Anda di halaman 1dari 4

Revitalisasi Peranan MGMP dalam Meningkatkan Mutu Guru

Oleh : Indra Yusuf

Dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru

diwajibkan memiliki empat (4) kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian , sosial

dan profesional. Peningkatan kompetensi guru salah satunya dapat melalui pertemuan atau

dengan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP). Dengan demikian MGMP memiliki peran penting dalam meningkatkan

profesionalisme guru, yang termasuk didalamnya pengembangan karir dan penilaian kinerja

guru.

Oleh karenanya beberapa waktu lalu Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sejak

tanggal 28 April- 15 Mei 2016 telah menyelenggarakan workshop manajemen operasional

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) secara estafet. Pelaksanaan workshop ini dibagi

menjadi 4 angkatan untuk 11 mata pelajaran yang terdapat pada struktur kurikulum Sekolah

Menengat Atas (SMA) dan ikuti oleh 297 ketua MGMP se-Jawa Barat.

Selain itu pelaksanaan kegiatan ini juga dilatarbelakangi oleh banyaknya MGMP di

daerah yang mengalami mati suri. Berdasarkan analisa dan pengamatan ada beberapa faktor

yang menyebabkan rendahnya peran dan fungsi MGMP saat ini. Faktor, yang pertama adalah

kebijakan dan penyelenggaraan MGMP yang menggunakan pendekatan education

production function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan secara

konsekuen.Sehingga lebih memusatkan kepada pada input pendidikan dalam hal ini guru

yang mengikuti kegiatan MGMP dan kurang memperhatikan pada proses kinerja. Padahal

proses kinerja sangat menentukan output kegiatan MGMP.

Kedua, penyelenggaraan MGMP yang dilakukan masih belum dapat melepaskan dari

sistem birokrasi pemerintah daerah. Sehingga MGMP masih sangat tergantung pada putusan
birokrasi yang mempunyai jalur panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan

tidak sesuai dengan kebutuhan guru setempat. Ketiga, prinsip akuntabilitas kinerja MGMP

belum terbangun dengan baik.

Seringkali pengurus MGMP tidak dapat membuat laporan pertanggungjawaban yang

baik dan benar atas program atau kegiatan yang telah dilaksanakannya. Keempat, belum

adanya panduan /petunjuk yang dapat dijadikan acuan bagi pengurus dan anggota dalam

melaksanakan program kegiatan MGMP.

Sementara upaya untuk meningkatkan kompetensi guru secara langsung yang paling

efektif adalah melalui MGMP. Karena MGMP merupakan forum atau wadah kegiatan

profesional guru mata pelajaran pada tingkatan pendidikan menengah yang terdapat disetiap

kota dan kabupaten. Sehingga MGMP memiliki peran strategis dalam meningkatkan

profesionalisme guru, yang termasuk didalamnya pengembangan karir dan penilaian kinerja

guru.

Jangan sampai terjadi ketika guru menemui hambatan dan kendala saat menjalankan

tugas pokok dan fungsinya MGMP tidak dapat berbuat banyak dalam mengatasi kendala

yang dihadapi guru. Untuk itu perlu dilakukannya revitalisasi peranan MGMP dalam

pemberdayaan profesi guru yang diselenggarakan melalui pengembangan diri secara

berkelanjutan. Sehingga menghidupkan kembali peran MGMP dalam pengembangan

profesional guru melalui peningkatan kinerja MGMP merupakan masalah yang mendesak

untuk direalisasikan.

Agar keberadaan MGMP terus berlangsung dan dapat bermanfaat peningkatan

kompetensi dan mutu guru maka perlu terus dibina oleh lembaga atau instansi terkait.

Lembaga tersebut diantaranya adalah Kementerian Pendidikan Nasional melalui Dirjen Guru

dan Tenaga Kependidikan, Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota, LPMP Provinsi dan

juga dapat dilakukan oleh perguruan tinggi.


Workshop Manajemen Operasional MGMP yang diselenggarakan Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat merupakan bentuk pembinaan bagi MGMP. Dalam workshop tersebut 5

materi pokok yang diharapkan dapat mengatasi persoalan mendasar MGMP yang dihadapi

sebagian pengurus MGMP. Materi pokok tersebut diantarnya penyusunan anggaran dasar dan

rumah tangga, penyusunan program kerja MGMP, penyusunan proposal pengajuan dana dan

sekaligus laporan pertanggung jawabannya.

Tujuan utama dari kegiatan workshop ini adalah untuk memberdayakan organisasi

MGMP di Jawa Barat sebagai sarana pengembangan diri guru dalam rangka meningkatkan

kompetensi dan profesionalitasnya. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang RI

Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru diwajibkan memiliki empat (4)

kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian , sosial dan profesional.

Dengan demikian pengurus MGMP yang telah mengikuti workshop tersebut agar

segera melakukan revitalisasi peran dan fungsi MGMP di daerahnya masing-masing. Dan

diharapkan seluruh MGMP baik di kota maupun kabupaten seluruh Jawa Barat dapat aktif

kembali dalam melaksanakan agenda pemberdayaan profesi guru melalui pengembangan diri

secara berkelanjutan. Karena sejatinya, guru sebagai tenaga profesional mempunyai tugas,

fungsi, dan kedudukan yang sangat sentral dan strategis dalam penciptaan insan Indonesia

cerdas, kompetitif, dan komprehensif.

Oleh karena itu, profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.

Di satu sisi, pengembangan guru sebagai profesi memerlukan suatu sistem pembinaan dan

continuous profesional development (CPD) atau pengembangan profesi berkelanjutan (PKB)

yang terprogram dan berkelanjutan. Pada akhirnya melalui MGMP dapat terwujud guru yang

kompeten dan profesional sebagai agen pembelajaran (learning agent) dan pemberi inspirasi

bagi peserta didik.


Penulis : adalah Guru SMAN 7 Cirebon, Ketua MGMP Geografi SMA Kota Cirebon.

Alamat : Jl Majalengka No 11/B7 Nuansa Majasem Kota Cirebon 45135


No. Hp 081324229522

Anda mungkin juga menyukai