Anda di halaman 1dari 7

BERAWAL DARI SEBUAH PERSAHABATAN

Oleh: Mira Andriani

Di suatu kelas yang amat seru dan


mengasikan aku duduk bersama
seorang sahabat yang telah ku kenal
kelas sejak kelas 1 SMA yang
bernama Randy. Kini kami telah
duduk di kelas 2 SMA Negeri Jakarta.
Aku telah berteman dengannya sejak
kelas 1 SMA, entah mengapa di kelas
2 aku sekelas lagi dengannya.

Pada saat pelajaran berlangsung


tiba-tiba seorang guru piket telah
datang ke kelas ku. Guru piket itu
datang tidak sendirian, tetapi
bersama seorang cwe yang
sebelumnya blum aku kenal dan belum juga aku lihat di sekolah ini. Yah, bisa di anggap lumayan
cantik lahh cwe itu.

“Wan, ada cwe tuuuhhhh” Randy memberi tahu padaku

“Ya gue juga tau itu cwe, gue masih normal masih bisa bedain cwe sama cwo kaleee”
gurau ku

“yeee, biasa ajh kalee kan gue cuma ngasih tau”

Akhirnya guru piket itu menjelaskan kepada seluruh siswa di kelasku bahwa cwe yang telah
datang bersamanya itu adalah murid baru yang telah mendaftarkan diri untuk bersekolah di
sini.

“Selamat pagi anak-anak” sapa guru piket itu

“PAGIIIII BUUUU” jawab seluruh siswa di kelas ku

“Oke, pagi ini kalian telah kedatangan siswa baru yang baru saja pindah dari Bandung,
semoga kalian semua bisa berteman dengan baik bersamanya”

“Selamat pagi teman-teman, nama ku Riska yang baru saja pindah dari Bandung.
Semoga teman-teman dapat menerima saya dengan baik di sekolah ini” sapa cwe itu
memperkenalkan diri
Semua teman-teman kelas ku pun mendengarkan dengan baik sedikit cerita mengenai
sekolahnya di Bandung sebelum ia duduk untuk melanjutkan pelajaran.

“Baik lah anak-anak itu lah sedikit cerita dari Riska. Semoga Riska dapat membagi
pengalaman baiknya dengan teman-teman yang ada di sini”

“Baik Bu” jawab Riska singkat

“Wandi, bangku depan kamu ada yang kosong di situ ada yang menempatkan apa tidak
?” tiba-tiba guru piket itu bertanya pada ku

“i..iiya bu, kosong ko bu” jawabku ragu-ragu karena dari tadi aku sedang
memperhatikan wajah Riska yang cantik.

“Yasudahhh Riska duduk di depan Wandi saja. Wandi, kamu jaga Riska baik-baik”

“Oke deeehhhhh Buuuuu” jawab ku semangat

Akhirnya Riska pun jalan menghampiri bangku tempat duduknya yang telah di tentukan
tepatnya di depan tempat duduk ku.

“Hai Wandiii” sapa Riska sambil menyodorkan tangannya pada ku

“Hai Riska, salam kenal yahh” aku pun menggapai tangannya

“oh iya kenalkan juga teman ku ini namanya Randy” aku sambil menoleh kepada Randy

“Hay” Jawab Riska singkat

“hay juga” jawab Randy

.............

Tak terasa bel istirahat pun berbunyi aku berniat untuk mememui Riska, karena aku yakin
Riska blum mempunyai teman semenjak dia pindah untuk bersekolah di sini semenjak pagi tadi.
Aku pun mengajaknya untuk pergi ke kantin.

“Riska, kamu ga ke kantin ??” tanya ku

“engga, aku lagi males ke kantin, boleh ga aku nemenin kamu istirahat”

“hmm, boleh ko”

Akhirnya aku pun bercerita panjang lebar bersamanya, menceritakan segala sesuatu mulai dari
sekolah ,teman, dan hal lainnya mengenai suasana dan kondisi di sini. Riska pun juga
menceritakan hal serupa kepada ku mengenai suasana dan kondisi yang ada di Bandung.
Sungguh mengasikan bisa dekat dengan Riska walaupun baru pertama kali aku dekat
dengannya.
................

Tak terasa aku dekat dengan Riska sudah hampir satu bulan ini aku telah memendam rasa
dengannya. Aku pun berharap Riska juga memiliki rasa yang sama dengan ku, tapi aku belum
bisa mengungkapkannya.

“Wan,lo suka sama Riska yahh ??”

“Kok lo bisa tau ??”

“Udah deehh gak usah ngelak gue mah udah tau sikap temen gue sendiri hehehe”

“Oke,thanks bro. Tapi gue lagi bingung niihh gimana caranya gw nembak dia, lagian gw
juga deket sama dia baru sebulan”

“Yaelah sebulan itu ga sebentar bro, udah tembak ajh entar keburu di ambil orang lohh”

“Bener juga tuuhh”

Akhirnya setelah pulang sekolah hari itu sesampainya di rumah aku memikirkan kata-kata
sahabat ku si Randy kalau aku dekat dengan Riska tidak sebentar. Aku pun berniat untuk
menembak Riska. Hingga semalaman aku tidak bisa tidur karena aku sedang memikirkan Riska.
Untuk menghilangkan rasa memikirkan Riska sekitar pukul 21:00 aku berniat untuk telpon dia,
oke aku tau itu udah malam tapi aku ga bisa tidur kalo ga tau kabar dia, hahaha LEBAY yahhh
hehehe.

“Hay Riska”

“Hay juga Wandi”

“Kamu blom tdur jam segini ? Emngnya lagi ngapain ?”

“Hmm blom nih, kamu juga blom tdur ? Aku lagi ada masalah niihh !”

“Loh masalah apa ? cerita ajh sama aku mungkin aku bisa bantu kamu”

“Oke deh aku bakalan cerita sama kamu, tapi besok yahh ga enak kalo cerita lewat
telpon”

“Yaudah besok cerita ajh di sekolah ? Oke ?”

“Oke! Eh Wan, udah dulu yahh udah malem niihh aku mau tidur dulu”

“Hmm oke dehh, met tdur yah Riska GOOD NIGHT hehehehe :D”

“Hehe Night to WANDY J”


Akhirnya aku bisa juga mendengar suara Riska dan sedikit mengurangi rasa rindu ku ini, tapi
kok aku makin gak bisa tidur karena penasaran dengan masalah yang di alami oleh Riska tadi.
Hingga akhirnya aku baru bisa tidur pukul 03:00 dini hari.

...................

“KRIIIIIINGG KRIIIIIINNGGGG KRIIIIINNGGGG” Jam weker di kamar ku pun berbunyi sudah


saatnya aku bangun dan siap-siap untuk pergi ke sekolah. Memang cinta itu membuat ku tak
terkontrol, akibat aku tidak bisa tidur semalaman mata ku pun terasa berat untuk di buka, tapi
mau gimana lagi aku harus melakukan kewajibanku sebagai siswa untuk pergi bersekolah

Ternyata sesampainya di sekolah tepat di depan pintu kelas ku aku melihat seorang wanita
yang sedang berdiri di sana, aku tak sadar ternyata itu adalah Riska tak tau kenapa mata ku pun
langsung terbuka lebar walau pun mataku terlihat merah.

“Hai Wandy, kok mata kamu merah ?” Riska menyambutku

“E...eh Riska, engga ko gapapa” jawabku lemas

“Hayo knapa ngomong ajah sama aku”

“Hehe aku kurang tidur semalam Ris ..”

“Loh aku kira abis telpon-an sama aku semalam kamu langsung tidur, pasti mikirin cwe
yahh hayo ngaku hahaha”

“Hahaha, tau ajh kamu Ris ?!” aku pun tak sadar mengatakan itu

“Hah ? Siapa Wan ? kasih tau aku dong !”

“E..eehh engga, aku becanda ko” aku pun mengelak

Aku tak sadar mengatakan itu, hampir saja aku keceplosan mengatakan semuanya kepada Riska
tapi sebenarnya memang benar semalam aku tidak bisa tidur karena sedang memikirkan
seorang wanita yaitu Riska, tapi aku belum berani mengatakan yang sebenarnya.

Aku pun beranjak ke tempat duduk ku, dan di sana sudah terlihat Randy yang sedang duduk di
bangkunya

“Wan, knapa mato lo merah gitu ?? wahh abis ngintipin cwe yahhh ??” Randy meledek
ku

“Huuusss, enak ajah lo semalem gue ga bisa tidur niihhh gara-gara mikirin Riska”

“Ciiieee, makin deket ajh lo sama dia kan udah gue bilang tembak ajah dia”
“Ya gue tau, tapi ga segampang itu juga kan itu semua perlu proses”

“Bener juga siiihh hehehe”

Bunyi bel tanda masuk di sekolah ku pun berbunyi sebentar lagi pelajaran di sekolah akan
segera berlangsung seperti biasa. Jam pertama di kelas ku adalah pelajaran Sejarah, dan
pelajaran itu terkenal sebagai pelajaran yang sangat membosankan mungkin itu sama juga yang
aku rasakan pada saat ini.

Hingga pelajaran itu berlangsung mata ku pun masih tetap terasa berat untuk terbuka, suasana
makin mendukung pada saat pelajaran Sejarah sedang berlangsung. Tak terasa aku pun tertidur
saat pelajaran hingga akhirnya guru Sejarah yang sedang mengajar mengetahui aku sedang
tertidur pulas di meja ku. Dengan logat Medan nya guru itu membangunkan ku.

“Hey Randy, bangunkan teman sebelah kau itu yang sedang tertidur”

“Ehhhh Wan bangun, di panggil Pak Tigor tuuhh” Randy pun membangunkan ku dan
aku langsung bangun sambil mengusap mata ku yang dari tadi pagi sangat mengantuk

“Hey Wandy, berapa skor pertandingan Chelsea vs MU semalam ?”

“3-2 Pak, eehhh” aku pun menjawab reflaek pertanyaan dari Pak Tigor

“HAHAHAHAHA” teman-teman di kelas ku pun tertawa semua tak luput Riska dan
Randy pun juga ikut menertawakan ku

“Sudah-sudah, cepat kau ke toilet dan kau cuci muka kau yang sangat lecek itu”

“Baik Pak ..”

“Jangan tertidur lagi kau di toilet”

“HAHHAHAHAHA” lagi-lagi teman-teman di kelasku tertawa akibat lelucon dari Pak


Tigor

Dan aku pun pergi ke toilet dan langsung mencuci muka ku yang sangat mengantuk, setelah
mencuci muka aku langsung bercermin di kaca yang ada di toilet itu dan aku berfikir, sepertinya
wajah ku juga ga jelek-jelek banget dan gaya ku juga lumayan keren, kenapa aku juga belum
berani mengatakan dan mengungkapkan semua perasaan ku pada Riska tapi aku juga berfikir
dengan kata-kata yang aku ungkapkan sendiri kepada Randy kalau semua itu perlu proses. Tapi
ada sebersit aku berfikir apakah aku pantas untuk Riska ?? Kata-kata itu yang terus
membayangi ku hingga aku sampai di tempat dudukku di kelas. Semua yang aku pikirkan tadi
hilang seketika saat aku mulai konsentrasi ke pelajaran.

Sejak dari awal pelajaran di mulai aku sangat memikirkan apa yang sebenarnya akan di
ceritakan oleh Riska pada ku.
“Ris, sebenarnya kamu mau cerita apa sihh ??”

“Entar ajah ceritanya, masih belajar niihh !”

“Hmm, yaudah dehh entar pulang sekolah ikut aku ajh yahh ??”

“Mau ngapain ?”

“Udaaaahh, entar ikut aku ajh sekalian kamu ceritain masalah itu”

“Hmm, oke deeehh”

Tadinya aku mau mengajaknya untuk pergi ke suatu taman yang sangat idah di dekat komplek,
untuk mengungkapkan perasaan ku yang sebenarnya pada Riska, tetapi aku juga penasaran apa
yang akan di ceritakan pada ku.

Pada saat bell tanda pulang berbunyi aku langsung mengajak dan tak sengaja aku menggandeng
tangannya, setelah berapa detik aku batu menyadarinya. Saat aku melihat ke arah Risaka dia
pun terlihat tersenyum saat aku menggandengnya. Sungguh cantik wajah Risaka saat dia sedang
senyum yang membuat aku semakin yakin aku akan mengatakan isi hati ku hari itu juga.

Setelah sampai pada tempat tujuan, aku ko jadi gugup padahal sebelumnya aku udah yakin
banget untuk mengatakan ini semua. Seharusnya aku yakin ajh suasananya pun udah
meyakinkan banget. Yaudah deh aku buka pembicaraan ajah dulu.

“Ris, emm..mmm”

“Kenapa Wan ?? Ko kayanya gugup gtu ?”

“Ehh, ga jadi dehhh”

“Loh ko ga jadi ?”

“Kamu duluan ajah deeh, katanya kamu mau cerita”

“Ayo lah Wan ngomong ajh, aku ga mau cerita kalo kamu blom cerita”

“Mulai dari pertama kali aku bertatap muka sama kamu, aku ngerasain ada seseuatu
yang beda. Setelah kita udah berteman selama lebih dari satu bulan ini aku merasakan suka
sama kamu. Aku ga tau juga perasaan kamu ke aku sama ato engga, aku ga berharep kamu juga
suka sama aku dan bisa terima aku tapi yang aku pengen kamu tau perasaan aku yang
sebenarnya. Aku sayang Ris.”

“Loh ko jadi aneh yahh ?”

“Aneh knapa Ris ? Aku salah yah suka sama kamu ?”

“Bukan itu Wandy sayang, sebenarnya aku mau cerita kalo aku juga sayang dan suka
sama kamu yang kamu ceritain tadi juga yang mau aku ceritain ke kamu, sebenarnya aku ga
berani ngungkapin duluan semuanya ke kamu karena aku cwe ga mungkin aku ngungkapin
duluan ke kamu, ini ajh aku di paksa sama Randy untuk mengungkapkan semuanya ke kamu,
tapi kamu udah ngungkapin duluan ke aku barusan. Aku tuh selalu curhat sama Randy tentang
kamu. Tapi kamunya yang ga pernah respon perasaan aku. Aku juga sayang kamu Wan.”

“Loh jadi selama ini kamu deket sama sahabat aku toohh. Hmm, yaudah ka kita udah tau
perasaan masing-masing, kamu mau ga jadi pacar aku ??”

“Iya aku mau jadi pacar kamu”

Betapa senangnya peraasan aku saat itu, ternyata


selama ini Riska memiliki perasaan yang sama
dengan ku. Semua yang dia rasain juga sama yang aku
rasaain selama ini. Pada akhirnya aku bisa
mendapatkan Risaka untuk jadi pacar ku. Semua ini
tak terlepas dari sahabatku Randy yang bisa
meyakinkan aku dan Riska untuk mengungkapkan
perasaannya masing-masing, memang dia sahabat
yang baik, sahabat yang bisa mengerti perasaan
sahabatnya sendiri. Keesokan harinya aku berterima
kasih kepada Randy, dia pun merasa senang atas
hubungan ku dengan Riska dan dia mengucapkan
selamat pada ku. Semoga hubungan persahabatanku
pada Randy bisa berjalan lama dan baik. Selain itu
juga semoga hubungan ku dengan Riska dapat terjalin dengan baik juga, karena hubungan ku
dengan Riska berawal dari sebuah persahabatan yang tumbuh menjadi cinta.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai