Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM I

UJI KESEHATAN BENIH CABE

1. Pendahuluan
Banyak patogen yang terbawa oleh benih bersifat fatogenetik. Penyakit
yang ditimbulkan oleh patogen tersebut dapat menyerang benih, kecambah,
tanaman muda maupun tanaman dewasa. Dari berbagai jenis patogen terbawa
benih, patogen dari golongan fungi telah dilaporkan mencapai jumlah kasus
yang paling banyak. Propagul patogen dapat terbawa benih dengan berbagai
cara yaitu pada permukaan benih, di dalam jaringan, dan bersama benih
dimana tidak terjadi hunbungan erat antara propagul dan permukaan benih.
Untuk mendapatkan benih yang bebas kontaminasi patogen maka perlu
dilakukan pengujian kesehatan benih. Pentingnya uji kesehatan benih
dilakukan karena penyakit yang disebabkan oleh keberadaan patogen pada
benih dapat mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan benih dengan
demikian merugikan kualitas dan kuantitas hasil. Benih dapat menjadi
pengantar baik hama maupun penyakit ke daerah lain dimana hama dan
penyakit itu tidak ada sebelumnya. Pengujian kesehatan benih akan
mendeteksi dan dapat mengurangi kontaminasi patogen pada benih tersebut
sehingga dapat mengurangi resiko penurunan hasil produksi tanaman.
Pentingnya uji kesehatan benih dilakukan adalah karena penyakit pada
benih dapat mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan benih, oleh
karena pada praktikum I akan menguji kesehatan benih cabe. Selain itu benih
cabe dapat menjadi pengantar baik hama maupun penyakit ke daerah lain
dimana hama dan penyakit itu tidak ada sebelumnya. Sehingga baik cendawan,
bakteri, virus dan serangga (hama lapang dan gudang) yang semula dari infeksi
yang terbawa oleh benih dapat merusak tanaman, dengan dilakukan uji
kesehatan benih patogen akan terdekteksi dan dapat mengurangi penyakit
pada benih tersebut.
2. Metodologi
a. Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktikum I Uji Kesehatan Benih Cabe dilaksanakan pada hari
rabu tanggal 11 Januari 2016 di laboratorim TPHP STPP Malang.
Alat dan Bahan
 Alat : Cawan Petri, Pinset dan Kaca Pembesar

1
 Bahan : Sampel 100 Benih Cabe, Air dan Kertas Buram steril
b. Cara Kerja ( Metode Kertas Buram Basah)
1. Di lakukan persiapan cawan petri yang telah dialasi kertas buram basah
5 lembar dan sampel 100 benih cabe.
2. Menepatkan 100 benih cabe pada cawan petri menaggunakan pinset
agar tidak terkontaminasi sengan tangan kita.
3. Melakukan inkubasi benih selama 6-7 hari dilakukan di ruangan yang
diberi penyinaran UV selama 12 jam dan 12 jam gelap atau pada suhu
ruangan.
4. Lakukan Pengamatan terhadap pertumbuhan benih cabe dan gejala -
gejala serangan OPT selama 1 minggu.
5. Perlu di amati pula spora yang ditemukan pada permukaan kertas dengan
menggunakan kaca pembesar lalu memasukkan data ke dalam tabel
pengujian.

3. Hasil Pengamatan dan Pengujian Benih Cabe


Dari hasil pengamatan uji kesehatan benih terhadap 100 benih cabe, dapat
ditemukan bahwa ada benih yang terinfeksi serangan mikroorganisme
sebanyak 3 benih cabe dan untuk lainnya masih dalam kondisi sehat. Pada
pengamatan yang dilakukan selama seminggu di dapatkan gejala - gejala
serangan pada benih yakni ada 2 gejala yang pertama, adanya miselium jamur
diatas permukaan kulit benih, benih tidak berkecambah dan mengalami
kebusukan. Kemudian gejala kedua, daya kecambah cabe tidak normal, warna
daun kekuningan dan ditumbuhi miselium putih pada area kulit benih. Dari
kedua gejala tersebut dapat disimpulkan bahwa benih cabe mengalami infeksi
patogen jamur terutama jamur gudang (Aspergillus niger).
Faktor mempengaruhi tingkat kesehatan benih cabe pada praktikum I
- pertama benih cabe memilki mutu yang berkualitas di lihat ari benih
bersertifikat dan bervarietas ungguguk serta tahan penyakit.
- Kedua Ruang pneyimpanan menjadi faktor penting untuk menjaga mutu
benih. Dan menjaga kesterilan dari hama dan penyakit.
Jadi Kesimpulanya pada praktikum I tentang uji kesehatan benih adalah bahwa
benih cabe dalam kondisi yang sehat dan tahan terhadap serangan OPT. Oleh
karena itu perlakuan benih sebelum di tanam merupakan langkah penting untuk
mendukung produktivitas hasil dari benih tersebut.

2
PRAKTIKUM II
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAN ANALISIS DAYA SIMPAN PESTISDA

1. Pendahuluan
Banyak henis kerusakan Tanaman pangan yang di sebabkan oleh cendawan
dan patogen hal ini dapat mebuat penurunan produksi misalnya pada tanaman
Holtikultura. Jenis kerusakan yang disebabkan oleh serangan OPT terutama
hama wereng, thirips, Ulat penghisap dan penyakit yang disebabkan jamur dan
bakteri pun beragam. Pada praktikum kali ini di lakukan pembuatan pestisida
nabari dari ekstrak daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dan tanaman paitan
(Tithonia tagetiflora Desf) untuk mengendalikan hama dan penyakit ini.
2. Metodologi
a. Waktu dan Tempat
Di laksanakan pada hari Rabu 11 Januari 2017 Di Lab POPT STPP
Malang.
b. Alat dan Bahan
Alat : Pisau, ember, blender, plastik dan telenan,Penyaring, Pengaduk.
Bahan 1 : Daun nimba 1,5 kg, air 5 liter dan sabun colek
Bahan 2 : Paitan (2-3 batang), air 10 liter dan garam dapur 200 gr
c. Cara Kerja Pembuatan Pestisida Untuk Hama Wereng
1. Ambil 2-3 batang tanaman paitan kemudian tumbuk sampai halus.
2. Masukkan hasil tumbukan tanaman paitan ke dalam ember yang berisi
air 10 liter.
3. Aduk hingga merata dan tutup ember dengan plastik sehingga tidak ada
udara yang masuk. Kemudian diamkan bahan-bahan tersebut selama
seminggu.
4. Ketika akan di aplikasikan pada tanaman,larutkan dengan garam dapur
200 gr dan Kemudian amati daya simpan pestisida
Cara kerja Pembuatan Pestisida Untuk Hama Thrips dan Penyakit
tanaman Hortikultura
1. Ambil 1,5 kg lembar daun mimba kemudian tumbuk sampai halus.
2. Masukkan hasil tumbukan daun mimba ke dalam ember yang berisi air
5 liter.

3
3. Aduk hingga merata dan tutup ember dengan plastik sehingga tidak ada
udara yang masuk. Kemudian diamkan bahan-bahan tersebut selama
seminggu.
4. Ketika akan di aplikasikan pada tanaman larutkan dengan sedikit sabun
colek dan kemudian amati.
3. Hasil dan Pembahasan Praktikum II
Hasil dari pengujian pestisida yakni:
No Jenis bahan Aspek Pengamatan
Warna Aroma Endapan
1 Daun Nimba Hijau kekuningan Menyengat Terdapat endapan
Daun Paitan Hijau Menyengat Terdapat endapan

Tanaman nimba Karena bersifat toksid terhadap beberapa jenis hama dari
ordo Orthoptera, Homoptera, Coleoptera, Lepidoptera, Diptera dan Heteroptera.
Daun dan biji mimba karena tersusun dari bahan aktif .Sedangkan
bahan organik seperti tanaman paitan (Tithonia diversifolia L.) adalah
mempunyai kelebihan yaitu waktu dekomposisi yang lebih cepat
daripada tanaman lain serta unsur hara yang terkandung dalam tajuk.
Kandungan daun Paitan terdapat kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak
etanol pada daun daun tumbuhan paitan
(T.diversifolia) adalah senyawa flavonoid dan beberapa golongan
sesquiterpen. Senyawa asam palmitat bersifat repellent (penolak serangga) serta
berpengaruh terhadap saraf dan metabolisme serangga.

Pada pengamatan kedua tanggal 18 pestisida penmpuran dengan


pengenceran garam dan sabun colek sebagai perekat. Selain itu kedua bahan
tersebut bisa sebagai bioinhibitor untuk menghambat metabolisme
mikroorganisme.

Pada Pengamatan Terakhir dilakukan untuk melihat tingkat daya simpan


pestisida dan hasilnya aroma yang tadinya khas dan menyengat kemudian tak
berbau dan kehilangan aroma yang tajam serta warna dan kenampakan yang
tadinya keruh menjadi pudar hal ini menunjukan bahwa kedua ramuan pestisida
tidak tahan lama hanya bisa bertahan selama seminggu setelah pengenceran.
Ramuan Pestisida masih bisa dipakai selagi aromanya masih khas dan
kenampakan masih sama dengan sebelumnya.

4
PRAKTIKUM III
EKSPLORASI MIKROBA TANAH

1. Pendahuluan
Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam
persyaratan pertumbuhannya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan
mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang
pertumbuhan mikroba. Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri
untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis
yang ditemukan. Pada praktikum III dilakukan pengujian dan eksplorasi
mikroba tanah. Media yang digunakan untuk mengisolasi jamur adalah
medium PDA dan media yang digunakan untuk mengisolasi bakteri adalah
media NA.
Prinsip dasar dari teknik isolasi ini adalah untuk memisahkan mikrobia
untuk mendapatkan biakan murni yang akan diamati. Prinsip pada metode
isolasi jamur dan bakteri hampir sama, yaitu pengenceran yang dilakukan
pada praktikum ini adalah pengenceran 10-2 dan 10-4 Hal tersebut bertujuan
untuk memperoleh suspensi jenis mikroorganisme spesies tertentu dan dalam
jumlah koloni yang cukup. Oleh karena itu, pentingnya Praktikum III pada
kegiatan kali ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami pemurnian
mikrobia dalam kehidupan yang lebih kompleks.
2. Metodologi
a. Waktu dan Tempat
Pengujian dilakukan pada tanggal 25 Januari 2017 di Lab POPT STPP
Malang
b. Alat dan Bahan
Alat : Tabung reaksi, Erlenmeyer, Cawan petri dan Pipet
Bahan : Sampel tanah, Air steril / aquades, dan Medium PDA dan NA
c. Cara Kerja
1. Menimbang 1 gram tanah dan memasukkan ke dalam erlenmeyer berisi
100 ml air steril kemudain menggojog sampai terbentuk suspensi yang
homogen. Selanjutnya mendiamkan dan mengambil 1 ml bagian yang
jernih dan memasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air steril.
Melakukan hal tersebut berulang – ulang sampai pengenceran 10-2 dan
10-4

5
2. Untuk mengisolasi jamur dan bakteri, pada pengenceran 10-2 dan 10-4
mengambil 100 µml dan menuang ke dalam cawan petri steril yang telah
berisi asam asetat tiga tetes. Selanjutnya medium PDA untuk jamur dan
medium NA untuk bakteri dengan suhu 45 – 500C menuangkannya ke
dalam cawan petri tersebut.
3. Menggoyang – goyangkan cawan petri dengan harapan agar tercampur
rata dan menginkubasikan pada suhu ruang selama 24 jam untuk
bakteri dan untuk jamur selama 24 – 96 jam. Kemudian Amati dan
Hitung jumlah koloni yang tumbuh.
3. Hasil dan Pembahasan Pengujian Sampel Mikroba
Hasil Pengamatan Tanggal : . . . .
Mikrobia Warna
Jumlah
Pengenceran Bentuk Tunggal / Warna
koloni
kelompok
Hijau
23
PDA kuning
Bulat Tunggal
10-2 Putih 41
Jamur
Merah 25
PDA Hijau 15
Bulat Tunggal
10-4 Putih 5
NA 10-
2
Bulat Berkelompok Putih 6
Bakteri
NA 10- Tunggal Putih 2
4
Bulat
Berkelompok Hitam 2
Dari hasil tabel pengamatan diatas menunjukan bahwa jumlah koloni
pada sampel PDA 10-2 dan PDA 10-4 cukup banyak yakni 109 koloni hal ini
menujukkan bahwa jamur yang ada di sampel PDA cukup banyak aktifitas
biologinya dan sangat baik untuk kesuburan tanah..
Di dalam suatu koloni bakteri dan jamur, tidak semua sel mampu bertahan
hidup terus. Sehingga jika jumlah koloni bertambah atau justru mengalami
penurunan, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi
lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi
bakteri, disamping itu kondisi lingkungan juga dapat membuat bakteri dan
mikroorganisme lain tidak dapat bertahan hidup.

6
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Bakteri
tersebut yakni lingkungan suhu, kelembapan, dan cahaya tidak hanya faktor-
ini tetapi dari Kestrerilan alat dan Manusia. Selain faktor lingkungan, Dalam
penanaman eksplan kedalam media memerlukan tempat atau ruang yang
steril dan bebas mikroorganisme, oleh karena itu tahap in dilakukan diruangan
aseptik didalam Laminar Air Flow. Biomassa mikroba tanah dan aktivitasnya
sering digunakan sebagai indikator awal perubahan sifat kimia dan fisika
tanah yang disebabkan oleh pengolahan lahan atau stress lingkungan dalam
ekosistem pertanian. Namun demikian pengetahuan tentang sifat biologis
masih kurang memadai untuk mengevaluasi sifat-sifat biologis tanah dalam
pengelolaan tanah. Hal ini terutama disebabkan sebagian besar
mikroorganisme tanah tidak dapat dikultur dengan metoda konvensional.
Perkembangan metoda dalam ekologi mikroba secara molekular telah
memungkinkan untuk menganalisis komunitas mikroba dalam sampel tanah
secara langsung tanpa mengkultur terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2015. Pemanfaatan tanaman paitan Untuk Pengendalian


hama. http://penyuluhan-g5.blogspot.co.id/2015/05/pos-1.html. Di Akses
Pada 8 Februari 2017.

https://www.academia.edu/11386835/Laporan_Praktikum_Patologi_Benih
_ERYNA_ELFASARI_RANGKUTI_A352140141
Berikut ini adalah versi HTML dari file
http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel%20bptp/buletin%20benih%
20padi%20ceherang%20vol4%20no.1%202014.pdf.

https://naystandon.blogspot.co.id/2015/01/laporan-praktikum-mikrobiologi-
mikroba.html

http://shintadewimarcelina.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-ilmu-
tanah-hutan_26.html

Anda mungkin juga menyukai