Bagus Pramasditya SP Pai 3
Bagus Pramasditya SP Pai 3
Oleh
BAGUS PRAMASDITYA
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat, KaruniaNya, dan BimbinganNya, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Dan tak lupa salawat serta salam kepada Nabi besar Muhammad saw
sebagai sosok panutan dan pemimpin kita semua.
Makalah ini di buat agar pambaca dan penyusun dapat lebih memahami dan
menerapkan konsep motivasi belajar. Yang diharapkan dari kajian materi ini kita
selaku calon guru mampu untuk memberikan motivasi belajar yang membangun
kepada siswa didik kita.
Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan Makalah ini
banyak menghadapi kesulitan, namun berkat kemauan dan kerja keras serta
bimbingan, maka makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing.
Sebagaimana suatu kajian keilmuan dan teoritis ilmiah, maka dengan segala
keterbukaan penulis dengan senang hati menerima masukan, kritik yang
membangun, dan saran untuk perbaikan makalah ini.
Akhirnya Penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan serta wawasan bagi segenap pembacanya.
Bagus Pramasditya
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan
sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu
dari diri kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut
motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu
hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang
kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua
awalnya “baik”.
Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya defenisi
diatas mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur
dorongan dan keinginan.
A. Fungsi Motivasi
Tanggung jawab
Tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak
mudah menyerah
Memiliki sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk
kegiatan belajar
Memperhatikan umpan balik
2
Waktu penyelesaian tugas
Menetapkan tujuan yang realistis
3
D. Peran penting motivasi dalam belajar
Menentukan hal-hal yang dijadikan penguat belajar.
memperjelas tujuan yang hendak dicapai.
menentukan ketekunan belajar. Peran motivasi dalam menentukan penguatan
belajar, motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang
anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan
pemecahan dan hanya dapat dipecah berkat bantuan hal-hal yang pernah dia
lalui.
A. Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu
1. Persepsi individu mengenai diri sendiri
seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung
pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan
mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
2. Harga diri dan prestasi.
faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha
agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta
mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong
individu untuk berprestasi
3. Harapan
adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi
objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang.
Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4. Kebutuhan
manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang
berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan
4
akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari,
mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
5. Kepuasan kerja
lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk
mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
B. Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu
5
A. Teori Mendasar
1. Teori Insentif
2. Dorongan Biologis
Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk di
dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan,
tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus
lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar
saat mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah
atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan
hidup.
Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan
Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial,
kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi
manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan).
Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki.
Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji.
Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk
6
faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih
kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
5. Kejelasan Tujuan
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan
yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi
yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang
disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)
7
Menurut Carole (2008), Motivasi mengacu pada proses mengambil
kesimpulan yang terjadi pada diri seseorang atau pada seekor hewan yang dapat
menggerakkan organisme tersebut ke arah pencapaian suatu sasaran memuaskan
kebutuhan biologis atau mencapai suatu ambisi psikologis atau menjauh dari suatu
situasi yang tidak menyenangkan.
8
Karafir dkk (2005), melakukan penelitian dengan judul, “Motivasi Belajar
Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Manokwari”, Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara umum motivasi untuk belajar siswa Sekolah Dasar di rumah masih
relative rendah. Sebagian besar siswa hanya belajar jika disuruh oleh orang tua atau
karena ada pekerjaan rumah yang harus dikumpulkan pada hari berikutnya. Ini
menunjukkan bahwa siswa SD masih perlu didorong lagi untuk memahami bahwa
belajar merupakan ha penting yang harus dilakukan dengan senang hati tanpa harus
dipaksa atau disuruh oleh orang tua. Selain itu, guru bertanggung jawab pula untuk
lebih aktif dalam hal memacu motivasi siswa untuk belajar.
9
Hamdu dkk (2011), melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh Motivasi
Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar”, Hasil penelitian ini
juga menginformasikan terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa jika siswa memiliki motivasi dalam
belajar, maka prestasi belajarnya pun akan baik (tinggi). Sebaliknya jika siswa
memiliki kebiasaan yang buruk dalam belajar, maka prestasi belajarnya pun akan
buruk (rendah).
10
BAB II
PEMBAHASAN
a. Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan
dunia sekitar yang mengelilingi mereka sendiri.Jadi mereka akan mencoba
mencari tahu apa yang ingin mereka tahu tentang sesuatu yang mereka dapat
dan apa yang terjadi disekitar mereka baik positif maupun negatif. Maka dari
itu kita sebagai guru dan orang tua harus dengan baik memahami karakristik
11
anak yang seperti itu supaya mereka tidak terpengaruh oleh hal-hal buruk
disekitar mereka.
b. Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira / riang,karena anak usia
SD tidak harus mendapatkan pelajaran yang terlalu rumit
c. Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal yang
dihadapinya, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru
dan tidak akan pernah mau diatur oleh orang lain
d. Mereka belajar dengan cara mengikuti atau berinisiatif dari apa yang
temannya/orang lain dapat. Misal orang tua yang berbicara begini anak pun
akan mengikuti apa yang didapatkannya.
Aspek Kognitif
12
hal-hal yang dapat diamati, karena mereka sudah diharapkan pada dunia
pengetahuan.
Aspek Pribadi
a. Aspek Jasmani/Fisik
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat
dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa.Pada fase ini remaja
memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara
optimal.Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang
kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.
b. Aspek Seksual
Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada remaja.Tanda-
tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya alat reproduksi
spermanya mulai berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa
sadar mengeluarkan sperma.Sedangkan pada anak perempuan, bila rahimnya sudah
bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi yang pertama.
Terdapat ciri lain pada anak laki-laki maupun perempuan.
Pada laki-laki
a. Pada lehernya menonjol buah jakun yang bisa membuat nada suaranya pecah;
b. Didaerah wajah, ketiak, dan di sekitar kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu
atau rambut;
13
c. Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-porinya
meluas.
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan
menstruasi pertama pada remaja putri ataupun perubahan suara pada remaja putra,
secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar.Pubertas menjadikan
seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.
c. Aspek Kognitif
Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua,
guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil.Mereka tidak akan
terima jika dilarang melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa diberikan
penjelasan yang logis.
14
para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-
masalah yang kompleks dan abstrak.
Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan
memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka
sendiri.Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang
untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa
depan.Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu
mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak
banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya
perhatian pada pengembangan cara berpikir anak, penyebab lainnya bisa juga
diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja
sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas
perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya.
15
d. Apek Emosi
Emosi pada remaja masih labil, karena erat hubungannya dengan keadaan
hormon. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu
mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa
menjadi sedih atau marah.
Contohnya pada remaja yang baru putus cinta atau remaja yang tersinggung
perasaannya.Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada
pikiran yang realistis. Saat melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri
tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi.
e. Aspek Sosial
16
feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang
berlaku, dsb.
Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut
maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti
pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan
maksimal.
Jadi tidak mengherankan jika pada masa ini remaja mulai mencari perhatian
dari ingkungannya dan berusaha mendapatkan status atau peranan, misalnya
mengikuti kegiatan remaja dikampung dan dia diberi peranan dimana dia bisa
menjalankan peranan itu dengan baik.Sebaliknya jika remaja tidak diberi peranan,
dia akan melakukan perbuatan untuk menarik perhatian lingkungan sekitar dan
biasanya cenderung ke arah perilaku negatif.
Salah satu pola hubungan sosial remaja diwujudkan dengan membentuk satu
kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok sebayanya
sehingga tidak jarang orang tua dinomorduakan, sedangkan kelompoknya
dinomorsatukan.Contohnya, apabila seorang remaja dihadapkan pada suatu pilihan
untuk mengikuti acara keluarga dan berkumpul dengan teman-teman, maka dia akan
lebih memilih untuk pergi dengan teman-teman.
Pola hubungan sosial remaja lain adalah dimulainya rasa tertarik pada lawan
jenisnya dan mulai mengenal istilah pacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang
mengerti dan melarangnya maka akan menimbulkan masalah sehingga remaja
cenderung akan bersikap tertutup pada orang tua mereka.Anak perempuan secara
biologis dan karakter lebih cepat matang daripada anak laki-laki.
f. Aspek Moral
17
populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan,
perang, keadaan sosial, dsb.
Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan
absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai
mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih
banyak alternatif lainnya.
Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan
membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan
kepadanya.Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya kenyataan• lain di luar
dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya.Ia akan melihat bahwa ada banyak
aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain.Baginya dunia
menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik
dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.
Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah
besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya.Kemungkinan remaja untuk
tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik
18
sejak masa kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu
memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak
mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.
g. Aspek Kepribadian
20
DAFTAR PUSTAKA
Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik edisi 8. Jakarta: Pt.
Index.
Willingham, Daniel T. 2009. Why Don’t Students like School?. San Frasisco:
Jossey-Bass.
Jurnal:
Aritonang, Keke T. 2007. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur, No. 10.
Hamdu, Ghullam Dkk. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi
Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12 No. 01.
Suyatno, Tri. 2011. Pengaruh Pornografi Terhadap Perilaku Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Dompet Dhuafa Edisi I.
21