Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

SURVEI GNSS
Pengukuran GPS RTK

Disusun Oleh
Kelompok 5 A
1. Ansgarius Asa 15/390167/TK/44117
2. Faisal Budi Hermawan 15/384996/TK/43658
3. Pandu Kurnia 15/385016/TK/43678
4. Siska Nurul Inayati 15/385025/TK/43687
5. Wahyuni 15/378907/TK/42849

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
I. MATERI
Pengukuran GPS RTK

II. TUJUAN
- Mahasiswa mampu melakukan pengoperasian alat GPS RTK
- Mahasiswa mampu melakukan pengukuran dengan menggunakan GPS RTK

III. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Tanggal : 14 November 2017
Pukul : 13.00 – 15.30 WIB
Tempat : Taman Fakultas Teknik UGM

IV. DASAR TEORI


Beberapa negara maju telah meluncurkan satelit yang digunakan untuk positioning
antara lain Global Positioning System, GLONASS dan GALILEO. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan elektronika telah dikembangkan suatau receiver yang
mampu menangkap beberapa geombang satelit secara simultan GPS (setelit yang dikelola
dan diluncurkan oleh Amerika Serikat), GLONASS (satelit yang dikelola dan diluncurkan
oleh Rusia) dan GALILEO (satelit yang dikekola dan diluncurkan oleh komunitas
Negara-negara Eropa). Receiver tersebut disebut sebagai receiver GNSS. Receiver yang
berbasis satelit GNSS saat ini telah berkembang dengan pesat dan banyak digunakan oleh
barbagai Negara untuk berbagai keperluan positioning pada stasiun aktif berupa fasilitas
International Global Navigation Satellite System Services (IGS) atau Continuously
Operating Reference Stations (CORS).
IGS adalah salah satu fasilitas layanan kepada user untuk memberikan koreksi
keslahan orbit dan kesalahan sistem pencatat waktu. Pada umumnya IGS digunakan untuk
keperluan yang bersifat scientific, misalnya studi plate tectonic movement, total electronic
content, pemodelan orbit satelit, dan lain-lain. Sedangkan CORS pada umumnya
digunakan untuk berbagai kepentingan praktis (engineering purposes). Teknologi CORS
berkembang mengingat keperluan positioning metode RTK terkendala kualitas koreksi
diferensial yang semakin menurun terhadap jangkauan jarak dan juga waktu yang
digunakan untuk akuisisi data terutama setting up receiver di base station.
Maunder,2007 mengemukakan bahwa pengoperasian CORS bisa menggunakan
satu atau beberapa stasiun referensi GNSS yang beroperasi secara terus menerus (24 jam
tidak terputus). Sistem CORS terdiri atas satellite navigation positioning technology,
modern computer management technology and internet technology. Sistem ini akan
melangkapi secara otomatis dengan diversifikasi data pengamatan satelit GNSS (Carrier
phase dan Pseudo-range), koreksi diferensial, status informasi dan hal-hal yang
berhubungan dengan informasi GNSS (Roberts, dkk, 2004). Teknologi CORS secara
diagramatis dapat dilihat seperti pada gambar 4.Teklnologi CORS, sebagai base station
terdiri atas (Maunder,2007):
1) Fxed station
2). Temporary station.
Fiexed station pada umumnya didirikan di suatu bangunan yang secara permanent
dapat difungsikan dan memenuhi syarat sebagai stasiun aktif CORS.
Sedangkan temporary station pada umumnya tempatkan bangunan yang dalam jangka
waktu tertentu akan dipindah atau tidak difungsikan lagi sebagai base station karena
berbagai pertiimbangan teknis dan administrative.
CORS didesain sebagai stasiun referensi teliti yang bukan hanya memperoleh dan
menyimpan data pengukuran, tetapi juga mengirimkan sinyal koreksi yang mendukung
pengukuran GPS secara RTK (Real Time Kinematic) sehingga akurasi posisi yang
diperoleh pengguna dapat ditingkatkan hingga level sentimeter (Chen, 2004). Survei
metode RTK terdiri atas base dan rover station, dengan receiver yang ada base station
tidak berubah posisi antenanya selama melakukan pengukuran sedang receiver yang
berfungsi sebagai rover dipindah-pindahkan sesuai untuk positioning yang direncanakan.
Sinyal koreksi dikirimkan oleh CORS menggunakan metode NTRIP (Networked
Transport of RTCM via Internet Protocol) melalui jaringan internet ke rover
station (Blacker, 2010). Metode survei pengukuran menggunakan GNSS CORS secara
RTK dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, diantaranya adalah penentuan posisi titik
dan pemantauan pergerakan titik yang terletak pada pada lokasi tertentu (disebut
kemudian dengan rover station) dari sebuah stasiun kontrol yang terletak jauh dari titik
yang dipantau (monitor station).
Persoalan utama yang dihadapi pada survei GPS dengan metode RTK adalah
kualitas dan kemampuan penerimaan koreksi diferensial dan jarak dari base station ke
rover station.Rizos dan Cranenbroeck (2006) menyatakan bahwa semakin jauh jarak
antara base ke rover station (kurang dari 20 Km) maka kualitas penerimaan koreksi
diferensial semakin berkurang (less precision). Kualitas koreksi diferensial dipengaruhi
oleh orbit error, ionospheric dan tropospheric signal refraction Roberts dkk (2004).
Citra Satelit merupakan hasil dari pemotretan/perekaman alat sensor yang
dipasang pada wahana satelit ruang angkasa dengan ketinggian lebih dari 400 km
dari permukaan bumi.Jenis Citra Satelit berdasarkan tingkat resolusi spasial
Kemampuan sensor dalam merekam obyek terkecil pada tiap pikselnya ini disebut
dengan resolusi spasial.

V. LANGKAH KERJA
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada saat pengukuran adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan dan mengecek kondisi alat yang akan digunakan.
2. Menentukan lokasi pengukuran, yaitu pada taman fakultas teknik UGM

3. Memasang antena rover dengan pole.


4. Mengaktifkan rover GPS dan controller dengan menekan tombol power.
5. Mengaktifkan bluetooth pada rover GPS, caranya dengan memilih pilihan
Model and Comunication pada layar GNSS Profile

lalu memilih reciever yang akan dihubungkan beserta seri devicenya, lalu
menekan pilihan Connect yang terdapat pada pojok kiri bawah untuk
menyambungkan

kemudian menunggu sampai muncul tanda bahwa receiver dan Controller


sudah terkoneksi atau sampai tombol indikator bluetooth berwarna biru
6. Menentukan Base Address yang akan digunakan pada Data Source di Mobile
Setting yaitu :
Username : bpn1
Password : bpn1
Port :1330
Address : 202.162.36.162
lalu menekan icon centang

7. Memastikan rover terhubung dengan internet dengan cara memilih salah satu
nama jaringan internet yang muncul pada jendela Link Configure, lalu mengisi
passwordnya  menekan Connect  maka rover akan terhubung dengan
internet.

8. Membuat job baru dengan cara  memilih Project Manager  memberi


nama job lalu mengatur deskripsi yang diinginkan.
9. Memilih menu survei model untuk memulai pengukuran.
10. Akan muncul tampilan seperti dibawah ini  memilih antena untuk mengatur
tinggi antena pada saat pengukuran  lalu menekan RTK float untuk memulai
pengukuran.

11. Pada saat pengukuran, tampilan layar akan tampak seperti berikut :
Lalu menekan pilihan Store position yang terletak pada pojok kiri bawah
untuk menyimpan data posisi titik apabila sudah mencapai ketelitian yang
bagus.
12. Akan muncul jendela Store Point, maka dapat dilakukan editing point Id yang
terekam sesuai dengan penamaan titik yang diinginkan, lalu menekan centang
pada pojok kiri bawah.

13. Melanjutkan pengukuran pada titik-titik yang akan diukur.


14. Setelah semua titik yang terukur dan terekam, dapat dilihat koordinat titik
terukur pada opsi Data Manager  memilih nama job yang telah dibuat pada
awal praktikum  terdapat List Coordinate.
Setelah proses pengukuran, maka dilakukan plotting titik-titik koordinat hasil
pengukuran pada citra. Adapun langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan citra tegak (citra orto) wilayah UGM.

2. Membuka software ArcGIS.


3. Melakukan Add data koordinat hasil ukuran yang telah disimpan dalam format
.csv.
4. Melakukan input data citra UGM Orto.
5. Melakukan layouting.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Titik Easting (m) Northing (m) Elevation (m)
1 430842.036 9141576.402 162.037
2 430842.361 9141577.031 159.805
3 430843.848 9141581.455 159.749
4 430843.016 9141582.870 159.776
5 430831.168 9141586.455 159.800
6 430829.854 9141585.848 159.763
7 430828.472 9141581.242 159.793
8 430829.178 9141579.836 159.718

Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran suatu bidang yang diukur
posisi setiap sudutnya hingga membentuk atau memodelkan suatu bidang dengan
menggunakan GNSS metode RTK NTRIP (Global Navigation Satellite System Real
Time Kinematic Networked Transport of RTCM via Internet Protocol ).
Penentuan posisi dengan menggunakan metode RTK NTRIP adalah penentuan
posisi secara relatif karena penentuan posisi suatu titik relative (Rover)
membutuhkan titik lain (Base) yang telah diketahui koordinatnya sebagai referensi.
Oleh karena itu setiap pengukuran koordinat titik menggunakan GNSS metode RTK
NTRIP harus menggunakan minimal 2 buah alat GNSS, dimana 2 alat tersebut
memiliki perannya masing - masing yaitu sebagai Base atau Rover. Base yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah CORS ( Continously Operating Reference
System) yang terdapat di daerah kabupaten Bantul dengan user ID adalah BPN1
dengan Base Adress yaitu 202.162.36.162:1330. CORS tersebut merupakan jaring
kerangka geodetic aktif berupa stasiun permanen yang dilengkapi dengan receiver
yang dapat menerima sinyal dari satelit GNSS yang beroperasi secara kontinyu
selama 24 jam. CORS digunakan sebagai referensi yang menyediakan data posisi
secara real time ataupun post – processing dan menyediakan jaringan terbuka agar
data – data posisi yang dihasilkan dapat diakses secara aktif oleh pengguna.
Untuk mendapatkan data posisi secara real time tersebut diperlukan
sambungan internet atau jaringan internet sehingga pada praktikum yang dilakukan
kali ini diperlukan kartu SIM (Subscriber identity module ) dengan jenis provider
bebas atau mobile provider IP network yang berbeda yang sudah dapat tersambung ke
jaringan internet. Pada saat pengukuran metode RTK NTRIP dilakukan, Sinyal dari
satelit GNSS diterima oleh Base Station, yaitu CORS lalu sinyal tersebut dipancarkan
dan diterima oleh Rover pada media sambungan internet pada rentang waktu tertentu
hingga mencapai data yang didapatkan bersifat fix. Rentang waktu untuk mencapai
data yang fix bergantung pada kualitas jaringan yang disediakan oleh provider yang
digunakan pada saat pengukuran. Pada praktikum kali ini,jenis provider yang
digunakan pada saat pengukuran adalah Telkomsel 3G, dimana rentang waktu untuk
mencapai data yang fix dibutuhkan waktu rata – rata 2 menit dalam satu pengukuran
titik. Oleh karena itu, kualitas jaringan provider merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kecepatan pengambilan data pada pengukuran metode RTK NTRIP
sedangkan untuk faktor yang mempengaruhi kualitas data biasanya sama dengan jenis
metode pengukuran GNSS lainnya, yaitu efek multipath, Obstruksi, dan lain
sebagainya. Keunggulan dari pengukuran dengan GNSS metode RTK NTRIP ini
adalah Rover atau pengguna dapat menerima koreksi NRTK ( Network Real Time
Kinematic ) tanpa harus memasang base station atau stasiun referensi sendiri.
Koordinat hasil pengukuran dapat diplot ke dalam citra dengan bantuan
software Arcgis sehingga membentuk bidang yang dipetakan. Bidang yang terbentuk
dari koordinat GPS dapat dibandingakan dengan gambar citra satelit. . Jika bidang
hasil ploting koordinat tidak sesuai atau berbeda dengan bentuk bidang pada gambar
citra satelit dimungkinkan koordinat yang didapat berasal dari pengukuran GPS yang
kurang tepat atau jelek. Koordinat yang dihasilkan dari pengukuran seperti itu bisa
disebabkan oleh data ukuran yang masih float atau mengandung banyak kesalahan
yang belum terkoreksi secara baik.
Berikut hasil plotingan citra satelit:
Bisa dilihat pada gambar diatas hasil plotingannya kurang tepat atau cukup
jauh seperti koordinat 1,2 dan 6 karena kualitas data ukuran yang jelek. Jika
perbedaan yang didapatkan pada saat ploting di citra satelit cukup kecil atau hanya
beberapa cm dari citra tersebut masih dianggap memenuhi standar dan bisa digunakan
karena pengukuran dengan hasil koordinat GPS yang fix pun masih mengandung
kesalahan yang lebih kecil dibandingkan float.

VII. KESIMPULAN
Dalam pengukuran GPS menggunakan metode RTK NTRIP bisa didapatkan
koordinat float maupun fix tergantung oleh jaringan internet ke CORS, obstruksi
yang ada dan lain sebagainya. Hasil koordinat yang diperoleh dapat dibandingkan
dengan citra satelit dari area yang dipetakan untuk mengetahui kualitas data
koordinat dari hasil pengukuran GPS.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


http://garner.ucsd.edu/pub/rinex/2016/. Diakses pada 21 November 2017.
https://www.unavco.org/software/data-
processing/teqc/doc/UNAVCO_Teqc_Tutorial.pdf. Diakses pada 21 November
2017.
http://citrasatelit.net/pengertian-citra-satelit/. Diakses pada 21 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai