SKRIPSI Mhammad Alhafiz
SKRIPSI Mhammad Alhafiz
Oleh:
Oleh:
PERNYATAAN
1. Karya tulis saya, kertas skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana, baik Universitas Riau
maupun perguruan tinngi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain dalam penulisannya, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dan
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi
Pekanbaru, 2017
Yang membuat pernyataan,
iv
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi
yang berjudul “Pengaruh Variasi Kecepatan Elektroda Dan Pemilihan Arus
Listrik Terhadap Kualitas Hasil Pengelasan Mild Steel Pada Pengelasan SMAW”
dapat diselesaikan tepat pada waktu yang diharapkan. Hal ini dilakukan sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Riau.
Selama kegiatan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan berupa
bimbingan, arahan, dan saran dari berbagai pihak. Dengan selesainya skipsi ini,
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Yohanes, S.T., M.T sebagai dosen pembimbing penulis yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Syafri, S.T., M.T sebagai dosen pembimbing pendamping penulis
yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Anita Susilawati, ST., MSc., Pd.D , Bapak Nazaruddin, ST., MT , Bapak
Dedy Masnur, ST., M.Eng dan Bapak Rahmat Iman Mainil, ST., MT Sebagai
penguji yang memberikan saran dan masukan dalam menyelesaikan Tugas
Akhir penulis
4. Bapak Feblil Huda, S.T., M.T., Ph.D selaku Koordinator Program Studi S1
Teknik Mesin Universitas Riau.
5. Seluruh Bapak/Ibu Staf Dosen Teknik Mesin Universitas Riau yang telah
memberikan ilmu dan pengajarannya kepada penulis selama perkuliahan.
6. Kepada orang tua yang sangat penulis sayangi, Ibunda Martina dan Ayahanda
Hendra yang telah bersusah payah merawat, membesarkan, menyekolahkan
dengan penuh kesabaran mendidik semasa kecil hingga dewasa terlebih
v
memberikan semangat, motivasi dan iringan doa selama mengikuti program
sarjana serta sebagai sumber nasehat dalam hidup penulis.
7. Kepada Teknisi-teknisi laboratorium Teknik Mesin, Bang Doni Saputra,
Amd, Bang Andi Putra Amd, Bang Edi Fitra Amd, selaku teknisi
laboartorium komputer, Bapak Arief, ST selaku teknisi laboratorium
teknologi produksi dan lain-lain. Terimakasih atas kerja samanya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini.
8. Kepada teman-teman Team Welding, Alfrets, Fadli, Jhefri dan Bang Windodo
terimakasih atas kerja samanya sehingga mesin Welding ini dapat
diselesaikan.
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Pekanbaru
Pada Tanggal : Agustus 2017
Yang menyatakan
vii
PENGARUH VARIASI KECEPATAN ELEKTRODA DAN PEMILIHAN
ARUS LISTRIK TERHADAP KUALITAS HASIL PENGELASAN MILD
STEEL PADA PENGELASAN SMAW
Muhammad Alhafiz Hrp.
Laboratorium Produksi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau
ABSTRAK
Salah satu teknologi pengelasan adalah pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc
Welding) yang mempunyai keunggulan tersendiri, diantaranya, besar arus sebagai
sumber panas yang digunakan dapat divariasikan, mudah digunakan dalam
berbagai posisi pengelasan, dan penetrasi serta lebar peleburan elektroda dapat
disesuaikan. Agar kecepatan pengelasan berjalan dengan tepat, penelitian ini
menggunakan mesin las SMAW dengan sistem sliding adaptive vertical yang
memvariasikan arus dan kecepatan pengelasan terhadap karakteristik hasil las,
dengan melakukan pengamatan secara visual dan sifat mekanis menggunakan uji
tarik. Kecepatan pengelasan dikontrol menggunakan arduino uno dengan putaran
motor stepper sebagai penggerak. Bahan yang digunakan adalah baja karbon
rendah (mild steel) yang telah di uji kandungan komposisinya, kampuh yang
digunakan adalah kampuh V dengan sudut kampuh 60° dan elektroda yang
digunakan adalah elektroda E6013. Jumlah spesimen yang divariasikan sebanyak
9 specimen dengan kekuatan tarik tertinggi adalah 543,48 MPa dan nilai terendah
adalah 253,75 MPa.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR NOTASI ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah ................................................................................... 3
1.5 Manfaat................................................................................................. 3
1.6 Sistematika Penulisan........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelasan (welding) ........................................................................... 5
2.2 Kampuh ................................................................................................ 7
2.3 Baja karbon .......................................................................................... 8
2.2.1 Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel) ................................ 8
2.2.2 Baja Karbon Menengah (Medium Carbon Steel) ..................... 9
2.2.3 Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel)................................. 9
2.4 Parameter pengelasan ......................................................................... 10
2.4.1 Arus Pengelasan ..................................................................... 12
2.4.2 Elektroda ................................................................................ 12
2.4.3 Amper ..................................................................................... 13
2.4.4 Kecepatan pengelasan (welding speed) .................................. 14
2.4.5 Sudut elektroda (Electrode angle) .......................................... 15
2.5 Pemeriksaan ....................................................................................... 15
2.6 Pengujian ............................................................................................ 17
2.7.1 Penetrant Testing ( pengujian dengan penetran). ................... 18
ii
2.7.2 Pengujian Tarik ...................................................................... 19
2.7.3 Pengujian Metalografi ............................................................ 21
BAB III METODOLOGI
3.1. Metodologi Penelitian ........................................................................ 23
3.2. Alat dan Bahan ................................................................................... 35
3.2.1. Alat ......................................................................................... 35
3.2.2. Bahan ...................................................................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ................................................................................................... 40
4.1.1 Masukan Panas ( Heat Input ) ..................................................... 41
4.2 Pembahasan ........................................................................................ 43
4.2.1 Masukan panas ....................................................................... 43
4.2.2 Uji visual ................................................................................ 44
4.2.3 Penetrant test .......................................................................... 45
4.2.4 Pembahasan uji tarik .............................................................. 46
4.2.5 Pengujian metalografi............................................................. 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan............................................................................................. 50
5.2. Saran ................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
Gambar 3. 14 Proses pembentukan spesimen uji tarik ......................................... 31
Gambar 3. 15 Hasil pembentukan spesimen uji tarik ........................................... 31
Gambar 3. 16 Pengujian tarik................................................................................ 32
Gambar 3. 17 Proses pemotongan spesimen uji metalografi ................................ 33
Gambar 3. 18 Spesimen uji metalografi ................................................................ 33
Gambar 3. 19 Pengujian metalografi .................................................................... 34
Gambar 3. 21 Konsep mesin sliding adaptive vertical ......................................... 35
Gambar 3. 22 Mesin las (Heliarc 352) ................................................................. 35
Gambar 3. 23 Gerinda ........................................................................................... 36
Gambar 3. 24 Mesin Gergaji ................................................................................. 36
Gambar 3. 25 Liquid penetrant ............................................................................. 37
Gambar 3. 26 Computer servo control material testing mechine ......................... 37
Gambar 3. 27 Mikroskop optik ............................................................................. 38
Gambar 3. 28 Baja carbon rendah (mild Steel) ..................................................... 38
Gambar 3. 29 Elektroda pengelasan...................................................................... 39
Gambar 4. 1 Diagram variasi arus (70,75,80) terhadap welding Speed ............... 40
Gambar 4. 2 Efesiensi heat input proses pengelasan ............................................ 41
Gambar 4. 3 Uji visual .......................................................................................... 44
Gambar 4. 4 Spesimen Sebelum Pengujian Liquid Penetrant .............................. 45
Gambar 4. 5 Spesimen Sesudah Pengujian Liquid Penetrant .............................. 46
Gambar 4. 6 Spesimen Uji Tarik........................................................................... 47
Gambar 4. 7 Grafik Kekuatan Tarik (Tensile Strength)........................................ 47
Gambar 4. 8 Hasil Pengujian Metalografi............................................................. 48
Gambar 4. 9 Hasil Pengujian Metalogarfi............................................................. 49
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. 2 Pemeriksaan sebelum pengelasan (Wiryosumarto, H. 2000) ............. 16
Tabel 2. 3 Pemeriksaan selama pengelasan (Wiryosumarto, H. 2000) ................ 16
Tabel 2. 4 Pemeriksaan setelah pengelasan (Wiryosumarto, H. 2000) ................ 17
Tabel 3. 1 Pengambilan data ................................................................................. 27
Tabel 4. 1 Masukan Panas (Heat Input) ................................................................ 43
Tabel 4. 2 Uji visual .............................................................................................. 45
vi
DAFTAR NOTASI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui optimasi dari mesin las SMAW
dengan sistem sliding adaptive vertical dengan memvariasikan arus dan kecepatan
pengelasan (welding speed) terhadap sifat mekanis menggunakan uji tarik dan
struktur mikro pada daerah terpengaruh panas (HAZ) menggunakan mikroskop
optic.
1.5 Manfaat
Penelitian ini disajikan dalam bentuk bab per bab yang kemudian
diuraikan dalam sub bab. Adapun bab-bab yang ada secara garis besar adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat, dan sistematika penulisan.
4
5
6
bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari
bahan yang dilas.
Cara lain yang paling utama digunakan untuk memanasi logam yang dilas
adalah arus listrik. Arus listrik dibangkitkan oleh generator dan dialirkan melalui
kabel ke sebuah alat yang menjepit elektroda diujungnya, yaitu suatu logam
batangan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Ketika arus listrik
dialirkan, elektroda disentuhkan ke benda kerja dan kemudian ditarik ke belakang
sedikit, arus listrik tetap mengalir melalui celah sempit antara ujung elektroda
dengan benda kerja mencairkan logam (Baroto, B.T. 2015).
Gambar 2. 2 Shield metal arc welding: (a) Proses pengelasan (b) Area pengelasan
(Wiley, J. & Sons, Inc. 2003)
Faktor yang mempengaruhi las adalah prosedur pengelasan yaitu suatu
perencanaan untuk pelaksanaan penelitian yang meliputi cara pembuatan
kontruksilas yang sesuai rencana dan spesifikasi dengan menentukan semua hal
yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut. Factor produksi pengelasan adalah
jadwal pembuatan, proses pembuatan, alatdanbahan yang diperlukan, urutan
7
2.2 Kampuh
Pada proses pengelasan terdapat bermacam-macam bentuk kampuh seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.
Baja karbon rendah adalah baja yang mengandung karbon kurang dari
0,3%. Baja karbon rendah merupakan baja yang paling murah diproduksi diantara
semua karbon, mudah dimachining dan dilas, serta keuletan dan ketangguhannya
sangat tinggi tetapi kekerasannya rendah dan tahan aus. Sehingga pada
penggunaannya, baja jenis ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan komponen bodi mobil, struktur bangunan, pipa gedung, jembatan,
kaleng, pagar, dan lain-lain (Wiryosumarto, H. 2000).
9
Baja karbon tinggi adalah baja yang mengandung kandungan karbon 0,6%
C- 1,7% C dan memiliki tahan panas yang tinggi, kekerasan tinggi, namun
keuletannya lebih rendah. Baja karbon tinggi mempunyai kuat tarik paling
tinggidan banyak digunakan untuk material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini
adalahdalam pembuatan kawat baja dan kabel baja. Berdasarkan jumlah karbon
yang terkandung di dalam baja maka baja karbon ini banyak digunakan dalam
pembuatan pegas dan alat-alat perkakas seperti palu, gergaji atau pahat potong.
10
Selain itu, baja jenis ini banyak digunakan untuk keperluan industri lain seperti
pembuatan kikir, pisau cukur, mata gergaji, dan sebagainya (Wiryosumarto, H.
2000).
𝐸𝑥𝐼
𝐻𝐼 = (1)
𝑉
keterangan :
11
1. Jika menginginkan masukan panas yang tinggi maka parameter yang dapat
diatur yaitu arus las diperbesar atau kecepatan las diperlambat. Besar
kecilnya arus las dapat diatur langsung pada mesin las.
2. Teganngan las umumnya tidak dapat diatur secara langsung pada mesin
las, tetapi pengaruhnya terhadap masukan panas tetap ada.
Untuk memperoleh masukan panas yang sebenarnya dari suatu proses pengelasan,
persamaan masukan panas diatas dikalikan dengan efisiensi proses sehingga
persamaan tersebut menjadi:
Dimana tabel efesiensi tergantung dari jenis pengelasan yang digunakan, yaitu :
Arus berpengaruh langsung pada penetrasi logam las, bentuk manik las,
lebar HAZ dan dilusi. Arus las makin besar dapat memperdalam penetrasi logam
las dan juga memperlebar HAZ, demikian sebaliknya. Pemakaian aruslas makin
tinggi juga dapat memperlebar manik las. Arus las juga mempengaruhi dilusi atau
pencampuran. Semakin besar arus las maka semakin besar juga dilusi yang artinya
makin banyak bagian logam induk yang mencair. Besarnya arus las ditentukan
oleh diameter elektroda, jenis logam induk dan ketebalannya. (Wiryosumarto, H.
2000)
Pengaturan las ditentukan juga oleh jenis logam induk. Yang dimaksud
jenis logam induk disini adalah logam induk dengan sifat konduktivitas panas
berbeda beda. Konduktivitas panas material memiliki arti besar kecilnya panas
yang mangalir melalui material itu. Konduktivitas panas tinggi berarti panas yang
mengalir besar atau panas dengan cepat terbuang ke lingkungan sekitar, dan
sebaliknya. Logam dengan konduktivitas panas tinggi memerlikan panas
pengelasan yang juga tinggi untuk mencairkannya , sesuai dengan persamaaan 1,
panas yang tinggi diperoleh dengan mengatur arus las yang tinggi.
(Wiryosumarto, H. 2000)
Pelat logam dengan ketebalan yang tipis jika menerima panas maka panas
tersebut akan terbuang dengan waktu yang lama. Berbeda dengan pelat tebal,
panas akan lebih cepat mengalir sehingga pelat akan lebih cepat “dingin”. Dengan
kondisi demikian, pelat logam yang tebal memerlukan panas pengelasan atau
masukan panas lebih tinggi dibandingkan pelat yang tipis. (Wiryosumarto, H.
2000)
2.4.2 Elektroda
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik
manurut klasifikasi Jenney, C. L. dan O’Brien A. (2001) dinyatakan dengan tanda
E XXXX yang artinya sebagai berikut :
E menyatakan elaktroda busur listrik
13
2.4.3 Amper
2.5 Pemeriksaan
Pemeriksaan pengelasan yang dilakukan selama peroses pembuatan
meliputi pemeriksaan sebelum pengelasan yang memeriksa hal-hal seperti yang
ditunjukkan dalam tabel 2 , selama pengelasan meliputi pemeriksaan seperti yang
tercantum dalam Tabel 3 dan sesudah pengelasan seperti yang tercantum dalam
Tabel 4 Sedangkan dalam Tabel 5 ditunjukkan cara-cara pengujian dan
pemeriksaan yang sesuai untuk daerah las. (Wiryosumarto, H. 2000)
16
2.6 Pengujian
Tegangan Tarik
𝐹
σ =𝐴 (3)
𝑜
Keterangan :
σ = Tegangan tarik dalam kg/mm2
F = Beban maximum pada waktu pengujian dalam kg
Ao= Luas penampang awal dalam mm2
Regangan
(𝑙−𝑙𝑜 )
𝜀= 𝑥% (4)
𝑙𝑜
Keterangan :
ε = Renggangan dalam %
Δl = Perpanjangan dalam mm
lo = Panjang awal dalam mm
Perkecilan luas penampang (Ar)
(𝐴𝑜 −𝐴𝑓 )
𝐴𝑟 = 𝑥%
𝐴𝑜
Keterangan :
E = Modulus elastisitas dalam kg/mm2
σ = Kekuatan tarik dalam kg/mm2
ε = Renggangan dalam %
Mulai
Studi Literatur
Uji penetrant
Tidak
Sesuai
Ya
Uji tarik
23
24
Uji metalografi
Kesimpulan
Selesai
1) Studi literatur merupakan tahap awal dalam pelaksanaan tugas akhir, studi
literatur dilakukan dengan cara memahami informasi dari teori dan
mempelajari buku-buku yang berkaitan pada topik tugas akhir serta batasan
masalah yang akan dibahas dengan pencarian artikel yang berhubungan
dengan pengkajian.
Penyemprotan developer dilakukan dari jarak 25-30 cm. Hal ini dimaksudkan
agar indikasi crack tetap bisa terbaca, jika terlalu dekat kemungkinan indikasi
crack bisa tertutupi oleh warna dari developer.
b) Pembingkaian (Mounting)
10) Pengujian metalografi bertujuan untuk mengatahui struktur butir pada daerah
HAZ dari hasil pengelasan SMAW.
12) Kesimpulan, yaitu menyimpulkan dari hasil analisa yang didapatkan selama
penelitian.
35
2) Mesin Las
3) Jangka sorong
4) Gerinda
Gambar 3. 22 Gerinda
5) Mesin Gergaji
6) Mesin Frais
37
7) Liquid penetrant
8) Resin
9) Amplas
10) Pasta poles
11) Bahan etsa
12) Alat uji tarik
3.2.2. Bahan
1) Spesimen
Didalam penilitan ini bahan uji yang digunakan adalah pelat baja mild
steel dengan ukuran 100 mm × 80 mm × 8 mm dengan jumlah sembilan
(9) spesimen.
2) Elektroda
4.1 Hasil
Hasil dari penelitian ini berupa hasil pengujian dari visual test (uji visual),
liquid penetrant (penetrant test), pengujian tarik dan metalografi, yang
berdasarkan hasil dari variasi arus dan kecepatan pengelasan (welding speed)
seperti pada Gambar 4.1.
40
41
4.2 Pembahasan
4.2.1 Masukan panas
Arus
Tegangan (Motor Welding Head
listrik Efesiensi
Specimen Busur (E) Rotation) Speed input
(I)
A V Rpm mm/s % J/mm
X1 70 73 1,5 3,311 0,8 1234,576
X2 70 73 1,75 3,745 0,8 1091,496
X3 70 73 2 4,310 0,8 948,416
Y1 75 72,8 1,5 3,311 0,8 1319,136
Y2 75 72,8 1,75 3,745 0,8 1166,256
Y3 75 72,8 2 4,310 0,8 1013,376
Z1 80 72,7 1,5 3,311 0,8 1405,146
Z2 80 72,7 1,75 3,745 0,8 1242,298
Z3 80 72,7 2 4,310 0,8 1079,450
44
Dari tabel 4.1 dapat dilihat nilai heat input tertinggi terjadi pada Z1 dan
nilai terendah terjadi pada spesimen X3. Nilai heat input dipengaruhi besar oleh
arus dan kecepatan pengelasan ( welding speed ). Jika menginginkan masukan
panas yang tinggi maka parameter yang dapat diatur yaitu arus las diperbesar atau
kecepatan las diperlambat. Besar kecilnya arus las pada penelitian ini dapat diatur
langsung pada mesin las. Teganngan las umumnya tidak dapat diatur secara
langsung pada mesin las, tetapi pengaruhnya terhadap masukan panas tetap ada.
Tabel 4.1 Merupakan hasil dari uji visual yang telah dilakukan. Pengukaran
pada pengujian ini menggunakan alat ukur jangka sorong dengan tingkat ketelitian
alat 0,05mm.
45
X Y Z
Gambar 4. 5 Spesimen Sesudah Pengujian Liquid Penetrant
543.48
Tensile Strength (Mpa)
Dari Gambar 4.7 dapat dilihat nilai kekuatan tarik tertinggi terjadi pada
spesimen Y2 sebesar 543,48 MPa. Dan nilai terendah terjadi pada spesimen X1
sebesar 253,75 MPa. Dengan hasil tersebut, spesimen Y2 yang memilki kuat arus
sebesar 75 A dan kecepatan motor 1,75 Rpm merupakan spesimen yang memilki
kekuatan tarik tertinggi dibandingkan spesimen X1, spesimen tanpa pengelasan
(mild steel) dan spesimen Z3. Spesimen Z3 yang memilki kuat arus sebesar 80 A
dan kecepatan motor 2 Rpm juga merupakan spesimen yang memiliki nilai
kekuatan tarik lebih tinggi dibandingkan spesimen X1 dan mild steel. Sedangkan
spesimen X1 yang memilki kekuatan tarik terrendah dibandingkan spesimen
lainnya, disebabkan oleh adanya cacat pada bagian smbungan las yang
mengakibatkan kekuatan tarik pada spesimen tersebuat mengalami penurunan
kekuatan dibandingkan kekuatan material tanpa pengelasan (mild steel).
Dengan demikian, setelah dilakukannya analisa pengujian tarik, maka
dilakukan pemilihan spesimen yang memilki kekuatan tarik tertinggi untuk
dilanjutkan ke pengujian berikutnya yaitu pengujian metalografi.
Weld Metal
HAZ
Base Metal
5.1. Simpulan
Penilitian yang dilakukan secara eksperimental dengan memvariasikan
arus dan welding speed terhadap material mild steel dengan jumlah variasi 9
specimen. 9 spesimen ini kemudian dilakukan pengujian visual, pengujian liquid
penetrant dan pengujian tarik. Hasil dari pengujian tersebut dapat disimpulkan
sebagai berikut:
5.2. Saran
Sebaiknya dalam proses pengembailan data sebaiknya melakukan dengan
hati-hati dan sesuai prosedur pengoprasian mesin (SOP). Untuk menghindari
kemungkinan kecelakaan kerja dan memperkecil kesalahan pengambilan data.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
LAMPIRAN
52
53
54
55
56
57
58