Anda di halaman 1dari 3

TRAUMA ABDOMEN

Komplikasi

Jejas pada abdomen dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada trauma
tumpul dengan velositas rendah (misalnya akibat tinju) biasanya menimbulkan kerusakan satu
organ. Sedangkan trauma velositas tinggi sering menimbulkan kerusakan organ multiple, seperti
organ padat (hepar, lien, ginjal) dari pada organ-organ berongga. Yang mungkin terjadi pada
trauma abdomen (Wim De Jong, Sjamsuhidajat R : 2003) :

1. Perforasi
Gejala perangsangan peritoneum yang dapat disebabkan oleh zat kimia atau
mikroorganisme. Bila perforasi terjadi dibagian atas, misalnya lambung, maka terjadi
perangsangan oleh zat kimia segera sesudah trauma dan timbul gejala peritonitis hebat.
Bila perforasi terjadi di bagian bawah seperti kolon, mula-mula timbul gejala karena
gejala-gejala akut abdomen karena perangsangan peritoneum.
2. Perdarahan
Setiap trauma abdomen (trauma tumpul, trauma tajam, dan tembak) dapat menimbulkan
perdarahan. Yang paling banyak terkena robekan pada trauma adalah alat-alat parenkim,
mesenterium, dan ligamen. Sedangkan alat-alat traktus digestivus pada trauma tumpul
biasanya terhindar. Diagnostik perdarahan pada trauma tumpul lebih sulit dibanding
trauma tajam. Perdarahan dari aorta atau vena kava dapat menyebabkan kematian dalam
30 detik. Gejala klinis perdarahan bergantung pada volume darah yang keluar, yaitu
berupa takikardia, hipotensi, pucat, gelisah. Gejala ini dapat timbul atau setelah muncul
waktu yang lebih lama.
3. Gangguan koagulasi
Setelah perdarahan dan transfuse massif pada penderita trauma sering dijumpai gangguan
koagulasi. Keadaan ini dapat disebabkan oleh pemakaian darah yang disimpan lama,
hipotermia, gangguan pembekuan akibat habis dipakainya faktor pembekuan I,II,VIII,
serta gangguan fungsi trombosit. Gangguan fungsi trombosit terjadi karena darah yang
disimpan lama trombositnya sesudah dikeluarkan, atau pada transfuse terjadi di lusi
trombosit sehingga terjadi trombositopenia. Hipotermia dapat menyebabkan sekuesterasi

1
trombosit. Pada perdarahan berlebihan cadangan faktor pembekuan dalam tubuh akan
berkurang atau habis. Keadaan ini disebut sebagai koagulopati konsumtif.
4. Sepsis
Sepsis merupakan penyebab kematian tersering pada penderita trauma. Infeksi pasca
trauma sangat bergantung pada usia penderita, waktu antara trauma dan
penanggulangannya, kontaminasi luka, jenis, dan sifat luka, kerusakan jaringan, syok,
jenis tindakan, dan pemberian antibiotik. Jenis luka terkontaminasi atau luka kotor pun
hampir selalu diikuti dengan infeksi pasca bedah.
5. Gagal organ
Pascatrauma abdomen dapat terjadi kegagalan fungsi beberapa organ seperti:
a. Gagal hati
Hiperbilirubinemia dengan ikterus pada penderita trauma dapat terjadi prehepatik,
insufisiensi hepatoselular, yaitu hepatik, atau obstruksi pasca hepatik. Perlu diingat
bahwa ikterus prehepatik dapat pula tejadi karena hemolisis akibat transfuse darah
inkompatibel atau reabsorpsi hematom.
Insufisiensi hepatoselular dengan ikterus hepatik terjadi pada nekrosis sel hati
karena hipoksia, hipotensi, inflamasi, atau reseksi hati akibat trauma. Hepatitis pasca
transfuse dapat pula menyebabkan insufisiensi ini dan menimbulkan ikterus hepatik
dalam minggu ketiga pasca trauma.
b. Gagal ginjal
Gagal ginjal pasca trauma sering berupa gagal ginjal akut yang dapat timbul terutama
pada orang di atas usia 60 tahun, penderita penyakit ginjal , syok berat yang lebih
lama dari setengah jam, sepsis atau penggunaan obat nefrotoksik. Hipovolemia
menurunkan aliran darah ke korteks sehingga ginjal tidak mampu mengonsentrasi
urin dan akhirnya terjadi nekrosis tubuler akut. Pada nekrosis tubuler akut secara
klinis ditemukan anuria atau oliguria yang harus dibedakan dengan pengaruh
hipovolemia. Untuk itu diperlukan pemeriksaan ureum dan kreatinin guna memantau
fungsi ginjal. Namun demikian, regenerasi masih mungkin terjadi dalam waktu 6
minggu, uremia sewaktu itu dapat diatasi dengan restriksi pemasukan air dan dialysis
darah.

2
6. Syok
Penyebab utama syok pada pasien trauma adalah berkurangnya volume cairan
intravaskular, suatu keadaan yang sering diakibatkan oleh perdarahan.

Prognosis

Prognosis untuk pasien dengan trauma tumpul abdomen bervariasi. Tanpa data statistik
yang menggambarkan jumlah kematian diluar rumah sakit, dan jumlah pasien total dengan
trauma tumpul abdomen, gambaran spesifik prognosis untuk pasien trauma intra abdomen sulit.
Angka kematian untuk pasien rawat inap berkisar antara 5-10%. (Udeani & Steinberg, 2011)

Diagnosis Banding

1. Stroke hemoragik
2. Syok hipovolemik
3. Lower genitourinary trauma
4. Penetrating abdominal trauma in emergency medicine
5. Pregnancy trauma
6. Upper genitourinary trauma

Anda mungkin juga menyukai