Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipang dan hewan sejenis lainnya.
Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa
ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk
berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis
hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda memiliki
beberapa karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu :
Tubuh bersegmen; segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah
yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan
Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin; secara berkala
mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, ekskresi melintas
keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak
ada silia atau nefridia.
Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah
arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang
ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda
biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta
termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.

B. Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui struktur morfologi, faal dari kelas
Artrophoda dengan segi yang di pelajari : 1) pengenalan obyek, 2)
pengamatan ciri – ciri morfologi struktur tubuh, 3) pola kehidupan, 4)
penempatan obyek dalam kedudukan taksonomi, 5) pola gerak.
C. Manfaat

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Arthopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthos, sendi dan podos, kaki oleh
karena itu cir-ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang
tersusun atas ruas-ruas. Jumlah spesies anggota filum ini adalah terbanyak
dibandingkan dengan filum lainnya yaitu lebih dari 800.000 spesies. Contoh
anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking,
kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya
berdasarkan fosil. Habitat hewan anggota filum arthopoda di air dan di darat.
Ciri-ciri umum yang dimiliki arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral,
terdiri atas segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki
tiga lapisan germinal sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuhnya memiliki
kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau
bergabung menjadi satu. Setiap segmentubuh memiliki sepasang alat gerak atau
tidak ada. Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan insang.
Pada spesies terestial bernapas menggunakan trakea atau pada arachinida
menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan
trakea. Ekskresi dengan menggunakan tubukus Malpighi atau kelenjar koksal.
Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus, sarafnya
merupakan system saraf tangga tali. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara
internal, dan bersifat ovipar. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung
melalui stadium larva.
Serangga adalah hewan-hewan bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan
alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu nampak jelas secara eksternal.
Jumlah jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum
lainnya. Baik laut , air tawar, maupun habitat terestial di diami oleh serangga.
Coelom pada Arthopoda tereduksi. Homocoel merupakan sebagian dari sistem
sirkulasi. Jenis kelamin terpisah. Namun demikian, pada jenis-jenis tertentu
reproduksi parthenogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena
gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan
adanya porus berpasangan pada tiap segmen

2
Secara umum, karakteristik Filum Arthropoda laut sebagai berikut:
1. Tubuh tersusun atas segmentasi luar (heteronom). Terdiri atas tiga bagian
kepala (chepalo), dada (toraks) dan perut (abdomen)
2. Tubuh simetri bilateral. Bagian tubuhnya berpasangan yaitu kaki, capit
dan sistem pernafasan
3. Memiliki susunan saraf tangga tali dengan ganglion cerebrale dan ganglia
abdominalia
4. Satu pembuluh darah punggung yang berfungsi sebagai jantung/cor,
memompa darah ke arah anterior.
5. Memiliki rangka luar (eksoskeleton) untuk melindungi organ-organ dalam,
mencegah dehidrasi dan membantu dalam pergerakan
6. Memiliki appendage yang menyatu (jointed appendages) untuk
menggerakkan kaki, organ mulut dan capit sekalipin tubuhnya tertutupi
oleh eksoskeleton
7. Memiliki sejumlah organ luar (limbs), sejumlah pasang kaki, beberapa
berukuran kecil atau besar sedangkan lainnya berukuran besar dan adapula
yang termodifikasi menjadi capit.

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
Hari : Sabtu
Tanggal : 29 April 2017
Tempat : Laboratorium Biologi Unismuh Makassar
Waktu : Pukul 15.30 WITA – 17.30 WITA
B. Alat dan Bahan
Alat : talanan, pisau bedah, pinset, gunting bedah.
Bahan : cacing tanah.
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan
seperti, talanan, pisau bedah, pinset, gunting bedah dan hewan
atrrophoda.
2. Di ambil Cambarus sp dan Bluberus giganteus kemudian di
letakan di atas talanan.
3. Kemudian amati secara morfologi.
4. Setelah itu di bedah dan di amati bagian anatomi nya.
5. Setalah habis melakukan praktikum bersikan semua peralatan dan
di bersikan tempat praktikum.

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Cambarus sp
a. Morfologi
Gambar Morfologi Keterangan
1. Kaki renang
2. Kaki berjalan
3. Antenna
4. Rustrum
5. Mata
6. Carapace
7. Ruas perut ke-1
8. Ruasperut ke-2
9. Ruasperut ke-3
10. Ruasperut ke-4
11. Ruasperut ke-5
12. Ruasperut ke-6
13. Telson
14. Uropods

b. Anatomi
Gambar Anatomi Keterangan
1. Ekor
2. Sistem saraf
3. Ovary
4. Kelenjar malphigian
5. Gigi
6. Rahang
7. Mulut
8. Otak
9. Mata
10. .lambung
11. Jantung
12. Usus
13. Anus

5
2. Bluberus giganteus
a. Morfologi
Gambar Morfologi Keterangan
1. Head
2. Antenna
3. Foreleg
4. Middie leg
5. Wing
6. Hind leg
7. Anal corcus
8. Abdomen
Compound eye

b. Anatomi
Gambar Anatomi Keterangan
1. Head
2. Anienna
3. Compound eye
4. Forewing
5. Hind wing
6. Abdomen
7. Anal style
8. Spiracle
9. Metathorax
10. Mesothorax
11. Prothorax

6
A. Pembahasan
a. Udang ( Cambarus sp )
1. Morfologi
Pada pengamatan ini, tubuh udang dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian
badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada
disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5
ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian
badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas
(segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki
renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam
terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang
berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi oleh
cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan
meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang
disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas
rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi
untuk Cambarus sp.
2. Anatomi
Pada anatomi udang memiliki sepasang mata
majemuk bertangkai, mulutnya terletak pada bagian
bawah kepala dengan rahang yang kuat. Terdapat
sepasang sungut besar atau antenna dan dua pasang
sungut kecil atau antennula. Udang juga memiliki
sepasang sirip kepala. Untuk alat gerak udang memiliki
lima pasang kaki jalan, kaki jalan pertama, kedua dan
ketiga bercapit yang dinamakan cheladan pada bagian
dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama
lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima
pasang kaki renang yang melekat pada ruas pertama
sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas

7
keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk
menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas
terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya
yang disebut telson. Organ dalam yang bisa diamati
adalah usus yang bermuara pada anus yang terletak
pada ujung ruas keenam.
3. Habitat
Udang hidup disemua jenis habitat perairan dengan
89% diantaranya hidup diperairan laut, 10% diperairan
air tawar dan 1% di perairan teresterial (Abele, 1982).
Kelompok yang mempunyai kemampuan untuk
mentolerir variasi penurunan salinitas sampai dibawah
30% hidup di daerah terestrial dan menembus hulu
estuari dengan tingkat kejauhan bervariasi sesuai
dengan kemampuan spesies untuk mentolerir penurunan
tingkat salinitas.
4. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Artrophoda
Class : Crustacea
Ordo : Dekapoda
Familia : Cambardae
Genus : Cambarus
Spesies : Cambarus sp
b. Kecoa ( Bluberus giganteus )
1. Morfologi

8
DAFTAR PUSTAKA
Aqsha , Muhammad. 2011. Laporan Praktikum Zoologi Invertebrata
Arthopoda. Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin
Yamindago, Ade. 2013. Filum Arthropoda. Universitas Brawijaya
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin, Maskoeri. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Rusyana, Adun. Zoologi Invertebrata. Bandung: ALFABETA, 2011.
Rachmawati, Rina. Astuti, Ludji Pantja, dkk. 2015. Keanekaragaman Arthropoda
Di Gudang Beras. Malang : Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai