PENDAHULUAN
1
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
h. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan perawat maupun medis pada
klien dengan kolelitiasis (batu kandung empedu)
i. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan
untuk memeriksa kolelitiasis (batu kandung empedu)
2
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Kandung empedu ( Vesica fellea) adalah kantong berbentuk buah pear yang
terletak pada permukaan visceral hepar. Panjangnya sekitar 7 - 10 cm. Kapasitasnya
sekitar 30-50 cc dan dalam keadaan terobstruksi dapat menggembung sampai 300 cc.
Organ ini terletak dalam suatu fosa yang menegaskan batas anatomi antara lobus hati
kanan dan kiri. Bagian ekstrahepatik dari kandung ampedu ditutupi oleh peritoneum
Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus dan collum. Fundus berbentuk bulat dan
biasanya menonjol dibawah pinggir inferior hepar, dimana fundus berhubungan
dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung rawan costa IX kanan. Corpus
bersentuhan dengan permukaan visceral hati dan arahnya keatas, belakang dan kiri.
Collum dilanjutkan sebagai duktus cysticus yang berjalan dalam omentum minus
untuk bersatu dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis membentuk duktus
koledokus. Peritoneum mengelilingi fundus vesica fellea dengan sempurna
menghubungkan corpus dan collum dengan permukaan visceral hati. (yayan 2008)
3
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
1) Menurut Pearce ( 2006) bagian-bagian kandung empedu yaitu:
a. Fundus Vesikafelea
Bentuknya bulat, ujung buntu dari kandung empedu yang sedikit memanjang di
atas tepi hati, dan sebagian besar tersusun atas otot polos dan jaringan elastik
merupakan tempat penampungan empedu.
b. Korpus Vesikafelea
Bentuknya terbesar dari kandung empedu dan ujungnya membentuk leher dari
kandung empedu
Merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya
getah empedu ke badan kandung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam
kandung empedu.
d. Duktus Sistikus
e. Duktus Hepatikus
f. Duktus koledukus
4
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
2) Menurut Pearce, 2006: 206, kandung empedu mempunyai beberapa lapisan yaitu:
Empedu diproduksi oleh sel hepatosis sebanyak 500-1500 ml per hari. Di luar
waktu makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Dan disini
mengalami pemekatan sekitar 50 persen. Pengaliran cairan empedu di atur tiga
faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu dan tahanan
sfingter koledukus. (Baughman,2000).
Cairan empedu merupakan cairan yang kental yang berwarna kuning keemasan
kehijauan yang dihasilkan secara terus menerus oleh sel hepar + 500-1000 ml sehari.
Empedu merupakan zat esensial yang diperlukan dalam pencernaan dan penyerapan
lemak. Cairan empedu merupakan suatu media untuk menyekresi zat tertentu yang
tidak dapat disekresi oleh ginjal. (Syaifuddin, 2009).
a. Garam-garam empedu
Disintesis oleh hepar, berasal dari kolesterol, suatu alcohol steroid yang banyak
dihasilkan hati dan berfungsi membantu pencernaan lemak dan mengemulsi
lemak dengan kelenjar lipase dari pankreas
5
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
b. Sirkulasi Antero Hepatik
Garam empedu (pigmen) diabsorpsi oleh usus halus masuk ke dalam vena partu
di alirkan ke hati untuk digunakan ulang
c. Pigmen Empedu
Pigmen empedu merupakan hasil utama dari pemecahan haemoglobin dari plasma
mensekresinya ke dalam empedu
Bakteri dalam usus halus mengubah billirubin menjadi urobilin yaitu satu zat
yang direabsorpsi dari usus dan di ubah menjadi sterkobilin yang disekresi dalam
feses sehingga berwarna kuning.
b. Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel hati jumlah setiap hari
dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc yang digunakan untuk mencerna
lemak
c. Memberi warna feses dan sebagian diabsorpsi kembali oleh darah dan membuat
warna pada urin yang disebut urobilin
2.2 PENGERTIAN
6
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
Suddarth, 2001). Batu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu
kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak dan fosfolipid (Price
& Wilson, 2005). Kolelitiasis (batu empedu) terbentuk dalam kandung empedu dari
unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu, batu empedu memiliki ukuran,
bentuk dan komposisi yang bervariasi. Batu empedu tidak lazim dijumpai pada anak-
anak dan dewasa muda tetapi insidennya semakin sering pada individu berusia diatas 40
tahun, semakin meningkat pada usia 75 tahun.
2.3 ETIOLOGI
Etiologi batu empedu masih belum diketahui sepenuhnya, akan tetapi, tampaknya ada
faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya batu empedu antara lain:
1. Faktor predisposisi terpenting adalah:
a. Gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
empedu akibat dari penumpukan kolesterol pada kandung empedu yang dapat
menyebabkan perlambatan sekresi cairan empedu ke usus duodenum.
b. Kolesterol, pada pasien yang cenderung menderita batu empedu akan terjadi
penurunan sintesis asam empedu dan peningkatan sintesis kolesterol dalam hati;
keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang
kemudian keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk batu empedu.
Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol merupakan predisposisi untuk
timbulnya batu empedu dan berperan sebagai iritan yang menyebabkan perdangan
dalam kandung empedu.
c. Stasis cairan empedu, cairan empedu tertahan pada kandung empedu akibat dari
obstruksi yang disebabkan oleh batu kolesterol, sehingga cairan empedu tertahan
dan tidak bisa dikosongkan ke usus duodenum.
2. Faktor Presipitasi
a. Infeksi kandung empedu oleh kuman E. Coli, klebsiella, streptokokus,
stapilokokus, clostridium.
b. Kolesistitis kronik, menyebabkan peradangan yang menyebar pada kandung
empedu.
3. Faktor Resiko
Obesitas, multipararitas, pertambahan usia, jenis kelamin perempuan dan ingesti
segera makanan yang mengandung kalori rendah/lemak rendah (puasa). Pengosongan
lambung terlalu lama juga bisa beresiko menyebabkan batu empedu, karena tidak ada /
7
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
minimnya suplai makanan / nutrisi yang dikirim ke usus, maka terjadi penurunan
kontraksi / fase istirahat karena tidak adanya makanan yang diabsorpsi sehingga
empedu pasif dan menyebabkan cairan empedu mengendap pada kandung empedu.
8
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
3. Perubahan warna urine tampak gelap dan feses warna abu-abu serta pekat karena
ekskresi pigmen empedu oleh ginjal.
4. Terjadi defisiensi vitamin ADEK. Defisiensi vitamin K dapat mengganggu
pembekuan darah yang normal. Jika batu empedu terus menyumbat saluran tersebut
akan mengakibatkan abses, nekrosis dan perforasi disertai peritonitis generalisata.
2.5 PATOFISIOLOGI
Menurut Smeltzer 2007, Ada dua tipe utama batu empedu: batu yang terutama tersusun
dari pigmen dan batu yang terutama tersusun dari kolesterol.
1. Batu Pigmen Kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tidak terkonjugasi dalam
empedu mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga terjadi batu. Resiko
terbentuknya batu semacam ini semakin besar pada pasien sirosis, hemolisis dan infeksi
percabangan bilier. Batu ini tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan
operasi.
2. Batu Kolesterol Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat
tidak larut dalam air. Kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu dan lesitin
(fosfolipid) dalam empedu. Pada pasien yang cenderung menderita batu empedu akan
terjadi penurunan sintesis asam empedu dan peningkatan sintesis kolesterol dalam hati;
keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian
keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk batu empedu. Getah empedu
yang jenuh oleh kolesterol merupakan predisposisi untuk timbulnya batu empedu dan
berperan sebagai iritan yang menyebabkan perdangan dalam kandung empedu.
9
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
2.6 PATHWAY
Faktor Resiko
Kolesterol keluar
dari getah empedu
Mengendap
Ikterus
Mual muntah
10
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
2.7 PENATALAKSANAAN
11
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
b. Kolesistektomi : dilakukan pada sebagian besar kolesistitis kronis / akut. Sebuah
drain ditempatkan dalam kandung empedu dan dibiarkan menjulur keluar lewat
luka operasi untuk mengalirkan darah, cairan serosanguinus, dan getah empedu
kedalam kassa absorben.
c. Minikolesistektomi : mengeluarkan kandung empedu lewat luka insisi selebar 4 cm,
bisa dipasang drain juga, beaya lebih ringan, waktu singkat.
d. Kolesistektomi laparaskopi
e. Kolesistektomi endoskopi: dilakukan lewat luka insisi kecil atau luka tusukan
melalui dinding abdomen pada umbilikus
3. Pendidikan pasien pasca operasi
a. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala komplikasi
intra abdomen yang harus dilaporkan : penurunan selera makan, muntah, rasa
nyeri, distensi abdomen dan kenaikan suhu tubuh.
b. Saat dirumah perlu didampingi dan dibantu oleh keluarga selama 24 sampai 48
jam pertama.
c. Luka tidak boleh terkena air dan anjurkan untuk menjaga kebersihan luka operasi
dan sekitarnya
d. Masukan nutrisi dan cairan yang cukup, bergizi dan seimbang
e. Anjurkan untuk kontrol dan minum obat rutin.
12
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
BAB III
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
1) Identitas klien
nomor register, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis,
tindakan medis.
Keluhan utama : klien dengan post laparatomy ditemukan adanya keluhan nyeri pada
luka post operasi, mual, muntah, distensi abdomen, badan terasa lemas.
c. Riwayat Kesehatan
Yaitu hal-hal apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang dapat
luka post operasi. Nyeri bertambah bila klien bergerak atau batuk dan nyeri
berkurang bila klien tidak banyak bergerak atau beristirahat dan setelah diberi
obat.
13
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
b) Q (Quality dan Quantity)
Yaitu bagaimana gejala dirasakan nampak atau terdengar, den sejauh mana
beraktivitas.
c) R (Regional/area radiasi)
Yaitu dimana terasa gejala, apakah menyebar? Nyeri dirasakan di area luka
d) S (Severity)
Yaitu identitas dari keluhan utama apakah sampai mengganggu aktivitas atau
e) T (Timing)
Yaitu kapan mulai munculnya serangan nyeri dan berapa lama nyeri itu hilang
selama periode akut. Nyeri dapat hilang timbul maupun menetap sepanjang
hari.
Kaji apakah klien pernah menderita penyakit sebelumnya dan kapan terjadi.
Kaji apakah ada anggota keluarga yang memiliki penyakit serupa dengan klien,
penyakit turunan maupun penyakit kronis. Mungkin ada anggota keluarga yang
14
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
a. Riwayat Psikologi
b. Riwayat Sosial
Kaji hubungan klien dengan keluarga, klien lain, dan tenaga kesehatan. Biasanya
c. Riwayat Spiritual
d. Kebiasaan sehari-hari
Perbandingan kebiasaan di rumah dan di rumah sakit, apakah terjadi gangguan atau
tidak. Kebiasaan sehari-hari yang perlu dikaji meliputi : makan, minum, eliminasi
Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), istirahat tidur, personal
makan dan minum mengalami penurunan, istirahat tidur sering terganggu, BAB dan
1) Keadaan umum
penyakit yang dialami, tanda-tanda vital biasanya normal kecuali bila ada
15
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
2) Sistem Pernapasan
Terjadi perubahan pola dan frekuensi pernapasan menjadi lebih cepat akibat
3) Sistem Kardiovaskuler
kelelahan yang ditandai dengan pucat, mukosa bibir kering dan pecah-pecah,
4) Sistem Pencernaan
Mungkin ditemukan adanya mual, muntah, perut kembung, penurunan bising usus
5) Sistem Perkemihan
Jumlah output urin mungkin sedikit karena kehilangan cairan tubuh saat operasi
6) Sistem Persarafan
Dikaji tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS dan dikaji semua fungsi
7) Sistem Penglihatan
Diperiksa kesimetrisan kedua mata, ada tidaknya sekret/lesi, reflek pupil terhadap
8) Sistem Pendengaran
Amati keadaan telinga, kesimetrisan, ada tidaknya sekret/lesi, ada tidaknya nyeri
tekan, uji kemampuan pendengaran dengan tes Rinne, Webber, dan Schwabach.
16
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
9) Sistem Muskuloskeletal
Adanya luka operasi pada abdomen. Mungkin turgor kulit menurun akibat
periksa ada tidaknya pembesaran tiroid dan kelenjar getah bening. Biasanya tidak
obstruksi bilier
d. Kadar protrombin : menurun bila obstrksi aliran empedu dalam usus menurunkan
absorsi vitamin K
empedu
antara penyakit kandung empedu dan kanker pankreas (bila ikterik ada)
17
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
i. Skan CT : dapat menyatakan kista kandung empedu, dilatasi duktus empedu dan
3.2 DIAGNOSA
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia.
3.3 INTERVENSI
3.3.1 Dx: 1. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen cedera biologis : obstruksi/spasme
duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan/nekrosis.
Kriteria Hasil:
a. Melaporkan nyeri hilang.
b. Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai
indikasi untuk situasi individual.
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
a. Observasi dan catat lokasi, beratnya Membantu membedakan penyebab nyeri
18
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
(skala 0-10) dan karakter nyeri dan memberikan informasi tentang
(menetap, hilang timbul, kolik). kemajuan/perbaikan penyakit, terjadinya
komplikasi dan keefektifan intervensi.
b. Catat respon terhadap obat, dan Nyeri berat yang tidak hilang dengan
laporkan pada dokter bila nyeri tindakan rutin dapat menunjukkan
hilang. terjadinya komplikasi/kebutuhan
terhadap intervensi lebih lanjut.
c. Tingkatkan tirah baring, biarkan Tirah baring pada posisi fowler rendah
pasien melakukan posisi yang menurunkan tekanan intra abdomen,
nyaman. namun pasien akan melakukan posisi
yang menghilangkan nyeri secara
alamiah.
d. Control suhu lingkungan. Dingin pada sekitar ruangan membantu
meminimalkan ketidaknyamanan kulit.
e. Dorong menggunakan tehnik Meningkatkan istirahat, memusatkan
relaksasi, contoh : bimbingan kembali perhatian, dapat meningkatkan
imajinasi, visualisasi, latihan nafas koping.
dalam, berikan aktivitas senggang.
f. Sediakan waktu untuk mendengar Membantu dalam menghilangkan
dan mempertahankan kontak cemas dan memusatkan kembali
dengan pasien sering. perhatian yang dapat menghilangkan
nyeri.
g. Berikan obat sesuai indikasi. Rasional : menghilangkan reflex
spasme/kontraksi otot halus dan
membantu dalam manajemen nyeri
3.3.2 Dx: Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui pengisapan gaster berlebihan : muntah, distensi, dan
hipermotilitas gaster.
Hasil yang diharapkan :
a. Menunjukkan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda vital
stabil.
b. Membrane mukosa lembab.
c. Turgor kulit baik.
19
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
d. Pengisian kapiler baik.
e. Secara individu mengeluarkan urin cukup dan tak ada muntah.
Intervensi:
INTERVENSI RASIONAL
a. Pertahankan masukan dan haluaran Memberikan informasi tentang
akurat, perhatikan haluaran kurang dari status cairan/volume sirkulasi dan
masukan, peningkatan berat jenis urin, kebutuhan penggantian.
nadi perifer, dan pengisian kapiler.
b. Awasi tanda/gejala Muntah berkepanjangan, aspirasi
peningkatan/berlanjutnya mual/muntah, gaster, dan pembatasan
kram abdomen, kelemahan, kejang, pemasukan oral dapat
kejang ringan, kecepatan jantung tak menimbulkan deficit natrium,
teratur, parestesia, hipoaktif, atau tak kalium, dan klorida.
adanya bising usus, depresi pernapasan.
c. Hindarkan dari lingkungan yang berbau. Menurunkan rangsangan pada
pusat muntah.
20
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
3.3.3 Dx: 3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
Kriteria Hasil :
a. Melaporkan mual/muntah hilang.
b. Menunjukkan kemajuan mencapai berat badan atau mempertahankan berat
badan individu yang tepat.
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
a. Hitung masukan kalori, jaga Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan
komentar tentang nafsu makan nutrisi, berfokus pada masalah membuat
sampai minimal. suasana negative dan mempengaruhi
masukan.
b. Timbang sesuai indikasi. Mengevaluasi keefektifan rencana diet.
21
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
3.3.4 Dx: 4. Kurang Pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
Kriteria Hasil:
a. Menyatakan pemahaman proses penyakit, pengobatan, prognosis.
b. Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
a. Berikan penjelasan/alasan tes dan Informasi menurunkan cemas, dan
persiapannya. rangsangan simpatis.
b. Kaji ulang proses Memberikan dasar pengetahuan dimana
penyakit/prognosis, diskusikan pasien dapat membuat pilihan
perawatan dan pengobatan, dorong berdasarkan informasi. Komunikasi
pertanyaan, ekspresikan masalah. efektif dan dukungan turunkan cemas
dan tingkatkan penyembuhan.
c. Diskusikan program penurunan berat Kegemukan adalah fakor risiko yang
badan bila diindikasikan. dihubungkan dengan kolesistitis, dan
penurunan berat badan menguntungkan
dalam manajemen medik terhadap
kondisi kronis.
d. Anjurkan pasien untuk menghindari Mencegah/membatasi terulangnya
makanan/minuman tinggi lemak serangan kandung empedu.
(contoh : susu segar, es krim,
mentega, makanan gorengan, kacang
polong, bawang, minuman karbonat),
atau zat iritan gaster (contoh :
makanan pedas, kafein, sitrun).
22
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kondisi klinis yang dikaitkan dengan semakin meningkatnya insiden batu empedu
adalah diabetes, sirosis hati, pangkreatitis, kanker kandung empedu dan penyakit/reseksi
ileum. faktor lainnya adalah obesitas, multipararitas, pertambahan usia, jenis kelamin
perempuan dan ingesti segera makanan yang mengandung kalori rendah/lemak rendah
(puasa). Bisa juga disebabkan oleh:
4.2 Saran
Diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca terutama perawat dalam membuat
asuhan keperawatan.
23
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Mendikal Bedah volume 2 edisi 8. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Jull.1998. Diagnosa Keperawatan edisi 6. Jakarta: EGC
Devid, Jr. Sabiston (1994), Sistem Empedu, Sars MG, L John Cameron, Dalam Buku Ajar
Bedah, Edisi 2, hal 121, Penerbit EGC, Jakarta.
Dr.Tambayon jan.2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakata: EGC
Lee Sp, Selijima J, Gallstone, In : Yamanda T, Alpers DH, Owying C, Powel DW, Silverstein
FE, eds. Text book of gastro enterology. New York : J.B. Lippincot Come; 1991 : 94
: 1996 – 84.
Lesmana, L.A, 1995, Batu Empedu, Dalam Noer. S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I ed
3, hal 380 – 83, Balai Penerbit FK UII, Jakarta.
Mansjoer A. etal, 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I, Ed.3. hal 510-512. Penerbit Media
Aesculapius, FKUI, Jakarta
Marilynne Doengoes dkk.1999. Rencana Asuhan keperawatan edisi 3.Jakarta: EGC
Nealon F Thomas,William H Nualan.1996. keterampilan pokok ilmu bedah edisi IV.
Jakarta: EGC
Price A. Sylvia, lorraine M Wilson.2005. Patofisiologi konsep-konsep klinis proses-
proses penyakit, edisi 6, volume 1. Jakarta: EGC
Reksoprodjo S. 1995. Ikterus dalam bedah, Dalam Ahmadsyah I, Kumpulan Kuliah Ilmu
Bedah, hal 71 – 77, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Richard S. Snell, 2002, Anatomi klinik, edisi 3, bag. 1, hal 265 – 266, Penerbit EGC, Jakarta.
Sherlock. S, Dooley J. Disease of the Liver and Biliary Sistem 9 th. ed. London : Blackwell
Scientific Publication, 1993.
Sjamsuhidajat R, Wim de jong, 1997. Kolelitiasis; Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed Revisi, hal. 767
– 733, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Soeparman.1994. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi 2. Jakarta. FKUI
Sudarmaji, Walid.2007.Hand out KMB 3.Asuhan Keperawatan Batu Empedu. Jakarta: AKPER
RSPAD Gatot soebroto
Tucker Martin susan dkk.1998. Standar perawatan pasien volume 2. Jakarta: EGC
Keperawatankita’s blog dari
http://www.keperawatankita.wordpress.com/2009/02/11/kolelitiasis-definisi-serta-
askepnya/html diambil tanggal 25 maret 2014
24
Sistem Endokrin.... Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Kolelitiasis