Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur biotik dan abiotik
yang membentuk sistem ekologi. Ekosistem perairan mengalir (lotic) merupakan
bagian dari habitat air tawar. Air mengalir, atau habitat lotic ( berasal dari kata
lotus yang berarti “tercuci” ) seperti mata air, aliran air atau sungai (E. P.
Odum,1998). Ekosistem perairan tawar dapat dibedakan menjadi dua karakter,
yaitu perairan tergenang (lentik) dan perairan mengalir (lotik). Ekosistem perairan
dibedakan dalam tiga kategori utama yaitu ekosistem laut, ekosistem estuarin, dan
ekosistem air tawar (Prabowo 2010). Menurut Closs et al. (2004)ekosistem
perairan tawar dapat dibedakan menjadi dua karakter, yaitu perairan tergenang
(lentik) dan perairan mengalir (lotik).
1
faktor pembatas yang cukup penting pada ekosistem air tawar akan dibicarakan
cukup mendalam pada tiap pembahasan.
Menurut Odum (1996) Ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua yaitu
ekosistem air tenang (lentik) misalnya danau dan rawa. Ekosistem air mengalir
(lotik) misalnya sungai dan air terjun. Ciri-ciri ekosistem air tawar yaitu kadar
garam atau salinitasnya sangat rendah, variasi suhu sangat rendah, penetrasi
cahaya matahari kurang dan dipengaruhi oleh iklim serta cuaca.
Perairan mengalir mempunyai corak tertentu yang secara jelas
membedakannya dari air menggenang walaupun keduanya merupakan habitat air
tawar. Semua perbedaan itu tentu saja mempengaruhi bentuk serta kehidupan
tumbuhan dan hewan yang menghuninya. Satu perbedaan mendasar antara danau
dan sungai adalah bahwa danau terbentuk karena cekungannya sudah ada dan air
yang mengisi cekungan itu, tetapi danau setiap saat dapat terisi oleh endapan
sehingga menjadi tanah kering. Sebaliknya, sungai terjadi karena airnya sudah ada
sehingga air itulah yang membentuk dan menyebabkan tetap adanya saluran
selama masih terdapat air yang mengisinya (Ewusie, 1990:186)
Habitat lotik ialah sistem saluran yang di bentuk alam untuk mengalirkan
air dan membawa hasil erosi dari tanah tinggi ke daerah lebih rendah. Antara
habitat lotik dan lentik tersebut mempunyai perbedaan yang jelas, yaitu pada
habitat lotik (1) arus adalah faktor pembatas dan faktor pengendali utama, (2)
tekanan oksigen lebih merata di habitat lotik, sedang stratifikasi panas dan
kimiawi terdapat pada habitat lentik, dan tidak ditemukan pada habitat lotik
(Odum, 1994).
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perairan Lotik
Yakni ekosistem air tawar yang airnya mengalir. Salah satu contoh
ekosistem ini adalah sungai. Sungai sendiri diartikan sebagai suatu badan air
dimana air tersebut mengalir ke suatu titik yang lebih rendah. Air pada sungai
mengandung sedikit makanan dan sedimen. Aliran air pada sungai membuat
komposisi oksigen di dalam airnya lebih tinggi.
Jadi, ekosistem lotik mendapat pengaruh yang besar dari ekosistem daratan.
Aliran air memudahkan terjadinya persentuhan antara permukaan air yang luas
dengan udara. Apalagi, jika disepanjang ekosistem lotik terdapat jeram, riak-riak
4
kecil, dan air terjun. Keadaan yang demikian menyebabkan kadar oksigen terlarut
relatif tinggi. Tingginya kadar oksigen memberikan kondisi pada hewan-hewan
sungai untuk hidup dilingkungan yang cukup oksigen, sehingga mereka menjadi
peka terhadap kekurangan oksigen. Adanya bahan pencemar yang dapat
mereduksi (mengurangi) oksigen terlarut dapat menimbulkan bencana bagi hewan
air itu.
1. Adanya arus
2. Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif karena adanya arus.
3. Pada air mengalir, kadar oksigen lebih tinggi dibandingkan air tenang
4. Percampuran suhu dan kandungan zat lebih merata Pada air mengalir.
a. Melekat permanen pada substrat yang tetap misalnya batu dan tanaman
b. Mempunyai alat kait tau penghisap untuk melekat pada tempat yang licin
c. Permukaan bawah tubuh dapat dipakai untuk melekat. Beberapa jenis hewan
dapat melekat pada dasar dengan perantaraan bagian tubuh yang lekat seperti
golongan siput dan cacing pipih.
d. Bentuk badan strean line. Insekta, larva, dan ikan mempunyai bentuk tubuh
menyerupai telur yang membulat di depan dan membulat di belakang untuk
mengurangi tekanan air.
e. Bentuk tubuh pipih. Hewan di perairan mengalir mempunyai bentuk
tubuh pipih agar mudah bersembunyi di bawah batu
f. Rheothaksis positif. Organisme Air mengalir selalu berusaha berenang
menentang arus berbeda dengan organism perairan tenang yang bila diletakkan di
perairan tenang yang bila diletakkan di perairan mengalir selalu mengikuti arus.
g. Tigmotaxis positif. Organisme perairan lotik mempunyai
kecenderungan bergantung dan menempel pada permukaan
5
B. Jenis-Jenis ekosistem perairan lotik
1) Sungai
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara
terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).
Ada juga sungai yang terletak di bawah tanah, disebut sebagai "underground
river". Misalnya sungai bawah tanah di Gua Hang Soon Dong di Vietnam, sungai
bawah tanah di Yucatan (Meksiko), sungai bawah tanah di Gua Pindul
(Indonesia).
Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke
dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Melalui sungai merupakan
cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau
tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian,
bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan
bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan
saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Pengujung sungai di
mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam
sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air,
limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan
es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
6
a. Fungsi Sungai
Sungai sangat vital keberadaannya dalam kehidupan, baik bagi
makhluk hidup maupun bagi lingkungan. Berikut adalah beberapa fungsi
atau manfaat sungai.
7
5. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Sungai dapat menjadi salah satu energi yang bisa dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik. Derasnya arus aliran air sungai dapat memutar kincir yang
akan dihubungkan dengan generator pembangkit listrik. Listrik yang dihasilkan
dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan listrik sehari-hari.
6. Tempat berolahraga dan rekreasi
Rekreasi wisata yang berbeda bisa dirasakan sesekali jika dilakukan di
daerah sungai. Udara di sekitar sungai biasanya sejuk dan jika air sungainya
bersih juga mampu melahirkan rasa tenang bagi sesiapa yang memandangnya.
Sungai juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk berolahraga, seperti berenang dan
arung jeram. Tentunya, jika ingin berolahraga di sungai harus mempersiapkan
peralatannya dengan sempurna dan didampingi dengan orang yang
berpengalaman.
7. Pemenuhan kebutuhan air sehari-hari
Penduduk di sekitar sungai juga lazim memanfaatkan sungai untuk
kebutuhan sehari-hari. Jika airnya bersih, sungai bisa digunakan untuk sumber air
bersih rumah tangga seperti kebutuhan mandi, mencuci, dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya.
b. Rantai Makanan Di Sungai
Sebelum membahas tentang apa saja rantai makanan yang berlangsung di
ekosistem sungai, terlebih dahulu mari kita mengulas tentang apa itu rantai
makanan.
8
Rantai makanan merupakan proses perpindahan energi makanan yang
terjadi dari sumber daya tumbuhan ke organisme pada jenjang makan dengan
tingkat trofik yang semakin tinggi. Rantai makanan adalah bagian dari jaring-
jaring makanan dengan organisme autotrof seperti tumbuhan hijau sebagai
awalannya.
Di ekosistem sungai, peran organisme autotrof tidak melulu diambil alih
oleh tumbuhan hijau tingkat tinggi. Berbagai jenis alga dan fitoplankton juga
bertindak sebagai organisme autotrof yang dapat menghasilkan makananya
sendiri. Berikut ini contoh rantai makanan di sungai yang sering terjadi.
1. Energi matahari - alga – ikan sepat - burung bangau - buaya - pengurai
Contoh rantai makanan di sungai yang pertama, kita mulai dari alga yang
memperoleh makananya sendiri dengan fotosintesis. Alga dimakan oleh ikan
sepat, sementara ikan sepat dimakan oleh burung bangau. Burung bangau saat
bergerombol kadang kali akan dimakan oleh buaya predator yang menjadi hewan
dengan tingkat trofik tertinggi dalam rantai tersebut. Buaya tidak dipredasi oleh
organisme lain, tetapi saat ia mati ia akan dimakan atau diuraikan oleh organisme
detritivor.
9
manusia sebagai makanannya. Dalam hal ini, manusia-lah yang menjadi
organisme tingkat trofik tertinggi dalam contoh rantai makanan di sungai tersebut.
Contoh terakhir dalam rantai makanan di sungai yaitu yuyu atau kepiting
darat yang memakan fitoplankton. Yuyu ini kemudian dimakan oleh burung
bangau. Sementara burung bangau dimakan oleh buaya. Buaya kembali bertindak
sebagai predator tertinggi dalam rantai ini.
Aliran air sungai merupakan suatu proses yang cukup kompleks. Air
bergerak turun melalui kanal sungai karena pengaruhgayagravitasi. Kecepatan
aliran meningkat sesuai dengan kelerengan atau kemiringan sungai. Aliran air
tidak saja lurus tetapi dapat pula acak (turbulent). Energi sungai meningkat sejalan
dengan peningkatan kemiringan dan volume air karenanya mampu membawa
muatan sedimen. Aliran sungai sangat fluktuatif dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat.
10
2. Kecepatan
Kecepatan aliran tidak sama sepanjang tubuh kanal sungai hal ini
tergantung dari bentuk, kekasaran kanal sungai dan pola sungai. Kecepatan
terbesar terletak pada bagian tengah kanal dan bagian atas dari bagian terdalam
kanal yang jauh dari seretan friksional pada bagian dinding dan dasar kanal.
Pada sungai berkelok, zona kecepatan maksimum berada pada bagian luar
kelokan dan zona kecepatan minimum berada pada bagian dalam kelokan. Pola ini
sebagai penyebab penting terjadinya erosi secara lateral pada kanal sungai dan
migrasi pola sungai.
gambar 4. Variasi kecepatan aliran dalam kanal sungai alami terjadi pada posisi
vertikal dan horizontal. Friksi mereduksi kecepatan sepanjang dasar kanal dan
dinding kanal. Kecepatan maksimum pada kanal yang lurus berada pada bagian
atas dan bagian tengah dari kanal sungai (Hamblin & Christiansen, 1995).
11
Gambar 5. Aliran pada kanal berkelok mengikuti pola skrup. Air pada sisi luar
kelokan terdorong lebih cepat dibanding yang berada pada bagian dalam kelokan.
Perbedaan kecepatan ini bersama seretan friksi normal pada dinding kanal
menghasilkan pota skrup tersebut. Akibatnya erosi terjadi pada bagian luar
kelokan dan pengendapan terjadi pada bagian dalam kelokan. Hal ini
menghasilkan kanal yang tidak simetris (Hamblin & Christiansen, 1995).
12
1. Partikel halus terbawa dalam suspensi.
Base level adalah batasan terendah sungai mampu mengerosi hingga dasar
kanalnya. Ini adalah salah satu kunci didalam kajian aktivitas sungai. Base level
perlu dievaluasi pada daerah muara sungai dimana sungai masuk ke laut, danau
atau lainnya. Percabangan sungai tidak bisa mengerosi lebih rendah dari base
level.
Base level sesungguhnya adalah permukaan air laut (sea level) karena
sesungguhnya energi sungai akan tereduksi hingga nol ketika memasuki laut.
Ketika permukaan laut yang tenang dapat berubah, maka permukaan air laut dan
base level akan berubah sehingga penampang longitudinal berubah karena sungai
menyesuaikan dengan kondisi yang baru.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekosistem pada perairan lotik banyak sekali peran, fungsi serta dinamika
yang terhadi dalam ekosistemnya. Yang dimana perairan bukan hanya berfungsi
untuk organisme atau biota laut saja melainkan bisa bermanfaat untuk kehidupan
manusia itu sendiri, seperti bisa diguunakan sebagai tempat wisata atau tempat
rekreasi lebih-lebih untuk pemanfaatan perairan untuk pembudidaya ikan.
Didalam peraira lotik terjadi pula rantai makanan dan dinamika yang terjadi
didalamnya. Yang dimana kurang lebih ada empat contoh dari rantai makanan
yang terjadi diekosistem begitu pula dengan dinamikanya. Perairan lotik berbeda
dengan perairan lentik, karna ada beberapa hal mendasar yang membedakanya
seperti bagaimana keadaan arus, substrak dasar, ph serta factor pembatas lainya.
Eskosistem merupakan suatu kondisi atau hubungan timbal balik interdepensi
(saling ketergantunagan) faktor biotik,jenis makhluk hidup dengan abiotik (fisik
dan kimiawi) pada suatu tempat dan waktu tertentu.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Odum, E.P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. 4rd ed. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Purba, Michael. “Sains Kimia” .1994.Erlangga. Jakarta
Pitriana Pipit dan rah
matiah diah, 2008 ,Bio Ekspo (Menjelajah Alam Dengan biologi), PT. Wangsa
jatra lestari.
Kimball John W. ,Tjitrosomo.Soetami Sitti dan Sugiri Nawangsari ,1983 ,Biologi,
PT Gelora Aksara Pratama.
15