Anda di halaman 1dari 5

Nilai Pancasila dan Peraturan Perundangan untuk Pencegahan Korupsi

Mata Kuliah Etika Bisnis Dan Profesi

Oleh :
Alfi’ah Rachmata (135020301111076)
Viky Wahyu Clara A. (135020301111085)
Shofia Megawati (135020301111089)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
MEI 2016
A. Korupsi Dalam Perspektif Pancasila
Tindakan-tindakan korupsi merupakan bentuk penyelewengan /tindakan dari
butir-butir Pancasila yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Manusia Indonesia percaya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam
hal ini jelas perilaku tindakan pidana korupsi ini tidak mencerminkann perilaku
tersebut karena perilaku tindak pidana korupsi adalah perilaku yang tidak percaya
dan taqwa kepada Tuhan. Dia menafikan bahwa Tuhan itu Maha Tau, Melihat dan
Maha Mendengar.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dalam sila ini perilaku tindak pidana korupsi sangat melanggar hukum bahkan
sama sekali tidak mencerminkan perilakuyang baik, seperti mengakui persamaan
derajat, saling mencintai, sikap tenggang rasa, gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan serta membela kebenaran dan keadilan.
3. Sila Persatuan Indonesia.
Tindak pidana dan tipikor bila dilihat dalam sila ini, maka pelakunya itu
hanya mementingkan diri sendiri / pribadi, tidak ada rasa rela berkorban untuk
bangsa dan Negara, bahkan bisa dibilang tidak cinta tanah air karena perilakunya
cenderung mementingkan nafsu, kepentingan pribadi atau kasarnya kepentingan
perutnya saja.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyarawatan / Perwakilan.
Dalam sila ini perilaku yang mencerminkannya seperti, mengutamakan
kepentingan Negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak, keputusan
yang diambil harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
menjunjung tinggi harkat martabat manusia dan keadilannya. Sangat jelaslah
bahwa tindak pidana korupsi tidak pernah ada rasa dalam sila ini.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rata-rata bahkan sebagian besar pelaku tindak pidana korupsi itu, tidak ada
perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana gotong royong, adil,
menghormati hak-hak orang lain, suka memberi pertolongan, menjauhi sikap
pemerasan terhadap orang lain, tidak melakukan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum, serta tidak ada rasa bersama-sama untuk berusaha
mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan sosial.
Jadi semua perilaku tindak pidana dan tipikor itu semuanya melanggar dan
tidak mencerminkan sama sekali perilaku pancasila yang katanya ideologi bangsa ini.
Selain bersifat mengutamakan kepentingan pribadi, juga tidak adanya rasa
kemanusiaan, keadilan, saling menghormati, saling mencintai sesama manusia, dan
yang paling riskan adalah tidak ada rasa ‘percaya dan taqwa’ kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

B. Hubungan Antara Korupsi dan Nilai-Nilai Pancasila


Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi. Korupsi itu terjadi ketika ada
niat dan kesempatan. Kunci terwujudnya Indonesia sebagai Negara hukum adalah
menjadikan nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama. Serta peraturan perundang-
undangan sebagai acuan dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia. Suatu pemerintah
dengan pelayanan publik yang baik merupakan pemerintahan yang bersih (termasuk
dari korupsi) dan berwibawa. Korupsi adalah perbuatan pelanggaran hukum, sebuah
tindak pidana. Hubungannya dengan Pancasila adalah melanggar sila ke lima,
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena korupsi itu menggerogoti
kekayaan Negara yang ujung-ujungnya adalah memiskinkan Negara dan juga rakyat.

C. Kembali ke Mentalitas Pancasila


Negeri Indonesia yang dibangun di atas pijakan keluhuran budi kebhinnekaan
Nusantara oleh para pendiri bangsa seperti dilupakan. Korupsi pun menjadi penyakit
yang sulit disembuhkan, karena dilakukan secara sistemik. Terkuaknya kasus-kasus
korupsi di lembaga-lembaga penegak hukum, belakangan ini merupakan wajah buram
sejarah korupsi di Indonesia.
Mengapa korupsi menjadi penyakit menahun di setiap lembaga dan
departemen/kementerian di Indonesia? Pasalnya, Pancasila yang memuat nilai-nilai
moral dan etis seakan menjadi pepesan kosong yang tak bermakna dan cenderung
dilupakan. Karena itu, kini waktunya menjadikan Pancasila sebagai rumah bagi
mentalitas semua komponen masyarakat. Pancasila harus kembali dijadikan sebagai
‘kompas’ atau ‘rambu-rambu’ untuk bertindak dan berperilaku agar tak melenceng
dari nilai-nilai yang telah dijadikan sebagai kontrak sosial bersama sejak Indonesia
merdeka.
Pada sisi lain, Pancasila harus kembali dijadikan acuan hukum bahkan sumber
dari segala sumber hukum. Karena, dengan cara itu, Indonesia benar-benar menjadi
negara hukum, tidak lagi menjadikan nafsu atau ketamakan harta di balik kepentingan
setiap perundang-undangan atau konstitusi. Sistem warisan rezim Orde Baru yang
kental ketamakan akan kekuasaan dan harta tampaknya tetap menyelimuti di antara
komponen warga bangsa.

D. Dampak Korupsi Terhadap Nilai-Nilai Pancasila

Korupsi memiliki dampak yang begitu luas dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara khususnya di Indonesia. Korupsi sangat merugikan bangsa karena dampak-

dampak yang ditimbulkan korupsi mencakup berbagai aspek yaitu aspek ideologi,

aspek ekonomi, aspek politik dan pemerintahan, aspek penegakan hukum, aspek

kehidupan social masyarakat dan lainnya. Berikut ini merupakan penjelasan dampak-

dampak yang ditimbulkan oleh korupsi:

1. Dampak korupsi terhadap ideologi bangsa (Pancasila)

Pancasila adalah ideology bangsa Indonesia oleh karena itu setiap perbuatan

bangsa selayaknya didasari dengan nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila,

akan tetapi pada zaman sekarang ini nilai pancasila dirusak oleh suatu tindakan

yang tidak bermoral yaitu korupsi. Korupsi jelas bertentangan dengan sila

pancasila.. Jadi tindakan korupsi yang masih merajalela di Indonesia

mengakibatkan perwujudan sila dan nilai-nilai pancasila didalam berbagai

kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia akan terhambat bahkan gagal.

E. Undang-undang yang mengatur korupsi di Indonesia

1. UU No. 3/1971 tentang Pemberantasan Korupsi


2. UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
KKN
3. UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
4. PP No.71/2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan
Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
5. UU No. 15/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
6. UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
7. UU No. 7/2006 tentang United Nation Convention Againest Corruption
8. Instruksi Presiden RI No.5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi

Anda mungkin juga menyukai