Cover, Pengesahan, Daftar Isi
Cover, Pengesahan, Daftar Isi
MAKALAH
Disusunoleh:
Kelompok 9 / Kelas A
1. Khusniya FatinNurAini NIM 162310101018
2. PutriNurilHidayah NIM 162310101023
3. RimandaSafitriDewi NIM 162310101044
4. NunungWadahJamilah NIM 162310101048
UNIVERSITAS JEMBER
2017
ii
DisusununtukmemenuhitugasmatakuliahPengkajianFisik
MAKALAH
Disusunoleh:
Kelompok 9
1. KhusniyaFatinNur’Aini NIM 162310101018
2. PutriNurilHidayah NIM 162310101023
3. RimandaSafitriDewi NIM 162310101044
4. NunungWadahJamilah NIM 162310101048
UNIVERSITAS JEMBER
2017
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TugasMakalahdenganjudul
yangdisusunoleh:
Kelompok 9
1. KhusniyaFatinNurAini NIM 162310101018
2. PutriNurilHidayah NIM 162310101023
3. RimandaSafitriDewi NIM 162310101044
4. NunungWadahJamilah NIM 162310101048
telahdisetujuiuntukdiseminarkandandikumpulkanpada:
Makalahinidisusundenganpemikiransendiri,
bukanhasiljiplakanataureproduksiulangmakalah yang telahada.
Ketua Kelompok
Putri Nuril
NIM 162310101023
Mengetahui,
Penanggungjawabmatakuliah DosenPembimbing
PRAKATA
Tim Penyusun
v
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................. iv
2.1 Mata.......................................................................................... 3
2.2 Hidung ...................................................................................... 8
2.3 Telinga ...................................................................................... 11
2.4 Lidah ........................................................................................ 15
2.5 Kulit ......................................................................................... 18
BAB 4 PENUTUP...................................................................................... 67
DAFTAR GAMBAR
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tahap dalam melakukan pengkajian fisik terkait alat
indra
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Memahami cara pemeriksaan fisik pada alat indra secara benar
b. Mengetahui kontraindikasi dan indikasi terkait pemeriksaan alat indra
c. Mengetahui standar prosedur operasional pada pemeriksaan alat indra
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat untuk mahasiswa keperawatan
Sebagai acuan pedoman pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan
1.4.2 Manfaat untuk institusi pendidikan keshatan
Sebagaiacuan sumber dalam metode pembelajaran
1.4.3 Manfaat untuk institusi pelayanan kesehatan
Sebagai acuan praktik dalam melakukan penanganan kesehatan
pada pasien dengan gangguan alat indera
3
2.6 Mata
2.6.1 Anatomi
Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf,
pembuluh darah dan aparatus lakrimalis.
b. Okulus
1.Tunika okuli
6
3. Tunika nervosa
2.6.2 Fisiologi
2.6.2.1 Pembentukan bayangan
Cahaya dari objek membentuk ketajaman tertentu dari
bayangan objek di retina. Bayangan dalam fovea di retina
selalu lebih kecil dan terbalik dari objek nyata. Bayangan yang
jatuh pada retina akan menghasilkan sinyal saraf dalam mosaik
reseptor, selanjutnya mengirimkan bayangan dua dimensi ke
otak untuk direkontruksi menjadi tiga dimensi.
2.7 Hidung
2.7.1 Anatomi
9
1. Bagian atas oleh lamina kribosa ossis etmoidalis dan pars nasalis
ossis frontalis
2. Dinding lateral oleh tulang keras dan tulang rawan.
3. Sekat hidung (septum nasi) oleh tulang karang dan tulang rawan.
10
Pintu depan kavum nasi dibentuk oleh tepi bawah os maksilaris dan
insisura nasalis ossis maksilaris. Sekeliling dinding sebelah dalam terdapat
ruang – ruang udara didalam tulang – tulang kepala yang disebut sinus
paranasalis, terdiri dari : (Syaifuddin, 2011).
Pada dinding hidung terdapat alat – alat kecil yang berfungsi untuk
mengerakkan hidung dan menghirup udara meliputi : (Syaifuddin,
2011).
11
2.7.2 Fisiologi
1. Telinga luar
a. Aurikula. Seluruh permukaan diliputi kulit tipis dengna lapisan
tipis dengan lapisan subkutis pada permukaan anterolateral,
ditemukan rambut kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
b. Meatus akustikus eksterna. Seperti tabung berkelok-kelok yang
terbentang antara aurikula dan membran timpani, berfungsi
menghantarkan gelombang suara dari aurikula dan aurikulula ke
membran timpani, panjangnya kira-kira 2,5 cm.
2. Telinga Tengah
Telinga tengah (kavum timpani) adalah ruang berisi udara dalam
pars peterosa ossis temporalis yang dilapisi oleh membran mukosa
di dalamnya, terdapat tulang-tulang pendengaran yang memisahkan
kavum timpani dari meningen dan lobus temporalis dalam forsa
krani media.
a. Membran timpani. Membran timpani adalah membran fibrosa.
Tepinya menebal tertanam ke dalam alur sisi tulang yang
disebut sulkus timpani. Membran timpani sangat peka terhadap
nyeri dalam permukaan luarnya disarafi oleh N. Auditorius.
b. Ossikula auditus. Terdiri dari maleus, inkus, dan stapes. Maleus
dan inkus berputar pada sumbuh anterior, posterior, dan
berjalan melalui:
- Ligamentum yang menghubungkan prosesus anterior maleus
dengan dinding anterior kavum timpani.
- Prosesur anterior maleus dengan prosesus breve inkudis.
13
2.8.2 Fisiologi
Telinga menerima gelombang suara, membedakan frekuensinya
dan mengirim informasi suara ke dalam sistem saraf pusat. Membran
timpani berbentuk kerucut, merupakan tangkai dari maleus, terikat
kuat pada inkus oleh ligamentum-ligamentum sehingga pada saat
maleus bergerak inkus ikut bergerak. Artikulasi inkus dengan stapes
menyebabkan stapes menyebabkan stepes terdorong kedepan pada
cairan kokhlea. Setiap saat maleus bergerak keluar sehingga
mencetuskan gerakan kedalam dan keluar dari permukaan venestra
ovalis.
Telinga mentranduksi energi gelombang suara ke bentuk implus
saraf yang dihantarkan ke sistem pusat pendengaran tempat suara
diterjemakan. Suara dihasilkan oleh benda yang bergetar dalam
medium fisik. Suara tidak dapat melalui ruang hampa. Suara memiliki
amplitudo dan frekuensi. Telinga mengubah suara dari dunia menuaddi
16
2.9.2 Fisiologi
2.10................................................................................................... Kulit
2.10.1 Anatomi
2.10.2 Fisiologi
2) Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL
air dapat keluar dengan cara menguap melaluikelenjar keringat
tiap hari (Djuanda, 2007).Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang
yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan
air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul
organik hasil pemecahanprotein yaitu amoniak dan urea
(Martini, 2006).Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu
kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
a) Kelenjar keringat apokrin
terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif
pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental
dan bau yang khas (Djuanda, 2007). Kelenjar keringat
25
3.1 Mata
3.1.1 Ketajaman mata
UNIVERSITAS JEMBER
“KETAJAMAN MATA”
HALAM
PROSEDUR NO DOKUMEN: NO REVISI:
AN:
KERJA
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:
terhingga.
8. Referensi
30
3.1.2 Tonometri
UNIVERSITAS JEMBER
“TONOMETRI”
HALA
NO DOKUMEN: NO REVISI:
PROSEDUR KERJA MAN:
4. Kontraindikasi -
8. Referensi
32
UNIVERSITAS JEMBER
“KESEIMBANGAN OTOT”
HALA
NO DOKUMEN: NO REVISI:
PROSEDUR KERJA MAN:
4. Kontraindikasi -
8. Referensi
34
UNIVERSITAS JEMBER
“SENSIBILITAS KORNEA”
HALA
NO DOKUMEN: NO REVISI:
PROSEDUR KERJA MAN:
4. Kontraindikasi -
aman
4. Menyiapkan ruangan agar lebih kondusif
5. Pencahayaan adekuat
6. Tersedia alat dan obat diagnostic
7. Mengenal anatomi, fisiologi, dan patologi mata
8. Memuat catatan medis yang rapih dan mudah
dibaca
7. Cara Kerja 1. Di bagian mata biasanya tes ini dilakukan bila kita
curiga adanya Keratitis Herpetika, dimana
sensibilitas korneanya menurun.
2. Penderita dan pemeriksa saling berhadapan
3. Penderita diminta untuk melihat jauh
4. Pemeriksa memegang kapas yang dipilih ujungnya
dan menyentuh kornea (yang jernih).
5. Perhatikan apakah penderita mengedipkan mata atau
mengeluarkan air mata. Bila demikian berarti
sensibilitas kornea baik.
8. Referensi
36
UNIVERSITAS JEMBER
HALA
NO DOKUMEN: NO REVISI:
PROSEDUR KERJA MAN:
4. Kontraindikasi -
8. Referensi
38
3.1.6 Inspeksi
UNIVERSITAS JEMBER
“INSPEKSI”
HALA
NO DOKUMEN: NO REVISI:
PROSEDUR KERJA MAN:
4. Kontraindikasi -
8. Referensi
41
UNIVERSITAS JEMBER
“PEMERIKSAAN KATARAK”
HALA
NO DOKUMEN: NO REVISI:
PROSEDUR KERJA MAN:
4. Kontraindikasi -
8. Referensi
43
3.2 Hidung
UNIVERSITAS JEMBER
PEMERIKSAAN HIDUNG
NO NO REVISI : HALAMAN :
DOKUMEN
:
PROSEDUR
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TETAP TERBIT
4. KONTRAINDIKASI ---
6. PERSIAPANALAT 1. Handscoon
2. Masker
3. Penlight
4. kasa steril
5. spekulum hidung Hartmaan
6. cermin
7. tissue
45
A. Inspeksi
1. perawat mengobservasi bentuk, warna
kulit, ukuran, dan adanya deformitas
atau inflamasi.
2. trauma pada hidung menyebabkan
edema dan perubahan warna.
3. Apabila ada pembegkakan atau
deformitas, perawat mempalpasi dengan
hati-hati punggung dan jaringan lunak
hidung dengan menempatkan satu jari di
setiap sisi lengkungan hidung dan secara
hati – hati mengerakkan jari-jari tersebut
dari batang hidung ke ujung hidung.
4. perawat mencatata adanya nyeri tekan,
46
B. Palpasi
Pemeriksaan sinus melibatkan palpasi
dan translinnuminasi. Pada kauss alergi aau
insfeksi, sinus anterior menjadi terinflamasi
48
C. Transiluminasi
diluminasi.
4. Untuk melihat sinus frontalis, perawat
menempatkan cahaya pada aspek medial
setiap lingkaran supraorbital.
5. Cahaya merah redup harus
ditransmisikan tepat dibawah alis.
6. Tidak adanya cahaya pada sinus
mengidentifikasikan bahwa sinus berisi
sekret atau tidak pernah ada.
7. Normalnya, sinus menunjukkan
perbedaan tingkat iluminasi
3.2 Telinga
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KONTRAINDIKASI -
51
B. Tahap Kerja
Tes Pendengaran:
Rinne
Wiber
Schwabach
3.4 Lidah
“PEMERIKSAAN LIDAH”
4. KONTRAINDIKASI
C. Palpasi Lidah
a) Setelah melakukan inspeksi lidah,
pemeriksaan dilanjukkan dengan palpasi.
b) Palpasi dilakukan dengan meminta pasien
untuk menjulurkan lidah kedalam
sepotong kasa
c) Lidah kemudian dipegang oleh tangan kiri
pemeriksa ketika sisi – sisi lidah di
inspeksi dan dipalpasi dengan tangan
kanan.
d) Dua pertiga anterior dan tepi lateral lidah
dapat diperiksa tanpa menimbulkan refleks
muntah. Palpasi Dasar Mulut
Dasar mulut harus diperiksa denga
palpasi bimanual. Ini dilakukan dengan
meletakkan satu jari di bawah lidah dan jari
lain di bawah dagu untuk memeriksa adanya
penebalan atau massa.
PENUTUP 1. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
2. Cuci tangan
DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan dalam
dokumentasikeperawatan
2. Catat hasil pengkajian
3. Tanda tangan dan nama perawat
60
3.5 Kulit
UNIVERSITAS JEMBER
“PEMERIKSAAN KULIT”
6 PERSIAPAN 7. Bolpoin
. ALAT 8. Penggaris
9. Meteran
10. Penlight
11. Sarung tangan
12. Jam tangan
13. Selimut
CARA KERJA 7. Berikan salam, perkenalkan diri, identifikasi
pasien dengan memeriksa identitas pasien
secara cermat dan panggil pasien dengan nama
yang disukainya.
8. Jelaskan mengenai prosedur, tujuan, dan lama
tindakan yang akan dilakukan
9. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya
hal-hal yang ingin pasien ketahui dan jawab
seluruh pertanyaan pasien
10. Pasang tirai di sekitar tempat tidur pasien dan
mintalah pengunjung meninggalkan ruang
untuk menajaga privasi pasien
11. Atur posisi pasien sehingga mendapatkan
tempat yang aman dan nyaman
12. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan ketika
akan memulai tindakan pada pasien
A. Inspeksi
a. Warna kulit dsetiap bagian seharusnya
sama, kecuali jika ada peningkatan
vaskularisasi. Deskripsikan perubahan
pigmentasi seperti warna, ukuran, lokasi.
62
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
kesimpulan yang dapat diambil dari makalah adalah bagaimana kita
ketika akan melakukan pemeriksaan fisik kita bisa mengetahui
carannya seperi menyiapkan alat dan bahan, persiapan perawat dan
pasien, dan tahap kerja yang benar. Selain itu kita juga harus
memperhatikan indikasi dan kontraindikasi ketika akan melakukan
pemeriksaan fisik sehingga kita dapat melakukan pemeriksaan fisik
secara baik dan benar pada alat indra sesuai dengan standar prosedur
operasional yang telah dibuat.
4.2 Saran
Pada bagian akhir penulis ingin memberikan saran yang
berhubungan dengan pembuatan makalah ini yang diharapkan dapat
menjadi masukkan yang berhargha bagi pihak yang terkait seperti
pembaca maupun bagi penulis selanjutnya, untuk lebih mengembangkan
makalah yang baru dan menggunakan factor-faktor yang berbeda.
71
DAFTAR PUSTAKA