Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Konseling sebagai cabang ilmu dan praktik pemberian bantuan kepada
individu pada dasarnya memiliki pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep
yang dikembangkan dalam ilmu pengetahuan dan profesinya. Konseling
(counseling) kita kenal dengan istilah bimbingan atau konsultasi, yang secara
awam dimaknakan sebagai pemberian penerangan, informasi atau nasehat kepada
pihak lain. Dalam beberapa hal konseling tidak hanya dilakukan sekali
pertemuan untuk membantu klien yang memiliki masalah cukup berat dan
komplek.
Jadi konseling dapat dilakukan beberapa kali pertemuan secara berkelanjutan.
Konseling sebagai Hubungan Spesifik, berarti hubungan antara konselor dengan
klien merupakan unsur penting dalam konseling, hubungan yang dibangun
konselor selama proses konseling dapat menuju keberhasilan konseling,
meningkatkan keberhasilan konseling dan di lain pihak dapat pula membuat
konseling gagal. “namun demikian, hubungan konseling harus dibangun secara
spesifik dan berbeda dengan pola hubungan sosial biasa, karena konseling
membutuhkan hubungan yang diantaranya perlu adanya keterbukaan,
pemahaman, penghargaan secara positif, tanpa syarat dan empati”.
Konseling adalah membantu klien, berarti bahwa hubungan konseling tidak
bermaksud mengalihkan pekerjaan klien kepada konselor, tetapi memotivasi
klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi
masalahnya. Konseling unt mencapai tujuan hidup, berarti bahwa konseling
diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar
dari berperilaku tidak adaptif menjadi adaptif, dan belajar melakukan
pemahaman yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya “know about”
tetapi juga belajar “how to” sesuai dengan kualitas dan kuantitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari konseling dan konsultasi ?
2. Sebutkan model layanan konsutasi ?
3. Jelaskan proses layanan konsultasi ?
4. Sebutkan sikap konselor terhadap klien ?
5. Sebutkan sasaran konselor ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Konseling dan Konsultasi
2. Untuk mengetahui Model Layanan Konsultasi
3. Untuk mengetahui Proses Layanan Komsultasi
4. Untuk mengetahui Sikap Konselor Terhadap Klien
5. Untuk mengetahui Sasaran Konselor
BAB II
KONSULTASI DAN KONSELING
KONSULTASI VS KONSELING
KONSULTASI KONSELING
Konsultasi lebih banyak berhubungan Konseling adalah suatu bantuan yang
dengan usaha pemberian informasi dilakukan oleh konselor dalam
dan kegiatan pengumpulan data pertemuan tatap muka dengan seorang
tentang siswa dan lebih menekankan klien.
pada fungsi pencegahan.
Dari segi tenaga bimbingan dapat Konseling hanya dapat dilakukan oleh
dilakukan oleh semua orang dewasa tenaga-tenaga yang telah terlatih dan
(orang tua, guru, wali kelas, kepala terdidik karena sifat dan kegiatannya
sekolah) kepada individu (siswa) yang sangat khas sehingga tidak sembarang
memerlukannya. orang bisa melakukannya.
Dari segi tujuan konsultasi merupakan Konseling merupakan usaha
suatu pelayanan khusus yang pemberian bantuan baik secara
terorganisir untuk menunjang perorangan maupun kelompok.
perkembangan klien secara optimal.
B. Model Layanan Konsultasi
Shetzer (1985) mengemukakan bahwa pelaksanaan teknik konsultasi, dapat
menggunakan model-model konsultasi, antara lain:
1. Model Caplanian.
Pelopor teori ini adalah Gerald A.Caplan. Dalam model ini, konsultan
mengassesmen, mendiskusukan, dan memberikan saran tentang kasus
tertentu. Model ini identik dengan tugas seorang dokter dan menunjukkan
adanya aktivitas pemberdayaan bagi konsultee. Proses dari model ini
meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
a. Konsultan membuat Diagnosis.
b. Konsultan membuat rekomendasi dari hasil diagnosis.
c. Konsultan menyampaikan hasil rekomendasi kepada konsultee.
d. Konsultee melaksanakan rekomendasi.
e. Konsultan sekali-kali bertemu dengan klien dengan tujuan untuk croos
check/ memeriksa apakah konsultee telah menjelankan rekomendasi
yang telah diberikan.
E. Sasaran Konselor
Dalam konteks ini, sasaran konseling seharusnya adalah membantu klien
dalam mewujudkan satu perubahan dalam cara pandangnya dan mendapatkan
kemampuan untuk menguasai situasi- situasi problemalitas dalam hidup. Ini
tidak berarti bahwa masalah- masalah akan terpecahkan dengan sendirinya,
tetapi bahwa klien dapat membuat suatu keputusan- keputusan tentang apa yang
mereka ingin lakukan sendirinya.
Konselor akan lebih terbantu mendorong klien atau keluarga agar terus
menjalani konseling, untuk menemukan seberapa besar kekuatan klien dan dapat
mengubah sebutan kelemahan menjadi keberanian. Suatu keluarga yang
menjalani konseling ataupun konsultasi, wajar apabila merasa kehilangan muka
dan akan merasa terbebani dengan cap sebagai keluarga lemah atau keluarga
yang bermasalah yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Yang dibutuhkan
oleh keluarga itu adalah bahwa mereka dianggap sebagai keluarga yang berani
dan memiliki cukup kekuatan untuk menghadapi masalah mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konseling sebagai cabang ilmu dan praktik pemberian bantuan kepada
individu pada dasarnya memiliki pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep
yang dikembangkan dalam ilmu pengetahuan dan profesinya. Konseling
(counseling) kita kenal dengan istilah bimbingan atau konsultasi, yang secara
awam dimaknakan sebagai pemberian penerangan, informasi atau nasehat kepada
pihak lain. Konseling adalah membantu klien, berarti bahwa hubungan konseling
tidak bermaksud mengalihkan pekerjaan klien kepada konselor, tetapi
memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam
mengatasi masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA