Anda di halaman 1dari 26

PENGERTIAN Tata cara melakukan tindakan penyuntikan kepada pasien

TUJUAN Melakukan tindakan penyuntikan obat kepada pasien secara aman, nyaman dan benar.
Pelaksanaan penyuntikan bisa: Dokter konsulen, Dokter ruangan, Perawat yang terlatih secara
internal RS yang diberi wewenang untuk melakukan penyuntikkan.
KEBIJAKAN
Semua obat yang berpotensi menimbulkan alergi, harus dilakukan skin terlebih dahulu.
Semua penyuntikan menggunakan dysposible baru.
1. Instruksi penyuntikan oleh dokter yang tertulis lengkap dan jelas dalam reka medic,
bila kurang jelas atau dimengerti, segera tanyakan langsung kepada dokter pemberi
instruksi.
2. Persiapan meja suntik dengan tersedia diatasnya:
a. Kapas alcohol 70% dalam wadah tertutup.
b. Obat-obatan anti histamin atau setingkatnya, seperti adrenalin, dexamethasone,
dypenhydramine.
c. Persiapan resusitasi cairan seperti IV catheter, infus set, larutan infus RL/asering.
3. Persiapkan pasien:
a. Cek ulang penyusaian identitas pasien dengan instruksi penyuntikan.
b. Beritahukan kepada pasien dan keluarga bahwa akan disuntik, dan tenangkan
pasien
c. Pastikan pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat yang akan disuntik.
PROSEDUR
4. Persiapan obat:
a. Cek ulang, dan sesuaikan jenis obat, dosis dan cara pemberian dengan intruksi
penyuntikan.
b. Cek tanggal kaduarsa obat.
c. Cek jumlah obat
5. Lakukan tindakan antiseptic.
6. Lakukan penyuntikan
7. Cara penyuntikan secara intervena langsung.
a. Tentukan vena mana yang akan di suntik.
b. Lakukan tindakan aseptic.
c. Ligasi bagian vena yang akan disuntik atau,
d. Tegangkan kulit pasien dengan tangan kiri.
e. Pastikan tidak ada udara dalam disposable syringe.
f. Tusukan jarum dengan arah jarum sejajar vena, dengan lubang jarum menghadap
keatas, dan garis ukur disposable syringe terlihat.
g. Isap sedikit untuk memastikan bahwa jarum benar masuk vena.
Bila berhasil masuk, darah dari vena akan masuk kedalam disposable syringe.
h. Masukkan obat secara perlahan, dan perhatikan area penyuntikan.
i. Tindikan kapas alcohol pada tempat penyuntikan dan cabut jarum. Pertahankan
kapas alcohol
j. Disposable syringe dibuang pada tempat sampah medis
8. Cara penyuntikan secara intravena melaui infus
a. Lakukan tindakan secara aseptic dan antiseptic.
b. Pastikan tidak ada gelembung udara pada dysposible syringe.
c. Tusukkan jarum pada bagian karet selang infuse.
d. Tutup aliran cairan infus, dan suntikan obat secara perlahan.
e. Tindikan kapas alcohol pada lokasi tusukan jarum, dan cabut jarum, dan cabut
jarum.
f. Buka aliran cairan infuse.
g. Disposable syringer di buang pada tempat sampah medic.
9. Cara penyuntikan secara drip intravena
a. Lakukan tindakan aseptic
b. Pada sediaan larutan infuse yang tertutup karet, obat dapat langsung dimasukkan
dengan menusuk jarum pada karet, untuk selanjutnya larutan infuse dikocok untuk
memastikan obat terlarut memastikan obat terlarut dalam cairan.
c. Pada sediaan larutan infuse tanpa tutup karet, maka selang infuse harus dipisahkan
dulu dari botol cairan infuse. Jarum ditusukan pada mulut botol infuse, sama
dengan lokasi tusukan selang infuse.
d. Tetesan cairan infuse disesuikan dengan instruksi dokter
10. Cara penyuntikan secara drip intravena
a. Tentukan lokasi penyuntikan pada 1/3 lateral garis sia coccygis pada bokong, pada
paha, atau pangkal lengan/deltoid.
b. Lakukan tindakan aseptic antiseptic.
c. Untuk pasien kurus maka tangan kiri mengangkat otot pada lokasi suntikan
dengan cubitan ringan, pada pasien gemuk dengan lapisan lemak subkubis tebal
tidak perlu dilakukan.
d. Tusukan jarum pada lokasi suntikan hingga pada kira-kira 3/4 panjang jarum,
dengan arah tegak lurus.
e. Isap sedikit, bila masuk darah maka jarum ditarik sedikit. Isap ulang untuk
memastikan tidak ada darah terisap, menandakan jarum tidak masuk pembuluh
darah.
f. Suntikan obat secara perlahan
g. Tindikan kapas alcohol pada lokasi suntikan dengan kapas tadi.
h. Disposable syringe dibuang pada tempat sampah medis
11. Cara penyuntikan secara subkutan:
a. Tentukan lokasi penyuntikan 1/3 atas pada lengan atas, 1/3 atas pada paha atau
sekitar pusar.
b. Lakukan tindakan aseptik antiseptic.
c. Angkat sedikit kulit dengan cubitan ringan oleh tangan kiri.
d. Tusukan jarum pada lokasi jarum menghadap keatas. Sudut suntikan 45 derajat.
e. Isap sedikit, pastikan tidak ada darah terhisap.
f. Suntikan obat perlahan-lahan
g. Tindikan kapas alcohol pada lokasi suntikan, cabut jarum, masase lokasi suntikan
dengan kapas alcohol.
h. Dysposible syringe dibuang kedalam kapas alcohol.
12. Cara penyuntikan secara intrakutun:
a. Tentukan lokasi penyuntikan 1/3 tengah volar lengan kanan.
b. Lakukan tindakan aseptik antiseptic. Gunakan jarum no : 27
c. Tegangkan kulit dengan tangan kiri, tusuk jarum dengan perlahan, lubang jarum
mengarah keatas. Dengan sudut jarum 15-20 derajat.
d. Suntikan obat secara perlahan sampai tampak kulit pada lokasi penyuntikan
menggelembung putih
e. Cabut jarum dengan tidak dilakukan apusan dengan kapas alcohol
13. Pasca penyuntikan:
a. Perhatikan adakah keluhan/gejala gatal-gatal, bercak merah , bulat-bulat dikulit,
pusing, jantung berdebar, berkeringat banyak.
b. Periksa nadi, apakah ujung tangan dan kaki dingin/ hangat
c. Ukur tekanan darah
14. Laporkan pda dokter apabila dicurigai ada komplikasi penyuntikan
15. Catat tindakan pada lembar observasi, catat alat, obat dan pelaksanaan dalam rincian
harian
Unit terkait IGD
PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan membersihkan dan mengobati luka lecet
Tujuan 1. mencegah infeksi
2. membantu penyembuhan luka
Kebijakan Dilakukan oleh paramedik dan pembantu paramedik
Prosedur Siapkan bak instrumen yang berisi:
1. Pinset anatomik
2. Lidi kapas
Peralatan lain terdiri dari:
1. Sarung tangan
2. Deksinfektan
3. NaCl 0,9 %
Mangkok 2 buah, 1 berisi larutan deksinfektan
1. Tahap Pra Analitik
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapuetic
2. menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. menanyakan kesiapan klien sebelum dilakukan
3. Tahapan kerja
1. menjaga privasi
2. mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terliah jelas dan buka pakaian
seperlunya
3. membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan
5. membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
6. mengeringkan kassa steril
7. mengoleskan deksinfektan
8. merapikan pasien
4. Tahap terminasi
1. mengevakuasi hasil tindakan
2. berpamitan dengan pasien
3. membersihkan dan mengembalikanb alat ke tempat semula
4. mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
Unit terkait IGD
Pengertian Tata cara melaksanakan pemeriksaan Elektrokardiografi dengan alat Elektrokardiografi
Tujuan Didapat hasil pemeriksaan EKG yang baik
Kebijakan Pelaksana tindakan adalah dokter ruangan, paramedik terlatih yang diberi kewenagan
untuk melakukan tindakan.
Prosedur 1. Persiapkan alat EKG, rentangkan kabel-kabel, bersihkan chest piece dan elektroda
dengan kapas alkohol
2. persiapkan pasien, buka baju pasien dan tenangkan, bebaskan pasien dari barang-
barang logam/elektronik
3. Pasang elektroda pada pasien dengan cara:
1. Elektroda ekstremitas terdiri dari 4 elektroda dengan warna merah, kuning,
hijau, hitam
2. Pasang pengikat elektroda pada pergelangan tangan kanan dan kiri, pergelangan
kaki kiri dan kanan
3. pasang elekrtoda:
L: warna merah pada pengikat dipergelangan tangan kiri
R: warna kuning pada pengikat dipergelangan tangan kanan
F: warna hijau pada pengikat dipergelangan kaki kiri
G: warna hitam pada pengikat dipergelangan kaki kanan
4. Elektroda dada (chest/c) terdiri dari 6 elektroda warna merah, kuning, hijau,
coklat, hitam, ungu.
5. lekatkan chest piece pada masing-masing elekroda dada
 Lekatkan elektroda C1 warna merah pada ICS IV garis sternum kanan
 Lekatkan elektroda C2 warna kuning pada ICS IV garis sternum kiri
 Lekatkan elektroda C3 warna hijau antara C2 dan C4
 Lekatkan elektroda C4 warna coklat pada ICS V garis midclavicula kiri
 Lekatkan elektroda C5 warna hitam pada ICS V garis axilaris anterior kiri
 Lekatkan elektroda C6 warna ungu pada ICS V garis axilaris media
4. beritahukan kepada pasien untuk tidak bergerak, periksa ulang seluruh elektroda yang
terpasang.
5. nyalakan alat EKG dengan memposisikan tombol off ke on
6. tekan start dan EKG akan secara otomatis bekerja
7. tekan start dan EKG dapat diperiksa secara manual. Caranya:
a) tekan tombol mode untuk mengubah sistem auto menjadi manual.
Perubahan akan terlihat pada layar LCD
b) tekan tombol read kekanan atau kekiri untuk memilih satu-satu elektroda
c) tekan start atau stop untuk memulai atau menghentikan pemeriksaan
8. bila ada gangguan, maka periksa ulang pelekatan elektroda pada tubuh, adakah tubuh
pasien mengenai bed, adakan barang logam atau elekrtonok pada tubuh misalnya HP
atau lainnya.
9. konsultasikan dengan dokter bila menemui kesulitan
10. bila pemeriksaan selesai, nomor reka medik, ruangan, pada lembar EKG, ditambah
data tekanan darah, heart rate selama pemeriksaan.
11. catat tindakan pemeriksaan dalam lembar rekam medik
Unit terkait IGD
Pengertian Melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar
Tujuan 1. mencegah infeksi pada luka
2. mempercepat penyembuhan pada luka
Kebijakan Pelaksana adalah perawat/pembantu perawat
Prosedur Siapkan bak instrument yang berisi:
1. pinset anatomis
2. pinset chirurgis
3. gunting debridemand
4. kassa steril
5. kom: 3 buah
6. peralatan lain terdiri dari
a. spuit 5cc atau 10cc
b. sarung tangan
c. gunting plaster
d. plester atau perekat
e. deksinfektan
f. NaCl 0,9%
g. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan deksinfektan
h. Verband
i. Obat luka sesuai kebutuhan
1. Tahap pra interaksi
1. melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. mencuci tangan
3. menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
1. memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap kerja
1. menjaga privasi
2. mengatur posisi pasien hingga luka dapat terlihat jelas
3. membuka peralatan
4. memakai sarung tangan
5. membuka balutan denga hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%
6. membersihkan luka menggunakan NaCl 0,9%
7. melakukan debridemand bila terdapat jarainag nektotik (bila ada bula
jangan dipecahkan, tapi dihisap dengan spuit steril setelah hari ke-3)
8. membersihkan luka dengan NaCl 0,9%
9. mengeringkan luka dengan menggunakan kassa steril
10. memberikan obat topical sesuai order pada luka
11. menutup luka dengan kasa steril, kemudian dipasang verband dan
diplester
12. memasang verband dan plester
13. merapikan pasien
4. tahap terminasi
1. mengevakuasi hasil tindakan
2. berpamitan dengan pasien
3. membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. memcuci tangan

memcatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


Unit terkait IGD
Pengertian Merupakan tindakan keperawatan yang melakukan pada klien yang tidak mampu
mengeluarkan sekret atau lendir secara mandiri dengan menggunakan alat penghisap
Tujuan 1. membersihan jalan napas
2. memernuhi kebutuhan oksigensi
Kebijakan Dilakukan oleh paramedik atau pembantu paramedik
Prosedur Alat dan bahan
1. alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan deksinfektan
2. kateter penghisap lendir steril
3. pinset steril
4. sarung tangan steril
5. dua kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9% dan larutan deksinfektan
6. kasa steril
7. kertas tissue
8. stetoskop

prosedur kerja
1. jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
2. cuci tangan
3. tempakan pasien pada posisi terlentang dengan kepala miring ke arah perawat
4. gunakan/pakai sarung tangan
5. hubungkan kateter penghisap dengan slang alat penghisap
6. mesin penghisap dihidupkan
7. lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter penghisap kedalam kom
berisi aquades atau NaCl 0,9% untuk mempertahankan tingkat kesterilan
(aseptik)
8. masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak terhisap
9. gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-150 mmHg dewasa, 95-11- mmHg
untuk anak-anak dan 50-95 mmHg untuk bayi
10. tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik
11. bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%
12. lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya, minta
pasien untuk bernapas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami distress
pernafasan, biarkan istirahat 20-30 detik sebelum melakukam penghisapan
berikutnya
13. setelah swelesai, kaji jumlah, konsentrasi, warna, bau sekret dan erspons pasien
terhadap prosaedur yang dilakukan
14. cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Unit terkait IGD


Pengertian Adalah memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan tulang
servikal)
Tujuan 1. mencegah pergerakan tulang serviks yang patah
2. mencegah bertambahnya kerusakan tulang
3. serviks dan spinal cord
4. mengurangi rasa sakit
Kebijakan 1. dilakukan pada pasien cedera kepala disertai dengan penurunan kesadaran
2. adanya jejas daerah klavikula ke arah cranial
3. biomekanikan trauma yang mendukung, patah tulang leher
Prosedur kerja 1. persiapan
a. alat
1. neck collar sesuai ukuran
2. handcoen
b. pasien
1. informed consent
2. berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. posisi pasien terlentang dengan posisi leher segaris/anatomis
c. petugas
2 orang
2. pelaksanaan
1. petugas menggunakan masker, handcoen
2. pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan kepala mulai
dari mandibula ke arah temporal, demikian juga bagian sebelah kiri dengan
tangan yang lain dan cara yang sama
3. petugas lainnya memasukan neck collar secara perlahan ke bagian belakang
leher dengan sedikit melewati leher
4. letakkan bagianneck collar yang berlekuk tepat pada dagu
5. rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
1. catat seluruh tindakan yang dilakukan dengan respon pasien
2. pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar

Unit terkait IGD


Pengertian Memasang bidai adalah memasang alat untuk immobilitas (pertahankan kedudukan
tulang)
Tujuan 1. mencegah pergerakan tulang yang patah
2. mencegah bertambahnya perlakuan pada patah tulang
3. menggurangi rasa sakit
4. mengistirahatkan daerah patah tulang
Kebijakan Patah tulang terbuka/tertutup
Prosedur 1. persiapan
1) alat
a. alat pelindung diri ( masker, handcoen )
b. bidan dengan ukuran sesuai kebutuhan
c. verband/mitella
2) pasien
a. diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b. posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3) petugas
lebih dari 1 orang
2. pelaksanaan
1. petugas menggunakan masker, handcoen
2. petugas 1 mengangkat daerah yang akan dipasang bidai
3. petugas 2 meletakkan bidai melewati persendian angota gerak
4. jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi patah tulang
5. petugas 1 mempertahankan posisi, sementara petugas 2 mengikat bidai
6. cara mengikat (lihat lampiran)
7. pengaturan posisi pasien
8. mencatat dalam catatan perawat
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
1. merespons/keluhan pasien
2. observasi tekanan darah, nadi pernafasan
3. pengikat tidak boleh terlalu kencang/terlalu longgar
4. observasi vaskularisasi darah distal
Unit terkait IGD
Pengertian Suatu kegiatan memasukkan obat insulin ke dalam jaringan tubuh melalui suntikkan
subcutan dan khusus untuk ketoasidosisi melalui suntikkan intravena
kebijakan Untuk mengendalikan kadar gula dalam tubuh
Prosedur kerja Tindakan pemberian insulin dengan cara:
1. melalui intravena
a. persiapan
1. alat/obat
a) persiapan pemasangan infus
b) three ways stop cock
c) microdrip
d) obat insulin
2. pasien
a) pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b) posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan
b. pelaksanaan pemberian perdrip/IV
1) memasang infus sesuai program
2) mendeksnfektan karet penutup obat insulin
3) mengisi semprit dengan insulin sesuai dosis yang telah ditentukan
4) mengeluarkan udara dari dalam semprit
5) mendesinfeksi three way, bila pemberian dengan cara bolus atau karet
microdrip, bial pemberian obat perdrip
6) memasukan obat insulin dengan cara:
a) bila pemberian perdrip saluran bolus ditutup, bila pemberian
secara bolus saluran perdrip ditutup
b) mengatur tetesan infus sesuai program
c. hal-hal yang perlu diperhatikan
1) dosis dan waktu pemberian harus tepat
2) observasi tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan
3) memantau pola darah sesuai protap
4) mencatat reaksi pasien
2. melalui subcutan
1. persiapan
1) alat/obat
a) bak spuit berisis semprit insulin dengan jarum steril
b) kapas alkohol dalam tempatnya
c) bengkok
d) obat insulin
2) pasien
pasien diberikan perjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
3) lingkungan
4) petugas
2. pelaksanaan
1) menyingsingkan lengan baju pasien
2) mendesinfeksikan lengan baju pasien
3) mengisi semprit dengan insulin sesuai dosisi yang telah ditentukan
4) mengeluarkan udara dari dalam semprit
5) mendesinfeksi daerah yang akan disuntik
6) menyuntik secara subcutan
c. hal-hal yang perlu diperhatikan
1) dosis dan waktu pemberian obat harus tepat dicatat
2) observasi perubahan umum keadaan pasien
Unit terkait IGD
Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang meliputi membersihkan, mengobati, menutup dan
membalut luka
Tujuan 1. mencegah terjadinya infeksi
2. memberikan rasa nyaman pada pasien
3. membantu penyembuhan primer
Kebijakan Semua pasien dengqan luka
prosedur Persiapkan
1. alat
A. alat steril
1) alat pelindung diri (masker, handscon)
2) hecting set
3) duk lubang
4) sarung tangan
5) semprit 2,5cc, 5cc
6) benag tali
7) kain kassa
B. alat tidak steril
1) verban
2) plaster
3) gunting verband
4) bengkok
5) ember
C. obat cair
1) obat anastesi
2) H2O2
3) Alkohol 70%
4) Antiseptik
5) Aquadest
2. pasien
a) Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. lingkungan
4. petugas
1. Pelaksanaan
1) Petugas menggunakan masker, handscon
2) Mengatur posisi pasien sesuai keadan luka
3) Memberikan daerah sekitar luka dari kotoran, darah kering sebelum
dijahit
4) Membantu dokter dalam melakukan penjahitan, meliputi:
a. Mendesinfeksi
b. Memberikan anastesi lokal
c. Mencuci luka dengan H2O2 dengan cara menekan secara hati-hati
d. Membilas luka dengan aquadest
e. Membuang jaringan nekrotik
f. Menjahit luka
g. Membersihkan sekitar luka
5) Menutup luak dengan kain kasa steril kemudian sekitarnya dibersihkan
sampai bersih dan kering
6) Memfiksasi kasa dengan plaster
7) Pembalut luka dengan verband
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Observasi keadaan umum pasien selama penjahitan luka
2) Sapu hechting set untuk satu orang pasien
3) Khusus luka infeksi ditangani dengan prinsip teknik isolasi
4) Khusus untuk luka gigitan binatang, luka dicuci dengan sabun dibilas
dengan air mengalir dan luka tidak perlu dijahit kecuali luka yang lebar
5) Hindari balutan yang terlalu keras atau terlalu longgar
6) Dilarang keras memberikan anastesi lokal dengan obat anastesi yang
mengandung adrenalin untuk daerah sacral (jari, telinga, penis)
Unit terkait IGD
pengertian Suatu tindakan untuk menghentikan pendarahan baik pada kasus bedah maupun non
bedah
Tujuan Mencegah syok
Kebijakan 1. Pendarahan pada kasus bedah
2. Pendarahan kasus non bedah
prosedur 1. alat
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan dilaksanakan untuk
kasus bedah :
a) Alat pelindung diri (masker, handscon, scort)
b) Balut tekan
c) Kasa steril
d) Sarung tangan
e) Tourniquet
f) Plaster
g) Set untuk menjahit luka
h) Obat deksinfektan
i) Senksteken blakemore tube (SB tube) bila memungkinkan
j) Spuit 20-50cc
k) Waskom berisi air/NaCl 0,9% dingin
l) Jelly/ pelicin
2. pasien
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
3. lingkungan
Tenang
e. pelaksanaan tindakan
a. Petugas menggunakan masker, handcsoon, scort,
b. Perawat I
1) Mengenakan pembulah darah proximal dari luka, yang dekat dengan
permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan (lihat lampiran)
2) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
c. Perawat II
1) Mengatur posisi pasien
2) Memakai sarung tangan kecil
3) Meletakkan kain kasa steril diatas luka, kemudian ditekan dengan ujung-
ujung jari
4) Meletakkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang pertama, kemudian
tekan dengan ujung jari bila pendarahan maswih berlangsung. Tindakan
ini dapat dilakukan secara relulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat
kain kasa yang ada
d. Balut tekan
1) Meletakan kain kasa steril diatas luka
2) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras (verban
atau kayu balut)
3) Membalut luka dengan menggunakan verban balut tekan.
e. Memasang tourniquet untuk luka dengan pendarahan hebat dan trumatik amputas
1) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan menggunakan
kain kassa steril
2) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka,
kemudian ikatlah dengan kuat.
3) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara periodik
f. Memasang SB tube
1) Menyiapkan peralatan untuk memasang SB tube
2) Mengatur posisi pasien
3) Mendampingi dokter selama pemasangan SB tube
4) Mengobservasi tindakan vital pasien
g. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquet dan SB tube:
1) Memasang tourniquet merupakan tindakan terakhir jika tindakan lainnya
tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai “live
saving”
2) Selama melakukan tindakan , perhatikan:
a) Kondisi pasien dan tanda-tanda vital
b) Ekspresi wajah
c) Pengembangan pasien
3) Memasang SB ube dilanjutkan dengan mengompres dan irigasi melalui
slang.
Unit terkait IGD
Pengertian Suatu tindakan pemberian obat melalui inhalasi
Tujuan Untuk melonggarkan jalan pernafasan
Kebijakan Pasien dengan serangan asthama bronchiale
Prosedur A. persiapan
1) Alat
a) Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai
b) Flow meter oksigen tanpa humidifier (kering)
c) Alat inhalasi ( neulator)
d) Slang oksigen binasal
e) Semprit 2,5, 5cc
2) Obat-obatan dan cairan
a) Bronchodilator
b) NaCl 0,9%
3) Pasien
a) Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien diatur fowler/ semi fowler
4) Lingkunagn
Bersih dan bebas dari asap
5) Petugas
B. Pelaksanaan
a) Memasukkan obat bronchodilator ke dalam alat inhalasi sesuai program
pengobatan
b) Menyiapkan oksigen tanpa humidifiel
c) Melatih pasien menggunakan alat inhalasi
d) Cara memegang alat
e) Cara menghisap obat melalui alat
f) Menyambung slang oksigen dengan alat inhalasi
g) Membimbing pasien cara menarik napas dalam:
1) Tarik napas dalam dan hisap melalui mulut sampai terliha asap
keluar daru ujung sebelah lainnya kemudian hembuskan
2) Tarik napas dilakukan secara berulang sampai obat yang ada di
dalam habis
h) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada catatan perawat.
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Perubahan pernafasab pasien
2. Posisi slang oksigen
Unt terkait IGD
Pengertian Memasukkan pipa trakhea kedalam trakhea melalui hidung/mulut
Tujuan 1. Membebaskan jalan napas
2. Sebagai tindakan awal untuk pemasangan ventilator
3. Mempertahankan pernapasan secara adekuat pada kegagalan pernapasan
4. Mengurangai dead space pada patah beberapa tulang iga yang menimbulkan “flail
chest”
Kebijakan 1. Gagal napas
2. Retensi sputum
3. Pemasangan ventilator
4. Pasien koma
5. Pendarahan masif dirongga mulut
Prosedur A. Persiapan
1) Alat
a) Laringhoscope lurus dan bengkok berbagai ukuran dalam keadaan siap
pakai
b) Xylocain semprit dan xylocain jelly dalam tempatnya
c) FFT endotracheal tube/OT dengan berbagai ukuran
d) Magi forscep
e) Semprit dan obat premedikasi
f) Gudel dengan berbagai ukuran
g) Arteri klem
h) Cuff inflator (semprit 20cc)
i) Stetoscope
j) Pengisap lendir lengkap dalam keadaan siap pakai
k) Air viva dan masker oksigen
l) Sarung tangan steril
m) Plester dan gunting
n) Bengkok
o) Monitor EKG
p) Alat pembuka mulut
q) Ventilator lengkap
2) Pasien
a) Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang
dilakukan sehingga kooperatif
b) Posisi pasien diatur terlentang dengan kepala hyperekstensi
B. Pelaksanaan
1. Memasang monitor EKG
2. Memberikan obat relaxan dan sedative, sesuai dengan program
3. Menghisap sekresi sebelum dan selam tindakan intubasi langsung
4. Dokter melakukan intubasi
5. Mengisi balon pipa endotrakheal tube, sebelum dan sesudah dokter
melakukan intubasi
6. Melakukan pernapasan buatan menggunakan air viva (bagging) sebelum dan
sesudah intubasi pada saat dokter memeriksa auskultasi
7. Memfiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung
8. Memfiksasi ETT dipipi kanan/kiri
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Letakkan punggung tangan di atas mulut untuk menilai balon udara berisi
udara dengan cukup
2. Kempiskan balon secara berkala, minimal tiap 4 jam selama 10 detik untuk
mempertahankan sirkulasi trachea
3. Ganti ETT, setiap satu minggu/ sesuai kondisi pasien
4. Ubah letak ETT setiap penggantian fiksasi
Unit terkait IGD
Pengertian Membilas lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukkan air/cairan
tertentu ke dalam lambung dan mengeluarkan kembali dengan menggunakan slang
penduga lambung (NGT)
Tujuan Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dalam lambung
Kebijakan 1. Keracunan
2. Keracunan zat kimia
3. Keracunan makanan
4. Hematemesis
Prosedur A. persiapan
1) Alat dan obat
a) Slang penduga lambung sesuai ukuran yang diperlukan dan corongnya
b) Bengkok besar
c) Perlak dan alasnya
d) Ember penampung
e) Air hangat-dingin 1-2 liter/NaCl 0,9 % sesuai kebutuhan
f) Gelas ukuran
g) Celemek dari karet
h) Gelas berisi air matang
i) Pelicin / jelly
j) Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
k) Pinset anatomi
l) Obat/obatan (sulfat atropine, norit/susu yang diperlukan dalam tempatnya)
2) Pasien
a) Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3) Lingkungan
4) Petugas
Perawat memakai calemek karet.
B. Pelaksanaan
1. Memasang perlak dan alasnya didada pasien
2. Meletakkan bengkok di bawah dagu pasien
3. Meletakkan ember yang diberi alas kain pel ke dekat pasien
4. Menentukan panjang slang penduga yang masuk kedalam lambung
5. Memberi pelicin pada ujung penduga lambung
6. Menutup pangkal slang penduga lambung dengan cara manekuk/diklem
7. Memasukkan slang penduga pelan-pelan kedalam lambung malalui hidung.
Bagi pasien sadar diajukan menekan slang penduga perlahan-lahan sambil
menarik napas dalam
8. Menyakinkan slang penduga masuk kedalam lambung dengan cara:
- Memasukkan ujung slang penduga sampai terendam dalam mangkok
berisi air dan tidak tampak gelembung udara dan air
9. Setelah lain slang penduga masuk kedalam lambung pasien, posisi diatur
miring tanpa bantal dan letak kepala lebih rendah
10. Memasang corong pada pangkal slang kemudian masukkan air/cairan.
Selanjutnya ditunggu sampai air/cairan tersebut tersebut keluar dari lambung
dan tampung dalam ember
11. Membilas lambung dilakukan berulang kali dampai air/cairan yang keluar
dari lambung berwarna jernih/tidak berbau racun
12. Mengobservaasi tekanan darah, nadi, pernapasan, dan respon pasien
13. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Cairan yang masuk dan keluar
Unit terkait IGD
Pengertian Suatu keadaan dimana abdomen mengalami benturan
Tujuan 1) Mencegah kerusakan lebih lanjut organ di rongga abdomen
2) Mencegah terjadinya syok
Kebijakan Cegah pada daerah abdomen
Prosedur A. persiapan alat:
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kacamata safety, masker, handscoen,
scort)
2) Oksigen lengkap
3) Gurita
4) Infus
5) Cairan ringer lactat hangat
6) Kassa steril
B. pelaksanaan tindakan
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kacamata safety, masker, handcoen,
scort)
2) Pertahankan jalan napas tetap terbuka dan imobilitas C spine
3) Pasien diberikan oksigen 6 liter/menit
4) Pasang infus ringer lactat hangat dengan jarum yang besar
5) Pasang gurita jika terjadi pendarahan internal
6) Jika terdapat organ yang keluar tutup dengan kassa steril yang lembab
7) Membantu dokter untuk mempersiapkan pasien untuk dilakukan operasi
8) Monitor tanda-tanda vital pasien
C. hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Syok hemoraghik/hipovolemik
2) Koagulopati
3) Cegah hipoglikemi
4) Asidosis
5) Cegah jantung sampai hipotermi
Unir terkait IGD
pengertian Suatu keadaan dimana kepala mengalami cedera akibat adanya suatu trauma
Tujuan 1) Mencegah kerusakan otak
2) Mempertahankan pasien tetap hidup
Kebijakan 1) Contusio cerebri
2) Commotio cerebri
Prosedur A. persiapan alat
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kacamata safety, masker, handscon,
scort)
2) Neckcollar
3) Suction lengkap
4) Oksigen lengkap
5) Intubasi set
6) Long spine board
7) Infus set
8) Cairan ringer lactat hangat
9) Pulse oksimetri
10) Monitor EKG
11) Gastric tube
12) Folley chateter + urine bag
B. pelaksanaan tindakan
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri (kacamata safety, masker, handscon,
scort)
2) Bersihkan jalan pernapasan dari kotoran (darah, secret, muntah) dengan (suction)
3) Imobilitas C spinal dengan neck collar
4) Jika tiba-tiba muntah miringkan dengan teknik “log roll”
5) Letakkkan pasien diatas long spine board
6) Bila pasien mengorok pasang oropharingeal airway dengan ukuran yang sesuai
oropharingeal jangan difiksasi
7) Membantu dokter pasang intubasi (jika ada indikasi)
8) Pertahankan breatghing dan ventilator dengan memakai masker oksigen dan
berikan oksigen 100% diberikan dengan kecepatan 10-121/ menit
9) Monitor sirkulasi dan stop pendarahan, berikan infus RL 1-2 liter bila ada tanda-
tanda syok dan gangguan perfusi, hentikan pendarahan luar dengam cara balut
tekan
10) Periksa tanda lateralisasi dan nilai Glasgow Coma Scalenya
11) Pasang foley cateter dan pipa nasogastrik bila tak ada kontradikasi
12) Selimut tubuh penderita setelah diperiksa seluruh tubuhnya, jaga jangan sampai
kedinginan
13) Persiapkan pasien untuk pemeriksaaan diagnostik / foto kepala
C. hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Gangguan kesadaran dan perubahan kesadaran dengan skala koma galasgrow
lebih kecil dari 9 E-1, M-5, V=1-2
2) Pupil anisokor dengan perlambatan reaksi cahaya
3) Hemifarese
4) Monitor tanda-tanda vital secara ketat
Unit terkait IGD

Anda mungkin juga menyukai