ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Klien
Nama : Ny. “P”
Umur : 82 tahun
Tempat Tanggal Lahir: Klaten, 13 Desember 1931
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Tak Sekolah
Pekerjaan : Buruh harian
Alamat : Kaba Wetan
No. CM : 82.97.98
Tanggal Masuk RS : 14 / 10 / 2017
b. Penanggung jawab
Nama : Ny. “N”
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kabawetan
Hubungan dengan klien : Anak Kandung
c. Diagnosis Medis : Fraktur tertutup radius ulna sinistra
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di bagian tangan kirinya. Nyeri saat
digerakkan. Pasien mengatakan sulit untuk tidur.
b. Alasan masuk rumah sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien jatuh terpeleset di teras rumah.
Pasien jatuh dengan posisi tangan menumpu berat tubuh yang jatuh
terpeleset, sehingga terjadi luka ± 1cm di pergelangan tangan,
perdarahan disertai dengan keluhan nyeri. Keluarga kemudian
mengantarkan pasien ke UGD RSUD Kepahing pada tanggal 14
/10 / 2017 untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan lebih
lanjut. Setelah dilakukan tindakan rontgen thorax AP+wrist+joint
sebelah kiri dengan hasil rontgen positif fraktur, maka pasien harus
menjalani rawat jalan dan menunggu untuk jadwal operasi di
bangsal Bedah
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri di bagian tangan kirinya. Nyeri saat
digerakkan. Nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri di sekitar
pergelangan tangan. VAS 7 dari 0-10. Nyeri hilang timbul. Pasien
menyatakan sulit tidur karena tidak mendengarkan radio yang
biasanya pasien dengarkan sebelum memulai tidur.
d. Upaya pengobatan
Keluarga pasien mengatakan sebelumnya belum pernah membawa
pasien ke klinik pengobatan atau perawatan yang lain.
e. Riwayat kesehatan lalu
Keluarga pasien mengatakan pasien belum pernah dirawat di rumah
sakit. Pasien baru pertama kali mengalami fraktur. Keluarga pasien
juga mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat penyakit
menurun maupun menular. Selama ini, apabila pasien merasakan
sakit, pasien hanya membeli obat di warung dan langsung sembuh.
f. Kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular
maupun menurun dalam keluarganya.
B. ANALISIS DATA
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder tidak
adekuat ditandai dengan :
DS :
a. Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami luka ± 1cm di
pergelangan tangan kiri yang disertai dengan perdarahan
DO :
a. Pada tangan kanan terpasang infus NaCl 0,9% 14 / 10 /2017
dengan kondisi tidak ada kemerahan tidak ada tanda-tanda infeksi
dan tidak ada lesi.
b. Balutan infus terlihat bersih tidak ada rembesan.
c. Di pergelangan tangan kiri pasien terlihat luka ± 1cm
d. Tangan kiri terlihat dibalut dengan spalk sepanjang antebrachii,
balutan terlihat bersih.
e. Pemeriksaan darah
HGB : 11,1 g/dL
WBC : 14,1 103/μL
LYM% : 4,7 %
NEUT% : 39,2 %
LYM# : 0,7 103/μL
NEUT# : 12,5 103/μL
2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan muskuloskeletal
ditandai dengan :
DS :
a. Pasien mengatakan nyeri di bagian tangan kirinya, nyeri saat
digerakkan.
b. Pasien mengatakan susah tidur karena merasakan kesakitan yang
luar biasa.
DO :
a. Pasien terlihat meringis menahan sakit
b. Tanda tanda vital
TD : 130/80 mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
VAS : 7 (0-10)
c. P : Saat digerakkan
Q : Ditusuk-tusuk
R : Pergelangan tangan
S : VAS : 7 (0-10)
T : Hilang timbul
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik : nyeri
ditandai dengan :
DS :
a. Pasien menyatakan sulit tidur karena tidak mendengarkan radio
yang biasanya pasien dengarkan sebelum memulai tidur.
b. Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak,
sebentar tidur sebentar bangun.
c. Pasien mengatakan tidak bisa tidur kembali setelah terbangun
DO :
a. Wajah pasien terlihat sayu
b. Terlihat kantung mata
c. Pasien menunjukkan perilaku gelisah
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan terapi
pembatasan aktifitas ditandai dengan :
DS :
a. Pasien mengatakan susah untuk mengubah posisi karena nyeri
b. Keluarga pasien mengatakan pasien melakukan seluruh
aktivitasnya di atas tempat tidur.
c. Pasien mengatakan dalam melakukan aktivitas, selalu dibantu
orang lain.
DO :
a. Selama sakit pasien melakukan aktivitasnya dengan dibantu
keluarganya.
b. Pasien terbaring di tempat tidur
c. Pasien bergerak dengan pelan-pelan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
e. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
obat tidur
Dx
Kegiatan Evaluasi
Kep.
Resi PAGI Senin, 15 / 10 / 2017
ko Senin, 15 / 10 / Jam 08.40 WIB
infe 2017 S : Pasien mengeluhkan tangan kiri terasa
ksi Jam 08.30 sakit
WIB O : Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
S : 36,5° C
HR : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
VAS : 7 (0-10)
A : Masalah resiko infeksi sebagian
teratasi
P : Monitor tanda-tanda vital
Selasa, 16 / 10
/ 2017
Jam 11.30
WIB
Mengantar
pasien ke
kamar
operasi untuk
dilakukan
operasi ORIF
Nye Selasa, 16 / 10 Selasa, 16 / 10 / 2017
ri / 2017 Jam 13.05 WIB
akut Jam 13.00 S:-
WIB O : Pasien terlihat lemah
Mengukur : Tekanan darah post operasi ORIF :
tekanan 120/80 mmHg
darah post : Tangan kiri pasien terpasang back
operasi ORIF slab, dibalut dengan kassa dan perban
Vindaa elastis
A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi
P : Monitor tanda-tanda vital
Vindaa
Resi PAGI Rabu, 17 / 10 / 2017
ko Rabu, 17 / 10 / Jam 08.40 WIB
infe 2017 S : Pasien mengatakan nyeri di tangan
ksi Jam 08.30 sebelah kiri
WIB O : Tanda-tanda vital
Memonitor TD : 110/60 mmHg
tanda-tanda S : 36° C
vital N : 84 x/menit
Vindaa RR : 20 x/menit
A : Masalah resiko infeksi sebagian
teratasi
P : Monitor tanda-tanda vital
Vindaa
Nye Rabu, 17 / 10 / Rabu, 17 / 10 / 2017
ri 2017 Jam 08.44 WIB
akut Jam 08.40 S : Pasien mengatakan nyeri di daerah
WIB tangan kiri
Injeksi obat O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc
ketorolac masuk rute IV
: Pasien terlihat meringis menahan
nyeri
A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi
P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg
KESIMPULAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa saja prinsip pemberian obat
2. Apa saja persiapan alat
3. Bagaimana persiapan pasien
4. Bagaimana prosedur pemberian obat
C. Tujuan
1. Memahami prinsip pemberian obat
2. Memahami apa saja persiapan alat
3. Memahami bagaimana persiapan pasien
4. Memahami prosedur pemberian obat
G. Persiapan Klien :
o Fisik :
Klien tidak dalam kondisi muntah-muntah dan atau tidak
sadar
Klien dipersilakan duduk pada kursi yang telah disediakan
Kaji kemampuan klien (kemampuan menelan)
o Psikologis :
Klien diberitahu akan mendapat obat minum per oral
Klien disiapkan agar tenang dan tidak perlu takut dan cemas
Prosedur Kerja:
Cuci tangan.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara
membebaskan daerah yang akan dilakukan
Penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka
atau ke ataskan.
Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai
dengan dosis yang akan diberikan.
Apabilaobat berada dalam bentuk sediaan bubuk,
maka larutkan dengan pelarut (aquades steril).
Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan
dilakukan penyuntikan.
Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada
bak injeksi.
Desinfeksi dengan kapas alkohol.
Lakukan pengikatan dengan karet pembendung
(torniquet) pada bagian atas daerah yang akan
dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan
tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena
yang akan dilakukan penyuntikan.
Ambil spuit yang berisi obat.
Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke
atas dengan memasukkan ke pembuluh darah dengan
sudut penyuntikan 150 - 300
Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet
pembendung dan langsung semprotkan obat hingga
habis.
Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan
lakukan penekanan pada daerah penusukkan dengan
kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan
letakkan ke dalam bengkok.
Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat,
tanggal waktu dan jenis obat serta reaksinya setelah
penyuntikan (jika ada).
4. Secara intracutan (IC)
Intrakutan Merupakan cara memberikan atau memasukkan
obat ke dalam jaringan kulit. Intra kutan biasanya di gunakan
untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang
disuntikkan. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan skintest
atau tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di
bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada
daerah lengan tangan bagian ventral. Hal tersebut bisa
dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara
oral, tidak alergi.
Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat
pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan
keterampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien.
Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai
pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian
obat. Selain itu juga, perawat juga harus mengetahui enam hal yang benar
dalam pemberian obat kepada pasien. Karena hal itu berperan penting
dalam kesuksesan perawat dalam pemberian obat.
Mengetahui reaksi dan kerja obat dalam tubuh juga penting, selain
sebagai pelaksana perawat juga mampu mempertimbangkan resep dan
dosis yang diberikan oleh dokter kepada pasien. Perawat sebagai pelaksana
dalam pemberian obat juga ditungtut memiliki keterampilan-keterampilan
khusus dibidang hal tersebut.
Saran
Setelah mengikuti matakuliah ini diharapkan para mahasiswa
mampu mengetahui atau memprediksi kemampuan dasar yang harus dia
miliki ketika praktek dilapangan. Dengan demikian setiap mahasiswa
mampu berusaha untuk memahami dan mampu menguasai materi tersebut
baik teori maupun prakteknya.