Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yaitu Hipertensi. penyakit darah
tinggi yang dalam istilah medis disebut Hipertensi dianggap sebagai penyakit
serius karena dampak yang ditimbulkan sangat luas, bahkan dapat berakhir pada
kematian. Gejala Hipertensi juga dijuluki sebagai silent killer, karena dapat
mengakibatkan kematian mendadak bagi penderitanya. Kematian terjadi akibat
dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain yang diawali oleh hipertensi.
Penyakit-penyakit tersebut di antaranya sebagai berikut kerusakan ginjal, serangan
jantung, stroke, glaukoma, disfungsi ereksi, demensia serta alzheimer (Sativa,
2013).

Hipertensi merupakan penyakit yang proses perawatan nya cukup sulit untuk
dilakukan Askep dan juga dalam menulis LP Hipertensi, karena pada dasarnya
tidak diketahui penyebab pasti hipertensi oleh penderita karena kurangnya
pengetahuan klien terhadap penyakit hipertensi. Sebagian besar timbul tanpa
gejala yang khas terkait penyakit hipertensi itu sendiri. Penderita hipertensi
biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung. Pada klien hipertensi sering
terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan dengan waktu yang lama, diet, olah
raga, merokok, minuman yang mengandung alkohol. Dampak masalah terhadap
keluarga akan merepotkan dalam memberikan perawatan, pengaturan diet
manambah beban biaya hidup yang terus-menerus. Dampak lain terhadap
masyarakat yaitu dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan
terjadi perubahan peran dalam masyarakat, selain itu akan menimbulkan
kecemasan terhadap masyarakat dan akan terjadi ancaman kehilangan salah satu
anggotanya (Sativa, 2013).
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hipertensi secara umum ?


2. Mengapa hipertensi dapat terjadi ? apa penyebabnya ?
3. Apa saja jenis-jenis hipertensi ?
4. Aa saja tanda dan gejala hipertensi ?
5. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan hipertensi?

C. Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah :


1. Untuk membantu masyarakat mengetahui apa itu hipertensi.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya hipertensi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis hipertensi.
4. Membantu mengetahui tanda dan gejala hipertensi.
5. Membantu mengetahui pengobatan dan pencegahan hipertensi.

D. Manfaat

Untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang penyakit


hipertensi,apa saja tanda gejala,penyebab hipertensi serta cara pengobatan dan
pencegahannya.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS ASKEP HIPERTENSI

A. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler


B. LP Konsep Kasus Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan


konsisten diatas 140/90 mmHg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada
peningkatan tekanan darah yang hanya sekali, tekanan darah harus diukur dalam
posisi duduk dan berbaring (Barbadero, 2005. Hal 49).

Hipertensi didefenisikan sebagai tekanan darah yang interminten atau terus-


menerus diatas 140/90 mmHg karena fluktuasi tekanan darah terjadi antar
individu dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan ansietas (Marrelli.
2008. Hal 125).

Sedangkan menurut Graber (2005. Hal 103) hipertensi didefenisikan sebagai


rekanan darah sistolik yang menetap diatas atau sama dengan 140mmHg atau
tekanan darah diastolik yang menetap diatas atau sama dengan 90 mmHg.

2. Etiologi Hipertensi
Menurut Brooker (2009) penyebab yang mendasari hipertensi tidak diketahui pada
sebagian besar pasien (lebih dari 95%) dan disebut hipertensi esensial. Etiologi
hipertensi terdiri atas multifaktor – faktor yang berkaitan dengan hipertensi
meliputi obesitas, diabetes, asupan garam (natrium) tinggi, penyalahan alkohol
dan merokok. Faktor genetik juga memegang peranan. Kelompok ras tertentu
memiliki prevalensi hipertensi lebih tinggi, seperti Afrika, Amerika dan Jepang.
Tekanan darah meningkat seiring usia dan hipertensi jarang terjadi pada kelompok
usia dibawah 25 tahun, kecuali mereka mengalami penyakit primer, seperti gagal
ginjal (Brooker, 2009).

3. Patofisiologi LP Hipertensi
Adapun patofisiologi hipertensi yang dikemukakan oleh Brasher (2007) ialah
sebagai berikut :
a. Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara faktor genetik
dan lingkungan yang dihubungkan oleh pejamu mediator neuro-hormonal.
b. Secara umum disebabkan oleh peningkatan tahanan perifer dan atau
peningkatan volume darah.
c. Gen yang berpengaruh pada hipertensi primer (faktor herediter diperkirakan
meliputi 30% sampai 40% hipertensi primer) meliputi reseptor angiotensin II, gen
angiotensin dan rennin, gen sintetase oksida nitrat endothelial; gen protein
repseptor kinase G; gen reseptor adrenergis; gen kalsium transpor dan natrium
hydrogen antiporter (mempengaruhi sensivitas garam); dan gen yang berhubungan
dengan resistensi insulin, obesitas, hiperlipidemia, dan hipertensi sebagai
kelompok bawaan.
d. Teori terkini mengenai hipertensi primer meliputi:
1) Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis (SNS)
a) Respon maladaptive terhadap stimulasi saraf simpatis.
b) Parubahan gen pada reseptor ditambah kadar katekolamin serum yang menetap.
2) Peningkatan aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron (RAA)
a) Secara langsung menyebabkan vasokontriksi tetapi juga meningkatkan aktivitas
SNS dan menurunkan kadar prostaglandin vasodilator dan oksida nitrat.
b) Memediasi remodeling arteri ( perubahan structural pada dinding pembuluh
darah).
c) Memediasi kerusakan organ akhir pada jantung (hipertrofi), pembuluh darah
dan ginjal.
3) Defek pada transpor garam dan air
a) Gangguan aktivitas peptida natriuretik otak (brain natriuretik peptide, BNF),
peptida natriuretik atrial (atrial natriuretik peptide, ANF), adrenomedulin,
urodilatin dan endotelin.
b) Berhubungan dengan asupan diet kalsium, magnesium, dan kalium yang rendah.
4) Interaksi komplek yang melibatkan resistensi insulin dan fungsi endotel.
a) Hipertensi sering terjadi pada penderita diabetes, dan resistensi insulin di
temukan pada banyak pasien hipertensi yang tidak memiliki diabetes klinis.
b) Resistensi insulin berhubungan dengan penurunan pelepasan endothelial oksida
nitrat dan vasodilator lain serta memengaruhi fungsi ginjal.
c) Resistensi insulin dan kadar insulin yang tinggi meningkatkan aktivitas SNS dan
RAA.

4. Gambaran Klinis Pada Askep Hipertensi


Menurut Davey (2005) gambaran klinis pada hipertensi biasanya asimtomatik,
sampai terjadi kerusakan organ target. Sebagian besar nyeri kepala pada hipertensi
tidak berhubungan dengan Tekanan Darah. Fase hipertensi yang berbahaya biasa
ditandai oleh nyeri kepala dan hilangnya penglihatan (papiledema). Gejala
hipertensi sangat bervariasi, mulai dari yang tanpa gejala, atau dengan keluhan
ringan seperti pusing-pusing, sakit kepala. Sebagian penderita mungkin mengeluh
tegang-tegang di belakang leher, sesak napas bila melakukan aktivitas, dan ada
yang langsung terjadi serangan stroke dan atau gagal jantung.

5. Penatalaksanaan LP Askep Hipertensi


Tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan hipertensi adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap
program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan
kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Muttaqin & arif 2009).

6. Komplikasi LP askep Hipertensi


Menurut Dalimartha, dkk. (2008) Penderita hipertensi berisiko terserang penyakit
lain yang timbul kemudian. Beberapa penyakit yang timbul sebagai akibat
hipertensi di antara nya sebagai berikut :

a. Penyakit jantung koroner


Penyakit ini sering di alami penderita hipertensi sebagai akibat terjadi nya
pengapuran pada dinding pembuluh darah jantung. Penyempitan lubang
pembuluh darah jantung menyebab kan berkurang nya aliran darah pada beberapa
bagian otot jantung. Hal ini menyebab kan rasa nyeri di dada dan dapat berakibat
gangguan pada otot jantung. Bahkan, dapat menyebab kan timbul nya serangan
jantung.

b. Gagal jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk
memompa darah. Kondisi itu berakibat otot jantung akan menebal dan
merenggang sehingga daya pompa otot menurun. Pada akhir nya dapat terjadi
kegagalan kerja jantung secara umum. Tanda-tanda ada nya komplikasi yaitu
sesak napas, napas putus-putus (pendek), dan terjadi pembengkakan pada tungkai
bawah serta kaki.

c. Kerusakan pembuluh darah otak


Beberapa penelitian di luar negeri mengungkapkan bahwa hipertensi menjadi
penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah otak. Ada dua jenis kerusakan
yang di timbulkan yaitu pecahnya pembuluh darah dan rusaknya dinding
pembuluh darah. Dampak akhirnya, seseorang bisa mengalami stroke dan
kematian.

d. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa di mana ginjal tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi, yaitu
nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi
pada hipertensi yang berlangsung lama sehingga terjadi pengendapan fraksi-fraksi
plasma pada pembuluh darah akibat proses menua. Hal itu akan menyebabkan
daya permeabilitas dinding pembuluh darah berkurang. Adapun nefrosklerosis
maligna merupakan kelainan ginjal yang di tandai dengan naiknya tekanan
diastole di atas 130 mmHg yang di sebabkan terganggunya fungsi ginjal.
BAB III

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS ASKEP HIPERTENSI

A. Asuhan Keperawatan Hipertensi Secara Teoritis


Menurut Wijayaningsih (2013, hal. 113) asuhan keperawatan pada klien
Hipertensi dilaksanakan melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari :
1. Pengkajian Teori Pada Hipertensi
Pengkajian keperawatan pada klien hipertensi dalam Askep LP Hipertensi
dilakukan dengan cara berikut, dan mendapatkan data-data sebagai berikut :

a. Aktivitas atau Istirahat


kelemahan, letih, nafas pendek, frekuensi jantung tinggi, takipne, perubahan irama
jantung,.

b. Sirkulasi.
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit serebrovaskular, kenaikan tekanan
darah, takikardia, distritmia, kulit pucat, cianosis, diaforesis.

c. Integritas ego
Perubahan kepribadian, ansietas, depresi, atau marak kronik, gelisah, tangisan
yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang, pernafasan maligna,
peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi
Gangguan ginjal saat ini atau masa lalu seperti infeksi, obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal.

e. Makanan/cairan
Makanan yang disukai tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual dan
muntah, perubahan berat badan obesitas, adanya edema.
f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan, orientasi pola
atau isi bicara efek proses pikir, atau memori (ingatan), Respon motorik
(penurunan kekuatan genggaman tangan), perubahan retina optic.

g. Nyeri atau kenyamanan


Angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai klaudikasi, sakit kepala, nyeri
abdomen

h. Pernapasan
Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noctural paroksisimal, riwayat merokok
batuk dengan atau tanpa sputum, distress respirasi atau penggunaan otot aksesori
pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.

i. Prioritas Keperawatan
1) Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.
2) Mencegah komplikasi
3) Memberikan infomasi tentang proses proses atau prognosis dan program
pengobatan.
4) Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi.

2. Diagnosa dan Intervensi keperawatan Pada Hipertensi


Diagnosa keperawatan yang timbul pada diagnosa keperawatan pasien dengan
hipertensi dalam LP Askep ini yang seharusnya di dapatkan menurut
Wijayaningsih (2013. Hal 113) yaitu :

a. Nyeri atau sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular


serebral.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
c. Gangguan perubahan pola nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan berlebihan kebutuhan metabolik.
d. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload dan vasokontriksi.
3. Intervensi keperawatan Pada Kasus LP Askep Hipertensi
Intervensi Askep yang direncanaka pada pasien dengan hipertensi berdasarkan
diagnosa keperawatan menurut Wijayanigsih (2013. Hal 113) adalah sebagai
berikut:

Diagnosa Perencanaan Rasional

Nyeri atau 1. Mempertahankan tirah 1. Meminimalkan


sakit kepala baring selama fase akut. stimulasi/meningkatkan
berhubungan relaksasi.
dengan 2. Berikan tindakan 2. Tindakan yang
peningkatan nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan
tekanan menghilangkan sakit kepala vaskuler serebral dan yang
vascular (kompres dingin dan tehnik memperlambat.
serebral relaksasi
3. Minimalkan aktivitas
vasokontriksi yang dapat 3. Aktivitas yang
meningkatkan sakit kepala meningkatkan
(mengejan saat BAB, batuk vasokontriksi
dan membungkuk). menyebabkan sakit kepala.
4. Kolaborasi dengan tim
dokter pemberian analgesik.
4. Menurunkan atau
mengontrol nyeri dan
menurunkan rangsang
sistem saraf simpatis.
Intoleransi 1. kaji respon pasien terhadap1. Menyebutkan parameter
aktivitas aktivitas. membantu dalam mengkaji
berhubungan respon fisiologi terhadap
dengan stress aktivitas dan bila
kelemahan ada merupakan indicator
fisik dari kelebihan kerja yang
Diagnosa Perencanaan Rasional

berkaitan dengan tingkat


aktivitas.
2. Instruksikan pasien tentang2. Tehnik menghemat
tekhnik penghematan energi energy mengurangi
(duduk saat gosok gigi, atau penggunaan energy, juga
menyisir rambu) dan membatu keseimbangan
melakukan aktivitas dengan antara suplai dan
perlahan. kebutuhan oksigen.
3. Dorongan untuk
melakukan aktivitas atau 3. Kemajuan aktivitas
perawatan diri bertahap, bertahap mencegah
berikan bantuan sesuai penningkatan kerja jantung
kebutuhan. tiba-tiba. Memberikan
bantuan hanya kebutuhan
akan mendorong
kemandirian dalam
melakukan aktivitas
Gangguan 1. Kaji pemahaman pasien 1. Kegemukan adalah
perubahan tentang hubungan antara resiko tambahan pada
pola nutrisi hipertensi dan kegemukan. tekana darah tinggikarena
lebih dari disproporsi antara
kebutuhan kapasitas aorta dan
tubuh 2. Bicarakan tentang peningkatan massa tubuh.
berhubungan pentingnya menurnkan 2. Kesalahan kebiasaan
dengan masukan kalori dan batasi makan menunjang
masukan lemak, garam, gula sesuai terjadinya atero sklerosis
berlebihan indikasi. dan kegemukan, yang
kebutuhan merupakan predisposisi
metabolik untuk hipertensi dan
Diagnosa Perencanaan Rasional

3. Tetapkan keinginan pasien komplikasinya.


menurunkan berat badan. 3. Motivasi untuk
penurunan berat badan
adalah internal. Individu
harus berkeinginan untuk
menurunkan berat badan,
bila tidak maka program
4. Kaji ulang masukan kalori sama sekali tidak berhasil.
harian dan pilihan diet. 4. Mengidentifikasi
kekuatan atau kelemahan
dalam program diit
terakhir, membantu
menentukan kebutuhan
individu untuk
5. Kolaborasi dengan ahli gizi penyesuaian atau
sesuai indikasi. penyuluhan
5. Memberikan konseling
dan bantuan dnegan
memenuhi kebutuhan diet
individual.

Risiko tinggi1. Pantau tekanan darah untuk1. Perbandingan dari


terhadap evaluasi awal. tekanan memberikan
penurunan gambaran yang lebih
curah lengkap tentang
jantung keterlibatan/bidang
berhubungan2. Catat keberadaan, kualitas masalah vascular.
dengan denyutan sentral dan perifer. 2. Denyutan karotis,
peningkatan jugularis, radialis dan
Diagnosa Perencanaan Rasional

afterload dan3. Auskultasi tonus jantung femoralis mungkin


vasokontriksi dan bunyi nafas. teramati/terpalpasi.
3. S4 terdengar pada pasien
hipertensi berat krena ada
hipertropi atrium
(penigkatan volume atau
tekanan atrium),
perkembangan S3
menunjukkan hipertropi
4. Berikan lingkungan tenang, ventrikel atau kerusakan
nyaman, kurang fungsi
aktivitas/keributan 4. Membantu untuk
lingkungan. menurunkan rangsang
5. Berikan lingkungan yang simpatis.
tenang, nyaman, kurangi 5. Membantu menurunkan
aktivitas atau keributan dan rangsang simpatis dan
batasi jumlha pengunjung dan meningkatkan relaksasi.
lamanya tinggal.
4. Implementasi Pada klien dengan Hipertensi
Menurut Carpenito (2009, hal 57). komponen implementasi dalam proses
keperawatan mencakup penerapan keterampilan yang diperlukan untuk
mengimplentasikan intervensi keperawatan. Keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk implementasi biasanya berfokus pada

a. Melakukan aktivitas untuk klien atau membantu klien.


b. Melakukan pengkajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah baru atau
memantau status masalah yang telah ada
c. Memberi pendidikan kesehatan untuk membantu klien mendapatkan
pengetahuan yang baru tentang kesehatannya atau penatalaksanaan gangguan.
d. Membantu klien membuat keputusan tentang layanan kesehatannya sendiri
e. Berkonsultasi dan membuat rujukan pada profesi kesehatan lainnya untuk
mendapatkan pengarahan yang tepat.
f. Memberi tindakan yang spesifik untuk menghilangkan, mengurangi, atau
menyelesaikan masalah kesehatan.
g. Membantu klien melakukan aktivitasnya sendiri
h. Membantu klien mengidentifikasi risiko atau masalah dan menggali pilihan yang
tersedia.

5. Evaluasi Pada Pasien Dengan Hipertensi


Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat harusnya memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam memahami respons terhadap intervensi keperawatan,
kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta
kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil
(Hidayat, 2008. hal; 124).

A. Laporan (LP) Pengkajian Askep Pada Pasien Hipertensi


1. Biodata
Nama Ny. T, tempat tinggal Blang Gurah, umur 60 tahun, jenis kelamin
perempuan, pekerjaan petani, suku bangsa Aceh, bahasa utama bahasa Aceh,
sumber data klien, jam pencacatan 08.30 wib.
keluarga yang bertanggung jawab : Tn. D, hubungan dengan klien Anak kandung
klien. umur 31 tahun, pekerjaan wiraswasta.

2. Data riwayat masuk


Keluhan masuk :
Tanggal masuk 29 April 2016 pada jam 15.30 Wib tiba di RS dibawa dengan
mobil sewa, BB: 57 kg, TB: 163 cm, tekanan darah 160/90mmHg, temp 370C, RR
18 kali permenit, pols 94 kali permenit.
Keluhan utama : kepalanya nyeri, jantungnya berdebar-debar.
Riwayat keluhan :
Data tanggal 30 April 2014: Klien mengatakan merasa kaku kuduk pada pagi dan
malam hari dan juga merasa sakit kepala dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang),
jantungnya terasa berdebar-debar dan mudah lelah apabila beraktivitas, sehingga
mengakibatkan klien merasa seperti mau jatuh ketika klien berjalan tidak dengan
dibantu oleh orang lain, nafsu makan klien menurun setelah beberapa hari
mengalami pusing-pusing dan kaku kuduk yang dialaminya.

3. Alergi dan reaksi


Klien mengatakan tidak ada alergi dengan makanan maupun obat-obatan yang
pernah diminum atau dimakan.

4. Obat/pengobatan
Sebelumnya klien sudah berobat di puskesmas namun tidak ada perubahan maka
pada tanggal 29 April 2014 klien dibawa ke Rumah Sakit Palang Merah
Indonesia. Dan klien mendapat obat dari puskesmas sebelum dibawa ke rumah
sakit, nama obatnya : captrofil dosis 2x1 (25 mg), antacid syrup dosis 3x1,
vitamin B comp dosis 3x1 dan cara mendapat obat tersebut melalui resep dokter di
puskesmas.
5. Riwayat penyakit
Klien mengatakan bahwa mempunyai riwayat penyakit darah tinggi semenjak
klien berusia 45 tahun.
Klien mengatakan sebelumnya pernah ada anggota keluarga yang yang
mempunyai riwayat hipertensi seperti klien yaitu ayah Ny. T, namun ayah klien
sudah meninggal.

Genogram Keluarga Pasien Ny.T dengan Hipertensi menunjukkan Tidak Ada


Anggota keluarga yang pernah menderita masalah darah tinggi atau hipertensi :

6. Alat perlengkapan/bantuan yang digunakan special


Klien tidak menggunakan alat bantu seperti kursi roda, kaca mata, gigi palsu,
lensa kontak, atau alat bantu dengar dan lain-lain.

7. Riwayat psikososial
Sehubungan dengan penyakitnya klien tidak mengalami stress yang serius. Klien
menganggap ini sudah kehendak yang kuasa, mekanisme koping klien dengan
selalu berdoa agar cepat sembuh dan klien memiliki support system dari keluarga
yang selalu menemui dan menemani klien, mendukung dan memberi motivasi
pada klien agar cepat sembuh klien tidak merasa cemas, klien tidak merokok,
mengkonsumsi alkohol dan NAPZA, karena klien beragama islam dan itu
merupakan pantangan dari agama.

8. Neurologis
Orientasi : selama dirawat di Rumah Sakit klien masih mengenal orang-orang di
sekeliling dan keluarganya maupun perawat, beserta orang yang datang
mengunjunginya dan klien mengetahui sedikit tentang dimana ia dirawat.
Pergantian siang dan malam, klien kelihatan sedikit tenang terhadap tindakan
yang diberikan oleh perawat dan dokter. Kenyamanan: klien mengatakan nyeri
kepala dengan skala nyeri 6, ekspresi wajah merigis menahan rasa sakit dan
tampak sering memegang kepalanya Kesadaran : compos mentis (sadar), pupil :
isokor, ada reaksi (simetris kiri dengan kanan baik), kekuatan ekstremitas : sama.
Bicara jelas (klien bisa berkomunikasi dengan baik), sensori : kesemutan, persepsi
: penglihatan jelas baik mata kiri maupun mata kanan, pendengaran masih dapat
mendengar dengan jelas baik telinga kiri maupun telinga kanan.

9. Respirasi
Pola nafas : nafas datar dan tetap, dengan frekuensi pernafasan 18 kali permenit
suara pernafasan bersih, taktil fremitus normal, sekresi dan batuk tidak ada.

10. Kardiovaskuler
Klien mengatakan jantungnya berdebar-debar, kadang kadang merasa sedikit
nyeri pada dada sebelah kiri, tekanan darah : 160/90 mmHg, Pols : Apical Rate
94x/menit, regular (teratur) dengan nadi radial tangan kiri 94x/menit, pada palpasi
didapatkan adanya oedema pada perifer (jari tangan) dan perfusi kulit tampak
kering.

11. Gastrointestinal
Mukosa mulut : kering, suara usus : normal (5x/menit), kemampuan menelan baik
(nomal) BAB satu kali sehari dengan karakter lunak, BAB terakhir 30 April 2014
jam 07.00 Wib dan tidak ditemukan adanya konstipasi.

12. Genitourinarius
Kebiasaan BAK biasanya 4 kali sehari dengan warna kuning keruh dan selama
dirawat di rumah sakit kebiasaan BAK tidak berubah.

13. Self Care


Selama klien dirawat di rumah sakit/selama sakit tidak semua kebutuhan klien
dibantu, hanya berjalan, eliminasi dan mandi saja yang dibantu oleh keluarga dan
perawat, selebihnya klien dapat melakukan sendiri seperti makan dan minum.
14. Nutrisi
Penampilan secara umum klien kurus, nafsu makan selama sakit jadi menurun,
porsi yang disediakan hanya 1/3 bagian dihabiskan sehingga dalam 6 bulan
terakhir klien mengalami penurunan berat badan kurang lebih 3 kg (60 kg menjadi
57 kg). Adapun diit yang diberikan selama klien dirawat dirumah sakit yaitu diit
MB (rendah garam) dengan pola makan 3 kali perhari dan klien mampu makan
sendiri.

15. Pengkajian kulit


Tampilan secara umum warna kulit tampak pucat, dengan kelemababan kering,
temperature hangat (370C) dan tekstur kulit tampak kasar.
Pengkajian bahaya tekanan resiko dekubitus

Status mental : sadar/siaga (1), Continence (BAB/miksi) kotrol sepenuhnya (1),


Mobilitas : sedikit terbatas (2), Activitas : dapat berjalan dengan bantuan orang
lain (2), Nutrisi : kurang (3), Total score : 9 (Sembilan), Penjelasan potensial tidak
akan terjadi dekubitus.

16. Muskulo Skeletal


ROM ekstremitas normal (kiri dan kanan), adanya kelemahan, tidak ada
pembengkakan pada sendi dan skala kekuatan 4.

DAFTAR PUSTAKA

Aisah (2012). Konsep Sehat Sakit. diakses tanggal 25 Juni 2016

Barbadero, (2008). Klien gangguan kardiovskuler: seri asuhan keperawatan.


Jakarta: EGC.

Brasher. V,L (2007). Aplikasi klinis patofisiologi : pemeriksaan dan manajemen.


Editor edisi bahasa Indonesia: Devi. Y. Edisi ke dua. Jakarta : EGC
Brooker, C. (2009). Ensiklopedia Keperawatan. Editor edisi bahasa Indonesia
Estu Tiar. Jakarta : EGC.
Candra, A. (2013). Penderita Hipertensi Terus Meningkat.
Penderita.Hipertensi.Terus.Meningkat. diakses tanggal 28 Juli 2016

Carpenito, L.J. (2009). Diagnosis Keperawatan: aplikasi pada praktik klinis. Edisi
ke Sembilan. Jakarta : EGC.

Dalimartha,S., Basuki T, Sutarina, N,. & Mahendra. (2008) Care your self,
hipertensi. Jakarta : penebar plus

Davey, P (2005). At A Glance Medicine. Editor: Amelia Safitri. Jakarta :


Erlangga

Farah, V.B.,(2013). WHO: 1 dari 3 Orang Dewasa Terkena Tekanan Darah


Tinggi. http://health.detik.com. diakses tanggal 25 Juni 2016

Graber, M.A. (2006). Buku Saku Dokter Keluarga. University of IOWA. Edisi
Ketiga. Jakarta: EGC.
Hasyim. (2015). Hipertensi Mulai Serang Usia Muda. diakses tanggal 28 Juli
2016

Hidayat, A.A,. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, edisi kedua. Jakarta
: salemba medika.
Kartika. (2014). Hipertensi Bukan Sekadar Tekanan Darah Tinggi.
Hipertensi.Bukan.Sekadar.Tekanan.Darah.Tinggi. diakses tanggal 25 Juni 2016

Marrelli. (2008). Buku saku Dokumentasi keperawatan. Jakarta: EGC

Muttaqin & arif (2009). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan
sistem kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalim, M. (2015). Mengapa Kesehatan Sangat Penting Bagi Manusia. Diakses


tanggal 03 Agustus 2016.

Purwandhono, (2013). Hipertensi. http://umc.unej.ac.id/index.php/78-berita/96-


hipertensi. diakses tanggal 25 Juni 2016

Sativa. (2013). Dampak dan Bahaya dari Penyakit Hipertensi. diakses pada
tanggal 5 Juli 2016.

Tarwoto et al. (2009). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.


Cetakan pertama. Trans Info Media : Jakarta
Wijayaningsih, K, S.(2013). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : CV. Trans
Info Media

Anda mungkin juga menyukai