MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Semester Genap Jurusan Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Oleh :
Nurul Istiqomah
1511505338
I. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan yang terjadi pada individu
secara progresif mulai dari masa konsepsi sampai akhir hayat. Psikologi perkembangan
adalah bidang keilmuan yang mempelajarinya melalui hubungan antara usia dan
tahapan perkembangan yang terjadi.
Perkembangan yang terjadi mencakup perubahan secarakualitatif dan kuantitatif
(yang kemudian disebut dengan pertumbuhan). Secara kualitatif, individu berkembang
menurut fungsi diri seperti kemampuan, sikap, dan sifat yang tidak dapat diukur
kapasitasnya. Sedangkan secara kuantitatif, individu berkembang menurut struktur dan
ukuran tubuh seperti tinggi badan, beratbadan, dan ukuran otak yang dapat diukur
perubahannya.
Terdapat dua proses berlawanan yang terjadi dalam perkembangan, yaitu :
pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi. Selain itu, perkembangan tak
akan lepas dari adanya kematangan dan pengalaman individu. Individu yang telah
matang kondisi psikis atau fisiknya akan mengalami perubahan secara progresif
sehingga akan terjadi tanggapan dan jalinan interaksi majemuk yang terintegrasi
menjadi pengalaman. Kemudian individu dapat dikatakan berkembang.
Menurut Bower, perkembangan memiliki sifat berkesinambungan maksudnya
perkembangan merupaka proses siklik dengan berkembangnya berbagai kemampuan
yang kemudian akan menghilang dan dapat muncul kembali pada tahapan usia
berikutnya. Artinya perubahan yang terjadi tidak selalu berupa peningkatan namun
merupakan serangkaian gelombang secara keseluruhan proses perkembangan yang
terjadi secara berulang. Seringkali polanya mengikuti kurva berbentuk lonceng, dimana
pada awal kehidupan terjadi peningkatan, di usia pertengahan cenderung mendatar, dan
pada akhirnya mengalami penurunan namun dinamika perkembangan itu ke semuanya
merupakan sebuah satu kesatuan yang saling terkait.
II. Prinsip – Prinsip Perkembangan
a. Adanya perubahan
Keadaan manusia selalu dinamis, akan selalu terjadi perubahan – perubahan
mulai masa konsepsi hingga kematian tiba. Perubahan yang akan terjadi, meliputi :
Perubahan ukuran ;fisiktinggi, berat, organ dalam tubuh; mental memori,
penalaran, persepsi, dan imajinasi.
Perubahan proporsi perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh
Hilangnya ciri lama ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinyaberganti
dengan sikap prososial.
Munculnya ciri baru hilangnya sikap egosentrisme pada anak akan
memunculkan cirri baru yaitu sikap yang prososial.
2. Teori Nurture
Mengacu pada kondisi lingkungan dan yang mendukung pengembangan.
Faktor-faktor nurture yang mempengaruhi perkembangan manusia bisa berasal dari
lingkungan keluarga, masyarakat, bahkan faktor ekonomi dan budaya pun juga
termasuk kedalamnya. John Locke adalah seorang pemikir yang berpendapat bahwa
manusia dilakukan dalam keadaan tabula rasa, tidak memiliki apa-apa. Apapun
yang ada dalam diri kita, termasuk ilmu pengetahuan kita berasal dari pengalaman-
pengalaman yang telah kita alami.
3. Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas yang menyatakan bahwa
pembawaan dan pengalaman memiliki peranan dalam mempengaruhi dan
menentukan perkembangan individu.
Faktor pembawaan manusia dalam teori ini disebut sebagai faktor endogen yang
meliputi faktor kejasmanian seperti kulit putih, rambut keriting, rambut warna
hitam. Selain faktor kejasmanian faktor ada juga faktor pembawaan psikologis yang
disebut dengan temperamen. Temperamen berbeda dengan karakter atau watak.
Karakter atau watak adalah keseluruhan ari sifat manusia yang namapak dalam
perilaku sehari-hari sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan dan bersifat tidak
konstan. Jika watak atau karakter bersifat tidak konstan maka temperamen bersifat
konstan. Selain temperamen dan sifat jasmani, faktor endogen lainnya yang ada
pada diri manusia adalah faktor bakat (aptitude). Aptitude adalah potensi-potensi
yang memungkinkan individu berkembang ke satu arah.
Untuk faktor lingkungan yang dimaksud dalam teori ini disebut sebagai faktor
eksogen yaitu faktor yang datang dari luar diri manusia berupa pengalaman, alam
sekitar, pendidikan dan sebagainya yang populer disebut sebagai milieu. Perbedaan
antara lingkungan dengan pendidikan adalah terletak pada keaktifan proses yang
dijalankan. Bila lingkungan bersifat pasif tidak memaksa bergantung pada individu
apakah mau menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada atau tidak. Sedangkan
pendidikan bersifat aktif dan sistematis serta dijalankan penuh kesadaran.
4. Teori Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)
Tahap-tahap perkembangan menurut piaget ini diringkas dalam tabel berikut
Tahap Usia/Tahun Gambaran
Sensorimotor 0–2 Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada
saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis.
Bayi membangun suatu pemahaman tentang
dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-
pengalaman sensor dengan tindakan fisik
Preoperational 2–7 Anak mulai mempresentasikan dunia dengan
kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukan
adanya peningkatan pemikiran simbolis dan
melampaui hubungan informasi sensor dan tindak
fisik.
Concrete 7 – 11 Pada saat ini anak dapat berfikir secara logis
operational mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan
mengklasifikasikan benda-benda kedalam bentuk-
bentuk yang berbeda.
Formal 11 – 15 Anak remaja berfikir dengan cara yang lebih
operational abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistik.
b) Bunyi berdekut
Mendekati usia dua bulan bayi telah mengembangan kendali otot mulut
untuk memulai dan mengentikan gerakan secara mantap. Pada tahap ini suara
tawa dan suara berdekut (cooking) telah terdengar. Bunyi berdekut ini agak
mirip dengan bunyi [ooo] pada burung merpati. Bunyi yang dihasilkan adalah
bunyi konsonan belakang dan tengah dengan vocal belakang, tetapi dengan
resonansi penuh. Bunyi konsonannya mirip dengan bunyi [s] dan bunyi
hampat velar yang mirip dengan bunyi [k] dan [g].
c) Bunyi Berleter
Berleter adalah mengelurkan bunyi yang terus menerus tanpa tujuan.
Berleter ini biasanya dilakukan oleh bayi yang berusia antara empat sampai
enam bulan.
e) Bunyi vakabel
Vakabel adalah bunyi yang hamper menyerupai kata, tetapi tidak
mempunyai arti dan bukan merupkan tiruan orang dewasa. Vokabel ini dapat
dihasilkan oleh sang anak antara usia 11 sampai 14 bulan.
Tahap Perkembangan Kata dan Kalimat
Kemampuan bervakabel dilanjutkan dengan kemampuan mengucapkan
kata, lalu mengucapkan kalimat sederhana, dan kalimat yang lebih
sempurna.
a. Kata Pertama
Kemampuan mengucapkab kata pertama sangat ditentukan oleh
penguasaan artikulasi, dan oleh kemampuabn mengaitkan kata dengan
benda yang menjadi rujukkan (de Vilers, 1097 dalam Purwo, 1989).
Pada tahap ini anak cenderung menyederhanakan pengecapannya yang
dilakukan secara sistematis.
b. Kalimat Satu Kata
Kata pertama yang berhasil diucapkan anak akan disusul oleh kata
kedua, ketiga, keempay dan seterusnya. Kalimat satu kata yang lazim
disebut ucapan holofrasis.
c. Kalimat Dua kata
Yang dimaksud dengan kalimat dua kata adalah kalimat yang hanya
terdiri dari dua buah kata, sebagai kelanjutan dari kalimat satu kata.
d. Kalimat Lebih lanjut
Pernguasaan kalimat dua kata mencapai tahap tertentu, maka
berkembanglah penyusunan kalimat yang terdiri dari tiga buah kata.
Tahap Menjelang Sekolah
Yang dimaksud dengan menjelang Sekolah di sini adalah menjelang
masuk sekolah dasr, yaitu pada waktu mereka berusia antara lima
sampai enam tahun. Pendidikan di taman kanak-kanak (TK), apalagi
kelompok bermain (playgrop) belum dapat dianggap sebagai sekolah,
sebab sifatnya hanya menolong anak untuk siap memesuki pendidikan
dasar. Ketika memasuski taman kanak-kanak anak sudah menguasai
hampir semua kaidah dasr gramatikal bahanya. Dia sudah dapat
membuat kalimat berita, kalimat Tanya, dan sejumlah konstuksi lain.
Anak pada prasekolah ini telah mempelajari hal-hal yang di luar
kosakata dan tata bahasa. Merka sudah dapat menggunakan bahasa
dalam konteks social yang bermacam-macam.
VI. Masa Pranatal
Masa prantal adalah periode perkembangan pertama dalam jangka kehidupan
manusia dan secara biologis, hidup dimulaipada waktu konsepsi, yaitu pembuahan
dari ovum oleh sperma, dan berakhir pada waktu kelahiran. Masa didalam
kandungan atau prenatal atau masa konsepsi ini sangat penting artinya, karena
merupakan awal kehidupan.
Pemulaian Kehidupan :
Pematangan
proses pengurangan kromosom melalui pembelahan sel, satu kromosom
dari tiap pasangan kromosom dari tiap pasangan mencari sel yang belum
terbelah, yang selanjutnya akan terbelah menurut panjangnya dan
membentuk dua sel baru
Ovulasi
Proses lepasnya satu telur yang matang selama siklus haid
Pembuahan(fertilisasi)
yang terjadi pada masa kehamilan merupakan tahpa ketiga dari permulaan
perkembangan sejak mulanya kehidupan baru.
Walaupun masa prenatal ini relative pendek, akan tetapi penting karena
enam hal berikut :
Segala sesuatu yang didapatkan dari warisan, ayng menjadi dasar bagi
perkembangan selanjutnya ditetapkan pada masa ini
Keadaan-keadaan yang menguntungkan didalam badan Ibudapat memlihara
perkembangan dari potensi-potensi yang didapatkan dari warisan,
sedangkan keadaan-keadaan yang kurang baik dapat ataupun merubah pola
perkembangan yang akan datang
Apabila dibandingkan dengan keadaan didalam periode-periode yang lain,
dalam masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
Sikap orang-orang yang berarti akan sangat mempengaruhi cara mereka
mengahdapi si kecil, terutama dalam tahun-tahun pertama pembentukan
dirinya
Periode prenatal masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun
psikis.
VII. Aplikasi dalam Jurnal Penelitian
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Volume. 4, No. 1, April 2015
“Hubungan Sibling Rivalry Dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja”
Tri Vevandi
MMW Tairas
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antra sibling rivalry dengan
motivasi berprestasi padaremaja. Sibling rivalry adalah perilaku yang menunjukkan
kecemburuan, kompetisi dan penolakan antar saudarakandung untuk memperebutkan
perhatian dan kasih sayang orang tua. Sedangkan motivasi berprestasi adalah
motifmencapai hasil yang sebaik-baiknya dengan pedoman suatu standar keunggulan
tertentu. Penelitian dilakukan padaremaja yang mempunyai saudara kandung yaitu
adik dan sedang menjalani pendidikan di sekolah dengan jumlahsubjek sebanyak 154
orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner berupa skala sibling
rivalry yangterdiri dari 49 aitem dan skala motivasi berprestasi yang terdiri dari 25
aitem. Analisis data yang digunakan padapenelitian ini adalah teknik korelasi Pearson
Correlation dengan bantuan software IBM SPSS 20.0 for windows.Bedasarkan hasil
analisis data penelitian diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,469 dengan taraf
signifikansi 0,001.Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat sibling rivalry dengan motivasiberprestasi pada remaja dengan
kekuatan hubungan yang sedang.
Sibling rivalry dapat juga terjadi karena pola asuh orang tua yang salah. Seringkali,
orang tua membanding – bandingkan antara anak yang dianggap lebih pintar dan
menomorduakan anak yang minim prestasi. Akibatnya hal ini akan berpengaruh pada
motivasi anak untuk mengukir prestasi. Sibling rivalrysendiri memiliki kadar yang rendah
apabila rasabenci, cemburu, cemas dan marah yang ditunjukkanpada saudara kandung
jarang terjadi. Sebaliknya, jikahal tersebut sering terjadi dalam intensitas yang tinggimaka
dapat dikatakan bahwa sibling rivalry tinggi (Boyle, 1999). Dengan hubungan saudara
kandungyang mengarah pada kompetisi negatif tersebut, anakakan merasa kurang percaya
diri dalam meraih prestasi.
Hasil penelitian ini juga sesuai denganpendapat Millman & Schaefer (1981) bahwa
anak yanglebih tua memiliki keseriusan, ketekunan dalammengerjakan tugas dan memiliki
motivasi yang tinggimencapai prestasi lebih dari saudara kandungnya.McClelland (1987)
menyatakan bahwa motivasiberprestasi akan mempengaruhi hasil prestasiindividu
sehingga individu yang memiliki ketekunan,keseriusan, dengan usaha yang sungguh-
sungguh. dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan akanmendapat hasil yang maksimal
pula. Remaja yangmenjadi subjek penelitian ini merupakan masaperalihan dari anak-anak
menuju dewasa dengansegala dinamika yang dilaluinya, pada salah satu
tugasperkembangan Havighurst (dalam Monks, 1999)remaja mampu mencapai tingkah
laku sosial yangbertanggung jawab atas apa yang sedangdijalankannya. Dalam hal ini
adalah pendidikan yang diberikan oleh sekolah. Remaja dituntut untuk dapatberkarya dan
berprestasi dan bertingkah laku seperti orang dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, Nanik. (2009). Teori Balajar Bahasa. Semarang: IKIP PGRI Semarang
Vevandi, Tri., M.M.W. Tairas. (2015). Hubungan Sibling Rivalry dengan Motivasi
Berprestasi Pada Remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Vol. 4
(1), hal. 46 – 56
Weiten, W. (2013). Psychology Themes and Variations. 9th ed. Canada : WadsWorth
Cengage Learning