Menurut Departemen Kesehatan tahun 2000 Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya
atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.
Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010
adalah :
1. Sumber dari manusia : jalan nafas, tenggorokan, tinja, tangan, urine, dan
muntahan. Seperti : Salmonella, Shigela, Staphylococus, Streptoccocus,
Protozoa, Virus Hepatitis.
2. Sumber dari kegiatan manusia : penyemprotan (penyemprotan pestisida),
pencemaran lingkungan,penangkapan ikan dengan racun, toxin biologis dan
kimia.
3. Sumber dari binatang : binatang piaraan, ikan dan binatang pengerat.
4. Sumber dari serangga : lalat (pada makanan) dan kecoa. Misalnya : Salmonella,
Staphylococus, Streptoccocus.
5. Sumber dari udara, air, makanan atau minuman (keracunan). Dari udara,
misalnya Staphylococus, Streptoccocus, Virus, Pencemaran Udara. Pada air,
misalnya Vibrio cholerae, Salmonella. Sedangkan pada makanan, misalnya
keracunan singkong, jamur, makan dalam kaleng.
Penanggulangan KLB
Penyidikan KLB
1. Dilaksanakan pada saat pertama kali mendapatkan informasi adanya KLB atau
dugaan KLB.
2. Penyelidikan perkembangan KLB atau penyelidikan KLB lanjutan.
3. Penyelidikan KLB untuk mendapatkan data epidemiologi KLB atau penelitian
lainnya yang dilaksanakan sesudah KLB berakhir.
Penetapan KLB
Laporan Kewaspadaan
Laporan kewaspadaan adalah laporan adanya penderita atau tersangka penderita. Isi
laporan kewaspadaan meliputi nama penderita atau yang meninggal, golongan umur,
tempat atau alamat kejadian, waktu kejadian, dan jumlah yang sakit atau meninggal.
Laporan kewaspadaan disampaikan oleh :
1. Orang tua penderita atau tersangka penderita, orang dewasa yang tinggal
serumah dengan penderita, orang dewasa yang tinggal serumah dengan
penderita atau tersangka penderita, kepala keluarga, ketua rukun tetangga,
ketua rukun warga atau rukun kampung atau kepala dukuh.
2. Dokter atau petugas kesehatan yang memeriksa penderita, dokter hewan yang
memeriksa hewan tersangka.
3. Kepala stasiun Kereta Api, kepala asrama, kepala sekolah, dan pimpinan
perusahaan.
4. Nahkoda kendaraan air atau udara.
Penanggulangan KLB
1. Penyelidikan epidemilogis.
2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan
karantina.
3. Pencegahan dan pengendalian.
4. Pemusnahan penyebab penyakit.
5. Penanganan jenazah akibat wabah.
6. Penyuluhan kepada masyarakat.
7. Upaya penanggulangan lainnya.
1. Terdiri dari multi disiplin atau multi lintas sektor, bekerjasama dalam
penanggulangan KLB.
2. Salah satu anggota tim kesehatan adalah perawat (sebagai anggota masyarakat
maupun sebagai petugas disarana kesehatan).
3. Perawat dapat terlibat langsung di Puskesmas atau Rumah sakit.
Pengendalian KLB