Anda di halaman 1dari 11

Makalah Kuliah

Kimia Fisika Material

FASA MOLEKULER

KELOMPOK VI

ZUL FAJRI (H311 14 005)

WIDYA AULIYA (H311 14 316)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Polimer merupakan suatu golongan kimia penting dalam kehidupan kita

sehari-harimaupun dalam industry. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan

nilon. Beberapa senyawapenting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat

(polisakarida), protein, dan asamnukleat juga merupakan polimer. Kita akan

melihat bahwa polimer adalah suatu makromolekul yang terbentuk dari molekul-

molekul sederhana yang kita sebut sebagai monomer. Proses pembentukan

polimer dari monomernya kita sebut sebagai polimerisasi. Dalam makalah

ini akan dibahas tentang Fasa molekuler yang terdapat dalam polimer

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu molekul raksasa?
2 Apa itu polimer linear?
3 Apa itu ketidakterlibatan molekular?
4 Apa itu molekular tiga dimensi?
5 Apa itu Deformasi bahan polimer?
6 Apa itu Sifat listrik polimer?
7 Apa itu Stabilitas polimer?

1.3 Tujuan

1.Mengetahui apa itu molekul raksasa


2. Mengetahui apa itu polimer linear
3. Mengetahui apa itu ketidakterlibatan molekular
4. Mengetahui apa itu molekular tiga dimensi
5. Mengetahui apa itu Deformasi bahan polimer
6. Mengetahui apa itu Sifat listrik polimer
7. Mengetahui apa itu Stabilitas polimer
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Molekul Raksasa (Giant Molecules)

Dari ilmu kimia diketahui bahwa suhu cair molekul seri hidrokarbon
CmH2m+2 tergantung pada ukuran molekul. Umumnya, polimer yang mengandung
molekul yang besar lebih kuat dan lebih tahan terhadap tegangan termal dan
mekanik dibandingkan dengan polimer yang tersusun dari molekul yang sangat
kecil. Contoh dari hubungan antara ukuran molekul dan sifat-sifatnya untuk
polimer organic buatan seperti polivinil klorida, nylon dan saran serta bahan
alamiah seperti selulosa, karet, malam dan sirlak, memang ada.
Bahan organik ini, sebagai suatu kelompok, merupakan polimer karena
terdiri dari molekul yang tersusun dari segmen yang berulang-ulang atau satuan
yang disebut mer. Oleh karena itu selanjutnya akan digunakan istilah teknik
polimer untuk bahan molecular tersebut untuk membedakannya dengan perilaku
deformasi.

Kebanyakan molekul besar, yang akan dibahas, terdiri dari satuan yang
berulang-ulang yang lebih kecil yang disebut mer. Jadi, massa molekul yang besar
seperti polimer, merupakan kelipatan dari massa mer dengan jumlah mer yang
terdapat dalam molekul. Sebagai contoh, bila suatu molekul polivinil klorida
mengandung 500 mer vinil klorida, C2H3Cl, yang masing-masing mengandung
2(12 sma) + 3(1 sma) + 35,5 sma = 62,5 sma, maka massa suatu molekul polimer
akan sama dengan 500 (62,5 sma) atau 31,250 g per mol.
Ukuran molekul biasanya dinyatakan dalam massa, selain itu perlu pula
diketahui tingkat polimerisasi, n. Bilangan ini menyatakan jumlah mer per
molekul; jadi :
massa molekul
n=
massa mer
sma/mol mer
satuan dinyatakan dalam : =
sma/mer molekul

Jenis molekul yang baru disebutkan tadi, dengan massa sebesar 31.250
sma dan tingkat polimerisasi sebesar 500, termasuk kelompok polimer komersil,
yang umumnya mempunyai 75 sampai 1000 mer. Nilai-nilai ini berbeda sekitar
beberapa tingkat kelipatan dari molekul lainnya. Meskipun ditinjau dari segi
massa molekul polimer cukup besar, molekul tersebut jauh lebih kecil
dibandingkan dengan daya pisah mikroskop optik dan dalam keadaan tertentu
dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Akibatnya, penentuan ukuran molekul
biasanya dilakukan secara tidak langsung dengan: pengukuran viskositas, tekanan
osmotik atau hamburan cahaya yang semuanya dipengaruhi oleh jumlah, ukuran
atau bentuk molekul yang berada dalam larutan atau suspensi.
Bila suatu bahan seperti polietilen atau polivinil klorida dibentuk dari
molekul-molekul kecil, tidak semua molekul besar yang terjadi sama ukurannya.
Beberapa akan lebih besar dari lainnya. Sebagai hasilnya, polimer mengandung
beberapa ukuran molecular, yang kira-kira sama dengan campuran propan,
heksan, oktan dan hidrokarbon parafin lainnya dalam minyak gubal. Oleh karena
itu perlu dihitung tingkat polimerisasi rata-rata bila diperlukan indeks ukuran
tunggal.
Salah satu cara perhitungan ukuran molecular rata-rata menggunakan berat
fraksi molekul dalam setiap interval ukuran. “Massa rata-rata ukuran molekular
Ḿm dihitung dari :
Ḿm = Ʃ (WiMi)
Dimana Wi= fraksi massa dalam setiap interval ukuran dan Mi = nilai
representative (tengah) dari setiap interval ukuran. Harga “massa rata-rata” ukuran
molekular sangat penting dalam analisa sifat seperti viskositas, dimana massa
molekul individu sangat penting.
Dapat ditentukan bahwa panjang rata-rata dari molekul polivinil klorida
dengan tingkat polimerisasi 307 mer adalah 95 nm, karena setiap ikatan C-C
adalah 0,154 nm dan jumlah ikatan dua kali jumlah mer. Akan tetapi perhitungan
ini memerlukan koreksi, karena sudut ikatan C-C-C sesungguhnya adalah 109,5o
dan bukan 180o. Jadi panjang sesungguhnya adalah (95 nm) sin 54,7o atau 77 nm.
Hal paling penting adalah ikatan tunggal rantai karbon bebas berputar. Dengan
tiga ikatan saja, jarak dari ujung ke ujung dapat berubah-ubah mulai, kurang dari
0,3 nm, a-d’ hingga 0,4 nm a-d.

2.2 Polimer Linier


Molekul berdimensi satu yang besar merupakan dasar polimer umum yang
banyak dijumpai sebagai mer. Termasuk polivinil dengan struktur (gambar), R
merupakan salah satu variasi kelompok tambahan. Dikenal pula poliester,
poliuretan dan pollamida yang mempunyai molekul linier. Karet juga tersusun
dari molekul linier dengan tekanan yang cukup banyak. Tiga mer karet sederhana
dapat dilihat pada (tabel)
Vinil berfungsi ganda karena mempunyai dua sisi reaksi, muka dan
belakang. Untuk polivinil klorida, dimana –R dari persamaan () adalah –Cl,
reaksinya adalah sebagai berikut:
Analogi yang sederhana, pertumbuhan polimer dapat disamakan dengan
pengandengan gerbong kereta api. Prosesnya sendiri, cukup rumit, karena
mendekatkan monomer satu sama lainnya belum akan menghasilkan reaksi
polimerisasi bahan. Reaksi harus dimulai, disusul dengan perambatan reaksi,
sampai selesai. Pemula reaksi biasanya berwujud radikan bebas seperti molekul
H2O2:

Dimana ∙ merupakan orbital kosong dari pasangan HO*. Oleh karena itu
mudah terjadi reaksi. Sebagai contoh diberikan reaksi dengan molekul vinil.
Masih ada radikal yang bebas (lebih panjang), sehingga dapat bereaksi
dengan radikal lainnya:
Suatu reaksi berantai terus merambat, menghasilkan molekul dengan
satuan yang banyak yaitu polimer.
Kopolimer adalah suatu polimer yang terdiri lebih dari satu monomer.
Suatu kopolimer dapat mempunyai sifat yang berbeda dengan sifat masing-
masing komponen. Kopolimer dapat dibagi menjadi polimer ABS dan polimer
kondensasi.
Polimer Acrylonitrile butadiene styrene (akrilonitril butadiene stirena,
ABS) termasuk kelompok engineering thermoplastic yang berisi 3 monomer
pembentuk. Akrilonitril bersifat tahan terhadap bahan kimia dan stabil terhadap
panas. Butadiene memberi perbaikan terhadap sifat ketahanan pukul dan sifat liat
(toughness). Sedangkan stirena menjamin kekakuan (rigidity) dan mudah
diproses. Beberapa grade ABS ada juga yang mempunyai karakteristik yang
berfariasi, dari kilap tinggi sampai rendah dan dari yang mempunyai impact
resistance tinggi sampai rendah. Berbagai sifat lebih lanjut juga dapat diperoleh
dengan penambahan aditif sehingga diperoleh kelas ABS yang bersifat
menghambat nyala api, transparan, tahan panas tinggi, tahan terhadap sinar UV,
dan lain-lain.
Polimer kondensasi berbeda dengan reaksi penambahan, yang terutama
merupakan penggabungan molekul tunggal pada polimer, rekasi kondensasi
membentuk molekul kedua yang tidak dapat terpolarisasikan sebagai bahan
tambahan. Biasanya hasil tambahan berupa air atau molekul sederhana lainnya
seperti HCl atau CH3OH. Nilon merupakan salah satu polimer kondensasi yang
cukup dikenal.

2.3 Ketidaktertiban Molekuler


Kristalisasi sulit terjadi dalam polimer karena molekul panjang dan rumit
dan gaya tarik menarik antar molekul sangat lemah. Akan kita lihat bahwa setiap
ketidakterlibatan akan menambah interferensi. Oleh karena itu, ketidak-
sempurnaan polimer perlu ditelaah.
Stereo isomer rangkaian molekul pada gambar dibawah menunjukkan
adanya ketertiban yang sangat tinggi dalam polimer. Tidak saja ada urutan
penambahan monomer yang membentuk polimer linier, akan tetapi terdapat
pengaturan yang sama dari mer propilen sehingga kelompok sisi selalu menempati
posisi yang sama dalam mer.
Kelompok polar. Rangkaian polietilen yang berdekatan mempunyai gaya
tarik menarik yang kecil. Mereka merupakan parafin yang sangat panjang dan
mempunyai karakteristik memalam (waxy) yang sama. Molekul mudah tergeser
bila ada gaya geser. Molekul lainnya mempunyai gaya tarik menarik intramolekul
yang lebih besar, khususnya bila mengandung kelompok polar. Salah satu
kelompok polar adalah C=O.
Kristal Molekul adalah Kristal da molekul yang terikat oleh gaya
antarmolekul semacam gaya van der Waals. Kristal dapat terbentuk, tanpa
bantuan ikatan, tetapi dengan interaksi lemah antar molekulnya. Bahkan gas mulia
mengkristal pada temperatur sangat rendah. Argon mengkristal dengan gaya van
der Waals, dan titik lelehnya -189,2°C.
Polietilen sangat sulit membentuk Kristal karena ukuran molekul meliputi
ratusan sel satuan. Karena jarak yang cukup besar ini, sukar sekali bagi rangkaian
yang berdekatan untuk tetap terarah apalagi bila tidak sama panjang dan
mengalami getaran termal dan tertekuk. Selain itu, hanya ikatan van der waals
yang mengikatnya.

2.4 Polimer Tiga Dimensi


Polimer dapat membentuk struktur jaringan bila monomer yang bereaksi
bersifat fungsional ganda, artinya mereka dapat menghubungkan tiga atau lebih
molekul yang berdekatan. Jaringan polimer yang lazim dengan nama dagang yang
berbeda-beda, terdiri dari formaldehid dan fenol.
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap
panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak
dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk
cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka
tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi. Plomer termoseting memiliki ikatan-
ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu dipanaskan. Hal ini membuat
polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang pada polimer ini,
maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk kedua
kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai
polimer.
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan
terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan
didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga
dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk
mendapatkan produk polimer yang baru. Polimer yang termasuk polimer
termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini tidak memiliki ikatan
silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau
bercabang.

2.5 Deformasi Bahan Polimer


Polimer dapat mengalami deformasi elastic dan plastik seperti logam.
Sebagai lompok, polimer mempunyai modulus elastik yang lebih rendah
dibandingkan dengan logam. Karakteristik ini dapat dimanfaatkan, karena
tegangan yang rendah per satuan regangan merupakan ciri desain karet. Selain itu,
sebagai kelompok, polimer rendah mengalami deformasi plastik dibandingkan
dengan logam.
Elastomer adalah bahan yang sangat elastic seperti karet. Elastomer
memiliki kemampuan untuk deformasi yang besar secara elastic artinya dapat
kembali kebentuk semula. Elastomer adalah hasil dari crosslink yang mempunyai
kekuatan untuk memulihkan rantai kebentuk semula
Proses yang sering terjadi pada gabungan reaksi dengan reaksi
adisi atau reaksi kondensasi merupakan gabungan/ikatan bersama dari banyak
rantai polimer. Hal ini disebut ikatan silang, dan ikatan silang ini memberikan
kekuatan tambahan terhadap polimer. Pada tahun 1844, Charles Goodyear telah
menemukan bahwa lateks dari pohon karet yang dipanaskan
dengan belerang dapat membentuk ikatan silang antara rantai-rantai
hidrokarbon di dalam lateks cair. Karet padat yang dibentuk dapat digunakan
pada ban dan bola-bola karet. Proses ini disebut vulkanisasi.
Kekuatan rantai dalam elastomer (karet) terbatas akibat adanya struktur
jaringan, tetapi energi kohesi harus rendah untuk memungkinkan peregangan.
Contoh elastomer yang banyak digunakan adalah poli (vinil klorida), polimer
stirena-butadiena-stirena (SBS) yang merupakan jenis termoplastik elastomer.

2.6 Sifat Listrik Polimer


Polimer banyak digunakan sebagai isolator listrik. Polimer mempunyai
beberapa kelebihan. Mereka dapat bersifat kaku atau fleksibel, dapat dibentuk
sebagai selaput dapat berbentuk cairan yang terpolimerisasi setempat, antara lain,
sebagai selubung kawat, atau sebagai senyawa pembungkus setelah alat dirakit.
Salah satu fakta utama ialah bahwa ikatan kovalen polimer biasanya membatasi
konduksi listrik.
Meskipun polimer merupakan isolator, komposisinya dapat disesuaikan
sehingga terdapat konduktivitas tertentu. Dengan mencampurkan serbuk grafit
dalam karet, karet dapat menjadi penghantar elektron. Jadi konduktivitas tidak
timbul dari polimer tadi, akan tetapi berasal dari sisipan fasa kedua yang bersifat
konduktor.
Polimer mengandung muatan listrik dalam bentuk inti atom, elektron dan
kelompok polar. Muatan ini dipengaruhi medan listrik. Meskipun muatan tidak
dapat meninggalkan molekul induk, pusat gerakan elektron dapat tergeser sejauh
d, dalam arah medan listrik.

2.7 Stabilitas Polimer


Polimer berubah bentuk secara deformasi visko elastik. Meskipun
deformasi dipercepat bila suhu naik diatas Tg, pelunakan ini tidak merusak ikatan
kovalen primer dalam molekul. Pada keadaan yang lebih gawat, ikatan-ikatan
tersebut dapat putus. Dengan sendirinya, setiap perubahan dalam struktur akan
mempengaruhi sifat-sifatnya. Panas yang berlebihan dapat merusak ikatan-ikatan
dalam polimer.
DAFTAR PUSTAKA

Vlack, L.H.V., 1995, Ilmu dan Teknologi Pangan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

https://1tommyputra.wordpress.com/2011/05/21/polimer-polipropilena-pp-
acrylonitrile-butadiene-styrene-abs-dan-poliuretan/

https://industri17imafa.wordpress.com/2010/10/16/berbagai-kristal/

http://rinapuspita996.blogspot.co.id/2014/02/polimer-termoplastik-dan-
termosetting.html

http://jejakmetalurgis.blogspot.co.id/2012/03/polimer.html

http://indah-mozaeq.blogspot.co.id/2012/11/polimer.html

Anda mungkin juga menyukai