Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
RIDHOLA FITBRIANSYAH
NIM. 16042088
Pembimbing :
Identitas Pasien
Usia : 61 tahun
Agama : Protestan
Status : Menikah
Nomor RM : 00506676
Pembiayaan : BPJS
ANAMNESIS (autoanemnesis)
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri dan panas di daerah pinggang
2017 dengan keluhan nyeri dan panas di pinggang bagian bawah sejak 2 hari SMRS.
Pasien mendapat penanganan awal, diberikan obat anti nyeri dan diberikan anjuran
untuk berobat di Poli Bedah Umum. Pasien melakukan pemeriksaan di Poli Bedah
pada tanggal 30 Maret 2017 dan di rujuk ke poli bedah urologi untuk penanganan
lanjutan.
Pasien mengaku tidak mengalami demam, BAK dan BAB tidak terdapat keluhan.
Pasien dilakukan tindakan URS (uretrositoskopi) dan pemasangan kateter pada muara
ureter pada tanggal 27 April 2016. Pasien direncanakan operasi pada tanggal 2 Mei
2017.
Riwayat Operasi
Pasien belum pernah operasi.
Riwayat Anestesi
Pasien pernah mendapat tindakan anestesi spinal sebelumnya. Tidak ada keluhan
ketika dilakukan pembiusan.
AMPLE
A : Riwayat alergi makanan dan obat – obatan disangkal
M : Pasien mengkonsumsi salbutamol sebagai terapi untuk penyakit asma.
Tidak ada riwayat operasi sebelumnya.
P : Pasien memiliki riwayat penyakit asma. Riwayat darah tinggi, kencing manis, dan
penyakit jantung disangkal
L : Pasien terakhir makan dan minum 6 jam sebelum operasi
E : Pasien mengeluhkan nyeri dan panas di daerah pinggang
STATUS GENERALISATA
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
TD : 140/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Frekuensi nafas : 18 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
Status gizi
BB : 65 kg
TB : 155 cm
IMT : 27,05 kg/m2 (Obesitas)
A. Airway
Objective (Look Listen Feel)
Look : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan berbicara lancar saat ditanya.
Tidak ada trauma maxillofasial atau jejas pada leher
Listen : Tidak ada suara nafas tambahan (gurgling, snoring, stridor)
Feel : Hembusan nafas (+).
Assessment : Kesan tidak ada sumbatan jalan nafas (benda padat, cairan)
Airway paten
Penilaian LEMON :
L (Look) : Tidak terdapat kelainan yang dapat menimbulkan
kesulitan untuk intubasi atau ventilasi.
E (Evaluation) : Jarak antara gigi seri atas - bawah 3 jari.
Jarak tulang hyoid dengan dagu 3 jari.
Jarak benjolan tiroid dengan dasar mulut 2 jari
M (Mallampati Score) : Grade 1
O (Obstruction) : Tidak ada trauma, DBN.
N (Neck Mobility) : Mobilitas leher tidak terbatas
B. Breathing
Objective :
Look : Pasien bernapas spontan, gerakan dinding dada simetris, Suara
napas vesikuler, tidak ada retraksi iga, tidak ada penggunaan otot-
otot bantu pernapasan, frekuensi napas 18 kali/menit
Feel : Tidak ada nyeri tekan di daerah dada
C. Circulation
Objective
Akral hangat, capillary refill time (CRT) <2 detik
Nadi teraba, frekuensi nadi 82 kali/menit, isi dan tegangan cukup
Tekanan darah 140/70 mmHg
Sudah terpasang IVFD Ringer Laktat 20 tpm
Assessment : Sirkulasi baik
Action : IVFD Ringer Laktat 20 tpm teruskan
D. Disability
Objective
Pemeriksaan mini neurologis
Glasglow coma scale (GCS) 15 (E4V5M6)
Pupil isokor ø 3 mm/3 mm, reflek cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
Motorik : Paresis (-)
Assessment : Hasil pemeriksaan mini neurologis baik
E. Exposure
Pasien memakai baju operasi dan diselimuti
Pemeriksaan Kepala
Pemeriksaan Thoraks
Inspeksi : dinding dada simetris, gerakan dinding dada simetris, tidak ada
retraksi iga dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan
Palpasi : vokal fremitus simteris kanan dan kiri
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru, batas jantung dbn
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi
jantung S1 dan S2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan ekstemitas
CRT < 2 detik, akral hangat, tidak ada edema , tidak ada sianosis
Status Urologi
Terdapat nyeri tekan dan nyeri ketok pada cva (costo vertebra angle)
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin (18 April 2017)
Hb : 13,1 g/dL
Ht : 38,4 %
Leukosit : 8.580/mm3
Trombosit : 326.000/mm3
Radiologi
A. Foto Thorax (04 April 2017)
Cor : dalam batas normal
Pulmo : tidak tampak kelainan
B. BNO-IVP (04 April 2017)
Kesan : Nefrolithiasis dextra, delayed function ren dextra curiga ec
Hydronefrosis, tidak terdapat kelainan pan ren sinistra.
C. USG Abdomen (30 Maret 2017)
Kesan : Hepatomegali, hydronefrosis dengan nefrolithiasis dextra
D. CT Abdomen tanpa kontras (06 April 2017)
Kesan : Hepatomegali, nefrolithiasis dextra (batu multiple) disertai
Hydronefrosis dextra grade 3, Ureterolithiasis dextra disertai dengan
ureterectasia dextra, spondylosis lumbalis disertai dengan kalsifikasi di
ligamentum anterior setinggi DIVL 4-5, Aortosclerosis abdominalis dan
arteriosclerosis
Diagnosis Kerja
Batu ureter tengah kanan + hidronefrosis kanan
Penatalaksanaan
Ureterolithotomy tengah kanan + Insersi DJ Stent Kanan
Anestesi
Anestesi Umum dengan teknik endotracheal tube
Status ASA : ASA 2
Persiapan Pasien
Pada pasien telah dijelaskan prosedur pembiusan
Pasien telah puasa 6 jam sebelum operasi
Pasien di instruksikan untuk oral hygne, mengosongkan kandung kemih dan berdoa
Pasien dipastikan tidak menggunakan gigi palsu dan melepaskan perhiasan, lensa
kontak maupun aksesoris lainnya
Akses intravena satu jalur loading cairan kristaloid (Ringer Laktat) dengan
menggunakan tranfusi set no. 18 telah terpasang di tangan kanan dan menetes lancar
Pasien diminta untuk melepaskan besi-besi yang yang ada atau melekat ditubuh
pasien
Pakaian pasien dilepas dan diganti dengan baju operasi
Pasien diposisikan tidur miring (lateral) ke kiri
Di kamar operasi, pasien dipasang tensimeter dan saturasi oksigen. Evalusi nadi,
tekanan darah, dan saturasi oksigen. Pada pasien ini didapatkan nadi pre anastesi 85
kali/menit, tekanan darah 130/70 mmHg, dan saturasi oksigen 100%.
Persiapan Alat
Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, selang penghubung (connector), face mask,
tensimeter, oksimeter, memastikan selang gas O2 dan N2O terhubung dengan sumber
sentral, mengisi vaporizer sevoflurane dan isoflurane.
Mempersiapkan STATICS yaitu :
Stetoskop
Tube/ETT jenis kingking nomor 6,5; 7; 7,5 dan Spuit 20 cc
Airway (Guedel nomer 4 dan 5)
Tape/hipafix (plester) 3 lembar ukuran 15x1,5 cm dan 3 lembar ukuran 5x3cm
Introducer : stilet
Connector
Suction dengan kanul nomor 10
Mempersiapkan spuit obat ukuran 3, 5 dan 10 cc.
Alat infus kontinius.
Obat Anestesi Umum
Midazolam 2,5 mg
Fentanyl 100 mcg
Propofol 150 mg
Atracurium Besylate 40 mg
Ondansetron 8 mg
Ketorolac 60 mg
Tramadol 100 mg
Dexamethasone 5 mg
Asam traneksamat 500 mg
Neostigmin 0,5 mg
Sulfas atropin 0,25 mg
Oksigen dan N2O 2 L/menit
Sevoflurane 1,5 Vol. %
Tahapan anestesi
1. Premedikasi
Dengan akses intravena
Bolus Fentanyl : (1-3 mcg) x 65 kg = 65-195 mcg 100 mcg; Fentanyl 100
mcg/2cc.
2. Induksi
Bolus propofol : (2-2,5 mg) x 65 kg = 130-162,5 mg 150 mg/15 cc, lalu
cek respon reflek bulu mata pasien hingga dapat hasil respon (-)
3. Oksigenasi
Alirkan O2 5 L/menit melalui face mask, dan alirkan kearah depan wajah
pasien
4. Muscle Relaxant
Bolus Atracurium Besylate (0,5-0,6 mg) x 65 kg = 32,5-39 mg 30 mg/2cc.
5. Ventilasi
Kuasai patensi jalan nafas pasien, dengan memposisikan ekstensi kepala,
gunakan oropharynx tube untuk mencegah sumbatan lidah pada jalan nafas
pasien.
Pasang face mask, dan berikan aliran O2 2 L/menit ditambah dengan aliran
N2O 2 L/menit dan aliran Sevoflurane 2 Vol. %. Pasien diberikan ventilasi
secara manual dengan frekuensi nafas 18x/menit selama 3-5 menit. Setelah
memastikan saturasi pasien baik, lanjutkan dengan laringoskopi.
6. Laringoskopi
Sambungkan bilah dan blade laringoskop dan pastikan lampunya menyala
dengan baik, pegang laringoskop dengan tangan kiri.
Lepaskan Face mask dan guedel
7. Intubasi
Masukan laringoskop dari sisi mulut bagian kanan, geser lidah ke sebelah kiri,
posisikan kepala pasien ekstensi, telusuri lidah pasien dan secara visual
identifikasi epiglottis dan plica vocalis.
Masukan ETT no. 7 dengan tangan kanan dan hati-hati ke dalam trakea tanpa
menyentuh gigi dan jaringan lunak di dalam mulut.
Kembangkan balon dengan udara secukupnya.
Sambungkan ujung ETT dengan selang mesin anestesi.
Periksa penempatan ETT dengan cara ventilasi dengan bag valve tube. Secara
visual amati pengembangan dada dengan ventilasi tersebut dan auskultasi
dada dan abdomen untuk memastikan letak pipa di 5 titik.
Fiksasi eksterna ETT dengan plester yang telah disediakan. Tutup mata pasien
dengan plester, pasang guedel dan pindahkan dari pernafasan Man spontan ke
pengaturan IPPV pada ventilator dengan VT 450 ml/menit dengan frekuensi
18x/menit.
Maintenance
Inhalasi O2 2 L/menit, N2O 2 L/menit, dan sevoflurane 2 vol %.
Dexamethason 5mg (bolus iv)
Ondansentron 8 mg (bolus iv)
SA 0,25 mg dan Prostigmin 1:1 (bolus iv)
Terapi Cairan
Kebutuhan cairan basal (maintenance) : 4 ml/kg/jam x 10 kg = 40 ml/jam
2 ml/kg/jam x 10 kg = 20 ml/jam
1 ml/kg/jam x 45 kg = 45 ml/jam
Maintenance = 105 ml/jam
Kebutuhan cairan operasi (kategori operasi sedang)
4 ml/kgBB/jam x 65 kg = 260 ml/jam
Kebutuhan cairan pengganti puasa 6 jam pre-operasi
maintenance x 6 jam = 105 ml/jam x 6 jam = 630 ml
Cairan durante operasi
Jam I : M + O + ½ P = 105 + 260 + 315 = 680 ml
Jam II : M + O + ¼ P = 105 + 260 + 157,5 = 522,5 ml
Jam III : M + O + ¼ P = 105 + 260 + 157,5 = 522,5 ml
Ekstubasi
Pastikan pasien bernafas spontan dan teratur.
Melakukan suction slem pada airway pasien
Menutup aliran sevoflurane dan N2O, dan meninggikan O2 sampai 8 L/menit
Mengempiskan balon, cabut selang ETT. Segara pasang face mask dan pastikan
airway lancar dengan triple maneuver.
Pasien dipindahkan ke ruang RR.
Recovery
Drip Ketorolac 30 mg dalam cairan Asering dan bolus 30 mg
Aminofilin 50 mg