Anda di halaman 1dari 5

Detektif the pelacax

Setiap hari pasti ada aja masalah. Untuk menyelesaikan masalah itu kita harus berfikir
keras agar nggak ada masalah baru yang muncul gara – gara salah ambil solusi. Nah, tepi tenang
coy, buat lo yang nggak mau cape’ – cape’ mikir buat nyelesain masalah sendirian, gue kenalin
nih geng The PelacaX. Mereka ini adalah sekelompok anak muda yang punya prinsip “Hidup tanpa
masalah itu hambar coy!!”. Nah loh, dari prinsipnya aja lo pasti mirkirnya nih anak – anak suka
buat onar. SALAAH!! Justru mereka inilah yang akan bantuin lo nyelesaikan masalah – masalah lo.
Namanya aja udah kelihatan kok, “The PelacaX” persis sebutan hewan yang bantuin polisi untuk
mendeteksi keberadaan pencuri. Nah...seeperti itu lah kerjaan mereka, mengusut masalah sampai
ke akar – akarnya.
The PelacaX beranggotan empat orang. Oke gue kenalin anggotanya satu – satu. Nah,
yang pertama yaitu ketuanya, cewek loh. Senyumnya manis sih, tapi hati – hati kalau salah
pancing, sisi laki – lakinya bisa keluar loh, sekali libas bablas angine…eh salah, kok malah
iklan…maksud gue hacur muka lo. Namanya Mauri Andriana, panggilannya Riana. Dia ini suka
sekali film – film atau buku – buku tentang detektif, makanya dia sangat ambisius jadi detektif
terkenal apalagi sampai bisa seperti tokoh detektif kesukaannya, Conan alias Sinichi Kudo, detektif
muda yang masih sekolah di SMA namun bisa memecahkan masalah dengan mudah. Sehingga
tatkala strategi yang disusunnya pun kurang lebih sama dengan Sinichi Kudo itu. Tapi, alhasil tak
jarang juga masalah itu jadi tak berujung.
Lanjuuut, yang kedua ada Tirta Syalala (ibunya suka nyanyi kali ya, ngasih nama anaknya
kok kayak lagu senandung di kamar mandi sih….syalala….eh malah nyanyi). Nah, nih anak
badannya paling mungil, untung aja otaknya gak ikutan mini juga, buktinya hamper semua
rencananyalah yang berjalan lancer dan sukses mecahin masalah. Anaknya hitam manis tapi
jangan coba – coba dekatin nih anak kalo lo gak punya kepentingan yang genting atau Cuma mau
ngobrol basa basi aja. Yakin deh, lo bakalan nyesal kalau melakuinnya. Karena nih anak akan
ngerocoooos aja gak berhenti sampai lo tepuk tagan tiga kali, baru tuh anak bakalan diam disertai
lupa dengan apa yang diomonginnya. Memang aneh, tapi NYATA.
Terus ada cewek anggun, cantik, dan lembut yang bisa membuat cowok – cowok terpukau
kalau melihatnya berjalan di catwalk. Tapi, dibalik keanggunannya lo nggak akan nyangka dengan
hal konyol persis anak kecil yang dilakuinnya tanpa sadar sambil memasang muka tanpa dosa.
Yakin deh, siapa aja yang ngeliat dia lagi bertingkah kayak gitu pasti nyesal udah nganggap dia
cewek yang anggun. Satu lagi sifatnya yang buat teman – temannya sering menjadi geram, yaitu
kalau lagi mikir lamaaa…banget. Lemotnya itu nggak ketolongan deh. Tapi itulah dia Divara
Christine atau lebih dikenal dengan Vara.
Nah, dan yang terakhir ada cowok tampan berkacamata, yaitu Prima Marinir yang biasa
dipanggil Prima (tapi kalau malam Mari…woow…ya nggak lah, becanda aja). Dia ini terkenal
karena pintar terutama masalah teknologi komputernya. Tapi di balik sifatnya yang pendiam, akan
berubah 180º kalau lagi gosip alias heboooh banget. Pokoknya kalau dia jadi presenter di acara
gosip, yakin deh tuh gosip akan dikupas setajam GOLOK!! (mau ngalahin acara gosip SILET).
Oke, cukup deh perkenalannya. Gue akan kasih tau lo salah satu aksi mereka dalam
mecahin masalah. Kebetulan di SMA mereka ada masalah yang masih hangat nih, yaitu hilangnya
kunci buku harian Bu Prisil, guru olahraga yang gaul dan masih muda tapi galaknya ngalahin
macan dalam kandang kalau menyangkut sentuh – menyentuh buku harian yang selalu dibawanya
kemana pun dia pergi itu.
Siang itu suasana mencekam nan mendung menyelimuti ruang guru yang disertai
kepanikan Bu Prisil yang sedang membongkar meja kerjanya. Guru – guru yang lain pun berusaha
menenangkan Bu Prisil yang berurai air mata sambil membantunya untuk mengingat dimana ia
meletakkan benda yang dicarinya.
Berita yang heboh itupun terdengar sampai ke telinga sang ketua The PelacaX, yaitu
Riana. Dia segera memberikan aba – aba kepada Tirta, Vara, dan Prima untuk mengikutinya. Pintu
ruang guru pun dibuka dengan pasti olehnya. Semua mata tertuju pada sosok empat anak itu.
Riana, dengan wajah yang meyakinkan da penuh kepastian berkata,
“Serahkan kasus ini kepada kami Bu!” sambil memancarkan tatapan api semangat yang
membara. Bu Prisil pun dengan mata berbinar dan penuh harap berkata,
“Baiklah, Ibu serahkan kepada kalian. Tolong temukan kunci diary sweety baby ibu ya!”
“Tenang Bu, dalam tempoh waktu yang sesingkat – singkatnya kami akan menemukan
kunci itu” jawab Prima sambil mengeluarkan alat pendeteksi benda kecil yaitu kaca pembesar.
Mereka berempatpun berkumpul untuk membicarakan strategi. Mereka pun sepakat
menyusuri setiap sudut sekolah. Namun, setelah satu jam dengan hasil yang nihil. Riana pun
merubah strateginya,
“Gini aja deh, gue dan Prima nyari nya dari halaman depan sampai belakang sekolah,
sedangkan lo Tir dengan Vara memantau dari atas kali aja kunci ibu terpantul sinar matahari jadi
kan bersinar tuh”
“Tuh kan kumat deh penyakit detektif lo Na” cetus Tirta.
“Maksud lo?” tanya Riana sedikit marah.
“Coba deh lo pikir lagi, gimana caranya gue liat dari atas? Dari lantai 2? Nih sekolah aja
cuma 1 tingkat. Mau pakai helicopter? Mustahil kalau ada. Mau terbang? Gimana caranya? Minta
tolong Superman? “ kata Tirta panjang lebar.
“Hehe…sorry…” jawab Riana.
Vara, dengan muka polosnya malah memberikan saran yang membuat teman – temannya
terkejut.
“Gimana kalau kita tanya Bu Prisil aja dulu. Kemana aja dia pergi selama dari tadi pagi dan
kira – kira dimana tempat yang dicurigai kunci itu hilang disana”
Riana, Tirta dan Prima pun menatap Vara dengan mata melotot dan mulut ternganga tak
percaya. Prima pun memegang kening Vara.
“Lo gag kesambet kan Ra?”.
“Iiih…apaan sih?” sambil menepis tangan Prima dari keningnya.
“Atau jangan – jangan lutut lo kebentur keras kali ya?” ledek Tirta.
“Iiih…emang otak Vara di lutut?” dengan mulut yang maju lima senti.
“Hehehe…becanda. Tumben otak lo bener gag lemot lagi Ra” ledek Riana.
“Hehe….ya tuh…udah lo kasih oli ya mesin otak lo biar gak berkarat lagi?” ledek Prima.
Vara pun hanya cemberut menjadi bulan – bulanan teman – temannya itu.
“Udah ah yuk ke tempat Bu Prisil. Ntar makin banyak waktu yang terbuang sia – sia.”
komando Riana.
Mereka pun menuju ruang guru untuk bertemu Bu Prisil dan Riana pun membuka
pembicaraan.
“Bu, kira – kira ibu kehilangan kuncinya dimana?”. Bu Prisil, dengan wajah gundah pun
memulai ceritanya.
“Waktu istirahat tadi, Ibu pergi ke kantin untuk makan gorengan kesukaan ibu. Nah, sambil
makan ibu menulis di buku harian ibu yang tentunya ibu buka dengan kuncinya. Selesai Ibu
menulis dan makan gorengan itu, bukunya ibu kunci lagi dan karna celana ibu gak ada
kantongnya, jadi ibu masukkin kuncinya ke dalam tas handphone ibu, truz ibu masukkin ke dalam
tas ibu.”
“NAAAH….” teriak Prima tiba – tiba.
“Apaan sih lo? Ngagetin aja…” cetus Riana sambil menepuk bahu Prima.
“Ma’af reflex tadi” jawab Prima.
“Reflex kenapa lo? Ha?” tanya Vara.
“Hem…masak lo – lo gak ngerti sih?” tanyak Tirta sambil menunjuk Riana dan Vara.
“Itu berarti kunci diary sweety baby Bu Prisil itu ada di dalam tasnya, tepatnya di dalam tas
handphone Bu Prisil” jelas Tirta.
“Ooohh….iya ya…” kata Riana.
Bu Prisil pun bergegas memeriksa tasnya dan alhasil kunci itu emag ada di sana.
“Terimakasih ya anak – anak, akhirnya kunci diary sweety baby Ibu ketemu juga” kata Bu
Prisil berurai air mata sambil menciumi kuncinya.
“Saya bilang juga apa Bu, serahkan kepada kami” kata Riana yakin.
“Karena bagi kami masalah itu akan selesai kalau direnungkan bersama” kata mereka
berempat serentak.
“Oke…The PelacaX….YEEEY……” sorak mereka serentak sambil menepis poni rambut
masing – masing persis cewek yang lagi tebar pesona sambil monyongin bibir lima senti ke depan
(Hueeks….geli gue ngebayangin ekspresinya, apalagi Prima, diakan cowok)
Oke, itu sepenggal cerita tentang aksi The PelacaX dan msih banyak lagi cerita mereka
yang pastinya lebih seru dan hati – hati yang gak tahan bisa muntah – muntah tuh gara – gara
ngebayangain pose mereka sehabis memecahkan masalah. Tapi, ingat coy ambil hikmahnya aja
ya, yang negatifnya buang aja ke laut (emangnya cewek matre’). Kalau lo ada masalah mendingan
jangan disimpan sendiri, ceritain ke sahabat lo trus cari solusinya deh yang terbaiknya gimana.
Oke guys….!!!

^_^ Tamat ^_^


Pertanyaan :
1) Apakah tema cerpen tersebut?
Jawab : Memecahkan masalah bersama sahabat.

2) Apakah pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut?


Jawab : Bekerjasamalah dengan sahabatmu untuk mencari solusi dari sebuah
masalah yang sedang dihadapi.

3) Apakah sudut pandang yang digunakan dalam cerpen tersebut?


Jawab : Tokoh pertama sebagai pelaku sampingan

4) Apakah alur yang digunakan dalam cerpen tersebut?


Jawab : Alur maju

5) Jelaskan watak tokoh dalam cerpen tersebut!


Jawab : Aku = serba tau dan humoris, Riana = ambisius, sedikit terperngaruh oleh
detektif idolanya, Tirta = suka menggoda teman – temannya, Prima =
Pintar suka bercanda, Vara = lemot, seperti anak kecil, Bu Prisil = suka
berlebihan mengekspresikan perasaannya, panikan.

6) Bagaimana gaya bahasa yang digunakan pengarang?


Jawab : Gaya bahasa yang santai dan dimengerti anak muda yang membacanya.

Anda mungkin juga menyukai