PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yaitu Hipertensi. penyakit darah
tinggi yang dalam istilah medis disebut Hipertensi dianggap sebagai penyakit
serius karena dampak yang ditimbulkan sangat luas, bahkan dapat berakhir pada
kematian. Gejala Hipertensi juga dijuluki sebagai silent killer, karena dapat
mengakibatkan kematian mendadak bagi penderitanya. Kematian terjadi akibat
dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain yang diawali oleh hipertensi.
Penyakit-penyakit tersebut di antaranya sebagai berikut kerusakan ginjal, serangan
jantung, stroke, glaukoma, disfungsi ereksi, demensia serta alzheimer (Sativa,
2013).
Hipertensi merupakan penyakit yang proses perawatan nya cukup sulit untuk
dilakukan Askep dan juga dalam menulis LP Hipertensi, karena pada dasarnya
tidak diketahui penyebab pasti hipertensi oleh penderita karena kurangnya
pengetahuan klien terhadap penyakit hipertensi. Sebagian besar timbul tanpa
gejala yang khas terkait penyakit hipertensi itu sendiri. Penderita hipertensi
biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung. Pada klien hipertensi sering
terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan dengan waktu yang lama, diet, olah
raga, merokok, minuman yang mengandung alkohol. Dampak masalah terhadap
keluarga akan merepotkan dalam memberikan perawatan, pengaturan diet
manambah beban biaya hidup yang terus-menerus. Dampak lain terhadap
masyarakat yaitu dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan
terjadi perubahan peran dalam masyarakat, selain itu akan menimbulkan
kecemasan terhadap masyarakat dan akan terjadi ancaman kehilangan salah satu
anggotanya (Sativa, 2013).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Pengertian
2. Etiologi Hipertensi
Menurut Brooker (2009) penyebab yang mendasari hipertensi tidak diketahui pada
sebagian besar pasien (lebih dari 95%) dan disebut hipertensi esensial. Etiologi
hipertensi terdiri atas multifaktor – faktor yang berkaitan dengan hipertensi
meliputi obesitas, diabetes, asupan garam (natrium) tinggi, penyalahan alkohol
dan merokok. Faktor genetik juga memegang peranan. Kelompok ras tertentu
memiliki prevalensi hipertensi lebih tinggi, seperti Afrika, Amerika dan Jepang.
Tekanan darah meningkat seiring usia dan hipertensi jarang terjadi pada kelompok
usia dibawah 25 tahun, kecuali mereka mengalami penyakit primer, seperti gagal
ginjal (Brooker, 2009).
3. Patofisiologi LP Hipertensi
Adapun patofisiologi hipertensi yang dikemukakan oleh Brasher (2007) ialah
sebagai berikut :
a. Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara faktor genetik
dan lingkungan yang dihubungkan oleh pejamu mediator neuro-hormonal.
b. Secara umum disebabkan oleh peningkatan tahanan perifer dan atau
peningkatan volume darah.
c. Gen yang berpengaruh pada hipertensi primer (faktor herediter diperkirakan
meliputi 30% sampai 40% hipertensi primer) meliputi reseptor angiotensin II, gen
angiotensin dan rennin, gen sintetase oksida nitrat endothelial; gen protein
repseptor kinase G; gen reseptor adrenergis; gen kalsium transpor dan natrium
hydrogen antiporter (mempengaruhi sensivitas garam); dan gen yang berhubungan
dengan resistensi insulin, obesitas, hiperlipidemia, dan hipertensi sebagai
kelompok bawaan.
d. Teori terkini mengenai hipertensi primer meliputi:
1) Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis (SNS)
a) Respon maladaptive terhadap stimulasi saraf simpatis.
b) Parubahan gen pada reseptor ditambah kadar katekolamin serum yang menetap.
2) Peningkatan aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron (RAA)
a) Secara langsung menyebabkan vasokontriksi tetapi juga meningkatkan aktivitas
SNS dan menurunkan kadar prostaglandin vasodilator dan oksida nitrat.
b) Memediasi remodeling arteri ( perubahan structural pada dinding pembuluh
darah).
c) Memediasi kerusakan organ akhir pada jantung (hipertrofi), pembuluh darah
dan ginjal.
3) Defek pada transpor garam dan air
a) Gangguan aktivitas peptida natriuretik otak (brain natriuretik peptide, BNF),
peptida natriuretik atrial (atrial natriuretik peptide, ANF), adrenomedulin,
urodilatin dan endotelin.
b) Berhubungan dengan asupan diet kalsium, magnesium, dan kalium yang rendah.
4) Interaksi komplek yang melibatkan resistensi insulin dan fungsi endotel.
a) Hipertensi sering terjadi pada penderita diabetes, dan resistensi insulin di
temukan pada banyak pasien hipertensi yang tidak memiliki diabetes klinis.
b) Resistensi insulin berhubungan dengan penurunan pelepasan endothelial oksida
nitrat dan vasodilator lain serta memengaruhi fungsi ginjal.
c) Resistensi insulin dan kadar insulin yang tinggi meningkatkan aktivitas SNS dan
RAA.
b. Gagal jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk
memompa darah. Kondisi itu berakibat otot jantung akan menebal dan
merenggang sehingga daya pompa otot menurun. Pada akhir nya dapat terjadi
kegagalan kerja jantung secara umum. Tanda-tanda ada nya komplikasi yaitu
sesak napas, napas putus-putus (pendek), dan terjadi pembengkakan pada tungkai
bawah serta kaki.
d. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa di mana ginjal tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi, yaitu
nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi
pada hipertensi yang berlangsung lama sehingga terjadi pengendapan fraksi-fraksi
plasma pada pembuluh darah akibat proses menua. Hal itu akan menyebabkan
daya permeabilitas dinding pembuluh darah berkurang. Adapun nefrosklerosis
maligna merupakan kelainan ginjal yang di tandai dengan naiknya tekanan
diastole di atas 130 mmHg yang di sebabkan terganggunya fungsi ginjal.
BAB III
b. Sirkulasi.
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit serebrovaskular, kenaikan tekanan
darah, takikardia, distritmia, kulit pucat, cianosis, diaforesis.
c. Integritas ego
Perubahan kepribadian, ansietas, depresi, atau marak kronik, gelisah, tangisan
yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang, pernafasan maligna,
peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gangguan ginjal saat ini atau masa lalu seperti infeksi, obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal.
e. Makanan/cairan
Makanan yang disukai tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual dan
muntah, perubahan berat badan obesitas, adanya edema.
f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan, orientasi pola
atau isi bicara efek proses pikir, atau memori (ingatan), Respon motorik
(penurunan kekuatan genggaman tangan), perubahan retina optic.
h. Pernapasan
Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noctural paroksisimal, riwayat merokok
batuk dengan atau tanpa sputum, distress respirasi atau penggunaan otot aksesori
pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.
i. Prioritas Keperawatan
1) Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.
2) Mencegah komplikasi
3) Memberikan infomasi tentang proses proses atau prognosis dan program
pengobatan.
4) Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi.
4. Obat/pengobatan
Sebelumnya klien sudah berobat di puskesmas namun tidak ada perubahan maka
pada tanggal 29 April 2014 klien dibawa ke Rumah Sakit Palang Merah
Indonesia. Dan klien mendapat obat dari puskesmas sebelum dibawa ke rumah
sakit, nama obatnya : captrofil dosis 2x1 (25 mg), antacid syrup dosis 3x1,
vitamin B comp dosis 3x1 dan cara mendapat obat tersebut melalui resep dokter di
puskesmas.
5. Riwayat penyakit
Klien mengatakan bahwa mempunyai riwayat penyakit darah tinggi semenjak
klien berusia 45 tahun.
Klien mengatakan sebelumnya pernah ada anggota keluarga yang yang
mempunyai riwayat hipertensi seperti klien yaitu ayah Ny. T, namun ayah klien
sudah meninggal.
7. Riwayat psikososial
Sehubungan dengan penyakitnya klien tidak mengalami stress yang serius. Klien
menganggap ini sudah kehendak yang kuasa, mekanisme koping klien dengan
selalu berdoa agar cepat sembuh dan klien memiliki support system dari keluarga
yang selalu menemui dan menemani klien, mendukung dan memberi motivasi
pada klien agar cepat sembuh klien tidak merasa cemas, klien tidak merokok,
mengkonsumsi alkohol dan NAPZA, karena klien beragama islam dan itu
merupakan pantangan dari agama.
8. Neurologis
Orientasi : selama dirawat di Rumah Sakit klien masih mengenal orang-orang di
sekeliling dan keluarganya maupun perawat, beserta orang yang datang
mengunjunginya dan klien mengetahui sedikit tentang dimana ia dirawat.
Pergantian siang dan malam, klien kelihatan sedikit tenang terhadap tindakan
yang diberikan oleh perawat dan dokter. Kenyamanan: klien mengatakan nyeri
kepala dengan skala nyeri 6, ekspresi wajah merigis menahan rasa sakit dan
tampak sering memegang kepalanya Kesadaran : compos mentis (sadar), pupil :
isokor, ada reaksi (simetris kiri dengan kanan baik), kekuatan ekstremitas : sama.
Bicara jelas (klien bisa berkomunikasi dengan baik), sensori : kesemutan, persepsi
: penglihatan jelas baik mata kiri maupun mata kanan, pendengaran masih dapat
mendengar dengan jelas baik telinga kiri maupun telinga kanan.
9. Respirasi
Pola nafas : nafas datar dan tetap, dengan frekuensi pernafasan 18 kali permenit
suara pernafasan bersih, taktil fremitus normal, sekresi dan batuk tidak ada.
10. Kardiovaskuler
Klien mengatakan jantungnya berdebar-debar, kadang kadang merasa sedikit
nyeri pada dada sebelah kiri, tekanan darah : 160/90 mmHg, Pols : Apical Rate
94x/menit, regular (teratur) dengan nadi radial tangan kiri 94x/menit, pada palpasi
didapatkan adanya oedema pada perifer (jari tangan) dan perfusi kulit tampak
kering.
11. Gastrointestinal
Mukosa mulut : kering, suara usus : normal (5x/menit), kemampuan menelan baik
(nomal) BAB satu kali sehari dengan karakter lunak, BAB terakhir 30 April 2014
jam 07.00 Wib dan tidak ditemukan adanya konstipasi.
12. Genitourinarius
Kebiasaan BAK biasanya 4 kali sehari dengan warna kuning keruh dan selama
dirawat di rumah sakit kebiasaan BAK tidak berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2009). Diagnosis Keperawatan: aplikasi pada praktik klinis. Edisi
ke Sembilan. Jakarta : EGC.
Dalimartha,S., Basuki T, Sutarina, N,. & Mahendra. (2008) Care your self,
hipertensi. Jakarta : penebar plus
Graber, M.A. (2006). Buku Saku Dokter Keluarga. University of IOWA. Edisi
Ketiga. Jakarta: EGC.
Hasyim. (2015). Hipertensi Mulai Serang Usia Muda. diakses tanggal 28 Juli
2016
Hidayat, A.A,. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, edisi kedua. Jakarta
: salemba medika.
Kartika. (2014). Hipertensi Bukan Sekadar Tekanan Darah Tinggi.
Hipertensi.Bukan.Sekadar.Tekanan.Darah.Tinggi. diakses tanggal 25 Juni 2016
Muttaqin & arif (2009). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan
sistem kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.
Sativa. (2013). Dampak dan Bahaya dari Penyakit Hipertensi. diakses pada
tanggal 5 Juli 2016.