Anda di halaman 1dari 3

METODE ILMIAH

CAMPAK JERMAN / RUBELLA PADA BAYI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

 IFFAH KHAIRIYAH ISMAYANTI


 NUR AZMI
 ONILYA GULTOM
 PARNINGOTAN SITUMORANG
 REGINA YESGIA PURBA
 RIKA WAHYUNI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2017
Campak Jerman / Rubella Pada Bayi

Rumusan Masalah :
1. Mengapa seorang bayi bisa terserang penyakit Campak Jerman atau Rubella?
2. Apa gejala-gejala yang dialami seorang bayi yang terserang penyakit Rubella?
3. Kapan gejala penyakit Rubella atau Campak Jerman tampak pada seorang bayi yang
terserang penyakit Rubella?
4. Dimana bagian tubuh yang menunjukkan adanya gejala-gejala terserang penyakit
Rubella?
5. Dari siapa seorang bayi dapat terserang penyakit Rubella?
6. Bagaimana proses penanganan dan pencegahan penyakit Rubella?

Hipotesis :
1. Bayi dapat terserang penyakit Campak Jerman karena belum di vaksinasi dan daya
imun tubuhnya masih lemah.
2. Gejala yang dialami seorang bayi yang terserang penyakit Campak Jerman berupa
demam, sakit kepala, pilek, mata merah dan bintik-bintik pada seluruh tubuh.
3. Apabila seorang bayi sudah terinfeksi penyakit Rubella, virus tersebut akan menyebar
dalam waktu 5 hari sampai 1 minggu.
4. Bagian tubuh yang mulai menunjukkan gejala terserang penyakit Rubella adalah
bagian wajah kemudian menyebar ke badan, tangan, dan kaki.
5. Seorang bayi dapat terinfeksi penyakit Rubella ini apabila ibu dari si bayi memang
sudah terinfeksi penyakit ini. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh lingkungan sekitar
yang sudah ada terinfeksi penyakit Rubella.
6. Penanganan penyakit Rubella ini dapat dilakukan di rumah dengan cara-cara yang
sederhana. Tujuannya untuk meringankan bukan menyembuhkan si penderita.
Dengan cara menganjurkan kepada si penderita agar lebih banyak beristirahat,
memperbanyak minum air putih, dan mengkonsumsi obat seperti paracetamol dan
ibuprofen sekedar menurunkan demam dan nyeri pada sendi. Proses pencegahan
penyakit Rubella ini dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi, terutama bagi
wanita yang berencana untuk hamil dan pada bayi usia 9 bulan sampai anak usia
kurang dari 15 tahun. Selain itu, sebisa mungkin hindari kontak dengan penderita
Rubella tersebut.

Eksperimen :
1. Dengan membandingkan seorang bayi yang belum di vaksinasi dan sudah di vaksinasi
kemudian dibawa ke lingkungan yang sudah ada orang yang terinfeksi di daerah itu.
Kemudian mengambil sampel darah pada kedua bayi tersebut.
2. Membandingkan dua orang ibu yang sedang hamil yang tinggal di lingkungan yang
sudah ada penderita Rubella. Ibu yang pertama diberi vaksin sedangkan ibu yang
kedua tidak diberi vaksin.
Analisis Data :
1. Setelah seminggu bayi yang belum di vaksinasi dan sudah di vaksinasiyang dibawa ke
lingkungan tersebut terdapat perbedaan pada kedua bayi tersebut. Bayi yang sudah
divaksinasi tidak akan menunjukkan gejala apapun. Sedangkan pada bayi yang belum
di vaksinasi, tubuhnya mulai melemah, terserang demam, batuk dan pilek, bengkak
pada telinga, dan pada wajahnya ditemukan bintik-bintik merah yang kemudian
menyebar hingga badan, tangan, dan kaki.
2. Hasil dari pengamatan kepada dua orang ibu yang sedang hamil yang tinggal di
lingkungan yang sudah ada penderita Rubella yang mana ibu yang pertama diberi
vaksin sedangkan ibu yang kedua tidak diberi vaksin. Saat kedua ibu tersebut
melahirkan anaknya, maka dapat diidentifikasikan bahwa anak dari seorang ibu yang
pertama (ibu yang diberi vaksin) tidak mengalami kecacatan atau terinfeksi penyakita
rubella. Sedangkan ibu yang kedua (ibu yang tidak diberi vaksinasi), anaknya
mengalami kecacatan dan sudah pasti terkena penyakit Rubella.

Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang bayi yang diberi vaksin
dengan yang tidak diberi vaksin akan berbeda hasil kesehatannya. Dimana seorang bayi yang
sudah mendapat vaksinasi tidak mudah untuk terserang penyakit Rubella karena daya imun
tubuh nya sudah mulai kuat dibanding dengan bayi yang belum diberi vaksin. Gejala akan
muncul setelah 5 hari sampai 1 minggu setelah ditempatkan di daerah itu. Gejala yang
ditimbulkan berupa bercak-bercak merah pada wajah yang kemudian menyebar ke badan,
tangan dan kaki. Biasanya berlangsung selama 3 hari. Selain itu, bayi tersebut mulai
mengalami demam, batuk dan pilek serta bengkak pada telinga dan kelenjar limfa.
Seorang bayi dapat terserang penyakit Rubella jikalau ia berada di lingkungan yang sudah
terinfeksi penyakit Rubella dan apabila ibunya juga terserang penyakit Rubella saat
mengandung sang bayi.
Pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan cara yang sederhana. Tujuannya untuk
meringankan gejala, bukan untuk mempercepat penyembuhan Rubella. Penanganan nya
dapat dilakukan dengan menyuruh penderita untuk beristirahat lebih banyak, memperbanyak
minum air putih, meminum obat penghilang nyeri dan demam seperti paracetamol dan
ibuprofen, serta meminum air hangat bercampur madu dan lemon untuk meredakan sakit
tenggorokan dan pilek.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksin kepada anak di umu 9 bulan sampai
15 tahun. Kemudian bagi wanita yang merencanakan kehamilan dianjurkan memeriksakan
diri melalui tes darah. Apabila hasilnya menunjukkan wanita tersebut belum memiliki
kekebalan terhadap Rubella, maka dokter akan menyarankan untuk menerima vaksin MR.
Selain itu, sebisa mungkin hindari kontak dengan penderita atau lingkungan yang sudah
terinfeksi penyakit Rubella.

Anda mungkin juga menyukai