S1 2014 281592 Introduction
S1 2014 281592 Introduction
PENDAHULUAN
1
daerah yang lebih menguntungkan untuk menghasilkan cadangan batubara yang
ekonomis dan mempermudah pemodelan batubara. Selain itu, dengan perangkat
lunak Minescape dapat memodelkan cadangan batubara dan memvisualkan arah
kemenerusan batubara sesuai kondisi sebenarnya. Dalam proyek ini akan dibahas
mengenai pembuatan model lapisan batubara dan hitungan cadangan batubara
menggunakan perangkat lunak Minescape 4.118 dengan data masukan adalah data
kontur topografi original, data lithology, data quality dan data survey.
I.2 Cakupan
Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka cakupan penyusunan proyek ini
adalah :
I.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari
proyek ini adalah :
1. Memodelkan seam batubara di lokasi proyek menggunakan perangkat
lunak Minescape 4.1.8.
2. Menghitung cadangan batubara menggunakan perangkat lunak Minescape
4.118.
I.4 Manfaat
Dari proyek ini dihasilkan sebuah pemodelan penambangan ( seam
batubara ) dan perhitungan volume cadangan batubara menggunakan perangkat lunak
Minescape 4.118, sehingga dapat memberikan gambaran bagi perusahaan tambang
dalam merencanakan kegiatan penambangan terutama jika akan menggunakan
perangkat lunak sejenis.
I.5 Landasan Teori
1.5.1 Batubara
Batubara adalah batuan sedimen organik yang berasal dari tumbuhan, yang
sejak pengendapannya terkena proses fisik dan kimia sehingga mengakibatkan
pengkayaan kandungan karbon (Stach et.al 1975) . Unsur-unsur pembentuk batubara
utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara ini terbentuk dari
endapan sisa tumbuhan dan fosil pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip
dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tergolong kubah gambut yang terbentuk
di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain,
kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang
terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang
berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum
dijumpai pada batubara miosen. Sebaliknya, endapan batu bara eosen umumnya
lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini
terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah
pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian
besar Kalimantan (Sukandarrumidi 1995).
Faktor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda – beda sesuai dengan zamannya
dan lokasi tempat tumbuh dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan
(sedimentasi) tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan –
perubahan yang berlangsung kemudian, akan menyebabkan terbentuknya batubara
yang jenisnya bermacam – macam. Oleh karena itu, karakteristik batubara berbeda –
beda sesuai dengan lapangan batubara (coal field) dan lapisannya (coal seam).
Gambar I.4 Sistem jenjang tunggal (sumber : Hutton dan Jones 1995)
2. Sistem Jenjang Majemuk (Multiple bench)
Sistem ini dapat digunakan pada berbagai ketebalan dan kedalaman
batubara. Sistem jenjang majemuk biasa digunakan pada eksploitasi
batubara karena secara umum multiple bench digunakan pada lapisan
batubara lebih dari 10 meter.
Gambar I.5 Sistem jenjang majemuk (sumber : Hutton dan Jones 1995)
3. Sistem Pengupasan (strip)
Sisten penambangan ini umum dilakukan dalam eksploitasi batubara.
ketebalan batubara mulai dari 1 meter hingga 10 meter dan stripping ratio
hingga 30:1 dapat ditambang dengan sistem ini.
A D
X
A1 B1 D1 C1
Gambar I.6 Penentuan luas secara numeris dengan koordinat (Basuki 2006)
Luas ABCD = (Luas trapesium A1ABB1) + (luas trapesium B1BCC1)-
(luas trapesium D1DCC1) – (luas trapesium A1ADD1)
Luas ABCD = 0.5 (X2 - X1) (Y2 - Y1) + 0.5 (X3 - X2) (Y3 – Y2) – 0.5 (X3
– X4) (Y3 + Y4) – 0.5 (X4 – X1) (Y4 – Y1)
Dapat disimpulkan
2 Luas ABCD = (Xn – Xn-1) (Yn – Yn-1) = diproyeksikan terhadap
sumbu x
2 luas ABCD = (Yn – Yn-1) (Xn – Xn-1) = diproyeksikan terhadap
sumbu y
Kedua rumus tersebut disederhanakan menjadi :
2 Luas ABCD = Xn ( Yn-1 – Yn+1 ) …………………………… (I.4)
2 Luas ABCD = Yn ( Xn-1 – Yn-1 ) ………………………….… (I.5)
b. Dengan ukuran dari batas tanah, jika batas-batas tanah diukur langsung
(disebut juga angka-angka ukur)
1.5.12.2 Penentuan luas cara grafis. Cara ini dilakukan apabila gambar tanah
hanya diketahui skalanya saja tanpa dukungan data lain seperti angka ukut dan lain-
lain, serta batas tanah berupa garis lurus. Untuk itu diperlukan piranti pengukur jarak
dalam gambar seperti mistar, jangka tusuk dan sebagainya.
1.5.12.3 Penentuan luas secara grafis mekanis. Cara ini dipakai apabila batas-
batas gambar tanah dibatasi oleh garis-garis non linear (tidak lurus), yaitu berupa
garis-garis lengkung atau curva. Cara ini menggunakan peralatan yang disebut
planimeter.
Gambar I.7 menunjukan TIN yang dibentuk pada permukaan atas dan
permukaan bawah dihubungkan sehingga membentuk sejumlah prisma segitiga yang
kemudian volume setiap prisma dijumlahkanuntuk mengetahui volume cut and fill.
Volume total dari suatu area dihitung dari penjumlahan volume semua prisma.
Volume prisma dihitung dengan mengalikan permukaan proyeksi (Ai) dengan jarak
antara pusat massa dari dua segitiga yaitu desain surface dan base surface (di).
Rumus penghitungan volume dengan prism method dapat dilihat pada rumus
I.5.(Ale, 2008)
Vi= Ai.di ……………………….…………………….. ( I.6)
Keterangan :
Vi :Volume prisma
Ai : Luas bidang permukaan proyeksi
di : Jarak antara pusat massa dua segitiga surface desain dan base desain.
1.5.13.2 Rumus tampang rata-rata (mean area). Dalam rumus ini volume
didapat dengan mengalikan luas rata-rata dati tampang awal dan akhit. Apabila
tampang-tampang seperti yang disajikan pada Gambar I.8
A1, A2, A3, A4 dan jarak antar tampang A1 ke A4 adalah D, dengan n adalah
jumlah penampang, maka:
A1
A2
A3
D
A4
Keterangan gambar :
, , ,.. , : Luas tampang ke-1 sampai ke-n
D : Jarak antar tampang awal dan tampang akhir
V : Volume mean area
1.5.13.3 Rumus dua tampang (end area). Metode ini digunakan untuk
perhitungan volume yang telah diketahui luas dari dua tampang dan jarak antara
kedua tampang tersebut. Misalnya dan adalah luas tampang atas dan bawah
yang berjarak D, maka rumus perhitungan volumenya dinyatakan dengan persamaan:
Volume = D. A1 + A2 ………………………………………………..(I.8)
2
A2
D
A2
Am
h
2
h
2
A2
Keterangan gambar :
A1 dan A2 : Luas tampang atas dan bawah
D : Jarak antara A1 dan A2
M : Luas penampang tengah
Prismoida adalah benda padat yang mempunyai dua permukaan datar yang
sejajar, bentuknya teratur dan tidak teratur, yang dapat dihubungkan dengan
permukaan baik datar maupun melengkung, yang padanya dapat ditarik garis lurus
dari salah satu ujung yang sejajar ke ujung sejajar lainnya (Irvine, 1995).
1.5.14 Minescape
Minescape merupakan piranti lunak (software) yang diperuntukkan untuk
pengolahan data geologi, pertambangan, serta perencanaan tambang. Minesscape
menyediakan berbagai fitur yang sangat berguna dalam proses pengolahan dan
analisa data – data tambang. Minescape dikembangkan untuk memenuhi berbagai
tuntutan dalam industri pertambangan dan digunakan oleh lebih dari 100 perusahaan
pertambangan di Indonesia. Minescape juga merupakan rangkaian solusi terintegrasi
yang dirancang untuk operasi pertambangan menggunakan sistem open
cut dan underground dan merupakan software mining system terpadu yang dirancang
khusus untuk pertambangan. Minescape mampu meningkatkan semua aspek
informasi teknis suatu lokasi tambang mulai dari data eksplorasi, perancangan
tambang jangka pendek, penjadwalan jangka panjang dan sampai ke penjadwalan
produksi tambang dan juga memiliki fungsi pemodelan geologi dan desain tambang
yang luas, misalnya pembuatan final wall, perencanaan jalan, analisa progres
tambang, perencanaan kegiatan eksploitasi bahan tambang, perhitungan cadangan
sumberdaya batubara, pemodelan batubara dan masih banyak lagi. Sehingga
menjadikannya solusi pertambangan terkemuka di Indonesia.
I.5.14.1. Tipe data. Format data dan file yang digunakan dalam perangkat lunak
Minescape 4.118 adalah:
1. DXF format menggunakan ekstensi file .dxf
2. AS2482 dan ASCII menggunakan ekstensi file .txt, .csv, .prn, .xls
3. Surpac menggunakan ekstensi file .str, .dtm.
4. Triangle atau DTM menggunakan ekstensi file .tri, .edg, .vrt
5. Tabel Files menggunakan ekstensi file.tab, .tmp
Perangkat lunak ini juga mampu mengimport dari format file lain seperti : M2
Blocks, Load, M2 Limit, M2 Culture, M2 Fault Plots, Vulcan, Moss-Genio, Surpac,
Microlynk, dan Features, sehingga software Minescape dapat terintegrasi dengan
mengolah beberapa informasi dari software pertambangan yang lain dengan mudah.
Data-data tersebut disimpan dalam proyek yang telah dibuat dengan folder
penyimpanan yang berbeda.