Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RASIONAL USE OF ENERGI

DESIGN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER

Nama : Silmi Muharam

NIM : 141734028

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2017
I. Tujuan

 Mendesign shell and tube berdasarkan data yang ada

 Mengetahui parameter-parameter performansi pada shell and tube

 Menentukan design yang paling sesuai

II. Dasar Teori

Standard of Turbular Exchanger Manufactures Association (Ir. Tunggul

M. Sitompul, S.E., M.Sc., 1993) menglompokan heat exchanger berdasarkan

pemakaian menjadi 3 kelompok yaitu:

a. Alat Penukar Kalor Kelas “R”, yang dipergunakan pada industri minyak

dan peralatan yang berhubungan proses tersebut.

b. Alat Penukar Kalor Kelas “C”, yang dipergunakan pada keperluan

komersial atau general purpose dengan didasarkan pada segi ekonomis

dan ukuran kecil.

c. Alat Penukar Kalor Kelas “B” yang banyak dipergunakan pada proses

kimia.

Alat penukar kalor kelas “R”, kelas “C”, dan kelas “B” ini, semuanya

adalah alat penukar kalor yang tidak dibakar (unfired Shell and tube), tidak sama

dengan ketel uap. Berikut contoh dari beberapa jenis alat penukar kalor standar

TEMA seperti gambar berikut ini.


Gambar Alat Penukar Kalor Tipe AES

Komponen – Komponen Alat Penukar Kalor

Dalam penguraian – penguraian komponen – komponen alat penukar kalor

jenis shell and tube akan dibahas beberapa komponen yang sangat berpengaruh

pada konstruksi alat penukar kalor. Untuk lebih jelasnya disini akan dibahas

beberapa komponen dari alat penukar kalor jenis shell and tube.

 Shell

Konstruksi shell sangat ditentukan oleh kapasitas dan keadaan tubes

yang akan ditempatkan didalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang

berukuran besar atau pelat baja yang dirol. Shell merupakan badan dari alat

penukar kalor, dimana terdapat tube bundle. Untuk temperature kerja yang

tinggi kadang – kadang shell dibagi dua sambungan dengan sambungan

ekspansi. Pada gambar dibawah ini dapat dilihat rancangan atau design untuk

alat penukar kalor shell and tube sesuai dengan standar TEMA.
Gambar Rancangan Alat Penukar Kalor Shell and Tube
 Tube

Tube merupakan bidang pemisah antara dua fluida yang mengalir, dan

sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Pada umumnya flow fluida yang

mengalir di dalam tube lebih kecil dibandingkan dengan flow fluida yang

mengalir di dalam shell. Ketebalan dan material tube harus dipilih berdasarkan

tekanan operasi dan jenis fluidanya. Agar tidak mudah bocor dan korosi akibat

aliran fluida yang mengalir di dalam tube. Adapun tipe susunan tube berdasarkan

TEMA seperti gambar berikut ini.

Gambar Tipe Susunan Tube Alat Penukar Kalor

Susunan tube segitiga sangat popular dan sangat baik dipakai

melayani fluida kotor / berlumpur atau yang bersih. Pembersihan tube dilakukan

dengan cara kimia (chemical cleansing). Koefisien perpindahan panasnya lebih

baik dibandingkan susunan pipa bujur (in – line square pitch). Susunan tube

segitiga banyak dipergunakan dan menghasilkan perpindahan panas yang baik


per satu satuan penurunan tekanan (per unit pressure drop), disamping itu

letaknya lebih kompak.

Susunan tube bujur sangkar membentuk 900 (in – line square pitch)

banyak dipergunakan, dengan pertimbangan seperti berikut :

a. Apabila penurunan tekanan (pressure drop) yang terjadi pada alat penukar

kalor itu sangat kecil.

b. Apabila pembersihan yang dilakukan pada bagian luar tube adalah dengan

cara pembersihan mekanik (mechanical cleansing). Sebab pada susunan

seperti ini terdapat celah antara tube yang dipergunakan untuk

pembersihannya.

c. Susunan ini memberikan perilaku yang baik, bila terjadi aliran turbulen,

tetapi untuk aliran laminar akan memberikan hasil yang kurang baik.

Susunan tube yang membentuk 450 atau susunan belah ketupat

(diamond square pitch) baik dipergunakan pada kondisi operasi yang penurunan

tekanan kecil, tetapi lebih besar dari penurunan tekanan jenis bujur sangkar.

Selain itu susunan tube ini relatif lebih baik dibanding susunan tube yang

membentuk 300 terhadap aliran.

 Baffle

Baffles atau sekat – sekat yang dipasang pada alat penukar kalor

mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

a. Struktur untuk menahan tube bundle

b. Damper untuk menahan atau mencegah terjadinya getaran pada tube


c. Sebagai alat untuk mengontrol dan mengarahkan aliran fluida yang mengalir

di luar tube (shell side)

Ditinjau dari segi konstruksi, sekat itu dapat diklasifikasikan dalam 4

kelompok yaitu:

a. Sekat pelat berbentuk segment (segmental baffle plate)

b. Sekat batang (rod baffle)

c. Sekat mendatar atau longitudinal baffle

d. Sekat impingement (impingement baffl)

Gambar Sekat Batang (Rod Baffle)

Gambar Sekat Longitudinal (Longitudinal Baffle)

Tube Sheet

Tube sheet atau pelat tube merupakan bagian alat penukar kalor untuk

tempat mengikat tube. Pelat dilubangi dengan diameter lebih besar dari diameter

luar tube. Tube dimasukkan ke dalam lubang tersebut, lalu diikat. Cara
pengikatannya bermacam – macam, seperti pengikatan roll, weld, dan lain – lain.

Untuk menghindari kebocoran dari sisi shell ke sisi tube, maka tube sheet sering

dibuat ganda (double sheet). Tube sheet dapat dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu:

a. Pelat tube stationer (stationary tube sheet)

b. Pelat tube mengambang (floating tube sheet).

III. Spesifikasi Shell And Tube

Spesifikasi Pada Shell

Material = Plain Carbon Steel

Diameter dalam (IDs) = 389 mm

Jarak antar baffle (B) = 150 mm

Temperatur fluida masuk (T1) = 127 oC

Temperatur fluida keluar (T2) = 80 oC

Kapasitas produksi per jam = 81720.4 kg/hr = 34.32 m3

Fluida yang digunakan = oil

Jumlah passes (n) = 6 pass

SG fluida = 0,8004

Kecepatan aliran = 1.92 m/s

Spesifikasi Pada Tube

Material = Plain Carbon Steel

Diameter luar (ODt) = 25.4 mm

Pitch (Pt) = 23.9 mm

Jumlah tube (Nt) = 78 buah


Panjang tube (L) = 6.096 m

Temperatur fluida masuk (t1) = 20 oC

Temperatur fluida keluar (t2) = 46 oC

Fluida yang digunakan = water

SG fluida = 1.0004

Jumlah passes (n) = 6 pass

Kapasitas produksi per jam = 66708.3 kg/hr = 28.017 m3

IV. Langkah – langkah percobaan

a. Buka HTRI dan klik menu File dan pilih new shell and tube Exchanger

b. Lalu muncul kotak dialog berikut dan isikan datanya sesuai dengan spesifikasi

shell and tube dimana bagian HOT fluid adalah solar (pada shell) dan bagian

Cold adalah crude oil (pada tube)


c. Data yang wajib di isi adalah yang dilingkar kotak merah. Sehingga laju alir

massa dan wall thickness perlu dicari.

Shell:

34.32 𝑚3
𝑄𝑜𝑖𝑙 = = 34.32 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
1 𝑗𝑎𝑚

 oilSG oil x  airdimana  air = 1000 kg/m 3


 oil0.8004 x 1000 kg /m 800.4 kg /m
3 3

ms Q oil x  oil

ms m3 x 800.4 kg /m = 27469.72 kg/jam


3

Tube:

28.017 𝑚3
𝑄𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑜𝑖𝑙 = = 28.017 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
1 𝑗𝑎𝑚

 water1000 kg/m 3

ms Q oil x  water

ms m3 /jam x 1000 kg /m = 28017 kg/jam


3

Wall thickness diketahui dari table berikut dengan BWG 16 dan OD 1 in

adalah 0.065 in.

d. Isi kembalai parameter yang dilingkari kotak merah dengan parameter yang

sudah dihitung tadi.


e. Isi nama fluida berikut

Pada Hot Fluida


h. Pada Cold fluida

f. Pada T & P baik hot fluida maupun cold fluida diisi T1 dengan Temperatur

terendah T2 dengan Tc dan T3 dengan temperature maksimum.


g. Isi sub property grid masih pada hot / cold fluida, yaitu konduktivitas,

Densitas, Cp, dan viskositas pada suhu Tc yaitu T2.


h. Setelah selesai tekan run case dibawah menu.

V. Pengujian dan Pembahasan

Setelah di run case muncul dialog kotak berikut:


Dari gambar tersebut terlihat jelas bahwa exchanger performance memiliki overdesign -

29.33%. Artinya design tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan proses. Hal

tersebut perlu ditambah kapasitas agar overdesign -29.33% naik menjadi positif atau nol

(lebih baik).

Salah satu caranya adalah dengan mengubah panjang tube menjadi lebih panjang dari

sebelumnya sehingga kapasitasnya lebih besar. Berikut pengujiannya dengan mengubah

panjang tube:

Panjang Tube (m) Over design (%)


6.096 -29.33
7.315 -14.14
8.534 1.13
Dari hasil pengujian di atas diperoleh bahwa design yang paling sesuai adalah saat over

design 1.13 % yaitu dengan mengubah panjang tube menjadi 8.534 m. Seperti hasil pada

gambar berikut:
Dengan diubah design panjang tube menjadi 8.534 m maka shell and tube nya akan

memiliki spesifikasi sebagai berikut:


VI. Kesimpulan

Design shell and tube jika sesuai dengan spesifikasi awal akan memiliki overdesign -

29.33%. Sehingga perlu ditambah kapasitas exchanger agar memenuhi design.

Penambahan kapasitas nya dengan cara mengubah panjang tube menjadi 8.543 m sehingga

overdesignnya menjadi 1.13%.


DAFTAR PUSTAKA

Chengel, Yunus A. “HeatTransfer”. McGraw-Hill. New York. 2007.

“Standars of The Tubular Exchanger Manufakturers Association”. 9th edition. Tarrytown.


New York 10591. 2007.

Anda mungkin juga menyukai