Anda di halaman 1dari 7

Keinginan yang kuat dari pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat,

kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dukungan
masyarakat terhadap pemerintah yang sah, dan ketaatan warga masyarakat melaksanakan
kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya integrasi dalam arti vertikal. Sebaliknya kebijakan
demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak/kurang sesuai dengan keinginan dan
harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat terhadap kebijakan
pemerintahan menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal. Memang tidak ada kebijakan
pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh warga masyarakat, tetapi setidak-
tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat melayani keinginan dan harapan sebagian besar
warga masyarakat.
Jalinan hubungan kerja sama di antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam
masyarakat, kesedian untuk hidup berdampingan secara damai dan saling menghargai antara
kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaan yang ada satu sama lain, merupakan
pertanda adanya integrasi dalam arti horizontal. Kita juga tidak dapat mengharapkan
terwujudnya integrasi horizontal ini dalam arti yang sepenuhnya. Pertentangan atau konflik antar
kelompok dengan berbagai latar belakang perbedaan yang ada, tidak pernah tertutup sama
sekali kemungkinannya untuk terjadi. Namun yang diharapkan bahwa konflik itu dapat dikelola
dan dicarikan solusinya dengan baik, dan terjadi dalam kadar yang tidak terlalu mengganggu
upaya pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat dan pencapaian tujuan nasional.
Di era globalisasi, tantangan itu ditambah oleh adanya tarikan global dimana keberadaan
negara-bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntunan dan kecenderungan global.
Dengan demikian keberadaan negara berada dalam dua tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar
berupa globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-batas negara-bangsa, dan tarikan dari
dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang sempit seperti ikatan etnis,
kesukuan atau kedaerahan. Di situlah nasionalisme dan keberadaan negara nasional mengalami
tantangan yang semakin berat.
Disisi lain, tantangan integrasi juga dapat dikaitkan dengan aspek-aspek lain dalam
integrasi yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Pajak sebagai instrumen memperkokoh integrasi Nasional


Salah satu tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana tersebut dalam alenia ke
empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah “memajukan kesejahteraan umum”.
Kesejahteraan umum akan dapat dacapai atau akan lebih cepat dicapai apabila keuangan negara
sehat, atau dengan kata lain negara memiliki dana yang cukup untuk membiayai seluruh kegiatan
yang diperlukan untuk menunjangan tujuan negara “memajukan kesejahteraan umum” tersebut.
Berbicara tentang keuangan negara yang sehat, tidak bisa dilepaskan dari sumber-sumber
penerimaan negara. Salah satu sumber keuangan negara adalah penerimaan dari sektor pajak.
Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir Penerimaan pajak merupakan sumber pendapatan
negara yang utama. Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2016, pemerintahan
menargetkan pendapatan yang bersumber dari penerimaan Pajak adalah sebasar 1.360 triliun
atau sebesar 74,63 % dari penerimaan negara secara keseluruhan.
E.Rangkuman tentang Integrasi Nasional Indonesia
1. Integrasi nasional berasal dari kata integrasi dan nasional. Integrasi berarti tempat dalam
suatu keseluruhan. Dalam kamus besar bahasa indonesia, integrasi berarti pembaruan
hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh. Kata nasional berasal dari kata nation (inggris)
yang berarti bangsa sebagai persekutuan hidup manusia.
2. Integrasi nasional merupakan proses mempersatukan bagian-bagian, unsur atau elemen
yang terpisah dari masyarakat menjadi kesatuan yang lebih bulat, sehingga menjadi satu
nation (bangsa).
3. Jenis-jenis integrasi mencakup 1) integrasi bangsa, 2) Integrasi wilayah, 3) Integrasi nilai, 4)
Integrasi elit-massa, dan 5) Integrasi tingkah laku (perilaku integratif).
4. Dimensi integrasi mencakup integrasi vertikal dan horizontal, sedangkan aspek integrasi
meliputi aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya.
5. Integrasi berkebalikan dengan disintegrasi. Jika integrasi menyiratkan adanya keterpaduan,
kesatuan dan kesepakatan atau konsensus, disintegrasi menyiratkan adanya keterpecahan,
pertentangan, dan konflik.
6. Model integrasi yang berlangsung di indonesia adalah model integrasi imperium Majapahit,
model integrasi kolonial, dan model integrasi nasional indonesia.
7. Pengembangan integrasi dapat dilakukan melalui lima strategi atau pendekatan yakni 1)
Adanya ancaman dari luar, 2) Gaya politik kepemimpinan, 3) Kekuatan lembaga-lembaga
politik, 4) Ideologi Nasional dan 5) Kesempatan pembangunan ekonomi.
8. Integrasi bangsa diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan identitas bersama,
menguatkan identitas nasional, dari membangun persatuan bangsa.
Masyarakat Ekonomi ASEAN
( MEA )
 MEA Persaingan di Pasar Bebas ASEAN.

 MEA adalah : 1) Era Pasar Bebas


2) Era Persaingan ( Era Kompetisi )

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi MEA :


1. Produktivitas
2. Etos Kerja
3. Daya Saing

Produktivitas - Kwantitas
- Kwalitas
- Sesuai dengan kebutuhan pasar
- Hindari bentuk monopoli

Etos Kerja SDM ( Sumber Daya Manusia ) - Pendidikan


- Penguasaan bahasa asing
- Kompetensi dalam pelayanan

Daya Saing Tingkatkan daya saing dengan - Produktivitas yang berkualitas


- Atasi Konskwensi Ekspansi
(masuknya tenga dari luar).
Otonomi dan Kewenangan Daerah
Otonomi Daerah
Undang-undang no.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang merupakan salah
satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis memiliki 2 bentuk otonomi daerah, yaitu :
1. Otonomi terbatas daerah propinsi
2. Otonomi luas kepada daerah kabupaten/kota.

 Dengan ketetapan UU No.32 tahun 2004 secara legal formal menggantikan UU No.5 tahun
1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah
 UU No.9 tahun 1979 tentang pemerintahan desa
 UU No.20 tahun 1999 tentang pemerintahan desa

Perbedaan antara UU yang lama dengan UU yang baru.


UU Lama UU Baru
Titik pandang kewenangannya di mulai dari Titik pandang kewenangannya dimulai dari
pusat ( Central Goverment Looking ) daerah ( Lokal Goverment Looking )

 Undang-undang no.32 tahun 2004 tentang otonomi daerah sangatlah tepat sesuai demgan
tuntutan masyarakat indonesia, yang mengharapkan adanya pemerataan pembangunan
dan hasil-hasil nya untuk semua daerah.

A. Apa Pengertian Otonomi Daerah


Otonomi daerah adalah Hak, Wewenang dan Kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peratuan perundang-undangan.

B.Mengapa Ada Otonomi Daerah


1. Sebagai wujud adanya perubahan paradigma dalam melaksanakan pemerintahan di
indonseia yang selama ini ( sebelum reformasi) bersifat sentralistik telak tidak sesuai lagi
dengan tuntutan kehidupan masyarakat indonesia saat ini.
2. Sebagai wujud pelaksanaan UUD 1945 pasal 18
Ayat 1 : NKRI dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi di bagi atas
kabupaten dan kota yang mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
Ayat 2 : Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas-asas OTONOMI dan TUGAS PEMBANTUAN.
3. Pemerintah Daerah dapat meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,
menyeimbangkan kehidupan Demokrasi, keadilan dan pemerataan, serta memelihara
hubungan yang serasi antara PUSAT dan DAERAH didalam menjaga keutuhan NKRI.
C. Tujuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah
1. Peningkatan pelayanan dan Kesejahteraan masyarakat yang semakin baik
2. Pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan
3. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dan antara daerah dalam
rangka menjaga keutuhan NKRI.
4. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat
5. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan fungsi dan peran DPRD.

D. Sasaran Yang Akan Dicapai Melalui Kebijakan Otonomi Daerah


1. Peningkatan pelayanan publik, pengembangan kreativitas masyarakat dan aparatur
pemerintahan daerah
2. Kesetaraan hubungan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dalam
kewenangan dan keuangan
3. Pemberian Jaminan untuk meningkatkan rasa kebangsaan, demokrasi dan kesejahteraan
masyarakat di daerah
4. Penciptaan ruang yang lebih luas bagi kemandirian daerah

E. Susunan Pemerintahan Daerah


1. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI
2. Unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah pemerintahan daerah daerah dari
DPRD.

F. Organ Pemerintahan Daerah


1. Kepala daerah dan wakil kepala daerah
2. DPRD
3. Perangkat daerah yang meliputi :
- Sekretaris daerah
- Sekretaris DPRD
- Dinas daerah
- Lembaga teknis daerah

G. Perangkat Daerah
Kepala Sekretaris Daerah Kecamatan
Daerah
/ Sekretaris DPRD
Wakil
Kepala Dinas Daerah Kelurahan
Daerah
Badan / Kantor / RSUD
H. Asas-asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
1. Sentralisasi yaitu : Sistem pemerintahan dimana segala pemerintahan (kekuasaan)
dipusatkan di pemerintahan pusat.
2. Desentralisasi yaitu : Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI
3. Dekonsentrasi yaitu : Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah kepada instansi vertikal di wilayah tertentu
4. Tugas Pembantuan yaiut : Penugasan dari pemerintah kepada daerah atau desa, dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota atau desa kepada desa untuk melaksanakan
tugas tertentu.

I. Hubungan Pemerintahan Pusat dan Daerah


1. Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggungjawab akhir pemerintahan ada di tangan
presiden, dimana urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah berasal dari kekuasaan
pemerintahan yang ada di tangan presiden.
2. Presiden menetapkan pedoman penyelenggaraan urusan pemerintahan dan melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggara pemerintahan daerah
3. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemda kabupaten/kota dilaksanakan oleh
gubernur sebagai wakil pemerintah pusat. dengan demikian hubungan presiden dengan
gubernur dan bupati/wali kota bersifat hierarkis dan hubungan gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat dengan bupati/walikota juga bersifat hierarkis.

J. Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan terdiri atas :
1. Urusan Pemerintahan ABSOLUT, yakni : Urusan pemerintahan yang mutlak menjadi
kewenangan pemerintah pusat (Politik luar negeri, Pertahanan, Keamanan Yustisi, Moneter
dan Fiskalnas, Agama).
2. Urusan Pemerintahan KONKUREN, yakni : Urusan pemerintahan yang dibagi antara
pemerintahan pusat, Provinsi dan kabupaten/kota.
3. Urusan Pemerintahan UMUM, yakni : Urusan pemerintahan pusat yang dilimpahkan
pelaksanaanya kepada gubernur dan bupati/walikota di wilayahnya masing-masing.

K. Hak-Hak Daerah Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah


1. Memilih Pemimpin Daerah
2. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya
3. Mengelola Aparatur Daerah
4. Mengelola kekayaan daerah
5. Memungut pajak dan Restribusi daerah
6. Mendapatkan hasil dari pengelolaan sumber daya alam
7. Mendapatkan sumber pendapatan lain yang sah
8. Mendapatkan hak lain yang diatur peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai