Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS DI RUANG

PERIKSA KLINIK MITRA HUSADA


MAGETAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : GISHELA CINDY M.P
KELAS : X PERAWAT
A. DEFINISI FEBRIS
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi
hipotalamus (Berhman,1999). Seorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,80C
(suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L.Wong, 2003)
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ke tingkat diatas normal pada pagi hari.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari
3. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dan satu derajat
4. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

B. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain (Julia, 2000)
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan
ataupun reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya, pendarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis
penyebab demam diperlukan antara lain : ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien,
pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi.
Pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal
khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi
demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa
adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3
minggu dan suhu badan diatas 38,30C dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah
diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan
penunjang medis lainnya.
C. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point (Julia, 2000). Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh
(respon imun) anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke tubuh akan merangsang
sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab
demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen
oksigen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi
imunologik terhadap benda asing.
Selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh
untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotatamus. Dalam hipotatamus pirogen ini
akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi
prostaglandin (PGEZ) ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran
panas menurun, terjadilah ketidak seimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah
yang menimbulkan demam pada anak.
PATHWAY FEBRIS

Agen Infeksius Dehidrasi


Modiator Inflamasi

Tubuh kehilangan cairan


Monosit/ Makrofog

Penurunan cairan intrasel


Sitokin pirogen

Demam
Mempengaruhi hipotalamus anterior

Meningkatnya PH berkurang
metabolisme tubuh
Aksi antipiretik
Anoreksia
Kelemahan

Peningkatan evaporasi Intake makanan


MK.Intoleransi berkurang
aktifitas

MK.Resiko
MK resiko defisit
gangguan penurunan
Volume cairan nutrisi

Gangguan rasa nyaman

Rewel

Cemas

MK.Kurang pengetahuan
D. TANDA-TANDA DAN GEJALA
Tanda-tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih dari 37,80C – 400C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentukan
4. Pernafasan meningkat
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan

E. PENATALAKSANAAN
1. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam
Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
perkembangan otak. Terputusnya suplai oksigen tidak mampu menuju otak akan
berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat
terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
a. Bukalah pakaian dan selumut yang berlebihan
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan nafas harus terbuka
d. Berikan cairan melalui mulut
e. Tidur yang cukup
f. Kompres dengan air biasa
g. Obat-obatan antipiretik

F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi : demam (Penguapan cairan tubuh)
2. Kejang demam

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Anda mungkin juga menyukai