Anda di halaman 1dari 126

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM
PENGAPIAN KONVENSIONAL

Skripsi

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Awaludin Ahmad

NIM : 5201409057

Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

i
ABSTRAK

Awaludin Ahmad. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student


Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Sistem Pengapian Konvensional. Skripsi. Pendidikan Teknik Mesin.
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci: model, STAD, siswa, hasil belajar, sistem pengapian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimanakah desain model


pembelajaran kooperatif tipe STAD (2) penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (3) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri atas dua siklus, tiap siklus terdiri atas
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil siklus pertama menunjukkan
bahwa proses pembelajaran kooperatif tipe STAD masih belum maksimal antara
lain: (a) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang (b) siswa
masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi kelompok (c) rata-rata hasil belajar
siswa belum memenuhi KKM 75. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada siklus II sudah sangat baik yaitu: (a) keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran sudah meningkat menjadi dari 52,5% menjadi 88% (b) siswa sudah
mulai terfokus dengan kegiatan diskusi kelompok yaitu menjadi dari 25,9%
menjadi 86,1% (c) rata-rata hasil belajar siswa telah memenuhi KKM dari 69,97
menjadi 81,05. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada materi sistem
pengapian konvensional sehingga setelah penelitian ini sebaiknya guru dapat
menerapkan model pembelajaran tersebut.

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Awaludin Ahmad
NIM : 5201409057
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin
Judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Sistem Pengapian Konvensional
Telah dipertahankan di depan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin, S1, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Panitia Ujian,
Ketua : Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd (........................)
NIP. 196209131991021001
Sekretaris : Wahyudi, S.Pd, M.Eng (........................)
NIP. 198003192005011001

Dewan Penguji,
Pembimbing I : Dr. Dwi Widjanarko, MT (........................)
NIP. 196901061994031003
Pembimbing II : Hadromi, S.Pd, MT (........................)
NIP. 196908071994031004
Penguji Utama : Drs. Abdurrahman, MPd (........................)
NIP. 196009031985031002
Penguji pendamping I : Dr. Dwi Widjanarko, MT (........................)
NIP. 196901061994031003
Penguji pendamping II : Hadromi, S.Pd, MT (........................)
NIP. 196908071994031004

Ditetapkan di Semarang
Tanggal :

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknik

Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd


NIP. 196602151991021001

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang

berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Materi Sistem Pengapian Konvensional” disusun berdasarkan hasil penelitian saya

dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum

pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan

tinggi manapun.

Semarang, 2013

Awaludin Ahmad

NIM. 5201409057

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Selalu berusaha, berdoa dan terus bersyukur adalah kunci sukses dunia

akhirat.

2. Kendalikan dirimu dan nikmati suksesmu.

PERSEMBAHAN

1. Ibu dan Bapak Tercinta

2. Adik-adiku Tersayang

3. Teman-teman PTM „09

4. Teman-teman HIMRO TM&CRC

5. Teman-teman kos H2O Patemon

6. Semua pihak yang telah membantu dan meluangkan waktu sehingga dapat

terselesaikannya skripsi ini

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem

Pengapian Konvensional”.

Berkat bimbingan, dorongan serta arahan dari berbagai pihak, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

studi di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dalam memperlancar

penyelesaian skripsi ini.

3. Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd, Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakkultas

Tenik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan

administrasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

vi
4. Dr. Dwi Widjanarko, M.T, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Hadromi, S.Pd, MT, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu,

bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. Abdurrahman, M.Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan waktu,

kritik dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca umumnya dan penulis pada khususnya.

Semarang, 2013

Awaludin Ahmad

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 5
1. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5
2. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Penegasan Istilah .................................................................................. 6
D. Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 7
1. Tujuan ............................................................................................ 7
2. Manfaat........................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9
A. Landasan Teori ..................................................................................... 9
1. Hakikat Belajar............................................................................... 9
2. Hasil Belajar ................................................................................... 9
3. Pembelajaran Kooperatif ................................................................ 10
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) ............................................................................ 10
5. Sistem Pengapian Konvensional .................................................... 12
6. Kelas X SMK Negeri 4 Semarang ................................................. 19
B. Kerangka Berfikir ................................................................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 22

viii
A.
Subjek Penelitian.................................................................................. 22
B.
Desain Penelitian .................................................................................. 22
C.
Variabel Penelitian ............................................................................... 27
D.
Pengumpulan Data ............................................................................... 28
1. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 28
2. Instrumen Penelitian....................................................................... 28
3. Uji Coba Instrumen Penelitian ....................................................... 30
E. Analisis Data ........................................................................................ 34
1. Data Hasil Tes ................................................................................ 34
2. Data Hasil Observasi ...................................................................... 35
3. Indikator Keberhasilan ................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 36
A. Pra Penelitian ....................................................................................... 36
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 37
1. Desain Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .................... 37
2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............... 39
3. Data Hasil Belajar Siswa ada Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD ..................................................................................... 52
C. Pembahasan .......................................................................................... 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 70
A. Simpulan............................................................................................... 70
B. Saran ..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72

LAMPIRAN ..................................................................................................... 74

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal penelitian tindakan kelas .......................................................... 36

2. Ringkasan permasalahan dalam penelitian siklus I.............................. 45

3. Ringkasan refleksi silus II .................................................................... 52

4. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I ........ 53

5. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang

pada siklus I ......................................................................................... 54

6. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II....... 56

7. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang

pada siklus II ........................................................................................ 57

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Sistem pengapian batere ....................................................................... 12

2. Bagian-bagian dari baterai ................................................................... 13

3. Penampang dan hubungan ignition coil ............................................... 14

4. Konstruksi breaker point dan nok (camlobe) ...................................... 15

5. Konstruksi kondensor .......................................................................... 15

6. Konstruksi governor advancer ............................................................. 16

7. Konstruksi vacum advancer ................................................................. 16

8. Bagian-bagian busi ............................................................................... 17

9. Komponen-komponen sistem pengapian baterai ................................. 18

10. Kerangka berfikir ................................................................................. 20

11. Diagram alur penelitian ........................................................................ 24

12. Desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD ............................. 37

13. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD ................................... 39

14. Peningkatan rata-rata hasil tes siklus I dan siklus II ............................ 62

15. Peningkatan ketuntasan belajar siklus I dan siklus II........................... 63

16. Peningkatan rata-rata hasil tes keseluruhan ......................................... 64

17. Ketuntasan belajar siswa keseluruhan .................................................. 65

18. Peningkatan hasil observasi belajar siklus I dan siklus II .................... 66

19. Rata-rata hasil observasi keseluruhan siklus I dan siklus II................. 67

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang ....................... 74

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian ......................... 75

3. Kisi-kisi instrumen soal uji coba sistem pengapian konvensional ....... 79

4. Soal tes ujicoba instrumen ................................................................... 80

5. Tabel analisis soal instrumen ............................................................... 87

6. Perhitungan validitas soal instrumen.................................................... 88

7. Perhitungan realibilitas soal instrumen ................................................ 89

8. Perhitungan tingkat kesukaran soal instrumen ..................................... 90

9. Kisi-kisi instrumen soal siklus I ........................................................... 91

10. Soal siklus I .......................................................................................... 92

11. Kisi-kisi instrumen soal siklus II.......................................................... 98

12. Soal siklus II......................................................................................... 99

13. Lembar observasi penelitian siklus I dan siklus II ............................... 105

14. Daftar nilai kemampuan awal siswa .................................................... 106

15. Daftar nilai siklus I ............................................................................... 107

16. Daftar nilai siklus II ............................................................................. 108

17. Hasil observasi siklus I......................................................................... 109

18. Hasil observasi siklus II ....................................................................... 110

19. Foto dokumentasi penelitian di SMK Negeri 4 Semarang................... 111

20. Surat-surat penelitian............................................................................ 115

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia telah banyak disadari

oleh berbagai pihak, terutama oleh para pemerhati pendidikan di

Indonesia. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah

dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan

prasarana, meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta menyempurnakan

kurikulum yang menekankan pada pengembangan aspek-aspek yang

bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (Life

Skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk

dapat menyesuaikan diri, dan berhasil di masa yang akan datang.

Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pendidikan

kejuruan tingkat menengah atas yang disediakan pemerintah dalam rangka

menyiapkan tenaga kerja siap pakai. Hal ini sesuai dengan tujuan

instruksional pendidikan menengah kejuruan yaitu siswa diharapkan

menjadi tenaga profesional yang memiliki keterampilan yang memadai,

produktif, kreatif dan mampu berwirausaha. Untuk itu perlu kiranya siswa

SMK dibekali dengan kemampuan dasar dan keterampilan teknik yang

memadai.

1
2

Namun dalam kenyataannya proses belajar mengajar yang

berlangsung di sekolah khususnya SMK saat ini masih belum seluruhnya

berpusat pada siswa. Hal ini terbukti dengan masih seringnya digunakan

model ceramah atau konvensional yang hampir pada semua mata pelajaran

yang termasuk mata pelajaran kelistrikan otomotif. Padahal tidak semua

materi kelistrikan otomotif harus diajarkan dengan model ceramah atau

konvensional. Kenyataan pengajaran yang seperti ini menunjukkan bahwa

pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok

sangatlah penting. Untuk itu salah satu model yang dapat mengarahkan

kepada siswa untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung

adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini

didasarkan atas pandangan konstruktivis yang menyatakan bahwa anak

secara aktif membentuk konsep, prinsip dan teori yang disajikan

kepadanya. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) sesuai

dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan

dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,

pembagian tugas, dan rasa senasib (Suyanto, 2009:51).

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe pembelajaran

yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted

Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, penelitian

kelompok (Group Investigation). Dalam penelitian ini dipilih model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai objek model pembelajaran.

Alasan dipilih pembahasan pembelajaran kooperatif tipe STAD karena


3

model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana. Selain itu, dapat digunakan untuk

memberikan pemahaman materi yang sulit kepada siswa dimana materi

tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat

pembelajaran yang lain.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata

pelajaran kelistrikan otomotif diharapkan dapat tercipta suasana belajar

siswa aktif yang saling berkomunikasi, saling mendengar, saling berbagi,

saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat

meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi

sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan mandiri yang dilakukan pada

saat PPL di SMK Negeri 4 Semarang, dapat dikatakan sebagian besar

siswa kelas X TKR khususnya dalam mata pelajaran produktif masih

terlihat kurang tertarik terhadap materi yang diajarkan oleh gurunya

sehingga kecenderungan siswa tersebut untuk berbicara sendiri dengan

teman sebelahnya dan tidak memperhatikan apa yang sedang dijelaskan

oleh gurunya, tetapi juga ada sebagian siswa yang benar-benar

memperhatikan dan sering mengajukan pertanyaan kepada gurunya. Nilai

ulangan dari salah satu kelas dengan jumlah 36 siswa, yang sudah

memenuhi standar kelulusan baru 22 siswa, sedangkan 14 siswa belum

mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70,00

serta presentase kelulusannya hanya 55,27%. Keadaan ini masih jauh


4

standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 75 untuk rata-rata

kelas dan 75% untuk presentase kelulusan kelas.

Kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 4 Semarang sudah cukup

baik, tetapi masih diperlukan suatu metode baru sehingga guru tidak

terlalu cenderung menggunakan pembelajaran konvensional. Penerapan

sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa variasi

tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara

aktif khususnya dalam mata pelajaran kelistrikan otomotif, maka

diperlukan variasi dan kreativitas dalam model pembelajaran. Salah

satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD pada mata pelajaran kelistrikan otomotif yang dalam penerapannya

di dalam kelas akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling

komunikatif, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan

menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan

pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran kelistrikan otomotif. Dalam Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

Decentralized Basic Education 3 menyebutkan bahwa:

Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan


mampu mengatasi kelemahan pembelajaran kelompok yang
selama ini digunakan. Dalam pembelajaran ini, jumlah
anggota dalam kelompok diupayakan kecil dan posisi duduk
mereka saat bekerja diupayakan saling berhadap-hadapan
sehingga interaksi siswa di dalam kelompok menjadi lebih
intensif. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran
ini memungkinkan munculnya aktivitas positif siswa dalam
proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang makin meningkat
5

dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa (Nurfaidah


dkk, 2011:34).

Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD jika

dibandingkan dengan tipe model pembelajaran kooperatif lainnya apabila

dikaitkan dengan jurusan dan mata pelajaran yang diteliti yaitu jurusan

TKR dan mata pelajaran kelistrikan otomotif merupakan alternatif terbaik

serta memiliki potensi keberhasilan yang cukup besar baik karena faktor

kesederhanaan dan kemudahan dalam praktiknya. Hal ini yang mendorong

untuk dipilihnya pembelajaran kooperatif tipe STAD di dalam melakukan

penelitian.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang

diharapkan nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

Division).

B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini meliputi :

a) Materi kegiatan pembelajaran yang diteliti terbatas pada satu

pokok bahasan, yaitu sistem pengapian konvensional, karena

sebelumnya telah di sepakati dengan guru pengampu mata

pelajaran kelistrikan otomotif.

b) Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD),


6

karena merupakan model pembelajaran kooperatif yang cukup

mudah untuk diterapkan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka timbul permasalahan

yaitu :

a. Bagaimana desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

sistem pengapian konvensional?

b. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

di SMK Negeri 4 Semarang?

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian dalam pemakaian istilah-

istilah yang berkaiatan dengan judul skripsi ini, maka perlu adanya

penegasan istilah-istilah yang digunakan. Adapun istilah-istilah yang perlu

diberi penegasan adalah:

1. Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan

cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu

mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri

(Suyanto, 2009:51).

2. STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah metode

pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campuran


7

yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk

pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut

tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku (Suyanto, 2009:52).

3. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta

didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek

perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

peserta didik (Rifa‟i dan Anni, 2010:85).

4. Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan tegangan yang tinggi

untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga

campuran bahan bakar udara dibakar sempurna walaupun kecepatan

berubah-ubah, pada mobil pada umumnya digunakan sistem pengapian

dengan baterai (Daryanto, 1991:107).

D. Tujuan Dan Manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

a. Mengetahui desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada sistem pengapian konvensional.

b. Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

di SMK Negeri 4 Semarang.

c. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


8

2. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

bagi pendidik, peserta didik, penulis, dan semua pihak yang terkait

dengan dunia pendidikan, adapun manfaatnya adalah:

a. Bagi Guru Mata pelajaran kelistrikan otomotif

Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan kepada

guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah

yang lebih bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi siswa dalam

kegiatan belajar mengajar.

b. Bagi Siswa SMK Negeri 4 Semarang

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa agar

tercipta kebiasaan-kebiasaan positif seperti kebiasaan bekerja sama

dalam kelompok, aktif dalam kegiatan belajar mengajar,

bersosialisasi, mengemukakan pendapat, dan sebagainya.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi peneliti

karena peneliti akan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan

yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam

model pembelajaran kooperatif dan sebagai bekal bagi peneliti

untuk menjadi tenaga pendidik di masa yang akan datang.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang, oleh karena itu belajar merupakan

suatu proses untuk mendapatkan hasil perubahan pada diri sendiri.

Menurut Rifa‟i dan Anni (2010:82), belajar merupakan proses penting

bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencangkup

segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-

aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari

oleh peserta didik (Rifa‟i dan Anni, 2010:85).

Menurut Hamalik (2004:36), menerangkan proses belajar dan

hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola,

struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan

oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

Dengan demikian untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih

baik tidak hanya dipengaruhi oleh aspek-aspekdari sekolah, pola,

9
10

struktur dan kurikulum saja, tetapi seorang guru atau pembimbing

harus memiliki kompetensi yang baik pula.

3. Pembelajaran Kooperatif

Suyanto (2009:51), Menurut teori dan


pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-
partisifatif), tiap anggota kelompok terdiri atas 4-5 orang,
siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada
kontrol dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab hasil
kelompok berupa laporan atau presentasi. Langkah
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
a. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa.
b. Menyampaikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar.
d. Membimbing kelompok belajar dan bekerja.
e. Evaluasi.
f. Memberikan penghargaan.
Metode pembelajaran kooperatif mempunyai
beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD)

Menurut Slavin (2005:143), STAD merupakan salah satu

metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan

merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru

yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

Menurut Suyanto (2009:52), ciri-ciri


pembelajaran tipe STAD, yaitu kelas terbagi dalam
kelompok-kelompok kecil. Tiap kelompok terdiri 4-5
anggota yang heterogen, dan belajar dengan metode
pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. STAD
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan
langkah-langkah berikut :
a. Mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam
kelompok.
b. Membuat kelompok heterogen (4 -5 orang).
11

c. Mendiskusikan bahan belajar-LKS-Modul secara


kolaboratif.
d. Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga terjadi
diskusi kelas.
e. Mengadakan kuis individual dan buat skor
perkembangan tiap siswa atau kelompok.
f. Mengumumkan rekor tim dan individual.
g. Memberikan penghargaan.
Secara ringkas sintak pembelajaran tipe STAD,
yaitu : (1) mengajar, (2) belajar dalam tim, (3) tes, dan
(4) penghargaan tim.
Dalam Jurnal Guru Membangun menyebutkan bahwa :

Kebaikan model STAD

1. Siswa dapat belajar dari siswa lainnya yang telah


mengerti, sehingga rasa malu untuk bertanya terhadap
materi yang belum dimengerti siswa dapat berkurang.
2. Siswa dapat saling aktif dalam memecahkan masalah
yang diberikan oleh guru.
3. Siswa menjadi harus merasa siap, karena akan
mendapatkan tes secara acak oleh guru bidang studi.
4. Di dalam penelitian, guru dapat melihat kemampuan dari
masing-masing individu siswa terhadap pemahaman
materi.

Kelemahan model STAD


1. Bagi siswa yang belum dapat bekerja sama dengan
kelompoknya dan tidak dapat mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru, maka siswa tersebut akan tertinggal
dari siswa yang lainnya.
2. Apabila di dalam kelompok tersebut tidak terdapat siswa
yang mengerti akan soal atau materi yang telah diberikan
oleh guru, maka seluruh anggota kelompok tersebut akan
mendapat kesulitan dalam memecahkan masalah.
3. Di dalam penggunaan pembelajaran kooperatif model
STAD ini akan menggunakan waktu yang lama, karena
dalam model ini siswa diminta untuk membentuk
kelompok, menata ruang kelas, dan guru juga harus
membimbing semua kelompok yang terdapat di dalam
kelas tersebut (Zulhartati, 2011:7).
12

5. Sistem Pengapian Konvensional

a. Fungsi Sistem Pengapian

Sistem pengapian ini hanya terdapat pada mesin/motor

bensin saja, berfungsi untuk menghasilkan tegangan yang tinggi

untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga

campuran bahan bakar udara dibakar sempurna walaupun

kecepatan berubah-ubah, pada mobil pada umumnya digunakan

sistem pengapian dengan baterai (Daryanto, 1991:107). Sistem

pengapian konvensional tidak hanya terdapat pada mesin/motor

yang berbahan bakar bensin saja, tetapi dalam perkembangannya

sistem pengapian konvensional juga terdapat pada mesin/motor

yang berbahan bakar gas.

Suratman (2001:101), sistem pengapian pada mesin bensin

berfungsi membakar campuran udara dan bensin di ruang bakar

pada akhir langkah kompresi, sehingga dihasilkan daya mekanik

akibat pembakaran tersebut. Berikut gambar 1. menunjukkan

sistem pengapian konvensional.

Gambar 1. Sistem pengapian batere

(Suratman,2001:102)
13

b. Komponen-komponen sistem pengapian

1. Baterai

Sebagai penyedia arus listrik tegangan rendah (12V) untuk coil.

Berikut gambar 2. menunjukkan bagian-bagian dari baterai.

Gambar 2. Bagian-bagian dari baterai

(Daryanto, 1991:121)

2. Kunci kontak

Pada sistem pengapian, kunci kontak berfungsi

menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari baterai ke

ignition coil.

3. Ignition Coil

Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan listrik yang

diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10.000-20.000


14

volt) yang diperlukan untuk pengapian. Berikut gambar 3.

menunjukkan penampang dan hubungan ignition coil.

Gambar 3. Penampang dan hubungan ignition coil

(Suratman, 2001:104)

4. Distributor

Secara umum distributor berfungsi membagi-bagikan arus

yang bertegangan tinggi dari ignition coil ke busi-busi yang

terdapat pada setiap silinder. Bagian distributor adalah sebagai

berikut.

a. Breaker point, berfungsi memutuskan arus listrik dan

menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa

agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil.

b. Nok (comlobe), berfungsi mengungkit breaker point agar

dapat memutus dan menghubungkan arus listrik pada


15

kumparan primer coil. Berikut gambar 4. menunjukkan

konstruksi breaker point dan nok (camlobe).

Gambar 4. Konstruksi breaker point dan nok (camlobe)

(Suratman, 2001:105)

c. Kondensor, berfungsi menghilangkan atau mencegah

terjadinya loncatan bunga api listrik pada breaker point.

Berikut gambar 5. menunjukkan konstruksi kondensor.

Gambar 5. Konstruksi kondensor

(Suratman, 2001:105)

d. Tutup distributor dan rotor, berfungsi membagi-bagikan

arus tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan

sekunder pada ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder.


16

e. Governor advancer, berfungsi memajukan saat pengapian

sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Berikut gambar

6. menunjukkan konstruksi governor advancer.

Gambar 6. Konstruksi governor advancer

(Suratman, 2001:106)

f. Vacum advancer, berfungsi memundurkan atau

memajukan saat pengapian ketika beban mesin bertambah

atau berkurang. Berikut gambar 7. menunjukkan konstruksi

Vacum advancer.

Gambar 7. Konstruksi vacum advancer

(Suratman, 2001:106)
17

5. Busi

Busi berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara kedua

elektrodanya untuk membakar campuran gas pada ruang bakar.

Berikut gambar 8. menunjukkan bagian-bagian busi.

Gambar 8. Bagian-bagian busi

(Suratman, 2001:107)

c. Cara Kerja Sistem Pengapian

1. Saat platina tertutup

Pada saat kunci kontak posisi on dan platina masih pada posisi

menutup, arus mengalir dari terminal positif baterai kemudian

menuju terminal B kunci kontak kemudian terminal IG kunci

kontak dan diteruskan ke terminal positif koil kumparan primer

dan diteruskan keterminal negatif koil kemudian menuju

platina dan ke massa, sehingga menyebabkan terjadinya

kemagnetan pada koil pengapian.


18

2. Saat platina terbuka

Pada saat kunci kontak pada posisi start kemudian nok

distributor berputar menekan tumit platina sehingga platina

membuka dan akibatnya arus primer yang mengalir terputus

sehingga kemagnetan di koil pengapian hilang. Hilangnya

kemagnetan menyebabkan terjadinya induksi tegangan tinggi di

kumparan primer dan sekunder koil. Induksi kumparan primer

kurang lebih 300-400 volt diserap oleh kondensor, sedangkan

induksi kumparan sekunder kurang lebih 10.000-15.000 volt

dialirkan ke kabel tegangan tinggi kemudian menuju rotor dan

kabel busi kemudian ke busi dan menuju massa, sehingga

terjadi percikan bunga api di busi.

Gambar 9. Komponen-komponen sistem pengapian batere


19

6. Kelas X TKR SMK Negeri 4 Semarang

Yang dimaksud kelas X TKR disini adalah mereka yang

menempuh pendidikan jenjang tingkat X, sebagaimana tercatat pada

buku induk siswa program keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian

Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 4 Semarang. Sedangkan SMK

Negeri 4 Semarang adalah lembaga pendidikan Sekolah Menengah

Kejuruan yang telah berstandar ISO dan merupakan SMK RSBI

(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang beralamatkan di Jalan

Pandanaran II/7 Semarang.

B. Kerangka Berfikir

Model pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan atau

memecahkan suatu masalah secara bersama. Selain itu pembelajaran

kooperatif dapat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran

kelistrikan otomotif. Siswa secara individu dapat membangun kepercayaan

diri terhadap kemampuannya untuk memahami materi kelistrikan

otomotif, sehingga akan mengurangi dan menghilangkan rasa cemas

terhadap materi tersebut yang dialami banyak siswa. Pembelajaran

kooperatif tipe STAD memberi kesempatan kepada siswa untuk

berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan

ide, siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan


20

pengetahuan dan kemampuan dalam kelompoknya. Ketika siswa

melakukan kegiatan diskusi dengan kelompoknya, maka dengan

sendirinya akan mendorong potensi siswa untuk melakukan kegiatan yang

mengasah kemampuan tentang materi yang diberikan kepada siswa ke

tingkat berpikir yang lebih tinggi sehingga pada akhirnya akan

berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang meningkat.

Untuk mempermudah keterangan dari pemikiran pada kerangka

berfikir, maka digambarkan dengan model skema dibawah ini.

Masalah di sekolah :
1. Pembelajaran berpusat pada
guru
2. Rata-rata hasil belajar belum
mencapai KKM 75

Pembelajaran kooperatif tipe


STAD diharapkan mampu

Teknik STAD :
1. Mengajar
2. Belajar dalam tim
3. Tes evaluasi

Hasil belajar siswa

Gambar 10. Kerangka berfikir


Gambar tersebut menjelaskan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Dimana dari permasalahan yang di dapat dari

sekolah, kemudian di ambil pemecahan masalahnya yang berupa


21

perbaikan model pembelajaran dari pembelajaran yang dulunya berpusat

pada guru kemudian di ubah dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Untuk proses STAD diantaranya adalah guru memberikan materi

pembelajaran secara singkat, kemudian siswa diarahkan untuk

berkelompok dan saling berdiskusi dengan temanya dan akan membangun

pemikiranya sendiri. Pemikiran yang timbul dari diri sendiri akan lebih

berkesan dan mudah diingat dibandingkan yang didapat dari orang lain.

Kemudian pemikiran Siswa diperjelas dengan berdiskusi dengan guru.

Oleh karena itu terjadi peningkatan pemahaman pada diri siswa sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKR 1 yang

berjumlah 36 siswa di SMK Negeri 4 Semarang. Pengambilan kelas X

TKR 1 sebagai subjek dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan

kesepakatan dengan guru kelas yang telah dirundingkan terlebih dahulu

sebelum dilakukan penelitian di kelas tersebut.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas X TKR SMK Negeri 4

Semarang, artinya dilakukan kerja sama dengan guru kelas X TKR SMK

Negeri 4 Semarang.

Penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu

penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia

mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses

dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2010:135).

Pada tahap awal dilakukan diskusi dengan guru tentang

permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Rencana

tindakan yang telah disusun bersama kemudian dipraktikkan oleh guru

22
23

saat melakukan pembelajaran dikelas. Pada saat guru melakukan

pembelajaran, dilakukan pencatatan segala sesuatu yang terjadi pada saat

pembelajaran yang berhubungan dengan materi pengapian konvensional

pada mobil.

Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terdiri dari dua

siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin

dicapai sesuai dengan apa yang telah didesain dalam faktor yang akan

diselidiki untuk dapat melihat peningkatan hasil belajar setelah tes.

Prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebagai

berikut:

1. Perencanaan (Planning)

2. Pelaksanaan tindakan kelas (Action)

3. Pengamatan (Observation)

4. Refleksi (Reflection)
24

Mengarahkan siswa Mengarahkan siswa

Observasi/

KKM ≥ 75 KKM ≥ 75

Siklus

Gambar 11. Diagram alur penelitian


25

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dengan dua siklus,

yaitu siklus I dan siklus II yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan yang dilakukan adalah merencanakan

persiapan pembelajaran sistem pengapian konvensional dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD, diantaranya (1)

berkoordinasi dengan guru kelas X SMK Negeri 4 Semarang

tentang penelitian yang akan dilakukan, (2) membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sistem pengapian dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (3) membuat instrumen

penilaian, yang terdiri dari instrumen tes yang berupa soal pilihan

ganda dan instrumen non tes yang berupa lembar observasi (4)

pembagian kelompok belajar secara heterogen yang terdiri dari 4-5

orang peserta didik.

b. Tindakan (action)

Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan rencana

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Student Teams

Achievement Divisions (STAD) sesuai dengan yang telah

direncanakan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru

mengajar sesuai dengan RPP yang sudah dibuat, yaitu

pembelajaran kelistrikan otomotif menggunakan model

pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada


26

materi sistem pengapian konvensional. Yang langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut.

1. Guru menyampaikan materi pengapian konvensional secara

singkat.

2. Guru mengarahkan siswa kedalam kelompok yang telah

ditentukan.

3. Guru mengarahkan siswa dalam kelompoknya untuk

melakaukan diskusi kelompok dengan topik yang telah

ditentukan.

4. Guru melaksanakan tes evaluasi dari materi yang telah

diajarkan kepada siswa.

c. Pengamatan (Observation)

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran

berlangsung, yaitu saat guru menyampaikan materi sistem

pengapian konvensional hingga pelaksanaan tes evaluasi dengan

menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat keaktifan

siswa.

d. Refleksi (reflection)

Sumber data dikumpulkan adalah berupa hasil tes dan

observasi pada siklus I ini selanjutnya dianalisis. Data-data yang

diperoleh selanjutnya dikumpulkan untuk mengetahui sejauh mana

siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.


27

Selanjutnya hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk kegiatan

pembelajaran tahap II.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II ini didasari dari hasil refleksi pada siklus

I. Masalah-masalah yang timbul pada siklus I ditetapkan alternatif

pemecahan masalahnya dengan harapan tidak terulang pada siklus II

nantinya. Apabila hasil refleksi pada siklus II menunjukkan belum

tercapainya indikator ketercapaian pembelajaran maka siklus akan

dilanjutkan, dan sebaliknya apabila refleksi pada siklus II telah

menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian pembelajaran maka

siklus akan dihentikan.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang harganya

untuk tiap objek bervariasi dapat diamati atau dibilang, atau diukur

(Sukestiyarno dan Wardono, 2009:4). Dalam penelitian ini ada dua

variabel yang digunakan yaitu :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).


28

2. Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu varibel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam materi sistem pengapian

konvensional pada kelas X TKR di SMK Negeri 4 Semarang.

D. Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

metode observasi, dimana dilakukan observasi tentang jalannya

pengelolaan kelas dan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung

yang dilakukan oleh guru. Selanjutnya dengan metode tes berupa soal

pilihan ganda dimana untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD).

2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam

mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 2010:262). Pada penelitian

tindakan kelas ini instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan

nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang

hasil belajar siswa secara klasikal, sedangkan instrumen non tes berupa

lembar-lembar pengamatan siswa dan pengajar saat pembelajaran

sedang berlangsung.
29

a. Instrumen Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan

ganda. Tes diberikan kepada subjek penelitian sesudah pelaksanaan

tindakan kelas. Dalam pembuatan instrumen penelitian ini

mengacu kepada indikator soal. Indikator soal ini merupakan

pokok bahasan atau materi yang telah disampaikan. Untuk

indikator soal yang digunakan adalah :

1. Prinsip kerja sistem pengapian.

2. Komponen-komponen sistem pengapian dan fungsinya.

3. Mengidentifikasi gangguan sistem pengapian.

b. Instrumen Nontes

Pengumpulan data dengan instrumen nontes menggunakan

metode observasi, karena dalam penelitian ini observasi mampu

mendiskripsikan tentang banyak hal, diantaranya tentang penilaian

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Indikator

yang digunakan dalam penilaian siswa ini adalah :

1. Proses STAD

2. Keaktifan siswa

3. Perhatian siswa

4. Kedisiplinan siswa

5. Penugasan

6. Tolak ukur keberhasilan pembelajaran


30

3. Uji Coba Instrumen Penelitian

a. Validitas Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto,

2010:211). Rumus untuk menghitung validasi menggunakan

korelasi point biserial. Rumus korelasi antara dua variabel, dalam

penelitian ini digunakan untuk mencari korelasi antara item

dengan seluruh tes atau validasi item. Adapun rumus korelasi

point biserial yaitu:

(Arikunto, 2006:283)

Keterangan :

= Koefisien korelasi point biserial

Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item

yang dicari korelasinya dengan tes

Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)

Standar deviasi skor total.

Proposi subjek yang menjawab betul item tersebut.

1-p
31

Setelah didapat nilai kemudian disesuaikan dengan

nilai rtabel korelasi product-moment. Apabila > r tabel

korelasi product-moment maka soal dikatakan valid, tetapi jika

Apabila < r tabel korelasi product-moment maka soal

dikatakan tidak valid. Harga kritik dari r product-moment pada N=

34 adalah 0,339 (Arikunto, 2006:359).

Dalam penelitian ini melakukan uji validitas terhadap 35

soal. Dari 35 soal tersebut didapatkan 5 soal diantaranya tidak

valid. Dalam hal ini memutuskan untuk membuang/tidak

menggunakan soal yang tidak valid tersebut, hal itu dikarenakan

pembuatan soal tersebut didasarkan pada indikator kompetensi

dasar yang terdiri dari beberapa soal sesuai dengan indikator

tersebut. Jadi jika salah satu soal saja yang tidak digunakan pada

indikator tersebut, maka masih dapat terwakili oleh soal yang lain.

Jadi setelah melakukan uji validitas, dari data diatas mendapatkan

30 soal yang valid dari 35 soal. Soal yang tidak valid tersebut

adalah soal no 15, 20, 21, 26, 31.

b. Reliabilitas Soal

Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa

sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan


32

responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto,

2010: 221).

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas penelitian dapat

menggunakan uji reliabilitas internal dapat ditentukan dengan

rumus K-R.21. Rumus ini digunakan untuk tes item yang dibuat

sistematikanya menggunakan pilihan ganda dan memberikan

harga yang lebih rendah dari rumus K-R 20. Adapun kebaikan K-

R 21 ialah, bahwa proses perhitungannya relatif lebih sederhana

atau lebih mudah, sedangkan kelemahannya ialah, bahwa hasil

perhitungannya kurang teliti (Sudijono 2006:253).

(Arikunto, 2010:232)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

M = Skor rata-rata

Vt = Varians total Jika r11 hitung > r tabel product-moment

maka perangkat soal tersebut reliabel dan jika sebaliknya yaitu r11

hitung < r tabel product-moment maka soal tidak reliabel.


33

Berdasarkan hasil uji realibilitas terhadap instrumen

menggunakan rumus tersebut diperoleh hasil sebesar 0,755. Harga

kritik dari r product-moment pada N= 34 adalah 0,339 (Arikunto,

2010:402). Karena koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari

nilai r tabel dapat dinyatakan bahwa instrument tersebut reliabel dan

dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

c. Taraf Kesukaran

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui

dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan

menggunakan rumus :

B
P= (Sukestiyarno dan Wardono, 2009:62)
JS

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut.

0 ≤ 0,30 adalah soal sukar,

0,30 ≤ 0,70 adalah soal sedang,

0,70 ≤ 1,00 adalah soal mudah.


34

Dari perhitungan diperoleh butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,

27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35 adalah butir soal kategori sedang dan

butir soal nomor 26, 31 adalah kategori sukar. Butir-butir item tes

hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik,

apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula

terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah

sedang atau cukup (Sudijono, 2006:370).

E. Analisis Data

1. Data Hasil Tes

Data hasil belajar siswa meliputi hasil tes siklus 1 dan siklus

berikutnya. Hasil tes ditentukan berdasarkan pedoman penilaian yang

telah dibuat, kemudian dihitung nilai rata-rata dari masing-masing tes.

Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa,

langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung nilai rata-rata

hasil tes pada tiap siklus dengan rumus:

(Sudjana, 2005:70)

Keterangan :

X = Mean atau nilai rata-rata

fi = Frekuensi kelas

xi = tanda kelas interval


35

2. Data Hasil Observasi

Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi kemudian

dilakukan analisis data untuk mengetahui hambatan-hambatan yang

dirasakan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD).

3. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator

keberhasilan sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) ≥75,00 dari tes.

b. Presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) 75% (siswa aktif

dalam kegiatan belajar mengajar) dari lembar observasi.

c. Apabila 75% dari jumlah siswa berkategori tuntas belajar (sudah

mencapai KKM) dari hasil tes.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pra Penelitian

Berdasarkan kesepakatan dengan guru mata pelajaran kelistrikan

otomotif, pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dilakukan selama dua siklus dan apabila hasil

penelitian sudah mencapai indikator keberhasilan maka siklus dihentikan.

Materi yang dipelajari adalah sistem sistem pengapian konvensional.

Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Mei 2013, sedangkan

siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 Mei 2013.

Dalam hal ini juga disepakati bahwa saat penelitian guru sebagai

pelaksana kegiatan pembelajaran tipe STAD dan nantinya dilakukan juga

pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa dalam penelitian ini dengan

lembar observasi. Adapun jadwal penelitian tindakan kelas yang dilakukan

dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Jadwal penelitian tindakan kelas

Siklus Hari Tanggal Jam Keterangan


I Senin 20 Mei 2013 08.30-13.00 Jam ke 2-8
II Senin 27 Mei 2013 08.30-13.00 Jam ke 2-8

36
37

B. Hasil Penelitian

1. Desain Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Berdasarkan pada landasaan teori pada BAB II maka langkah-

langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan

dalam penelitian ini memperoleh hasil pada gambar 12 sebagai

berikut.

Guru menyampaikan materi sistem


pengapian konvensional

Guru mengarahkan siswa kedalam

Guru mengarahkan siswa untuk

Guru mengadakan tes evaluasi

Guru memberikan nilai dari hasil

Gambar 12. Desain model pembelajaran kooperatif tipe

STAD

Gambar diatas menunjukkan desain model pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang yang diterapkan dalam penelitian ini yang

terdiri dari : 1) guru menyampaikan materi pembelajaran sistem

pengapian konvensional kels X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang


38

secara singkat. 2) setelah guru menyampaikan materi, kemudian guru

mengarahkan siswa kedalam kelompok, yang terdiri dari 9 kelompok

dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa. 3) setelah dilakukan

pembagian kelompok, masing masing kelompok diberikan persoalan

yang berupa materi sistem pengapian konvensional yang terdiri dari

pengertian, komponen dan cara kerja sistem sistem pengapian

konvensional dan diwajibkan setiap kelompok bertanggung jawab

kepada setiap anggota kelompok untuk bisa menguasai dan mengerti

materi yang di diskusikan masing-masing kelompok. 4) guru

mengadakan evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan dan disini

dilakukan tes yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal.

5) guru memberikan nilai dari hasil tes yang telah dilakukan pada

pertemuan berikutnya. Desain pembelajaran kooperatif tipe STAD

cukup mudah diterapkan dan dapat melatih siswa untuk melakukan

kegiatan diskusi kelompok. Hal ini sejalan dengan penelitian

kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh Nugroho dkk, (2009:112)

dalam Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 yang penelitiannya

menyebutkan bahwa:

Kelebihan penerapan metode kooperatif tipe


STAD berorientasi keterampilan proses adalah siswa
berusaha mencari pengetahuannya sendiri dengan
keterampilan proses yang dimiliki dan melatih siswa
melaksanakan praktikum sehingga siswa mampu bekerja
dan berdiskusi kelompok serta belajar merumuskan
pengetahuan yang diperoleh sehingga pembelajaran
terpusat pada siswa.
39

2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK

Negeri 4 Semarang dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang

setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi. Masing-masing siklus dalam penelitian ini menghasilkan data

yang berupa hasil belajar siswa dan tingkat keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat dilihat pada

gambar 13 sebagai berikut.

Gambar 13. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD

Dari gambar diatas dapat diuraikan penjelasan setiap siklusnya

sebagai berikut.
40

a. Siklus I

1) Perencanaan siklus I

Perencanaan dalam penelitian ini yang dilakukan adalah

a) berkoordinasi dengan guru kelas X SMK Negeri 4 Semarang

tentang penelitian yang akan dilakukan, b) membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sistem sistem pengapian

konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, c) membuat instrumen penilaian, yang terdiri dari

instrumen tes yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah

30 soal dan instrumen non tes yang berupa lembar observasi

yang terdiri dari beberapa indikator diantaranya proses STAD,

keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan, penugasan dan

tolak ukur keberhasilan pembelajaran , d) pembagian kelompok

belajar secara heterogen yang terdiri dari 9 kelompok yang

terdiri dari 4 siswa pada masing-masing kelompok.

2) Tindakan dan observasi siklus I

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dilakukan

bersamaan dengan kegiatan observasi terhadap siswa selama

siswa mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menggunakan lembar observasi. Pelaksanaan kegiatan

pembelajaran dalam penelitian ini menggunakana model

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 1)


41

penyampaian materi sistem pengapian konvensional oleh guru

mata pelajaran kelistrikan otomotif kelas X TKR 1 SMK

Negeri 4 Semarang secara singkat, 2) mengarahkan siswa

kedalam kelompok yang telah ditetapkan pada tahap

perencanaan sebelumnya, 3) mengarahkan siswa untuk

melakukan kegiatan diskusi kelompok terhadap materi sistem

sistem pengapian konvensional, 4) mengadakan tes evaluasi

setelah kegiatan diskusi kelompok yang berupa soal pilihan

ganda yang berjumlah 30 soal dan siswa dilarang membuka

buku atau catatan serta tidak boleh saling mencontek untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

telah di diskusikan, 5) guru menutup kegiatan pembelajaran

pada siklus I. Setelah kegiatan belajar siklus I selesai maka

diperoleh hasil dari tes dan hasil dari observasi siswa. Adapun

rata-rata hasil tes pada materi sistem sistem pengapian

konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang secara

umum adalah 69,97 dan ketuntasan belajar disini diperoleh

30,55% dari seluruh siswa yaitu 11 siswa yang tuntas dari 36

siswa. Sedangkan pada hasil tes terdahulu pada materi sistem

pengapian konvensional didapatkan hasil tes rata-rata siswa

adalah 67,7 dan ketuntasan belajar siswa diperoleh 27,77% dari

seluruh siswa yaitu 10 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari

hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar yang


42

diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar

belum memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),

yaitu 75. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

STAD yang dilakukan pada materi sistem sistem pengapian

konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dan

didapat hasil rata-rata kegiatan observasi pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang dilakukan kepada siswa sebesar

52,5%, hasil ini masih kurang seperti yang diharapkan untuk

memenuhi indikator keberhasilan pada tingkat keaktifan siswa

dengan presentase standar 75%. Kurang maksimalnya nilai tes

dan aktifitas pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi

sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4

Semarang pada siklus I ini kemungkinan disebabkan faktor

keaktifan siswa yang masih banyak kekurangan, selain itu

siswa belum sepenuhnya bisa menerima model pembelajaran

yang diterapkan yaitu dengan model pembelajaran tipe STAD.

3) Refleksi siklus I

Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui

bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem sistem pengapian

konvensional belum memuaskan, baik dari segi tes maupun

non tes. Hasil rata-rata belajar pada materi sistem pengapian

konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang


43

mencapai 69,97. Hasil ini belum baik, karena masih belum

memenuhi KKM. Sedangkan untuk ketuntasan belajar masih

30,55% yaitu sebanyak 11 siswa yang sudah tuntas dari 36

siswa.

Hasil non tes yang berupa lembar observasi diperoleh

hasil rata-rata proses pembelajaran kooperatif tipe STAD

52,5%. Selain itu masih banyak permasalahan yang didapat

saat proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa

kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang, diantaranya sebagai

berikut.

a) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD masih kurang

dan masih banyak siswa yang belum bisa menyesuaikan

diri dengan kegiatan pembelajaran tersebut. Sehingga guru

perlu memberikan gambaran lagi mengenai pembelajaran

dengan model ini dan diupayakan memberikan pertanyaan

yang lebih menarik sehingga nantinya diharapkan siswa

lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

kooperatif tipe STAD ini.

b) Perhatian siswa kepada guru saat memberikan penjelasan

tentang materi yang diberikan masih kurang diperhatikan,

sehingga siswa menjadi kurang paham tentang materi yang


44

disampaikan oleh guru. Disamping itu masih banyak siswa

yang belum bisa terfokus untuk melakukan kegiatan diskusi

kelompok mengenai materi sistem pengapian konvensional.

Dalam hal ini pada siklus berikutnya guru berusaha

memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa agar dari

masing-masing siswa siap untuk menjawab apabila

nantinya diberikan pertanyaan oleh guru. Selain itu pula

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang dijelaskan mana yang siswa masih

kurang paham. Sehingga nanti pada saat dilakukan kegiatan

diskusi kelompok siswa tiap kelompok bisa lebih terfokus

pada materi yang sedang di diskusikan.

c) Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang berupa KKM

yang belum mencapai standar yaitu 75, dimana terdapat

banyak sekali kekurangan dalam hal ini siswa masih

banyak yang kurang memahami materi yang telah

diajarkan, pada saat guru bertanya kepada siswa dan siswa

tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

tersebut. Selain itu juga siswa yang mau bertanya kepada

guru masih sedikit sekali. Dengan demikian guru harus bisa

lebih terbuka, tidak membatasi diri atau akrab dengan siswa

serta pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang mau

bertanya yang hadiah tersebut berupa penambahan nilai.


45

Hal yang terpenting pada pembelajaran kooperatif tipe

STAD disini adalah proses diskusi siswa pada tiap-tiap

kelompok yang masih banyak kekurangan, dimana hanya

sebagian kecil siswa yang mau atau melakukan kegiatan

diskusi kelompok. Hali ini dapat dilihat dari masih

banyakknya siswa yang sering berbicara sendiri atau sering

mengganggu kelompok lain. Dalam hal ini guru harus

sering berkeliling pada setiap kelompok dan memberikan

arahan kepada masing-masing kelompok agar dapat

melakukan kegiatan diskusi dengan baik. Berikut adalah

tabel 2 ringkasan dari permasalahan yang didapat dari

refleksi siklus 1.

Tabel 2. Ringkasan permasalahan dalam penelitian siklus I

No Permasalahan dalam siklus I


1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe STAD masih kurang
2. Siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi
kelompok
3. Rata-rata hasil belajar siswa belum memenuhi KKM
75

Berdasarkan ringkasan permasalahan pada tabel 2

diatas dapat diketahui bahwa, terdapat beberapa

permasalahan pada siklus I yang nantinya perlu dilakukan

perbaikan pada perencanaan siklus II.


46

b. Siklus II

1) Perencanaan II

Pada perencanaan siklus II ini hanya dilakukan

persiapan seperti halnya siklus I tetapi lebih ditekannya pada

upaya yang dilakukan dalam perbaikan dari permasalahan yang

didapat pada siklus I dalam proses pembelajaran kooperatif tipe

STAD pada siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang,

diantaranya sebagai berikut.

a. Sebelum guru memberikan materi tentang sistem sistem

pengapian konvensional guru memberikan gambaran lagi

mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dan guru

berupaya memberikan pertanyaan yang lebih menarik

sehingga nantinya siswa lebih aktif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Dan guru

selalu memberikan motifasi kepada siswa agar dapat

mengikuti kegiatan pembelajaran ini secara lebih maksimal

lagi dan siswa menjadi lebih tertarik lagi dengan model

pembelajran kooperatif tipe STAD yang diterapkan.

b. Dalam siklus ini guru berusaha memberikan pertanyaan

secara acak kepada siswa agar dari masing-masing siswa

siap untuk menjawab apabila diberikan pertanyaan oleh

guru. Selain itu pula guru memberikan kesempatan kepada


47

siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan mana

yang siswa masih kurang paham. Hal ini merupakan upaya

agar perhatian siswa bisa lebih terfokus pada materi yang

sedang diajarkan.

c. Kemudian guru harus lebih terbuka, tidak membatasi diri

atau akrab dengan siswa serta pemberian reward atau

hadiah kepada siswa yang mau bertanya yang hadiah

tersebut berupa penambahan nilai. Selain itu saat

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses diskusi

siswa di tiap-tiap kelompok guru selalu memantau setiap

kelompok dan memberikan arahan kepada masing-masing

kelompok sehingga setiap siswa dapat melakukan kegiatan

diskusi dengan baik.

2) Tindakan dan observasi siklus II

Pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dilakukan

bersamaan dengan kegiatan observasi terhadap siswa selama

siswa mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menggunakan lembar observasi seperti halnya siklus I. Tetapi

dalam siklus II ini pelaksanaan tindakan lebih ditekankan pada

kegiatan yang dalam refleksi siklus I terdapat beberapa

kendala, diantaranya adalah : 1) sebelum penyampaian materi

sistem pengapian konvensional oleh guru mata pelajaran


48

kelistrikan otomotif kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang

guru kembali memberikan gambaran lagi mengenai

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan guru memberikan

pertanyaan kepada siswa yang lebih menarik lagi serta lebih

memberikan motifasi-motifasi yang dapat membangkitkan

gairah belajar siswa sehingga siswa menjadi semangat untuk

mengikuti kegiatan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe

STAD 2) guru kembali mengarahkan siswa kedalam kelompok

yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan sebelumnya,

yang terdiri dari 9 kelompok yang masing-masing kelompok

terdiri dari 4 siswa 3) mengarahkan siswa untuk melakukan

kegiatan diskusi kelompok terhadap materi sistem sistem

pengapian konvensional dan guru lebih sering berkeliling untuk

mengecek sejauh mana tiap kelompok melakukan kegiatan

diskusi serta memberikan arahan-arahan terhadap materi sistem

pengapian konvensional yang sedang di diskusikan, dengan

demikian setiap siswa dalam kelompok tersebut bertanggung

jawab untuk paham dan menguasai materi sistem sistem

pengapian konvensional yang sedang di diskusikan, selain itu

masing-masing siswa tiap kelompok juga bertanggung jawab

atas teman lain dalam kelompoknya untuk saling menjelaskan

materi yang kiranya masih kurang dipahami 4) sebelum

mengadakan tes evaluasi setelah kegiatan diskusi kelompok


49

yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal guru

kembali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan materi sistem pengapian konvensional dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya lagi serta siswa

dilarang membuka buku atau catatan dan tidak boleh saling

mencontek untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang telah di diskusikan, kemudian guru

berkeliling untuk memastikan siswa sejauh mana mereka

mengerjakan soal tersebut. Hal ini ditujukan untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam menjawab soal tes dari siklus I dan

diharapkan hasilnya akan lebih baik lagi 5) guru menutup

kegiatan pembelajaran pada siklus II dan sedikit mengulas

kembali materi sistem pengapian konvensional yang telah

dijelaskan tadi, serta memberikan lagi kesempatan bertanya

kepada siswa yang masih kurang jelas terhadap materi sistem

pengapian konvensional. Setelah kegiatan belajar siklus II

selesai maka diperoleh hasil dari tes dan hasil dari observasi

siswa. Adapun hasil tes pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes pada

materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1

SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata

yang cukup meningkat dari siklus I yaitu sebesar 81,05 untuk


50

ketuntasan belajar disini juga meningkat yaitu 86,11% dari

seluruh siswa yaitu 31 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari

hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar yang

diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar

sudah memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),

yaitu 75. Hal ini disebabkan karena dilakukan perbaikan-

perbaikan dari refleksi siklus I sehingga kelemahan yang ada

pada siklus II dapat diminimalisir dengan baik. Pada siklus II

ini diperoleh hasil observasi yang sudah cukup meningkat

daripada siklus sebelumnya. Hal ini juga dapat diketahui untuk

rata-rata keseluruhan observasi pembelajaran kooperatif tipe

STAD yaitu 88%. Dalam siklus II ini para siswa sudah dapat

mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah

diterapkan dan cukup antusias untuk mengikuti pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang telah diterapkan. Hal ini dapat

dibuktikan sesuai dengah hasil peningkatan rata-rata hasil

observasi dari pada siklus yang sebelumnya.

3) Refleksi siklus II

Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui

bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem sistem pengapian

konvensional belum memuaskan, baik dari segi tes maupun

non tes. Serta perbaikan dari permasalahan yang didapat pada

siklus I telah dilaksanakan dengan baik sehingga


51

permasalahan-permasalahan yang ada pada siklus I dapat

diminimalisir pada siklus II dan perbaikan-perbaikan dari

beberapa permasalahan tersebut telah dijelaskan pada

perencanaan siklus II. Hasil rata-rata belajar pada materi sistem

pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4

Semarang mencapai 69,96%. Hasil ini belum baik, karena

masih belum memenuhi KKM. Sedangkan untuk ketuntasan

belajar masih 30,55% yaitu sebanyak 11 siswa yang sudah

tuntas dari 36 siswa. Hasil belajar pada siklus I tersebut

kemudian diperbaiki dengan pembelajaran siklus II yang

mendapatkan hasil positif yaitu dengan meningkatnya hasil

rata-rata belajar menjadi 81,05 sedangkan untuk ketuntasan

belajar juga meningkat menjadi 86,11% yaitu 31 siswa yang

sudah tuntas dari 36 siswa. Hasil dari pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada siklus II ini telah masuk dalam kategori baik

yang merupakan target penelitian. Hasil dari siklus II juga

sudah memenuhi batas KKM yaitu 75.

Demikian pula dengan hasil non tes yang berupa lembar

observasi diperoleh hasil rata-rata proses pembelajaran

kooperatif tipe STAD cukup meningkat dari siklus I dari 52,5%

menjadi 88%. Hal itu disebabkan karena permasalahan yang

terdapat pada siklus I telah berkurang setelah dilaksanakan


52

upaya perbaikan dari permasalah yang di dapat pada siklus I.

Berikut tabel 3 ringkasan refleksi siklus II.

Tabel 3. Ringkasan refleksi siklus II

No Hasil refleksi siklus II


1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe STAD meningkat dari 52,5% menjadi
88%
2. Siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi
kelompok sudah mulai berkurang dari 25,9% menjadi
86,1%
3. Rata-rata hasil belajar siswa telah memenuhi KKM
yaitu dari 69,97 menjadi 81,05

3. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD

Dalam penelitian ini diperoleh data hasil belajar yang berupa

data hasil tes dan data hasil observasi, dimana data tersebut digunakan

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa

selama mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4

Semarang. data hasil belajar pada penelitian ini akan di uraikan sebagai

berikut.

a. Hasil tes siklus I

Rata-rata hasil tes siklus I pada materi sistem pengapian

konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dengan


53

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara

umum dapat digambarkan seperti tabel 4.

Tabel 4. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada

siklus I

Siklus I Hasil
Rata-rata 69,97
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 46
Ketuntasan belajar 30,55%

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes

pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK

Negeri 4 Semarang pada siklus I dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata 69,97 dari

36 siswa, dan nilai tertinggi 90 serta nilai terendah 46. Untuk

ketuntasan belajar disini diperoleh 30,55% dari seluruh siswa yaitu

11 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari hasil tes dengan nilai rata-

rata dan ketuntasan belajar yang diperoleh diatas dapat diketahui

bahwa ketuntasan belajar belum memenuhi batas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75.

b. Hasil observasi siklus I

Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan

pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK


54

Negeri 4 Semarang berdasarkan beberapa indikator yang dapat

mengambarkan setiap proses pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada setiap siklus yang di ikuti oleh siswa. Hal ini juga dapat

dilihat dari tabel 5 hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

Tabel 5. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang

pada siklus I
Siklus I
No Hal yang diamati
Jumlah Rata-rata
a. Memperhatikan guru 28%
1. Proses STAD b. Belajar dalam tim 36% 51,9%
c. Mengerjakan tes 92%
a. Siswa aktif mencatat materi 56%
Keaktifan
2. siswa b. Siswa aktif bertanya 11% 24,1%
c. Siswa aktif mengajukan ide 5,6%
Perhatian a. Diam dan tenang 31%
3. siswa b. Terfokus pada materi 5,6% 25%
c. Antusias 39%
Kedisiplinan a. Kehadiran /absensi 100%
4. b. Datang tepat waktu 100% 100%
c. Pulang tepat waktu 100%

Hasil dari tabel observasi siklus I dapat dilihat aktifitas

siswa juga mempengaruhi dari kurangnya nilai hasil siklus I, yang

terinci sebagai berikut: 1) siswa mengikuti pembelajaran STAD

51,9%, 2) keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

24,1%, 3) perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

25%, 4) kedisiplinan siswa 100%, 5) penugasan yang didapat oleh

siswa 88%, 6) Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang telah

diikuti oleh siswa 25,9%.Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan


55

observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 52,5%. Kurang

maksimalnya nilai tes pada materi sistem pengapian konvensional

kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I ini

kemungkinan disebabkan faktor keaktifan siswa yang dapat dilihat

pada tabel observasi siklus I, menjadikan siswa memperoleh nilai

yang kurang. Selain itu siswa belum sepenuhnya bisa menerima

model pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan model

pembelajaran tipe STAD.

a. Hasil tes siklus II

Hasil tes siklus II pada materi sistem pengapian

konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berdasarkan apa yang telah dilakukan perbaikan mengenai apa saja

kekurangan yang terdapat pada siklus I telah mengalami

peningkatan. Adapun hasil tes pembelajaran kooperatif tipe STAD

diuraikan pada tabel 6 sebagai berikut.

Tabel 6. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada

siklus II

Siklus II Hasil
Rata-rata 81,05
Nilai tertinggi 96
Nilai terendah 70
Ketuntasan belajar 86,11%
56

Dari tabel 6 hasil tes siklus II diatas menunjukkan bahwa

rata-rata hasil tes pada materi sistem sistem pengapian

konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus

II dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD diperoleh rata-rata yang cukup meningkat dari siklus I yaitu

sebesar 81,05 dari 36 siswa, dan nilai tertinggi mencapai 96 serta

nilai terendah 70. Untuk ketuntasan belajar disini juga meningkat

yaitu 86,11% dari seluruh siswa yaitu 31 siswa yang tuntas dari 36

siswa. Dari hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar

yang diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar

sudah memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu

75. Hal ini disebabkan karena dilakukan perbaikan-perbaikan pada

siklus I sehingga kelemahan yang ada pada siklus II dapat

diminimalisir dengan baik.

b. Hasil observasi siklus II

Pada siklus II ini diperoleh hasil observasi yang sudah

cukup meningkat dari pada siklus sebelumnya. Hal ini juga dapat

dilihat dari tabel 7 hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe

STAD.
57

Tabel 7. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang

pada siklus II

Siklus II
No Hal yang diamati
Jumlah Rata-rata
a. Memperhatikan guru 81%
1. Proses STAD b. Belajar dalam tim 78% 86,1%
c. Mengerjakan tes 100%
a. Siswa aktif mencatat materi 97%
Keaktifan
2. b. Siswa aktif bertanya 78% 75,9%
siswa
c. Siswa aktif mengajukan ide 53%
a. Diam dan tenang 75%
Perhatian
3. b. Terfokus pada materi 89% 79,6%
siswa
c. Antusias 75%
a. Kehadiran /absensi 100%
4. Kedisiplinan b. Datang tepat waktu 100% 100%
c. Pulang tepat waktu 100%
a. Mengerjakan semua tugas 100%
5. Penugasan b. Ketepatan mengumpulkan tugas 100% 100%
c. Mengerjakan sesuai perintah 100%
Tolak ukur a.Dari hasil tabel
Pemahaman diatas materi
terhadap dapat dilihat aktifitas
92% siswa sudah
6. keberhasilan b. Bertanya kepada guru 86% 86,1%
cukup baik dari pada siklus I, yang terinci
pembelajaran c. Berdiskusi dengan kelompoknya sebagai
81% berikut: 1) siswa

mengikuti pembelajaran STAD 86,1%, 2) keaktifan siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran 75,9%, 3) perhatian siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran 79,6%, 4) kedisiplinan siswa

100%, 5) penugasan yang didapat oleh siswa 100%, 6) Tolak ukur

keberhasilan pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa

86,1%.Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan observasi

pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 88%. Dalam siklus II ini

para siswa sudah dapat mengikuti model pembelajaran kooperatif

tipe STAD yang telah diterapkan dan cukup antusias untuk

mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah


58

diterapkan. Hal ini dapat dibuktikan sesuai dengah hasil

peningkatan rata-rata hasil observasi dari pada siklus yang

sebelumnya.

C. Pembahasan

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan

sebelumnya, dapat diketahui bahwa untuk desain penelitian pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang di terapkan pada siswa kelas X TKR 1 SMK

Negeri 4 Semarang telah berjalan baik sesuai dengan hasil penelitian, hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Karimah (2013:85), dalam

jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan yang

menyatakan bahwa:

Skenario pembelajaran model kooperatif tipe STAD


materi Trigonometri yang operasional adalah skenario
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar peserta didik kelas XI IPA yang disusun dalam
bentuk RPP yang memuat langkah-langkah proses
pembelajaran yang mencirikan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.

Dengan demikian desain model pembelajaran kooperatif tipe

STAD merupakan model pembelajaran yang sederhana dan mudah

diterapkan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

materi sistem pengapian konvensional kelas X SMK Negeri 4 Semarang

terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus telah dijabarkan dalam

hasil penelitian sebelumnya. Dalam perencanaan siklus I dilakukan


59

beberapa persiapan diantaranya 1) berkoordinasi dengan guru kelas X

SMK Negeri 4 Semarang tentang penelitian yang akan dilakukan, 2)

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sistem pengapian

konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 3)

membuat instrumen penilaian, yang terdiri dari instrumen tes yang berupa

soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal dan instrumen non tes yang

berupa lembar observasi yang terdiri dari beberapa indikator diantaranya

proses STAD, keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan, penugasan

dan tolak ukur keberhasilan pembelajaran 4) pembagian kelompok belajar

secara heterogen yang terdiri dari 9 kelompok yang terdiri dari 4 siswa

pada masing-masing kelompok. Kemudian untuk siklus II kegiatan

perencanaan prinsipnya sama dengan perencanaan siklus I hanya saja

ditambahkan dengan perbaikan yang didapat pada refleksi siklus I dimana

sebelumnya pada siklus I terdapat beberapa persoalan yang sedikit

mengganggu kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD, oleh karena itu

dilakukan perbaikan pada perencanaan siklus II diantaranya adalah : 1)

sebelum guru memberikan materi tentang sistem pengapian konvensional

guru memberikan gambaran lagi mengenai pembelajaran kooperatif tipe

STAD ini dan guru berupaya memberikan pertanyaan yang lebih menarik

sehingga nantinya siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, 2) guru selalu memberikan

motifasi kepada siswa agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ini

secara lebih maksimal lagi dan siswa menjadi lebih tertarik lagi dengan
60

model pembelajran kooperatif tipe STAD yang diterapkan. Dalam siklus

ini guru berusaha memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa agar

dari masing-masing siswa siap untuk menjawab apabila diberikan

pertanyaan oleh guru. Selain itu pula guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan mana yang

siswa masih kurang paham. Hal ini merupakan upaya agar perhatian siswa

bisa lebih terfokus pada materi yang sedang diajarkan, 3) kemudian guru

harus lebih terbuka, tidak membatasi diri atau akrab dengan siswa serta

pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang mau bertanya yang

hadiah tersebut berupa penambahan nilai. Selain itu saat pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada proses diskusi siswa di tiap-tiap kelompok

guru selalu berkeliling pada setiap kelompok dan memberikan arahan

kepada masing-masing kelompok sehingga setiap siswa dapat melakukan

kegiatan diskusi dengan baik. Dengan demikian kegiatan pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional kelas X

TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dapat meningkatkan siswa untuk

melakukan kegiatan diskusi sehingga siswa lebih mengerti tentang materi

yang di sampaikan guru dan siswa cenderung lebih aktif untuk melakukan

kegiatan diskusi. Seperti pada penelitian Siregar (2013:52), dalam Jurnal

Penelitian Tindakan Kelas menyatakan bahwa, penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam pembelajaran

kimia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.


61

Berdasarkan analisa hasil tes siklus I dan siklus II hasil belajar

siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Pada pembelajaran siklus I

diperoleh nilai rata-rata 69,97 yang belum memenuhi KKM. Hasil tersebut

mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran siklus II yang

mana diperoleh nilai rata-rata 81,05 dan telah memenuhi KKM yaitu

75,00. Sedangkan untuk ketuntasan hasil belajar siswa yang dalam siklus I

mencapai 30,55% dari jumlah keseluruhan siswa yang berarti 11 siswa

berkategori tuntas dan 25 siswa berkategori belum tuntas pada siklus II

menjadi 86,11% dari jumlah keseluruhan siswa yang berarti 31 siswa

berkategori tuntas dan 5 siswa berkategori belum tuntas. Perolehan

peningkatan ini juga bisa dilihat dari hasil observasi pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada siklus I dan siklus II yang terinci sebagai

berikut: 1) siswa mengikuti pembelajaran STAD 51,9% menjadi sebesar

86,1%, 2) keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 24,1%

menjadi sebesar 75,9%, 3) perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran 25% menjadi sebesar 79,6%, 4) kedisiplinan siswa 100%

tetap bertahan pada 100%, 5) penugasan yang didapat oleh siswa 88%

menjadi sebesar 100%, 6) Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang

telah diikuti oleh siswa 25,9% menjadi sebesar 86,1%. Sedangkan untuk

rata-rata keseluruhan observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu

52,5% meningkat sebesar 88%.

Peningkatan hasil belajar dengan metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1


62

SMK Negeri 4 Semarang dari siklus I ke siklus II dapat dilihat dalam

gambar 14 dibawah ini.

Rata-rata hasil tes

85
80
75
Rata-rata
70
65
60
Siklus I Siklus II

Gambar 14. Peningkatan rata-rata hasil tes siklus I dan siklus II

Gambar diatas menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Dari

diagram tersebut dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran siklus I siswa

memperoleh nilai rata-rata 69,97 dan setelah dilakukan perbaikan dalam

pembelajaran, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata yang meningkat yaitu

81,05 dengan besar peningkatan 11,08. Hal ini diperkuat berdasarkan hasil

penelitian Scott dalam Wahyudi dkk, (2012:62) menyatakan bahwa:

Penerapan model STAD dapat membuat siswa yang


bekerja dalam kelompok (masyarakat belajar) lebih mudah
belajar dan bekerja dengan siswa lain sehingga dapat lebih
mudah mempelajari dan mengingat materi yang disampaikan
oleh guru. Perkembangan learning community siswa yang baik
ini membawa dampak positif pada nilai kognitif, afektif, dan
psikomotorik dimana tiap-tiap siklus mengalami peningkatan
Kemudian untuk ketuntasan siswa pada pembelajaran siklus I dan

siklus II dapat dilihat pada gambar 15 dibawah ini.


63

Ketuntasan belajar siswa

100.00%
80.00%
60.00%
40.00% Ketuntasan belajar

20.00%
0.00%
Siklus I Siklus II

Gambar 15. Peningkatan ketuntasan belajar siklus I dan siklus II

Gambar diatas menunjukkan hasil ketuntasan belajar siswa. Dari

gambar tersebut dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran siklus I

ketuntasan siswa mencapai 30,55% yang berarti 11 siswa yang tuntas

belajar dari 36 siswa dan setelah dilakukan perbaikan dalam pembelajaran,

pada siklus II diperoleh ketuntasan siswa 86,11% yang berarti 31 siswa

yang tuntas belajar dari 36 siswa, dan peningkatan ketuntasan belajar

siswa dari siklus I ke siklus II mencapai 55,56%, hal ini sejalan dengan

penelitian yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

yang dilakukan oleh Rahmanika dkk, (2011:87) dalam Jurnal Wahana-Bio

menyatakan bahwa:

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan


mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu ≥
85%. Pada siklus 1 dari ketuntasan klasikal yang diperoleh dari
hasil pretes sebesar 68,9 % menjadi 89,6 % pada postes, dan
siklus 2 dari 78,4 % pada prestes menjadi 89,2 % pada postes.
Hasil selama proses pembelajaran yang termasuk kategori
cukup baik menjadi baik.
64

Dari hasil tes rata-rata siklus I dan siklus II juga dapat

dibandingkan dengan hasil tes rata-rata yang diperoleh dari kegiatan tes

yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan penelitian, yang dapat

dilihat pada gambar 16 dibawah ini.

Peningkatan rata-rata hasil


tes keseluruhan
90
80
70
60
50
40 Rata-rata
30 hasil tes
20
10
0
Kemampuan Siklus I Siklus II
Awal

Gambar 16. Peningkatan rata-rata hasil tes keseluruhan

Dari hasil peningkatan rata-rata tes keseluruhan yang dilakukan oleh guru

sebelum penelitian dan kemudian dilakukan tes pada penelitian siklus I dan siklus

II dapat dijelaskan bahwa hasil tes rata-rata siswa sebelum diberikan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 66,7 hal ini masih jauh dari KKM

yang ditentukan yaitu 75. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dilakukan tes pada siklus I didapat

hasil tes rata-rata siswa sebesar 69,97 dan belum mencapai KKM yang ditentukan.

Kemudian pada refleksi siklus I didapat permasalahan-permasalahan yang


65

kemudian pada perencanaan siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga

dapat diminimalisir permasalah tersebut pada siklus II yang menghasilkan nilai tes

rata-rata siswa menjadi meningkat dan telah memenuhi KKM yaitu sebesar 81,05.

Kemudian untuk ketuntasa belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada

gambar 17 dibawah ini.

Ketuntasan belajar siswa


keseluruhan

100.00%
80.00%
Ketuntasan belajar
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Kemampuan Siklus I Siklus II
Awal

Gambar 17. Peningkatan ketuntasan belajar siswa keseluruhan

Gambar 17 menunjukkan hasil ketuntasan belajar siswa. Dari gambar

tersebut dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran pada kemampuan awal siswa

sebelum mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai 27,77%

dengan 10 siswa yang tuntas belajar. Setelah dilakukan penelitian dengan

menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I

ketuntasan siswa mencapai 30,55% yang berarti 11 siswa yang tuntas belajar dari

36 siswa dan setelah dilakukan perbaikan dalam pembelajaran, pada siklus II


66

diperoleh ketuntasan siswa 86,11% yang berarti 31 siswa yang tuntas belajar dari

36 siswa, dan peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II

mencapai 55,56% dan dari kemampuan awal siswa ke siklus II menjadi 58,41%.

Sedangkan perolehan tingkat keaktifan siswa dari hasil observasi pada

pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 18 di bawah ini.

Proses STAD
100.00%
90.00%
80.00% Keaktifan siswa

70.00%
Perhatian siswa
60.00%
50.00%
40.00% Kedisiplinan

30.00%
20.00% Penugasan

10.00%
0.00% Tolak ukur
keberhasilan
Siklus I siklus II pembelajaran

Gambar 18. Peningkatan hasil observasi belajar siklus I dan siklus II

Dari gambar 18 dapat diketahui bahawa hasil observasi antara

siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Beberapa indikator hasil

observasi diatas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) siswa mengikuti

pembelajaran STAD 51,9% menjadi sebesar 86,1%, 2) keaktifan siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 24,1% menjadi sebesar 75,9%, 3)

perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 25% menjadi

sebesar 79,6%, 4) kedisiplinan siswa 100% tetap bertahan pada 100%, 5)


67

penugasan yang didapat oleh siswa 88% menjadi sebesar 100%, 6) Tolak

ukur keberhasilan pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa 25,9%

menjadi sebesar 86,1%. Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan observasi

pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 52,5% meningkat sebesar 88%,

untuk besar peningkatan hasil observasi dari siklus I ke siklus II sebesar

35,5% dan dapat dilihat dari gambar 19 dibawah ini.

Rata-rata hasil observasi


100.00%

50.00% Rata-rata hasil


observasi
0.00%
Siklus I Siklus II

Gambar 19. Rata-rata hasil observasi keseluruhan siklus I dan siklus II

Peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional pada

kels X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dari siklus I ke siklus II dapat

disebabkan oleh kelebihan-kelebihan yang ada pada model pembelajaran

tersebut. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

menjadi solusi agar pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa melalui proses pembelajaran kooperatif tipe STAD

tersebut. Penelitian ini terdapat indikator keberhasilan penelitian, dimana

penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi beberapa


68

indikator keberhasilan yang ada. Hasil dari penelitian ini diperoleh dari

hasil akhir penelitian sebagai berikut.

a. Rata-rata kelas dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai

81,05 dan untuk batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah

75,00 dari hasil tes. Sehingga dari hasil penelitian ini bahwa hasil rata-

rata tes telah memenuhi batas KKM yaitu 81,05.

b. Presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada siklus II rata-rata 88% siswa yang aktif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran tersebut. Sedangkan untuk batas keberhasilan

presentase keaktifan siswa dalam kegiatan observasi adalah 75%.

Sehingga dari hasil penelitian ini bahwa hasil observasi dari keaktifan

siswa selama mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe STAD

sudah berhasil dan telah memenuhi batas keberhasilan yaitu 88%.

c. Jumlah siswa yang berkategori tuntas setelah penelitian ini selesai

adalah 86,11% pada siklus II, yang berarti 31 siswa telah berhasil

memenuhi KKM yang ada dari 36 siswa dalam kelas X TKR 1 SMK

Negeri 4 Semarang. Sedangkan batas untuk ketuntasan belajar disini

adalah 75% dari jumlah keseluruhan siswa. Berarti dengan demikian

kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka

sebesar 86,11% atau sejumlah 31 siswa telah memenuhi kriteria

ketuntasan belajar dari 36 siswa.


69

Dari beberapa indikator keberhasilan penelitian diatas, dapat

diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pengapian

konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang. Oleh karena itu,

tidak perlu dilakukan ke siklus selanjutnya.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada penelitian ini

cukup sederhana dan di fokuskan kepada siswa untuk melakukan

kegiatan diskusi dalam kelompok, sehingga pembelajaran tidak lagi

berpusat pada guru, tetapi berpusat pada siswa untuk melakukan

kegiatan diskusi, sedangkan guru hanya mengawasi serta mengarahkan

siswa dalam kegiatan diskusi.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi

sistem pengapian konvensional pada siklus I masih didapat beberapa

kendala yang menyebabkan hasil belajar siswa belum mencapai KKM

75 salah satunya adalah aktifitas belajar siswa yang masih kurang.

Pada siklus II hasil belajar siswa dapat meningkat dikarenakan

perbaikan terhadap aktifitas belajar siswa sehingga pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat berjalan dengan baik.

3. Rata-rata hasil belajar siklus I 69,97 dan siklus II 81,05, jadi

peningkatan rata-rata hasil belajar 11,08. Ketuntasan belajar siswa

70
71

siklus I 30,55% dan siklus II 86,11%, jadi peningkatan ketuntasan

belajar siswa 55,56% dan rata-rata hasil observasi siswa keseluruhan

siklus I 52,5% dan siklus II 88%, jadi peningkatan rata-rata hasil

observasi keseluruhan 35,5%.

B. Saran

Setelah diperoleh hasil penelitian maka dapat diberikan saran

sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan sebaiknya guru setelah penelitian

ini dapat menerapkan model pembelajaran tersebut untuk melakukan

kegiatan belajar mengajar pada materi sistem pengapian konvensional.

2. Sebaiknya guru lebih sering memantau diskusi kelompok yang

dilakukan oleh siswa sehingga siswa dalam masing-masing kelompok

lebih aktif untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok.

3. Hasil belajar siswa pada materi sistem pengapian konvensional dalam

penelitian ini dapat ditingkatkan lagi dengan cara memperbaiki

kekurangan-kekurangan terutama keaktifan siswa dalam melakukan

kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kegiatan diskusi

kelompok, yang akan memungkinkan peningkatan hasil belajar siswa

karena siswa lebih menguasai materi sistem pengapian konvensional

setelah proses diskusi kelompok.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta

Daryanto. 1991. Teknik Servis Mobil. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.


Jakarta: Bumi Aksara

Karimah, Sayyidatul 2013. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams


Achievement Division) dalam Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar.
Delta Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika FKI Univesritas Pekalongan.
Vol 1, No.1:76-86

Nugroho, Hartono, dan Edi. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe


STAD Berorientasi Keterampilan Proses. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia 5:108-112

Nurfaidah, Rahmawati, dan Nurhayati. 2011. Peningkatan Aktivitas dan Hasil


Belajar IPA Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD). Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Decentralized Basic Education 3. Vol Khusus, No.1: 33-39

Rahmanika, Tuti, Noor Ichsan Hayani, dan Kaspul. 2011. Peningkatan


Pemahaman Konsep Ekosistem Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD pada Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 19 Banjarmasin Tahun
Pelajaran 2008/2009. Jurnal Wahana-Bio. Vol V,69-89

Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang :
UNNES PRESS

Siregar, Haroan. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar siswa kelas X-1 SMA
Negeri 1 Tanjungpura pada Pelajaran Kimia. Jurnal Penelitian Tindakan
Kelas. Vol 2, No.1:40-52

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung :
Penerbit Nusa Media

72
73

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rajagrafindo


Persada

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sukestiyarno dan Wardono. 2009. Statistika. Semarang : UNNES PRESS

Suratman, Maman. 2001. Servis dan Reparasi Auto Mobil. Bandung : CV Pustaka
Grafika

Suyanto. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana


Pustaka

Wahyudi, Yulianti, dan Putra. 2012. Upaya Mengembangkan Learning


Community Siswa Kelas X SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Berbasis CTL pada Pembelajaran Fisika. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia. Vol 1, No.1:57-62

Zulhartati,Sri. 2011. Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Mata Pelajaran


IPS. Jurnal Guru Membangun. Vol 26, No.2:1-8
74

Lampiran 1. Daftar siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang

DAFTAR SISWA KELAS X TKR 1 SMK NEGERI 4 SEMARANG

NO
NAMA
URUT NIS
1 16653 ADITYA YOGA PRATAMA
2 16654 ADJI KURNIAWAN
3 16655 AFIF YUDHA PRATAMA
4 16656 ANDIKA BASKORO ADJI
5 16657 ARIF ROFIUDIN
6 16658 BAGUS SETIAWAN
7 16659 BONDAN PRASETYO
8 16660 ERFAN ARIANTORO W
9 16661 FAKHRI RIFQI ALDI
10 16662 FELIQ ANGGRIAWAN
11 16663 GALIH ALFRIANDY
12 16664 HIMAWAN SETYO W
13 16665 IRVAN JODY OKTAFIANTO
14 16666 JADUG BAHUREKSO
15 16667 JAKA BUDI UTAMA
16 16668 LIKA JANUAR ROSTA N
17 16669 MARZUQI YASID MAR I
18 16670 M FARDAN MUGIAR
19 16671 NAUFAL FADLURRAHMAN
20 16672 NICO AZNEN AZIZ
21 16673 OKY BAMA ANUGERAH
22 16674 RANDY CAHYA KURNIANTO
23 16675 RIYAN DWI SETYADI
24 16676 RIZAL DWI SETYAWAN
25 16677 RIZQI OKTAVIAN A
26 16678 SATRYA BAGUS PRAKOSO
27 16679 SHARIZAN SANTOSO
28 16680 VICKI SURYA PRADANA
29 16681 YEYEN YULIAWAN
30 16682 YOPI RISTYAWAN
31 16683 YOSIE SETYAWAN
32 16684 YUSUF SURYANA
33 16095 UNGGUN SATRIA JATI
34 16099 ADI PUJI L
35 16115 GHOFUR LELONO N
36 16143 AYU DANING S
75

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SMK Negeri 4 Semarang

Mata Pelajaran : Produktif Teknik Kendaraan Ringan


Kelas/Semester : X /Genap
Pertemuan Ke- : 1-2 (6 jam /minggu)
Alokasi Waktu : 12 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Memperbaiki sistem pengapian
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasikan sistem pengapian dan komponen
Indikator: Pengidentifikasian sistem pengapian dilaksanakan tanpa
menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau
sistem lainnya
Seluruh kegiatan pengidentifikasian dilaksanakan
berdasarkan SOP

1. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi system pengapian tanpa mentebabkan kerusakan
terhadap komponen atau system lain
2. Siswa dapat melakukan seluruh pengidentifikasian berdasarkan SOP

2. MATERI PEMBELAJARAN
1. Prinsip kerja sistem pengapian
2. Komponen-komponen sistem pengapian dan fungsinya.
3. Mengidentifikasi jenis sistem pengapian

3. METODE PEMBELAJARAN
1. Kooperatif tipe STAD
76

4. LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Siklus I

Langkah-
Langkah Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Waktu
Pembelajaran
1. Memberi salam 1. Menjawab salam 10 menit
2. Berdoa dan absensi 2. Berdoa dan
mempersiapkan diri
Pendahuluan menerima Pelajaran
3. Memberikan apersepsi yang 3. Menyimak apa yang
berhubungan dengan pengapian disampaikan oleh guru
konvensional.
1. Menyampaikan sintak STAD 1. Menyimak 45 menit
2. Meminta kepada siswa untuk 2. Membentuk kelompok
membentuk kelompok kecil secara
heterogen
3. Menjelaskan materi pembelajaran 3. Menyimak
secara singkat
4. Memberikan permasalahan kepada 4. Membahas
90 menit
Kegiatan Inti setiap kelompok untuk didiskusikan. permasalahan serta
mengerjakannya
5. Meminta kepada salah satu anggota 5. Menjelaskan kepada
kelompok yang telah selesai anggota lain.
memecahkan masalah yang diberikan
kepada anggota kelompok lain.
6. Memberikan kuis kepada seluruh 6. Menjawab soal Quis 45 menit
siswa
77

1. Meminta kepada salah satu siswa 1. Menyimpulkan 45 menit


untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
2. Memberikan penguatan terhadap 2. Menyimak
Penutup
materi yang telah didiskusikan.
3. Menyampaikan materi yang akan 3. Menyimak
dibahas pada pertemuan selanjutnya
4. Memberi salam 4. Menjawab salam

b. Siklus II
Langkah-
Langkah Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Waktu
Pembelajaran
1. Memberi salam 1. Menjawab salam 10 menit
2. Berdoa dan absensi 2. Berdoa dan
mempersiapkan diri
Pendahuluan menerima Pelajaran
3. Menyampaikan permasalahan pada 3. Menyimak apa yang
pembelajaran sebelumnya disampaikan oleh guru

1. Menyampaikan sintak STAD. 1. Menyimak 45 menit


2. Meminta kepada siswa untuk 2. Membentuk kelompok
membentuk kelompok kecil secara
heterogen
3. Menjelaskan materi pembelajaran 3. Menyimak dan
secara singkat dan kegiatan tanya melakukan kegiatan
Kegiatan Inti jawab tanya jawab
4. Memberikan permasalahan kepada 4. Membahas serta 90 menit
setiap kelompok untuk didiskusikan mengerjakannya
serta selalu mamantau kegiatan
diskusi siswa
5. Meminta kepada salah satu anggota 5. Menjelaskan kepada
kelompok yang telah selesai anggota lain.
78

memecahkan masalah yang diberikan


kepada anggota kelompok lain.
6. Memberikan kuis kepada seluruh 6. Menjawab soal Quis 45 menit
siswa dan memantau siswa
1. Meminta kepada salah satu siswa 1. Menyimpulkan 45 menit
untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
2. Memberikan penguatan terhadap 2. Menyimak
Penutup materi yang telah didiskusikan.
3. Menyampaikan materi yang akan 3. Menyimak
dibahas pada pertemuan selanjutnya
4. Memberi pertanyaan dan salam 4. Menjawab pertanyaan
dan salam

5. ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR


a. Alat Sarana
 Papan tulis dan perlengkapannya
 LCD dan laptop
b. Bahan
 Engine stand lengkap atau unit mobil praktek konvensional
c. Sumber Bahan Ajar
 Modul
 Buku NEW STEP 1

6. PENILAIAN
a. Tes tertulis
b. Observasi/pengamatan

Semarang, Mei 2012


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Setiyawan, S.Pd Awaludin Ahmad


79

KISI – KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Lampiran 3. Kisi-kisi instrumen soal ujicoba sistem pengapian konvensional


Standar Kompetensi Indikator Sub. Indikator Nomor Soal Jumlah %
Kompetensi Dasar
Memperbaiki Mengidentifikasi Prinsip kerja sistem  Pengertian pengapian 1, 2, 3 5 15%
sistem sistem pengapian pengapian konvensional
pengapian dan komponennya  Cara kerja pengapian saat 4,
platina terbuka
 Cara kerja pengapian saat 5
platina tertutup
Komponen – komponen  Baterai 6, 7, 8 22 62%
sistem pengapian dan  Kunci kontak 9, 10
fungsinya  Koil pengapian 11, 12, 13, 14, 15
 Distributor 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22
 Kabel tegangan tinggi 23, 24
 Busi 25, 26, 27
Mengidentifikasi  Analisis pengapian 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 8 23%
gangguan sistem konvensional baterai 35,
pengapian
Jumlah 35 100
%

79
80

Lampiran 4. Soal tes uji coba instrumen

SOAL TES UJI COBA

SMK Negeri 4 Semarang

Mata Pelajaran : Kelistrikan Otomotif Nama : ........................

Kelas / Semester : XI TKR / Genap No : ........................

Waktu : 45 Menit Tanda tangan: ........................

Petunjuk Umum

1. Baca dengan cermat perintah soalnya dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
3. Jika terjadi perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan
dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya diatas jawaban yang diperbaiki.

1. Di bawah ini yang merupakan pengertian dari sistem pengapian adalah ...
a. Sistem yang digunakan untuk mengubah bunga api menjadi listrik
b. Sistem yang digunakan untuk pembakaran pada motor diesel
c. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 12 Volt
menjadi 10 KV atau lebih dan digunakan pada proses pembakaran
d. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 10 KV
menjadi 12 Volt dan digunakan pada proses pembakaran
2. Di bawah ini yang merupakan pengertian saat pengapian adalah ...
a. Saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran
b. Saat kunci kontak diarahkan ke posisi start untuk menghidupkan mesin
c. Saat platina mulai menutup
81

d. Saat dimana pedal gas diakselerasikan untuk menaikkan putaran mesin


3. Pada sistem pengapian konvensional yang ditingkatkan adalah ...
a. Arus listrik
b. Tegangan listrik
c. Kemagnetan
d. Percikan listrik
4. Urutan proses pengapian saat platina tertutup yang benar adalah ...
a. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
b. Arus mengalir dari (-) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
c. Arus mengalir dari (+) Baterai – (IG) Kunci Kontak – (B) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
d. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Massa – Platina
5. Urutan proses pengapian saat platina terbuka yang benar adalah ...
a. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Baterai – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
b. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Massa– Busi – Terjadi percikan bunga api pada busi
c. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Kabel Tegangan
Tinggi – Busi – Distributor– Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
d. Arus primer terputus -Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
6. Sumber arus listrik utama pada kendaraan untuk membantu proses pengapian
adalah ...
a. Baterai
b. Distributor
c. Motor Stater
d. Semua jawaban benar
7. Jenis baterai yang digunakan pada kendaraan bermotor adalah ...
a. Baterai ABC & Baterai charger
b. Baterai Kering & Baterai Basah
c. Baterai Kering & Baterai Charger
82

d. Baterai Charger & Baterai Basah


8. Komponen baterai terdiri dari ...
a. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Arus
b. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
c. Elemen baterai, Arus dan Kotak baterai
d. Tegangan, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
9. Gambar dibawah ini merupakan gambar ...

a. Platina
b. Kunci Kontak
c. Busi
d. Kondensor
10. Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk ...
a. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai menuju koil
pengapian
b. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari alternator menuju koil
pengapian
c. Menyediakan sumber arus dari baterai menuju koil pengapian
d. Menyediakan sumber arus dari sekering menuju koil pengapian
11. Didalam koil pengapian terdapat dua buah kumparan yaitu ...
a. Primer dan resistor
b. Sekunder dan resistor
c. Seri dan paralel
d. Primer dan sekunder
12. Fungsi kumparan primer koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
13. Fungsi kumparan sekunder koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
83

b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi


c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
14. Proses naiknya tegangan di dalam koil pengapian sering disebut dengan proses ...
a. Elektrik
b. Elektrodinamik
c. Induksi elektromagnet
d. Induksi elektrodinamik
15. Pada gambar di bawah ini yang berfungsi untuk merubah induksi menjadi
tegangan tinggi adalah no …..
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

16. Berikut ini yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya
dari kumparan primer koil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder
koil adalah ...
a. Breaker point
b. Breaker plate
c. Vacum advancer
d. Governor advancer
17. Berikut ini komponen distributor yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan pertambahan putaran mesin adalah ...
a. Governor advancer
b. Vacum advancer
c. Governor spring
d. Advancer rod
18. Untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian pada saat beban mesin
bertambah atau berkurang berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake
manifold adalah fungsi dari…..
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
84

d. Vacuum advancer

19. Sudut putaran cam distributor saat breaker point menutup pada putaran idle
adalah ...
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
d. Vacuum advancer
20. Akibat yang ditimbulkan apabila sudut dwell/dwell angel terlalu besar adalah ...
a. Koil menjadi panas
b. Pengapian terlalu cepat
c. Pengapian terlalu lama
d. Percikan di platina terlalu besar
21. Akibat yang ditimbulkan apabila sudut dwell terlalu kecil adalah ...
a. Pengapian terlalu lama
b. Pengapian terlalu cepat
c. Menimbulkan pembakaran yang jelek
d. Percikan di platina terlalu besar
22. Apabila celah breaker point besar, maka sudut dwell/dwell angel ...
a. Besar
b. Kecil
c. Tetap
d. Berubah
23. Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi adalah ...
a. Distributor cap
b. Rotor
c. Kabel tegangan tinggi
d. Kondensor
24. Salah satu komponen dari sistem pengapian yang berfungsi menghasilkan bunga
api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian adalah
...
a. Baterai
b. Resistor
85

c. Busi
d. Distributor
25. Kemampuan untuk meradiasikan sejumlah panas oleh busi adalah ...
a. Nilai panas busi
b. Nilai didih busi
c. Nilai percikan busi
d. Nilai bakar busi
26. Busi dibagi menjadi dua macam yaitu ...
a. Busi dingin dan busi pijar
b. Busi panas dan busi pijar
c. Busi pijar dan busi racing
d. Busi panas dan busi dingin
27. Salah satu bagian dari busi yamg berfungsi untuk mencegah bocornya arus listrik
tegangan tinggi adalah ...
a. Konduktor
b. Regulator
c. Komutator
d. Isolator
28. Urutan rangkaian sistem pengapian pada gambar di bawah yang benar adalah …..
a. 2 – 3 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
b. 2 – 4 – 5 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
c. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
d. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 10 – 9 – 1

29. Di bawah ini urutan firing order pada sistem pengapian 4 silinder yang benar
adalah...
a. 1-2-3-4
b. 1-3-2-4
c. 1-4-3-2
d. 1-3-4-2
30. Besarnya sudut dwell/dwell angel dapat dicari dengan rumus ...
86

a. 100% x 360/n (n=jumlah silinder)


b. 75% x 360/n (n=jumlah silinder)
c. 60% x 360/n (n=jumlah silinder)
d. 50% x 360/n (n=jumlah silinder)
31. Bila waktu pengapian terlalu maju, maka penyetelan waktu pengapian yang tepat
dilakukan dengan cara ….
a. merapatkan celah katup
b. merenggangkan celah katup
c. memutar bodi distributor searah putaran rotor
d. memutar bodi distributor berlawanan arah dengan putaran rotor
32. Penyetelan celah platina yang tepat adalah ...
a. 0,2-0,3 mm
b. 0,4-0,5 mm
c. 0,6-0,7 mm
d. 0,8-1 mm
33. Gambar di bawah ini merupakan gambar pemeriksaan ...
a. Kumparan primer koil
b. Kumparan sekunder koil
c. Ballast resistor
d. Kabel tegangan tinggi

34. Penyebab busi yang cepat kotor adalah ...


a. Campuran bahan bakar dan udara yang miskin
b. Terjadi percikan di koil pengapian
c. Percikan bunga api yang besar
d. Kabel busi yang putus
35. Pada umumnya, saat pengapian putaran idle seperti gambar di bawah ini disetel
pada …..
a. < 200 sebelum TMA
b. > 200 sesudah TMA
c. 50 – 100 sebelum TMA
d. 50 – 100 sesudahTMA
87

TABEL ANALISIS SOAL INSTRUMEN

Lampiran 5. Tabel analisis soal instrumen


Butir Soal
No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 x x²

1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 27 729
2 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27 729
3 UC-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27 729
4 UC-04 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 14 196
5 UC-05 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 24 576
6 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 25 625
7 UC-07 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 14 196
8 UC-08 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 18 324
9 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 27 729
10 UC-10 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 18 324
11 UC-11 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 14 196
12 UC-12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 27 729
13 UC-13 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 10 100
14 UC-14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 25 625
15 UC-15 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 25 625
16 UC-16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27 729
17 UC-17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 25 625
18 UC-18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 25 625
19 UC-19 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 18 324
20 UC-20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 27 729
21 UC-21 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 23 529
22 UC-22 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 21 441
23 UC-23 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 25 625
24 UC-24 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 19 361
25 UC-25 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 15 225
26 UC-26 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 24 576
27 UC-27 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 13 169
28 UC-28 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25 625
29 UC-29 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 15 225
30 UC-30 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 13 169
31 UC-31 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 576
32 UC-32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 12 144
33 UC-33 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 14 196
34 UC-34 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 13 169
Jumlah 23 23 20 23 21 23 23 23 23 22 23 22 21 23 15 22 21 22 23 12 11 16 23 23 18 10 22 23 17 17 8 23 19 22 20 700 15494
p 0,6765 0,6765 0,5882 0,6765 0,6176 0,6765 0,6765 0,6765 0,6765 0,6471 0,6765 0,6471 0,6176 0,6765 0,4412 0,6471 0,6176 0,6471 0,6765 0,3529 0,3235 0,4706 0,6765 0,6765 0,5294 0,2941 0,6471 0,6765 0,5 0,5 0,2353 0,6765 0,5588 0,6471 0,5882
q 0,3235 0,3235 0,4118 0,3235 0,3824 0,3235 0,3235 0,3235 0,3235 0,3529 0,3235 0,3529 0,3824 0,3235 0,5588 0,3529 0,3824 0,3529 0,3235 0,6471 0,6765 0,5294 0,3235 0,3235 0,4706 0,7059 0,3529 0,3235 0,5 0,5 0,7647 0,3235 0,4412 0,3529 0,4118
Mp 21,957 22,087 22,2 23,522 22,381 23,13 22 22,304 22,174 22,182 21,957 22,5 22,095 23,13 17,6 23,182 22,143 23,045 23,565 16,5 16,182 22,813 22,739 22,478 22,389 16,2 23,318 23,739 22,647 22,529 14,75 23,522 22,421 22,182 22,35
Mt 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588
SDt 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418
rbis 0,3507 0,3841 0,3415 0,7519 0,4039 0,6516 0,3618 0,4398 0,4064 0,3824 0,3507 0,4588 0,3395 0,6516 -0,471 0,6224 0,3502 0,5897 0,763 -0,535 -0,54 0,3717 0,5513 0,4844 0,3385 -0,502 0,6552 0,8076 0,3649 0,3441 -0,574 0,7519 0,3656 0,3824 0,3732
Lampiran 6. Perhitungan validitas soal instrumen
88

PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL INSTRUMEN


89

Lampiran 7. Perhitungan realibilitas soal instrumen

PERHITUNGAN REALIBILITAS SOAL INSTRUMEN

Perhitungan Realibilitas Instrumen


Rumus

Keterangan
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = Skor rata-rata
Vt = Varians total

Kriteria
Apabila r11 >rtabel, maka instrumen valid

Perhitungan

- (∑x )2
∑x2
Vt = N
N
- 700
Vt = 15494
34
34
15494 - 14412
Vt =
34
Vt = 31,83

k M (K - M)
r11 = x 1-
k-1 KVt
35 20,588 x 14,412
r11 = x 1-
34 1114,065744
r11 = 0,7631
rtabel = 0,329
Hasil = Reliabel
90

Lampiran 8. Perhitungan tingkat kesukaran soal instrumen

PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL INSTRUMEN

Perhitungan taraf kesukaran soal

Butir
No Kode Soal
Rumus = 1
1 UC-01 1
2 UC-02 1
3 UC-03 1
4 UC-04 1
5 UC-05 0
6 UC-06 1
7 UC-07 1
8 UC-08 0
9 UC-09 1
10 UC-10 1
11 UC-11 1
12 UC-12 1
13 UC-13 0
14 UC-14 1
15 UC-15 1
16 UC-16 1
17 UC-17 1
18 UC-18 1
19 UC-19 1
B 20 UC-20 1
I=
JS 21 UC-21 0
23 22 UC-22 0
I=
34 23 UC-23 1
I= 0,676471 24 UC-24 0
25 UC-25 0
Keterangan= Termasuk soal kategori sedang 26 UC-26 1
27 UC-27 1
28 UC-28 1
29 UC-29 0
30 UC-30 1
31 UC-31 0
32 UC-32 0
33 UC-33 0
34 UC-34 1
Jumlah 23
91

KISI – KISI INSTRUMEN SIKLUS I SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Lampiran 9. Kisi-kisi soal instrumen siklus I


Standar Kompetensi Dasar Indikator Sub. Indikator Nomor Soal Jumlah %
Kompetensi
Memperbaik Mengidentifikasi Prinsip kerja sistem  Pengertian pengapian 2, 11, 13 5 17%
i sistem sistem pengapian pengapian konvensional
pengapian dan komponennya  Cara kerja pengapian saat 5
platina terbuka
 Cara kerja pengapian saat 8
platina tertutup
Komponen –  Baterai 1, 24 18 60%
komponen sistem  Kunci kontak 4, 18
pengapian dan  Koil pengapian 6, 21, 25, 28, 29,30
fungsinya  Distributor 9, 23, 27,
 Kabel tegangan tinggi 12
 Busi 14, 17, 20, 26
Mengidentifikasi  Analisis pengapian 3, 7, 10, 15, 16, 19, 22 7 23%
gangguan sistem konvensional baterai
pengapian
Jumlah 30 100%

91
92

Lampiran 10. Soal siklus I

SOAL EVALUASI SIKLUS I

SMK Negeri 4 Semarang

Mata Pelajaran : Kelistrikan Otomotif Nama : ........................

Kelas / Semester : X TKR I / Genap No : ........................

Waktu : 45 Menit Tanda tangan: ........................

Petunjuk Umum

1. Baca dengan cermat perintah soalnya dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
3. Jika terjadi perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan
dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya diatas jawaban yang diperbaiki.

1. Sumber arus listrik utama pada kendaraan untuk membantu proses pengapian
adalah ...
a. Baterai
b. Distributor
c. Motor Stater
d. Semua jawaban benar
2. Di bawah ini yang merupakan pengertian dari sistem pengapian adalah ...
a. Sistem yang digunakan untuk mengubah bunga api menjadi listrik
b. Sistem yang digunakan untuk pembakaran pada motor diesel
c. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 12 Volt
menjadi 10 KV atau lebih dan digunakan pada proses pembakaran
d. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 10 KV
menjadi 12 Volt dan digunakan pada proses pembakaran
93

3. Urutan rangkaian sistem pengapian pada gambar di bawah yang benar adalah …..
a. 2 – 3 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
b. 2 – 4 – 5 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
c. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
d. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 10 – 9 – 1

4. Gambar dibawah ini merupakan gambar ...

a. Platina
b. Kunci Kontak
c. Busi
d. Kondensor
5. Urutan proses pengapian saat platina tertutup yang benar adalah ...
a. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
b. Arus mengalir dari (-) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
c. Arus mengalir dari (+) Baterai – (IG) Kunci Kontak – (B) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
d. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Massa – Platina
6. Didalam koil pengapian terdapat dua buah kumparan yaitu ...
a. Primer dan resistor
b. Sekunder dan resistor
c. Seri dan paralel
d. Primer dan sekunder
7. Di bawah ini urutan firing order pada sistem pengapian 4 silinder yang benar
adalah...
a. 1-2-3-4
b. 1-3-2-4
94

c. 1-4-3-2
d. 1-3-4-2
8. Urutan proses pengapian saat platina terbuka yang benar adalah ...
a. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Baterai – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
b. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Massa– Busi – Terjadi percikan bunga api pada busi
c. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Kabel Tegangan
Tinggi – Busi – Distributor– Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
d. Arus primer terputus -Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
9. Berikut ini yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya
dari kumparan primer koil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder
koil adalah ...
a. Breaker point
b. Breaker plate
c. Vacum advancer
d. Governor advancer
10. Besarnya sudut dwell/dwell angel dapat dicari dengan rumus ...
a. 100% x 360/n (n=jumlah silinder)
b. 75% x 360/n (n=jumlah silinder)
c. 60% x 360/n (n=jumlah silinder)
d. 50% x 360/n (n=jumlah silinder)
11. Di bawah ini yang merupakan pengertian saat pengapian adalah ...
a. Saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran
b. Saat kunci kontak diarahkan ke posisi start untuk menghidupkan mesin
c. Saat platina mulai menutup
d. Saat dimana pedal gas diakselerasikan untuk menaikkan putaran mesin
12. Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi adalah ...
a. Distributor cap
b. Rotor
c. Kabel tegangan tinggi
d. Kondensor
95

13. Pada sistem pengapian konvensional yang ditingkatkan adalah ...


a. Arus listrik
b. Tegangan listrik
c. Kemagnetan
d. Percikan listrik
14. Kemampuan untuk meradiasikan sejumlah panas oleh busi adalah ...
a. Nilai panas busi
b. Nilai didih busi
c. Nilai percikan busi
d. Nilai bakar busi
15. Penyetelan celah platina yang tepat adalah ...
a. 0,2-0,3 mm
b. 0,4-0,5 mm
c. 0,6-0,7 mm
d. 0,8-1 mm
16. Gambar di bawah ini merupakan gambar pemeriksaan ...
a. Kumparan primer koil
b. Kumparan sekunder koil
c. Ballast resistor
d. Kabel tegangan tinggi

17. Busi dibagi menjadi dua macam yaitu ...


a. Busi dingin dan busi pijar
b. Busi panas dan busi pijar
c. Busi pijar dan busi racing
d. Busi panas dan busi dingin
18. Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk ...
a. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai menuju koil
pengapian
b. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari alternator menuju koil
pengapian
c. Menyediakan sumber arus dari baterai menuju koil pengapian
d. Menyediakan sumber arus dari sekering menuju koil pengapian
19. Penyebab busi yang cepat kotor adalah ...
96

a. Campuran bahan bakar dan udara yang miskin


b. Terjadi percikan di koil pengapian
c. Percikan bunga api yang besar
d. Kabel busi yang putus
20. Salah satu komponen dari sistem pengapian yang berfungsi menghasilkan bunga
api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian adalah
...
a. Baterai
b. Resistor
c. Busi
d. Distributor
21. Fungsi kumparan primer koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
22. Pada umumnya, saat pengapian putaran idle seperti gambar di bawah ini disetel
pada …..
a. < 200 sebelum TMA
b. > 200 sesudah TMA
c. 50 – 100 sebelum TMA
d. 50 – 100 sesudahTMA

23. Berikut ini komponen distributor yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan pertambahan putaran mesin adalah ...
a. Governor advancer
b. Vacum advancer
c. Governor spring
d. Advancer rod
24. Komponen baterai terdiri dari ...
a. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Arus
b. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
c. Elemen baterai, Arus dan Kotak baterai
d. Tegangan, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
97

25. Fungsi kumparan sekunder koil adalah ...


a. Memercikkan bunga api
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
26. Salah satu bagian dari busi yang berfungsi untuk mencegah bocornya arus listrik
tegangan tinggi adalah ...
a. Konduktor
b. Regulator
c. Komutator
d. Isolator
27. Untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian pada saat beban mesin
bertambah atau berkurang berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake
manifold adalah fungsi dari…..
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
d. Vacuum advancer
28. Proses naiknya tegangan di dalam koil pengapian sering disebut dengan proses ...
a. Elektrik
b. Elektrodinamik
c. Induksi elektromagnet
d. Induksi elektrodinamik
29. Sudut putaran cam distributor saat breaker point menutup pada putaran idle
adalah ...
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
d. Vacuum advancer
30. Apabila celah breaker point besar, maka sudut dwell/dwell angel ...
a. Besar
b. Kecil
c. Tetap
d. Berubah
98

KISI – KISI INSTRUMEN SIKLUS II SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Lampiran 11. Kisi-kisi instrumen siklus II


Standar Kompetensi Dasar Indikator Sub. Indikator Nomor Soal Jumlah %
Kompetensi
Memperbaiki Mengidentifikasi Prinsip kerja sistem  Pengertian pengapian 10, 11, 12, 5 17%
sistem sistem pengapian konvensional
pengapian pengapia  Cara kerja pengapian
2
n dan komponennya saat platina terbuka
 Cara kerja pengapian 1
saat platina tertutup
Komponen –  Baterai 13, 14 18 60%
komponen sistem  Kunci kontak 15, 16
pengapian dan  Koil pengapian
17, 18, 19, 20
fungsinya  Distributor 21, 22, 23, 24, 25
 Kabel tegangan tinggi
26
 Busi 27, 28, 29, 30
Mengidentifikasi  Analisis pengapian 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 7 23%
gangguan sistem konvensional baterai
pengapian
Jumlah 30 100%

98
99

Lampiran 12. Soal siklus II

SOAL EVALUASI SIKLUS II

SMK Negeri 4 Semarang

Mata Pelajaran : Kelistrikan Otomotif Nama : ........................

Kelas / Semester : X TKR 1 / Genap No : ........................

Waktu : 45 Menit Tanda tangan: ........................

Petunjuk Umum

1. Baca dengan cermat perintah soalnya dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
3. Jika terjadi perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan
dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya diatas jawaban yang diperbaiki.

1. Urutan proses pengapian saat platina tertutup yang benar adalah ...
a. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
b. Arus mengalir dari (-) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
c. Arus mengalir dari (+) Baterai – (IG) Kunci Kontak – (B) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
d. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Massa – Platina
2. Urutan proses pengapian saat platina terbuka yang benar adalah ...
a. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Baterai – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
100

b. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel


Tegangan Tinggi – Massa– Busi – Terjadi percikan bunga api pada busi
c. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Kabel Tegangan
Tinggi – Busi – Distributor– Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
d. Arus primer terputus -Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
3. Urutan rangkaian sistem pengapian pada gambar di bawah yang benar adalah …..
a. 2 – 3 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
b. 2 – 4 – 5 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
c. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
d. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 10 – 9 – 1

4. Di bawah ini urutan firing order pada sistem pengapian 4 silinder yang benar
adalah...
a. 1-2-3-4
b. 1-3-2-4
c. 1-4-3-2
d. 1-3-4-2
5. Besarnya sudut dwell/dwell angel dapat dicari dengan rumus ...
a. 100% x 360/n (n=jumlah silinder)
b. 75% x 360/n (n=jumlah silinder)
c. 60% x 360/n (n=jumlah silinder)
d. 50% x 360/n (n=jumlah silinder)
6. Gambar di bawah ini merupakan gambar pemeriksaan ...
a. Kumparan primer koil
b. Kumparan sekunder koil
c. Ballast resistor
d. Kabel tegangan tingg

7. Penyebab busi yang cepat kotor adalah ...


a. Campuran bahan bakar dan udara yang miskin
b. Terjadi percikan di koil pengapian
c. Percikan bunga api yang besar
d. Kabel busi yang putus
101

8. Pada umumnya, saat pengapian putaran idle seperti gambar di bawah ini disetel
pada …..
a. < 200 sebelum TMA
b. > 200 sesudah TMA
c. 50 – 100 sebelum TMA
d. 50 – 100 sesudahTMA
9. Penyetelan celah platina yang tepat adalah ...
a. 0,2-0,3 mm
b. 0,4-0,5 mm
c. 0,6-0,7 mm
d. 0,8-1 mm
10. Di bawah ini yang merupakan pengertian dari sistem pengapian adalah ...
a. Sistem yang digunakan untuk mengubah bunga api menjadi listrik
b. Sistem yang digunakan untuk pembakaran pada motor diesel
c. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 12 Volt
menjadi 10 KV atau lebih dan digunakan pada proses pembakaran
d. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 10 KV
menjadi 12 Volt dan digunakan pada proses pembakaran
11. Di bawah ini yang merupakan pengertian saat pengapian adalah ...
a. Saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran
b. Saat kunci kontak diarahkan ke posisi start untuk menghidupkan mesin
c. Saat platina mulai menutup
d. Saat dimana pedal gas diakselerasikan untuk menaikkan putaran mesin
12. Pada sistem pengapian konvensional yang ditingkatkan adalah ...
a. Arus listrik
b. Tegangan listrik
c. Kemagnetan
d. Percikan listrik
13. Sumber arus listrik utama pada kendaraan untuk membantu proses pengapian
adalah ...
a. Baterai
b. Distributor
c. Motor Stater
d. Semua jawaban benar
102

14. Komponen baterai terdiri dari ...


a. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Arus
b. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
c. Elemen baterai, Arus dan Kotak baterai
d. Tegangan, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
15. Gambar dibawah ini merupakan gambar ...

a. Platina
b. Kunci Kontak
c. Busi
d. Kondensor
16. Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk ...
a. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai menuju koil
pengapian
b. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari alternator menuju koil
pengapian
c. Menyediakan sumber arus dari baterai menuju koil pengapian
d. Menyediakan sumber arus dari sekering menuju koil pengapian
17. Didalam koil pengapian terdapat dua buah kumparan yaitu ...
a. Primer dan resistor
b. Sekunder dan resistor
c. Seri dan paralel
d. Primer dan sekunder
18. Fungsi kumparan primer koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
19. Fungsi kumparan sekunder koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
103

c. Membangkitkan induksi elektromagnet


d. Membagi pengapian pada busi
20. Proses naiknya tegangan di dalam koil pengapian sering disebut dengan proses ...
a. Elektrik
b. Elektrodinamik
c. Induksi elektromagnet
d. Induksi elektrodinamik
21. Berikut ini yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya
dari kumparan primer koil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder
koil adalah ...
a. Breaker point
b. Breaker plate
c. Vacum advancer
d. Governor advancer
22. Berikut ini komponen distributor yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan pertambahan putaran mesin adalah ...
a. Governor advancer
b. Vacum advancer
c. Governor spring
d. Advancer rod
23. Untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian pada saat beban mesin
bertambah atau berkurang berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake
manifold adalah fungsi dari…..
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
d. Vacuum advancer
24. Sudut putaran cam distributor saat breaker point menutup pada putaran idle
adalah ...
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
d. Vacuum advancer
25. Apabila celah breaker point besar, maka sudut dwell/dwell angel ...
104

a. Besar
b. Kecil
c. Tetap
d. Berubah
26. Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi adalah ...
a. Distributor cap
b. Rotor
c. Kabel tegangan tinggi
d. Kondensor
27. Salah satu komponen dari sistem pengapian yang berfungsi menghasilkan bunga
api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian adalah
...
a. Baterai
b. Resistor
c. Busi
d. Distributor
28. Kemampuan untuk meradiasikan sejumlah panas oleh busi adalah ...
a. Nilai panas busi
b. Nilai didih busi
c. Nilai percikan busi
d. Nilai bakar busi
29. Busi dibagi menjadi dua macam yaitu ...
a. Busi dingin dan busi pijar
b. Busi panas dan busi pijar
c. Busi pijar dan busi racing
d. Busi panas dan busi dingin
30. Salah satu bagian dari busi yamg berfungsi untuk mencegah bocornya arus listrik
tegangan tinggi adalah ...
a. Konduktor
b. Regulator
c. Komutator
d. Isolator
105

Lampiran 13. Lembar observasi penelitian siklus I dan siklus II

Lembar Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

A. Petunjuk pengisian lembar observasi


1. Isilah dengan kode skor pada kolom skor
2. Untuk keterangan skor adalah :
4 : Sangat baik (SB)
3 : Baik (B)
2 : Cukup (C)
1 : Kurang (K)

B. Tabel pengamatan

Hal yang diamati


No Skor
Siswa
a. Memperhatikan guru
1. Proses STAD b. Belajar dalam tim
c. Mengerjakan tes
a. Siswa aktif mencatat materi
Keaktifa
2. b. Siswa aktif bertanya
n siswa
c. Siswa aktif mengajukan ide
a. Diam dan tenang
Perhatian
3. b. Terfokus pada materi
siswa
c. Antusias
a. Kehadiran /absensi
4. Kedisiplinan b. Datang tepat waktu
c. Pulang tepat waktu
a. Mengerjakan semua tugas
5. Penugasan b. Ketepatan mengumpulkan tugas
c. Mengerjakan sesuai perintah
Tolak ukur c. Pemahaman terhadap materi
6. keberhasilan d. Bertanya kepada guru
pembelajaran e. Berdiskusi dengan kelompoknya

C. Saran/Catatan
Tuliskan komentar/saran/catatan :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Semarang, Mei 2013
Pengamat/Peneliti

...................................
106

Lampiran 14. Daftar nilai kemampuan awal siswa

HASIL TES EVALUASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

ANALISIS HASIL EVALUASI

MATA PELAJARAN :Kelistrikan Otomotif


KOMPETENSI :Teknik Kendaraan Ringan
KELAS / SEMESTER : XO1/Genap
SATUAN PENDIDIKAN : SMK (Kelompok Teknologi Industri)
JUMLAH SOAL :10 butir Tanggal Evaluasi :13 Mei 2013
JUMLAH PESERTA : 36 sisw a Tahun Pelajaran : 2013/2014

SKOR YANG DIPEROLEH JML % TUNTAS


SKOR KETER
No NIS NAMA SISWA Nomor Soal CAPAI
TI-
YA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 AN DAK

1 16653 ADITYA YOGA PRATAMA 0,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
2 16654 ADJI KURNIAWAN 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 0,0 7,0 70,00 √
3 16655 AFIF YUDHA PRATAMA 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
4 16656 ANDIKA BASKORO AJI 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 8,0 80,00 √
5 16657 ARIF ROFIUDIN 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
6 16658 BAGUS SETIAWAN 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
7 16659 BONDAN PRASETYO 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 10,0 100,00 √
8 16660 ERFAN ARIANTORO WICAKSONO 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 0,0 7,0 70,00 √
9 16661 FAKHRIRIQIALDI 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 9,0 90,00 √
10 16662 FELIQ ANGGRIAWAN 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
11 16663 GALIH ALFRIANDY 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 9,0 90,00 √
12 16664 HIMAWAN SETYOWIBISONO 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 0,0 1,0 6,0 60,00 √
13 16665 IRVAN JODY OKTAFIANTO 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 8,0 80,00 √
14 16666 JADUG BAHUREKSO 0,0 0,0 1,0 0,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 4,0 40,00 √
15 16667 JAKA BUDI UTAMA 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 6,0 60,00 √
16 16668 LIKA JANUAR ROSTA NUGRAHA 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 0,0 7,0 70,00 √
17 16669 MARZUQI YASID MAR I 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0 0,1 1,0 0,1 2,2 22,00 √
18 16670 MUCHFARDAN MUGIAR 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 1,0 1,0 8,0 80,00 √
19 16671 NAUFAL FADLURRAHMAN 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 0,0 0,0 6,0 60,00 √
20 16672 NICOAZNEN AZIZ 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 5,0 50,00 √
21 16673 OKY BAMA ANUGERAH 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 9,0 90,00 √
22 16674 RANDY CAHYA KURNIANTO 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 8,0 80,00 √
23 16675 RIYAN DWI SETYADI 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 10,0 100,00 √
24 16676 RIZAL DWI SETYAWAN 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
25 16677 RIZQI OKTAVIAN ARDIANSYAH 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 1,0 0,0 0,0 6,0 60,00 √
26 16678 SATRYA BAGUS PRAKOSO 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 8,0 80,00 √
27 16679 SHARIZAN SANTOSO 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
28 16680 VICKI SURYA PRADANA 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 4,0 40,00 √
29 16681 YEYEN YULIAWAN 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
30 16682 YOPI RISTYAWAN 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 6,0 60,00 √
31 16683 YOSIE SETYAWAN 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 4,0 40,00 √
32 16684 YUSUF SURYANA 0,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
33 16095 UNGGUL SATRIA JATI** 0,0 0,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 0,0 5,0 50,00 √
34 16099 ADI PUJI L** 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 4,0 40,00 √
35 16115 GHOFUR LELONO N** 0,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0 4,0 40,00 √
36 16143 AYU DANING S** 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
JUMLAHSKOR 25 27 31 27 22 27 29 19 28 5 240 2402 10 26
JUMLAH SKOR MAKSIMUM(IDEAL) 0,7 0,8 0,9 0,8 0,6 0,8 0,8 0,5 0,8 0,1 6,7 66,7
KETERCAPAIAN 1,9 2,1 2,4 2,1 1,7 2,1 2,2 1,5 2,2 0,4 18,5

Sumber: hasil tes evaluasi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4
Semarang 2013
107

Lampiran 15. Daftar nilai siklus I

DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS I


NO
NAMA Tes Siklus 1 Ketuntasan
URUT NIS
1 16653 ADITYA YOGA PRATAMA 70 Tidak Tuntas
2 16654 ADJI KURNIAWAN 66 Tidak Tuntas
3 16655 AFIF YUDHA PRATAMA 86 Tuntas
4 16656 ANDIKA BASKORO ADJI 90 Tuntas
5 16657 ARIF ROFIUDIN 76 Tuntas
6 16658 BAGUS SETIAWAN 66 Tidak Tuntas
7 16659 BONDAN PRASETYO 70 Tidak Tuntas
8 16660 ERFAN ARIANTORO W 66 Tidak Tuntas
9 16661 FAKHRI RIFQI ALDI 63 Tidak Tuntas
10 16662 FELIQ ANGGRIAWAN 70 Tidak Tuntas
11 16663 GALIH ALFRIANDY 83 Tuntas
12 16664 HIMAWAN SETYO W 70 Tidak Tuntas
13 16665 IRVAN JODY OKTAFIANTO 83 Tuntas
14 16666 JADUG BAHUREKSO 70 Tidak Tuntas
15 16667 JAKA BUDI UTAMA 70 Tidak Tuntas
16 16668 LIKA JANUAR ROSTA N 70 Tidak Tuntas
17 16669 MARZUQI YASID MAR I 83 Tuntas
18 16670 M FARDAN MUGIAR 66 Tidak Tuntas
19 16671 NAUFAL FADLURRAHMAN 66 Tidak Tuntas
20 16672 NICO AZNEN AZIZ 63 Tidak Tuntas
21 16673 OKY BAMA ANUGERAH 66 Tidak Tuntas
22 16674 RANDY CAHYA KURNIANT 76 Tuntas
23 16675 RIYAN DWI SETYADI 80 Tuntas
24 16676 RIZAL DWI SETYAWAN 56 Tidak Tuntas
25 16677 RIZQI OKTAVIAN A 60 Tidak Tuntas
26 16678 SATRYA BAGUS PRAKOSO 90 Tuntas
27 16679 SHARIZAN SANTOSO 83 Tuntas
28 16680 VICKI SURYA PRADANA 60 Tidak Tuntas
29 16681 YEYEN YULIAWAN 80 Tuntas
30 16682 YOPI RISTYAWAN 56 Tidak Tuntas
31 16683 YOSIE SETYAWAN 63 Tidak Tuntas
32 16684 YUSUF SURYANA 60 Tidak Tuntas
33 16095 UNGGUN SATRIA JATI 46 Tidak Tuntas
34 16099 ADI PUJI L 70 Tidak Tuntas
35 16115 GHOFUR LELONO N 66 Tidak Tuntas
36 16143 AYU DANING S 60 Tidak Tuntas
Total Nilai 2519
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 46
Rata-rata 69,97
Ketuntasan siswa 30,55%
108

Lampiran 16. Daftar nilai siklus II

DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS II


NO
NAMA Tes Siklus 2 Ketuntasan
URUT NIS
1 16653 ADITYA YOGA PRATAMA 83 Tuntas
2 16654 ADJI KURNIAWAN 70 Tidak Tuntas
3 16655 AFIF YUDHA PRATAMA 73 Tidak Tuntas
4 16656 ANDIKA BASKORO ADJI 83 Tuntas
5 16657 ARIF ROFIUDIN 76 Tuntas
6 16658 BAGUS SETIAWAN 83 Tuntas
7 16659 BONDAN PRASETYO 90 Tuntas
8 16660 ERFAN ARIANTORO W 70 Tidak Tuntas
9 16661 FAKHRI RIFQI ALDI 76 Tuntas
10 16662 FELIQ ANGGRIAWAN 80 Tuntas
11 16663 GALIH ALFRIANDY 96 Tuntas
12 16664 HIMAWAN SETYO W 86 Tuntas
13 16665 IRVAN JODY OKTAFIANTO 90 Tuntas
14 16666 JADUG BAHUREKSO 86 Tuntas
15 16667 JAKA BUDI UTAMA 76 Tuntas
16 16668 LIKA JANUAR ROSTA N 73 Tidak Tuntas
17 16669 MARZUQI YASID MAR I 76 Tuntas
18 16670 M FARDAN MUGIAR 73 Tidak Tuntas
19 16671 NAUFAL FADLURRAHMAN 80 Tuntas
20 16672 NICO AZNEN AZIZ 86 Tuntas
21 16673 OKY BAMA ANUGERAH 86 Tuntas
22 16674 RANDY CAHYA KURNIANTO 76 Tuntas
23 16675 RIYAN DWI SETYADI 76 Tuntas
24 16676 RIZAL DWI SETYAWAN 76 Tuntas
25 16677 RIZQI OKTAVIAN A 86 Tuntas
26 16678 SATRYA BAGUS PRAKOSO 86 Tuntas
27 16679 SHARIZAN SANTOSO 76 Tuntas
28 16680 VICKI SURYA PRADANA 83 Tuntas
29 16681 YEYEN YULIAWAN 76 Tuntas
30 16682 YOPI RISTYAWAN 80 Tuntas
31 16683 YOSIE SETYAWAN 83 Tuntas
32 16684 YUSUF SURYANA 86 Tuntas
33 16095 UNGGUN SATRIA JATI 83 Tuntas
34 16099 ADI PUJI L 86 Tuntas
35 16115 GHOFUR LELONO N 90 Tuntas
36 16143 AYU DANING S 83 Tuntas
Total Nilai 2918
Nilai Tertinggi 96
Nilai Terendah 70
Rata-rata 81,05
Ketuntasan siswa 86,11%
109

HASIL OBSERVASI SIKLUS I

Lampiran 17. Hasil observasi siklus I


LEMBAR HASIL O BSERVASI SIKLUS I

Skor huruf Skor ketuntasan


NO
NAMA 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
URUT NIS a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c
1 16653 Aditya Yoga Pratama B B C C C C C B C B B B B C B K K B 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
2 16654 Adji Kurniawan C K C B C K C C C B B B B C B K C K 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
3 16655 Afif Yudha Pratama C B B B K K C K C B B B B B B K K K 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
4 16656 Andika Baskoro Adji C SB B B K C K K C B B B B B B K SB SB 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 16657 Arif Rofiudin C B B C C K K K C B B B B C B K K B 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
6 16658 Bagus Setiawan C K B C C K K C K B B B B B B K C K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
7 16659 Bondan Prasetyo C C B B K C K C K B B B B C B K K K 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
8 16660 Erfan Ariantoro W K K B C C C C C C B B B B B B K K K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
9 16661 Fakhri Rifqi Aldi C K B B K C K C K B B B C C B K C B 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1
10 16662 Feliq Anggriawan C K B C C C K C C B B B B B B B K K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
11 16663 Galih Alfriandy B SB B B SB C B C SB B B B B SB B K K SB 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
12 16664 Himawan Setyo W C K B C K K K K B B B B B B B B K B 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
13 16665 Irvan Jody Oktafianto B B B B K C B B B B B B B SB B K K SB 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
14 16666 Jadug Bahurekso C C B B C K K K C B B B B C B C K B 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
15 16667 Jaka Budi Utama B C B K K C B K B B B B B B B C K C 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
16 16668 Lika Januar Rosta N C K B B K C C C K B B B C C B C K C 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
17 16669 Marzuqi Yasid Mar I B B B B SB B SB K B B B B B SB B B K K 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
18 16670 M Fardan Mugiar C K B C C C B C B B B B B B B C K B 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
19 16671 Naufal Fadlurrahman C C B B K K K C B B B B B C B B K K 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
20 16672 Nico Aznen Aziz C C B B K B B C SB B B B B B B K B SB 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
21 16673 Oky Bama Anugerah C C B K K K SB C B B B B B B B B K B 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
22 16674 Randy Cahya Kurnianto C K B K K C C K C B B B C B B K B K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
23 16675 Riyan Dwi Setyadi B C B B C K K K C B B B B B B B K C 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
24 16676 Rizal Dwi Setyawan K K B K C C C C B B B B B C B C K K 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
25 16677 Rizqi Oktavian A C K B B K K B C C B B B B B B B K C 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
26 16678 Satrya Bagus Prakoso SB SB B SB K K SB C SB B B B B B B K SB SB 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
27 16679 Sharizan Santoso B B B B SB C K C SB B B B B B B B SB B 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 16680 Vicki Surya Pradana C K B B K C B C C B B B B B B K K C 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
29 16681 Yeyen Yuliawan C SB B K B C K K SB B B B B B B B K SB 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
30 16682 Yopi Ristyawan B B B B K C SB K SB B B B B B B K C K 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
31 16683 Yosie Setyawan C K B K C K C C K B B B B B B K K C 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
32 16684 Yusuf Suryana B B B K K C K K C B B B B C B C K K 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
33 16095 Unggun Satria Jati K K C C K K K K K B B B B B B C K K 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
34 16099 Adi Puji L K C B B C K K K C B B B B B B C K C 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
35 16115 Ghofur Lelono N K B B C K C C K K B B B B B B K K K 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
36 16143 Ayu Daning S K C B B C K K K K B B B B B B K K K 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
Jumlah 10 13 33 20 4 2 11 2 14 36 36 36 33 26 36 9 5 14
% 28 36 92 56 11 5,6 31 5,6 39 100 100 100 92 72 100 25 14 39
Rata-rata 51,85185185 24,07407407 25 100 87,96296296 25,92592593

109
110

HASIL OBSERVASI SIKLUS II

Lampiran 18. Hasil observasi siklus II


LEMBAR HASIL O BSERVASI SIKLUS II
Skor Skor ketuntasan
NO
NAMA 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
URUT NIS a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c
1 16653 Aditya Yoga Pratama B B B B B B B B C B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 16654 Adji Kurniawan B B B B B B B C B B B B B B B B C B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
3 16655 Afif Yudha Pratama B B B B K B C B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 16656 Andika Baskoro Adji B SB B B B SB B B B B B B B B B B SB SB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 16657 Arif Rofiudin C B B B B B B B B B B B B B B B B B 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 16658 Bagus Setiawan B B B B B B B B B B B B B B B B C B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
7 16659 Bondan Prasetyo C C B B B C B B B B B B B B B B B B 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 16660 Erfan Ariantoro W B C B B B C C B C B B B B B B B B B 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 16661 Fakhri Rifqi Aldi B B B B K C B B B B B B B B B B C B 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
10 16662 Feliq Anggriawan C B B B B C B B C B B B B B B B B B 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 16663 Galih Alfriandy B SB B B SB C B B SB B B B B B B B B SB 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 16664 Himawan Setyo W C B B C B B B B B B B B B B B B B B 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 16665 Irvan Jody Oktafianto B SB B B K C B B B B B B B B B B B SB 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 16666 Jadug Bahurekso B B B B B B B B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 16667 Jaka Budi Utama B SB B B K C B B B B B B B B B C B C 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
16 16668 Lika Januar Rosta N B B B B K C C C B B B B B B B C B C 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
17 16669 Marzuqi Yasid Mar I B B B B SB B SB B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 16670 M Fardan Mugiar C B B B B C B B B B B B B B B B B B 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 16671 Naufal Fadlurrahman B SB B B B B K B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 16672 Nico Aznen Aziz B SB B B B B B B SB B B B B B B B B SB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 16673 Oky Bama Anugerah B B B B B B SB B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 16674 Randy Cahya Kurnianto B C B B B C C B B B B B B B B B B B 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 16675 Riyan Dwi Setyadi B C B B B B B B C B B B B B B B K C 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
24 16676 Rizal Dwi Setyawan B C B B B C C C B B B B B B B C B B 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
25 16677 Rizqi Oktavian A B B B B B B B B C B B B B B B B B C 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
26 16678 Satrya Bagus Prakoso SB SB B B K B SB B SB B B B B B B B SB SB 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 16679 Sharizan Santoso B B B B SB C B B SB B B B B B B B SB B 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 16680 Vicki Surya Pradana C B B B B C B B C B B B B B B B B C 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
29 16681 Yeyen Yuliawan B SB B B B C B B SB B B B B B B B B SB 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 16682 Yopi Ristyawan B B B B B C SB B SB B B B B B B B C B 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
31 16683 Yosie Setyawan B C B B B B C C C B B B B B B B B C 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
32 16684 Yusuf Suryana B B B B K C B B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 16095 Unggun Satria Jati B B B B K B K B K B B B B B B B B B 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 16099 Adi Puji L C C B B B B B B C B B B B B B B B C 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
35 16115 Ghofur Lelono N B B B B B C C B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 16143 Ayu Daning S B C B B B B B B B B B B B B B B B B 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 29 28 36 35 28 19 27 32 27 36 36 36 36 36 36 33 31 29
% 81 78 100 97 78 53 75 89 75 100 100 100 100 100 100 92 86 81
Rata-rata 86,11111111 75,92592593 79,62962963 100 100 86,11111111

110
111

Lampiran 19. Foto dokumentasi penelitian di SMK Negeri 4 Semarang

Foto Dokumentasi Penelitian

1. Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh guru

2. Penjelasan materi sistem pengapian konvensional oleh guru


112

3. Kegiatan diskusi kelompok yang dilakukan oleh siswa

4. Siswa menjelaskan persoalan yang diberikan oleh guru


113

5. Guru memantau kegiatan diskusi siswa

6. Kegiatan pengamatan terhadap siswa oleh peneliti


114

7. Siswa mengerjakan soal evaluasi

8. Guru menjelaskan kembali materi yang di diskusikan oleh siswa secara singkat

Anda mungkin juga menyukai