang
subjektif sehingga hasilnya tidak akurat. Apalagi aliran transisi dan laminar hampir sama bila diamati
secara visual.
4.8.2 Saran
Sebaiknya saat memutar kran, kran tidak dibuka terlalu besar maupun terlalu kecil agar
percobaan lebih akurat. Memutar kran tidak boleh terlalu cepat karena dengan memutar kran sedikit
saja sudah bisa merubah aliran laminar menjadi transisi.
4.9 Referensi
Venard, J.K., and Street, R.L.1975.Elementary Fluid Mechanics, 5th ed.New York: Wiley.