PEMANFAATAN BATUBARA
“HIDROGENASI COAL”
Nama:
1. Ahmad Abu Bakar (0615 3040 2176)
2. Berlianita Putri Irani (0615 3040 0996)
3. Doddy Herryanto (0615 3040 2177)
Dosen Pengampu :
Ir. Fadarina.,M.T
1
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sampai saat ini masih sangat
dominan dalam pemenuhan energi di Indonesia. Berdasarkan jenisnya BBM yang
paling banyak dikonsumsi adalah minyak premium, solar dan minyak tanah.
Cadangan sumber daya energi di Indonesia saat ini sudah semakin terbatas.
Sebagai gambaran, Indonesia saat ini hanya memiliki 4.300 juta ton cadangan
minyak atau hanya sekitar 0,36% dari total cadangan minyak dunia tahun 2006
sebesar 1.208.200 juta ton. Dengan tingkat produksi sebesar 390 juta ton per
tahun, produksi minyak bumi di Indonesia diperkirakan hanya dapat bertahan
dalam 11 tahun ke depan.
Sebagai alternatif untuk menggantikan energi minyak bumi, saat ini telah
dikembangkan teknologi pencairan batubara sebagai bahan bakar yang hampir
setara dengan output minyak bumi. Pengembangan produksi bahan bakar sintetis
berbasis batu bara pertama kali dilakukan di Jerman tahun 1900-an dengan
menggunakan proses sintesis Fischer-Tropsch yang dikembangkan Franz Fisher
dan Hans Tropsch. Pada 1930, disamping menggunakan metode proses sintesis
Fischer-Tropsch, mulai dikembangkan pula proses Bergius untuk memproduksi
bahan bakar sintesis. Sementara itu, Jepang juga melakukan inisiatif
2
pengembangan teknologi pencairan batubara melalui proyek Sunshine tahun 1974
sebagai pengembangan alternatif energi pengganti minyak bumi.
1.3. Tujuan
3
1.4. Manfaat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
mengganti kelangkaan minyak mentah akibat sanksi embargo. Dalam kasus
terjadi gangguan besar dalam pasokan minyak mentah, unit pencairan batubara
dapat diterapkan dengan cukup cepat, karena kesederhanaan teknologi dan
ketersediaan batubara mentah yang tinggi.
Pencairan batubara (Likuifaksi Batubara) adalah suatu teknologi proses
yang mengubah batubara dan menghasilkan bahan bakar cair sintetis. Batubara
yang berupa padatan diubah menjadi bentuk cair dengan cara mereaksikannya
dengan hidrogen pada temperatur dan tekanan tinggi. Proses likuifaksi batubara
secara umum diklasifikasikan menjadi Indirect Liquefaction Process dan Direct
Liquefaction Process.
Friedrich Bergius
6
Proses ini dilakukan dengan cara menghaluskan ukuran butir batubara,
kemudian Slurry dibuat dengan cara mencampur batubara ini dengan pelarut.
Slurry dimasukkan ke dalam reaktor bertekanan tinggi bersama-sama dengan
hidrogen dengan menggunakan pompa. Slurry kemudian diberi tekanan 100-300
atm di dalam sebuah reaktor kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 400-
480° C.
Proses Direct yang sering dilakukan secara komersil, yaitu :
1. Solvent Extraction
Proses ini merupakan proses pencampuran batubara dengan solvent yang
mampu mentransfer hidrogen dari solven batubara pada suhu di atas 500o C dan
tekanan di atas 5000 psi. Ada tiga konfigurasi yang dapat dilakukan pada proses
ini yaitu:
a. Ekstraksi tanpa adanya hidrogen dengan solvent hasil recycle yang telah
dihidrogenasi pada proses yang terpisah.
b. Ekstraksi dengan adanya hidrogen dengan solvent hasil recycle yang
telah dihidrogenasi.
c. Ekstraksi dengan adanya hidrogen dengan solvent hasil recycle tanpa
adanya hidrogenasi.
7
b. Gulf CCL (Catalytic Coal Liquid) Process
Pada proses ini batubara yang telah dijadikan slurry dengan solvent
hasil recycle dimasukkan bersama dengan hidrogen ke reaktor fixed
bed berkatalis pada suhu 4800 C dan tekanan 2000 psi. Produk dimasukkan
ke flash drum untuk mengambil gas dari cairan kemudian dipisahkan
menjadi sythetic crude oil, padatan, dan recycle solvent. Padatan dimasak
kembali untuk menghasilkan produk cair yang lebih banyak.
8
menjadi minyak sintetis merupakan proses hidrogenasi yang melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
9
menggunakan katalis yang dapat menjembatani reaksi antara gas hidrogen dan
slurry (batubara dan pelarut).
10
Proses dari Bituminous Coal Liquefaction adalah sebagai berikut :
11
2. Brown Coal Liquefaction
Langkah pertama adalah memisahkan air secara efisien dari batubara yang
berkualitas rendah. Langkah kedua melakukan proses pencairan di mana hasil
produksi minyak yang dicairkan ditingkatkan dengan menggunakan katalisator,
kemudian dilanjutkan dengan proses hidrogenasi di mana heteroatom (campuran
sulfur-laden, campuran nitrogen-laden, dan lain lain) pada minyak batubara cair
dipisahkan untuk memperoleh bahan bakar bermutu tinggi, kerosin, dan bahan
bakar lainnya. Kemudian sisa dari proses tersebut (debu dan unsur sisa produksi
lainnya) dikeluarkan.
Proses pada Brown Coal Liquefaction, secara umum terdiri atas 3 proses,
yaitu: Coal Pretreatment Process, Slurry Preheating Process, Primary
hydrogenation process dan Secondary hydrogenation process.
12
d. Kolom distilasi bawah yang mengandung padatan dialirkan menuju kolom
pemisah padatan-cairan pada proses pengeringan pelarut. Distilat cair
kemudian dibawa ke proses Secondary hydrogenation dan padatan dibuang.
e. Reaktor jenis fixed bed yang diisi katalis Ni-Mo agar proses hidrogenasi
dapat terjadi pada temperatur 300-400°C dan tekanan 150-200 kg/cm2.
f. Kemudian dilakukan distilasi kembali agar dapat dipisahkan menjadi nephta,
light distillate dan medium distillate.
g. Setelah proses selesai, dihasilkan 3 barrel batubara cair dari 1 ton batubara
brown coal kering
13
2.4. Kelebihan dan Kekurangan Produk Hidrogen Coal
1. Keekonomian
Harga minyak bumi sangat fluktuatif, sehingga seringkali investor ragu
untuk membangun kilang pencairan batubara. Batubara cair akan
ekonomis jika harga minyak bumi di atas US $35/bbl.
2. Biaya investasi kilang pencairan batubara komersial, cukup mahal .
14
2.5 Manfaat Likuifaksi Batubara
Likuifaksi batubara memiliki sejumlah manfaat:
1. Batubara terjangkau dan tersedia di seluruh dunia, memungkinkan
berbagai negara untuk mengakses cadangan batubara dalam negeri -dan pasar
internasional- dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak, serta
meningkatkan keamanan energi.
2. Batubara Cair dapat digunakan untuk transportasi, memasak, pembangkit
listrik stasioner, dan di industri kimia.
3. Batubara yang diturunkan adalah bahan bakar bebas sulfur, rendah
partikulat, dan rendah oksida nitrogen.
4. Bahan bakar cair dari batubara merupakan bahan bakar olahan yang
ultra-bersih, dapat mengurangi risiko kesehatan dari polusi udara dalam
ruangan
2. Menimbulkan efek global warming sebesar hampir dua kali lipat per
gallon bahan bakar
Produksi batubara cair membutuhkan batubara dan energi dalam jumlah yang
besar. Proses ini juga dinilai tidak efisien. Faktanya, 1 ton batubara hanya
15
dapat dikonversi menjadi 2-3 barel bensin. Proses konversi yang tidak efisien,
sifat batubara yang kotor, dan kebutuhan energi dalam jumlah yang besar
tersebut menyebabkan batubara cair menghasilkan hampir dua kali lipat emisi
penyebab global warming dibandingkan dengan bensin biasa. Walaupun
karbon yang terlepas selama produksi ditangkap dan disimpan, batubara cair
tetap akan melepaskan 4 hingga 8 persen polusi global warming lebih banyak
dibandingkan dengan bensin biasa
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
17
BAB IV
PERTANYAAN
PERTANYAAN :
1. Robby Asmedy.
Jelaskan mekanisme reaksi yang ada flowsheet?
Jawab :
Batubara + pelarut + katalis + hidrogen batubara cair
Dimana batubara yang digunakan itu berupa jenis batubara Subbituminus
dan Bituminus, sedangkan pelarutnya berupa sour gas dan untuk katalis
yang digunakan berupa katalis Fe (iron) atau Ni (nikel)
Dimana pada flowsheet diatas aliran masuk gas berada pada bagian bawah
reactor, sedangkan Coal slurry masuk pada bagian samping dari reactor itu
tersebut.
18
3. Annisa Nurul Firda
Jelaskan mengapa digunakan 2 rektor tipe Fixed Bed Reaktor pada proses
Brown Coal Liquefication ?
Jawab :
Reactor terdapat 2 buah, karena pada reactor pertama dianggap proses
belum berjalan maksimal. Oleh karena itu perlunya di tambahkan reactor
kedua untuk meningkatkan efisiensi.
DAFTAR PUSTAKA
- http://harlitalla.blogspot.com/2012/06/pencairan-batubara.html
- http://rinririns.blogspot.com/2013/02/coal-to-liquid.html
- http://scientificindonesia.wordpress.com/proses-pengolahan-batubara/
- http://dwitaariyanti.blogspot.com/2012/06/liquefaction-process-1-2.html
- http://www.iea.org/publications/freepublications/publication/statistics_manual_
indonesian.pdf
- http://eprints.unsri.ac.id/139/1/Pages_from_PROSIDING_AVOER_2011-
33.pdf\
- http://bataviase.co.id
- http://blogodril.blogspot.com/2010/03/batubara-yang-dicairkan-konversi-
energi.html
- http://scientificindonesia.wordpress.com/proses-pengolahan-batubara/
19