Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENILAIAN STATUS GIZI

SECARA ANTROPOMETRI

KELOMPOK VI

1. (13090029) KURNIA KHASANAH


2. (13090030) NURYANTI
3. (13090031) NINING SUHENDA
4. (13090032) SULISTIANIK
5. (13090033) AFRIYANTI RIZKY

AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH


BANTUL YOGYAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Antropometri merupakan ukuran dimensi atau komponen tubuh manusia.
Secara definisi, antropometri merupakan suatu studi yang mempelajari
pengukuran dimensi tubuh manusia. Selain itu dikenal pula perhitungan
antropometri yang merupakan perhitungan yang melibatkan ukuran dimensi tubuh
manusia tersebut.

1. Efek dari antropometri terhadap kinerja karyawan


Pada stasiun yang batas-batas dimensi ruangnya akan ditentukan oleh titik-
titik singgung yang dapat dicapai dengan mudah oleh bagian-bagian tubuh
(terutama anggota tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan kerja, seperti kaki
maupun lengan/tangan) dan lokasi untuk penempatan mesin, perkakas kerja,
mekanisme kendali maupun display, dan fasilitas kerja lainnya yang akan
dioperasikan oleh pekerja.

Sebagai contoh pada seorang sekretaris yang pekerjaannya mencatat hasil


meeting dan membuat laporan selain itu seorang sekretaris harus mengetik
berjam-jam di depan komputer. Hal ini kurang baik dalam antropometri karena
posisi tubuh akan berubah dan membuat menjadi lelah. Dan karena itu persyaratan
untuk menjadi sekretaris dibutuhkan postur tubuh yang tinggi.

Dalam hal kinerja para karyawan sangat membutuhkan kenyamanan dan


keselamatan para pekerja. Karena itu stasiun kerja yang dirancang secara benar
agar memberikan keselamatan dan kenyamanan kerja bagi operator yang
selanjutnya akan berpengaruh secara signifikan didalam menentukan kinerjanya.
Dalam hal ini ada hubungan yang erat antara kenyamanan dan produktivitas kerja
yang mampu dicapai oleh seorang pekerja.

2
2. Dampak psikologisnya
Banyak orang kurang menyadari kalau ketidaknyamanan kerja yang dirasakan
oleh seorang pekerja ternyata diakibatkan kesalahan-kesalahan didalam
perancangan fasilitas kerja yang harus dioperasikan maupun stasiun kerja dimana
operator akan menghabiskan sebagian besar waktunya dalam area kerja yang
sempit dan terbatas. Ketidaknyamanan kerja bisa juga disebabkan oleh posisi
kerja yang tidak benar dan mengakibatkan diperlukannya energi tambahan yang
akhirnya mempercepat datangnya kelelahan, penurunan kinerja dan produktivitas.

B. TUJUAN

Tujuan praktikum adalah agar mahasiswa mampu melakukan penilaian


status gizi secara antropometri dan untuk mengetahui status gizi mahasiswa Akbid
Ummi Khasanah semester 2.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ANTROPOMETRI
Pengukuran antropometri merupakan salah satumetode penilaian status gizi
secara langsung, yang menggunakan pengukuran-pengukuran dimensi fisik dan
komposisi tubuh.
Pengukuran antropometri yang sering dilakukan di lapangan adalah:
a. Beratbadan(BB) untuk mengetahui massa tubuh
b. Panjang atau tingi badan (PB/TB) untuk mengetahui dimensi linear
c. Tebal lipatan kulit (skinfold thicress) da lngkar lengan atas (LILA) untuk
mengetahui komposisi tubuh

Table 1. Pengukuran antropometri utama


Ukuran Komponen Jaringan Utama
Tinggi / panjang Kepala, punggung, pinggul, Tulang
kaki.
Berat badan Seluruh tubuh Semua jaringan
(khusunya otot lemak,
tulang, dan air)
Lingkar lengan Lemak subkutan, otot, dan Otot lemak
tulang
Lipatan lemak Lemak subkutan, kulit Lemak

Pada orang dewasa (>18 th), status gizi (kurang atau lebih) dapat ditentukan
dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI).
Selain itu, untuk status gizi lebih juga dapat ditentukan dengan mengukur lemak
tubuh.

A. INDEKS MASSA TUBUH

4
Indeks massa tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat
atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat
meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan
meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif.
Untuk mengtahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut :
Berat Badan (Kg)
IMT = ----------------------------------------------
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Table 2. Batas ambang IMT


Kategori IMT
Kekurangan BB tingkat berat (KEK <17,0
Kurus/ berat)
Underweight Kekurangan BB tingkat rendah (KEK 17,0 – 18,4
ringan)
Normal Normal 18,5 – 25,0
Gemuk/ Kelebihan BB tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan BB tingkat berat >27,0
Overweight

B. LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)


Lingkar lengan atas (LILA) merupakan suatu indeks atropometri yang
digunakan untuk menentukan status gizi yang mencerminkan jumlah jaringan
lemak da otot. Pengukuran LILA biasanya dilakukan pada wanita usia subur (15-
45th) dan ibu hamil untuk memprediksi adanya kekurangan energi dan protein
yang bersfat kronis.

Table 3. Standard pengukuran LILA

Pengukuran LILA Kategori


LILA <23,5 cm Status gizi kurang, kemungkinan mengalami KEK
LILA ≥235 cm Status gizi baik

5
C. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakanu ntuk penilaian status gizi secara antropometri adalah
sebagai berikut:
a. Timbangan BB
b. Pengukur TB
c. Pita LILA

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Data hasil pengukuran antropometri mahasiswa Akbid UK semester 2

6
NO. NAMA BB (Kg) TB (cm) IMT LILA (cm)
1 Desi pemungkas k. 48 157 19,2 25
2 Sulasmi 58 154 24,2 27
3 Pipin nofianti 49 156 19,2 27
4 Fitryani 40 152 17,4 20
5 Fitri susilowati 50 158 20 24
6 Wahyu siyamsih 48 159 19,2 25
7 Rikhmatul eka 59 154 24,5 29
8 Siti munawaroh 48 148 22,9 27
9 Angelberta A. 48 147 22,9 27
10 Ramadhani 46 149 20,9 25
11 Herni ruwiyati 50 156 20,8 26
12 Diyah ambarini 40 148 18,18 25
13 Juli 71 161 27,3 28,5
14 Wahyuni 46 157,5 18,5 24
15 Uray nurul fadlah 45 152 19,4 23
16 Dian hastuti - - - -
17 Kartika pandan sari 51 158 20,4 25,5
18 Nance L. 36 147 16,6 22,5
19 Lia puspita sari 43 156 17,7 22
20 Ratnawati kusuma 50 158 20 24
21 Ega waisi 44 155 18,3 22,5
22 Siti laelatul M. 51 150 22,7 29,5
23 Siti Nur Rohmah 52 159 20,6 24
24 Sari masitoh 47 157,5 18,5 25
25 Tri rohmiati 70 162 27 33
26 Eka novianti 64 154 27 29
27 Erma nurmaharani 64 163 24,15 29
28 Evi setyaningrum 45 152 19,5 21
29 Kurnia khasanah 52 147,5 23,9 26,8
30 Nuryanti 41 150 18,2 22,7
31 Nining suhenda 47 159 18,59 23,7
32 Sulistianik 60 155 24,9 27,5
33 Afriyanti rizky 56 163 21,13 26

2. Kategori Status Gizi Mahasiswa Berdasarkan Hasil Pengukuran IMT dan


LILA :

NO. NAMA Kategori Status Gizi


1 Desi pemungkas k. Normal Baik
2 Sulasmi Normal Baik
3 Pipin nofianti Normal Baik

7
4 Fitryani KEK Ringan Kurang
5 Fitri susilowati Normal Baik
6 Wahyu siyamsih Normal Baik
7 Rikhmatul eka Normal Baik
8 Siti munawaroh Normal Baik
9 Angelberta A. Normal Baik
10 Ramadhani Normal Baik
11 Herni ruwiyati Normal Baik
12 Diyah ambarini KEK Ringan Baik
13 Juli Obesitas Berat Baik
14 Wahyuni Nomal Baik
15 Uray nurul fadlah Normal Kurang
16 Dian hastuti - -
17 Kartika pandan sari Normal Baik
18 Nance L. KEK Berat Kurang
19 Lia puspita sari KEK Ringan Kurang
20 Ratnawati kusuma Normal Bak
21 Ega waisi KEK Ringan Kurang
22 Siti laelatul M. Normal Baik
23 Siti Nur Rohmah Normal Baik
24 Sari masitoh Normal Baik
25 Tri rohmiati Obesitas Ringan Bak
26 Eka novianti Obesitas Ringan Baik
27 Erma nurmaharani Normal Baik
28 Evi setyaningrum Normal Kurang
29 Kurnia khasanah Normal Baik
30 Nuryanti KEK Ringan Kurang
31 Nining suhenda Normal Baik
32 Sulistianik Normal Baik
33 Afriyanti rizky Normal Baik

3. Grafik Hasil Pengukuran IMT

8
4. Grafik Status Gizi dari Hasil Pengukuran LILA

B. PEMBAHASAN

9
Untuk mengetahui nilai IMT, dapatkita hitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Misalnya data Kurnia Khasanah dengan BB 52 Kg dan TB 147,5 cm.
Berat Badan (Kg)
IMT = ----------------------------------------------
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

52 Kg
IMT = ----------------------- = 23,9
147,5 m x 147,5 m

Berdasarkan hasil IMT, kita dapat menggolongkan orang tersebut dalam lima
kategori, yaitu:
1. Dengan hasil IMT <17, masuk dalam kategori KEK berat
2. Dengan hasil IMT 17–18,4, masuk kategori KEK ringan
3. Dengan hasil IMT 18,5-25,masuk dalam kategori normal
4. Dengan hasil IMT 25,1-27, masuk dalam kategori obesitas ringan
5. Dengan hasil IMT >27, masuk dalam kategori obesitas berat

Hasil pengukuran LILA dapat dimasukkan dalam dua kategori, yaitu:


a. Dengan hasil LILA <23,5 cm, masuk kategori status gizi kurang baik
b. Dengan hasil LILA ≥23,5 cm, masuk kategori status gizi baik

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

10
A. KESIMPULAN

Pengukuran antropometri merupakan salah satumetode penilaian status gizi


secara langsung, yang menggunakan pengukuran-pengukuran dimensi fisik dan
komposisi tubuh.
Pengukuran antropometri yang sering dilakukan di lapangan adalah:
d. Beratbadan(BB) untuk mengetahui massa tubuh
e. Panjang atau tingi badan (PB/TB) untuk mengetahui dimensi linear
f. Tebal lipatan kulit (skinfold thicress) da lngkar lengan atas (LILA) untuk
mengetahui komposisi tubuh

Indeks massa tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat
atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat
meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan
meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif.

Lingkar lengan atas (LILA) merupakan suatu indeks atropometri yang


digunakan untuk menentukan status gizi yang mencerminkan jumlah jaringan
lemak da otot. Pengukuran LILA biasanya dilakukan pada wanita usia subur (15-
45th) dan ibu hamil untuk memprediksi adanya kekurangan energi dan protein
yang bersfat kronis.

Ada dua efek dari antropometri, yaitu:


1. Efeknya terhadap kinerja karyawan
2. Efek psikologis

B. SARAN

11
Untuk mewujudkan status gizi yang baik, perlu dilakukan upaya-upaya yang
dapat meningkatkan status gizi seseorang. Setiap individu yang masih mempunyai
status gizi kurang baik, harus bisa mengatasi masalahnya, yaitu dengan
meningkatkan quantitas dan qualitas dari makanan yang dikosumsi setiap hari.
Makanan yang dikonsumsi haruslah makanan yang sehat, hieginis, dan dalam
jumlahyang cukup. Sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan gizi dengan baik.
Selain itu, untuk bisa mendapatkan bentuk tubuh yang ideal, kita juga dapat
melakukan olahraga dengan teratur dan istirahat yang cukup. Pemenuhan
kebutuhan gizi seseorang dapat dilakukan tanpa harus menghabiskan biaya yang
besar. Jadi, setiap orang bisa memenuhi kebutuhan gizinya masing-masing, baik
orang yang berasal dari golongan menengah ke atas maupun golongan menengah
ke bawah.
Jika hal itu dapat terlaksana dengan baik, maka status gizi masyarakat
Indonesia akan meningkat dan tidak akan ada lagi masyarakat yang menderita gizi
buruk.

DAFTAR PUSTAKA

12
http://apk.lab.uii.ac.id/download/modul/regular/Anthropometri.pdf
5/1/2010 3:16:02 PM
http://rac.uii.ac.id/harvester/index.php/record/view/48341
5/1/2010 3:16:02 PM
http://www.its.ac.id/personal/files/pub/2829-m_sritomo-ie-
5/1/2010 3:16:02 PM
Rancangan%20Antropometri%20&%20Work%20Station.pdf
5/1/2010 3:16:02 PM
Sinta, Lyana. 2010. Penuntun Pratikum Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.

13

Anda mungkin juga menyukai