Anda di halaman 1dari 1

Sudah sejak lama Reforma Agraria dilaksanakan di Indonesia, untuk merancang desain RA

yang baik kita perlu menilik persoalan atau hambatan apa saja yang terdapat dalam
pelaksanaan reforma agraria selama ini. Program-program kegiatan yang disusunpun harus
mengarah pada penyelesaian persoalan dan hambatan tersebut sehingga pelaksanaan RA
dapat berjalan dengan sukses dan dapat mencapai tujuannya memberikan keadilan dalam
kepemilikan dan penguasaan tanah pada seluruh lapisan masyarakat yang goal akhirnya
adalah peningkatan kesejahteraan rakyat. Sebagai contoh Penataan Penguasaan dan
Pemilikan TORA, yang bertujuan untuk mengidentifikasi subjek penerima dan objek tanah
yang akan diatur kembali hubungan penguasaan dan kepemilikannya. Kondisi pemasalahan
yang terjadi saat ini adalah belum adanya kejelasan terhadap obyek tanah yang ditargetkan
dan juga subyek penerimanya (semua datanya masih bersifat indikatif) serta belum utuhnya
konsepsi strategis dan teknis operasional RA. Untuk itu kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan untuk menanggulanginya adalah (1) inventarisasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T) dan Identifikasi objek RA; (2) identifikasi dan
pengembangan kelembagaan subyek penerima manfaat RA.

Penguatan Kerangka Kelembagaan Pelaksana


Regulasi dan Penyelesaian RA Pusat dan Daerah
Konflik Agraria
Struktur Sosio-Agraria
 Penguasaan dan
pemilikan
 HAT
 TOL dan tanah terlantar Reforma Agraria Pemberdayaan
 Konflik dan Sengketa, dll Masyarakat dalam
penggunaan,
Objek pemanfaatan dan
Kondisi Agro-Ekologi
 Lahan Kering produksi atas TORA
 Lahan Sawah
 Perairan Access Reform
Penataan Penguasaan dan
 Hutan, dll
Pemilikan TORA
& Infrastruktur dan
Kondisi Sosial-Ekonomi Kepastian Hukum dan Sarana Prodksi
 Pola Usahatani Legalisasi atas tanah objek RA
Pembinaan dan
 Pola Pendapatan RT
Bimtek
 Lingkungan Ekonomi
 Modal desa, dll Permodalan

Distribusi dan
Subjek
Pemasaran

Anda mungkin juga menyukai