BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
cadamba, common burr-flower tree (Inggris); sako (Laos); dan laran, selimpoh
(Malaysia) (Krisnawati et al. 2011).
Dalam hal tempat untuk tumbuh, jabon memiliki toleransi yang sangat
luas, yaitu pada ketinggian dengan kisaran 0-1000 m dpl, tetapi ketinggian
optimal yang menunjang produktivitasnya adalah kurang dari 500 m dpl (Mansur
dan Tuheteru 2010). Kayu jabon memiliki kayu teras berwarna putih semu-semu
kuning muda, lambat laun menjadi kuning semu-semu gading, dan kayu gubalnya
tidak dapat dibedakan dari kayu terasnya. Tekstur kayu jabon agak halus sampai
agak kasar. Arah seratnya lurus tetapi kadang-kadang agak berpadu. Permukaan
kayu licin atau agak licin dan mengkilap atau agak mengkilap (Martawijaya et al.
1989).
Kayu jabon bisa digunakan sebagai bahan pembuatan face pada kayu lapis
yang selama ini mengandalkan meranti dari kayu hutan alam karena kayu ini
berserat halus. Selain itu, kayu jabon juga dapat digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan pulp. Di India kayu ini bukan hanya digunakan sebagai bahan
konstruksi tetapi juga digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan furnitur
dan patung (Anonim 2011).
2.2.2 Kerapatan
Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap
volumenya. Air pada temperatur 4ºC mempunyai kerapatan sebesar 1 g/cm 3. Oleh
karena itu air pada temperatur tersebut dijadikan sebagai benda standar. Kerapatan
air akan berkurang apabila temperaturnya dinaikkan, tetapi perubahannya sangat
kecil, sehingga dapat diabaikan bila pengukuran dilakukan pada suhu kamar
(Tsoumis 1991).
Kerapatan bervariasi pada arah vertikal maupun horizontal. Pada arah
vertikal, bagian kayu yang posisinya lebih tinggi memiliki kerapatan rendah. Hal
ini diakibatkan karena faktor mekanis dan faktor biologis. Pada arah horizontal,
kerapatan dipengaruhi oleh umur. Kayu yang umurnya lebih muda memiliki
kerapatan lebih rendah. Kerapatan mempengaruhi sifat-sifat higroskopisitas,
penyusutan dan pengembangan, sifat mekanis, panas, sifat akustik, kelistrikan,
7
jaringan jari-jari, pernoktahan rapat pada dinding radial, dominasi kayu musim
8
panas dalam arah tangensial, dan perbedaan dalam jumlah zat dinding sel secara
radial lawan tangensial (Haygreen et al. 2003).
lebih rendah dibandingkan logam tetapi lebih tinggi dari kebanyakan bahan
non logam (Tsoumis 1991).
membelah kayu dengan bidang belahan sejajar serat kayu baik itu pada arah
radial maupun tangensial (Mardikanto et al. 2011).
υ= → γ2 = dan γ1 =
keterangan :
υ = rasio Poisson
γ2 = reganan pasif
γ1 = reganan aktif
∆u2 = kontraksi total (cm)
∆u1 = perpanjangan (cm)
x2 = lebar (cm)
x1 = panjang (cm)
11