Anda di halaman 1dari 10

P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No.

2, Oktober 2017

Verifikasi Metode Penentuan Logam Kadmium (Cd) dalam Air Limbah


Domestik dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom
Ashadi Sasongko1, Kurniawan Yulianto2, Dwi Sarastri3
1
Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Jl. Soekarno-Hatta km.15 Karangjoang, Balikpapan, 76127
2
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), Jl. Balai
Rakyat No.2, Cakung, Jakarta, 13910
3
Program Diploma IPB, Jl. Kumbang 14 Bogor, 16151
e-mail: ashadisasongko@itk.ac.id

Abstrak
Kadmium (Cd) merupakan logam berat yang memiliki toksisitas yang tinggi. Kadar Cd
perlu diketahui secara pasti karena di lingkungan perairan dapat terakumulasi dan dapat
meracuni semua komponen biotik. Penentuan konsentrasi Cd dalam air limbah domestik
dapat ditentukan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) nyala. Verifikasi
metode SSA nyala diperlukan untuk membuktikan bahwa metode yang digunakan dapat
dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Parameter verifikasi metode
analisis yang diuji yaitu linearitas, akurasi, presisi (keterulangan), limit deteksi, dan limit
kuantitasi. Hasil verifikasi metode penentuan Cd dalam air limbah domestik dengan SSA
telah memenuhi syarat. Persamaan regresi dari kurva standar yang diperoleh yaitu y=
0.0011+0.0414x dengan r sebesar 0.9998, % recovery berkisar 115.20% - 119.20%
dengan rerata 116.91% dan % RSD yang sebesar 0.69%, lebih kecil dibandingkan
dengan 2/3 CV Horwitz yaitu 12.88%. Limit deteksi dan limit kuantitasi berturut-turut
sebesar 0.0045 ppm dan 0.0151 ppm. Metode penentuan cadmium dalam air limbah
domestik dapat diverifikasi dan digunakan untuk analisis sample rutin.

Kata kunci : air limbah domestik, kadmium, SSA nyala, verifikasi

Abstract
Cadmium (Cd) is a heavy metal that has a high toxicity. Concentration of Cd in water need
to be measured exactly because it is bioaccumulative in water and poisons to the biota.
Determination of cadmium in domestic wastewater can be determined using flame atomic
absorption spectrophotometer (FAAS). Method verification is important to prove that the
method can be trusted and can be justified scientifically. Verification parameters of
analytical methods tested were linearity, accuracy, precision (repeatability), limit detection,
and limit of quantitation. Based on the verification, method of cadmium determination in
domestic waste water with AAS are qualified accepted. It was indicated by the regression
equation of the standard curve obtained, y = 0.0011 + 0.0414x with r = 0.9998. %recovery
obtained was at range 115.20% -119.20% with a mean of 116.91%, % RSD obtained from
the repeatability tent was 0.69%. Repeatability of the results obtained was smaller than
2/3 CV Horwitz, 12.88%. Limit of detection and limit of quantitation respectively obtained
by 0.0045 ppm and 0.0151 ppm. The method of cadmium determination (Cd) in domestic
wastewater are verified and can be used for routine sample analysis.

Keywords : domestic wastewater, cadmium, FAAS, verification

Jurnal Sains dan Teknologi| 228


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

PENDAHULUAN kapal di perairan yang kemudian terbawa


Air merupakan kebutuhan pokok bagi oleh air dan angin menjadi sumber
kehidupan. Manusia memanfaatkan air tersebarnya logam berat ke lingkungan
untuk berbagai aktivitas dalam kehidupan perairan (Rumahlatu, 2011).
sehari-hari, salah satunya aktivitas rumah Logam berat adalah unsur-unsur kimia
tangga yang banyak memanfaatkan air dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm 3
untuk memasak, mandi, dan mencuci. dan memiliki nomor atom antara 22 sampai
Pemanfaatan dan pemakaian air tersebut 92. Terdapat 80 dari 109 unsur kimia di
menyebabkan penurunan kualitas air muka bumi ini yang telah teridentifikasi
sehingga menghasilkan limbah. Kurang sebagai jenis logam berat. Beberapa logam
lebih 80% dari air yang digunakan untuk berat yang berbahaya dan sering
aktivitas manusia akan dibuang dalam mencemari lingkungan adalah merkuri (Hg),
bentuk air limbah. timbal (Pb), arsen (As), kadmium (Cd), krom
Air limbah dapat dibagi menjadi 4 (Cr), dan nikel (Ni). Adanya logam berat di
golongan antara lain air limbah domestik, air perairan, sangat berbahaya terhadap
bekas, air hujan, dan air limbah khusus kehidupan organisme, maupun efeknya
(non-domestik). Menurut Keputusan Menteri secara tidak langsung terhadap kesehatan
Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003, manusia.
air limbah domestik adalah air limbah yang Banyak logam berat yang tersebar ke
berasal dari usaha dan atau kegiatan lingkungan dan berpotensi masuk ke dalam
pemukiman, rumah makan, perkantoran, rantai makanan. Beberapa logam berat
perniagaan, apartemen dan asrama. (misalnya, Hg, Pb, Cd) sangat beracun bagi
Berdasarkan karakteristiknya, terdapat dua manusia. Penentuan konsentrasi logam
jenis air limbah domestik yaitu jenis black berat menjadi penting untuk menjaga
water yang berasal dari WC dan umumnya kesehatan manusia (Imyim dkk., 2013).
ditampung dalam septic tank, sedangkan Bahkan Dewa dan Hadinoto (2015)
yang satunya adalah jenis grey water yang menyatakan pentingkan analisis untuk
berasal dari kegiatan mencuci, mandi, dan memastikan produk air minum dalam
memasak yang umumnya langsung dibuang kemasan (AMDK) terbebas dari bahan
ke saluran drainase maupun perairan pencemar,seperti Pb dan Cd meskipun
umum. Walaupun air limbah jenis grey dalam pengolahannya menggunakan sistem
water sebagian besar merupakan bahan dan peralatan yang sangat canggih (Dewa
organik yang mudah terdegradasi, namun dan Hadinoto, 2015). Di China, analisis
secara kuantitas cenderung semakin kandungan logam berat seperti kadmium
meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan kromium, dilakukan terhadap 25 sampel
jumlah penduduk. produk teh seperti teh hijau, kuning, putih,
Air limbah domestik secara umum oolong, hitam, dan teh melati,
diperkirakan mengandung 99,9 % air dan menggunakan spektrometer serapan atom
0,1 % zat padat. Zat padat yang ada terbagi (SSA) tungku grafit. (Zhong dkk., 2015).
atas lebih kurang 70 % zat organik dan Junior dkk. (2014) juga telah meneliti
sisanya 30 % zat anorganik terutama pasir, kandungan Cd dalam produk cuka
garam-garaman dan logam. Limbah menggunakan SSA elektrotermal.
domestik mencakup seluruh limbah rumah Chwastowska dkk. (2008) telah
tangga yang dibuang ke dalam saluran mengembangkan metode untuk
pembuangan, termasuk limbah sebagian meningkatkan sensitivitas dalam analisis Cd
industri kecil yang sulit diidentifikasi dan Pb dan Cu pada produk-produk makanan
dihitung secara terpisah. Air limbah dan material lingkungan menggunakan SSA
domestik yang tidak diolah terlebih dahulu tungku grafit. Zmozinski dkk. (2013) juga
dan langsung dibuang ke sungai, danau, mengembangkan metode penentuan
dan laut akan mengakibatkan pencemaran. konsentrasi Cd dan Pb pada sampel ikan
Aktivitas masyarakat, seperti pembuangan menggunakan SSA elektrotermal. Prosedur
limbah pasar dan limbah rumah tangga, ini sangat sesuai untuk aplikasi rutin.
serta aktivitas perbaikan dan pengecatan Penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Jurnal Sains dan Teknologi| 229


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

analisis langsung ikan segar dengan SSA Oliveira, 2004). Penentuan Cd dalam air
elektrotermal dapat diterapkan sebagai limbah domestik menggunakan SSA nyala
prosedur skrining cepat, yang memberikan didasarkan pada proses penyerapan energi
informasi untuk pengendalian kontaminasi radiasi oleh atom-atom yang berada pada
yang efektif. tingkat energi dasar. Dengan mengukur
Cd merupakan logam berat yang intensitas radiasi yang diteruskan atau
memiliki toksisitas yang tinggi setelah Hg. mengukur intensitas radiasi yang diserap,
Level maksimum Cd dalam air limbah yang maka konsentrasi unsur dalam sampel
diperbolehkan berdasarkan Keputusan dapat ditentukan.
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Penentuan Cd pada air limbah
KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku domestik menggunakan SSA nyala telah
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri dilakukan di berbagai laboratorium. Namun
adalah sebesar 0.05 ppm. Cd termasuk ke guna mengkonfirmasi metode yang telah
dalam logam berat tidak esensial, yakni digunakan untuk analisis rutin dalam
logam yang keberadaannya dalam tubuh laboratorium, maka perlu dilakukan verifikasi
masih belum diketahui manfaatnya bahkan metode secara berkala.
bersifat toksik, sehingga adanya logam Cd Verifikasi metode bertujuan untuk
perlu diketahui secara pasti dalam perairan memastikan bahwa analis dapat
sebab kadar yang terlalu tinggi dapat menerapkan metode analisis dengan baik
berdampak buruk bagi kesehatan. dan menjamin mutu hasil pengujian.
Cd sering digunakan sebagai bahan Verifikasi perlu dilakukan oleh suatu
utama atau tambahan materi dalam industri, laboratorium analisis apabila terjadi
antara lain industri elektroplating, baterai pergantian instrumen yang digunakan untuk
nikel-kadmium, bahan coating, bahan analisis rutin. Instrumen dengan spesifikasi
stabilizers dalam industri plastik dan barang berbeda akan memiliki hasil analisis yang
sintetis lain. Cd membahayakan kesehatan berbeda pula. Metode yang telah digunakan
melalui rantai makanan. Hewan dengan dalam waktu yang cukup lama juga perlu
mudah menyerap Cd dari makanan dan dilakukan verifikasi. Parameter uji untuk
terakumulasi dalam jaringan seperti ginjal, verifikasi metode hampir sama dengan
hati, dan alat-alat reproduksi (Withgott dan parameter uji validasi. Namun, pada
Brennan, 2007). Cd bersifat bioakumulatif, percobaan hanya sebagian parameter yang
biomagnifikasi, toksik, dan karsinogenik, digunakan dalam verifikasi yaitu linearitas,
sehingga logam berat di lingkungan dapat akurasi, presisi, limit deteksi, dan limit
terakumulasi pada jaringan tubuh makhluk kuantitasi (Harmita 2004).
hidup yang berada di lingkungan tersebut,
sehingga apabila mencapai konsentrasi METODE
toksik dapat meracuni semua komponen Alat dan Bahan
biotik (hewan, tumbuhan, maupun manusia. Alat-alat yang digunakan adalah
Toksisitas Cd bisa merusak sistem konduktometer, pH meter, penangas air,
fisiologis, sistem respirasi, sistem sirkulasi labu Erlenmeyer 250 mL, pipet Mohr 10 mL
darah dan jantung, kerusakan sistem dan 1mL, bulb, gelas ukur 100 mL, gelas
reproduksi, sistem syaraf bahkan dapat piala 100 mL, labu takar 50 mL, labu takar
mengakibatkan kerapuhan tulang, 100 mL, pipet tetes, corong, botol sampel,
kerusakan ginjal dan menurunkan fungsi lemari asam, instrumen FAAS Hitachi tipe Z-
pulmo dalam tubuh (Widowati et al 2008). 2000, konduktometer, dan pH meter.
Di Indonesia, analisis logam berat Bahan-bahan yang digunakan adalah
banyak dilakukan dengan menggunakan sampel air limbah domestik, akuades, HNO3
SSA nyala. SSA nyala lebih popular 65%, larutan standar multielement 100 ppm,
daripada jenis SSA lain karena memiliki kertas saring, dan akuabides.
banyak keunggulan diantaranya adalah cara
operasional dan preparasi sampel Pengujian kualitas air limbah domestik
sederhana, sensitivitas tinggi, selektif, dan Sebelum sampel air limbah domestik
interferensi spektrum rendah (Correia dan diukur menggunakan SSA nyala (FAAS),

Jurnal Sains dan Teknologi| 230


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

kualitas air limbah domestik diuji terlebih


dahulu, dengan cara menguji sifat fisika Larutan diukur menggunakan instrumen
yaitu warna, bau, suhu, daya hantar listrik SSA dengan kondisi alat yang dapat dilihat
(DHL), dan pH. pada Tabel 2 (Saracoglu dkk., 2002)
Sifat fisika sampel air limbah domestik (Ciobanu dkk., 2013).
yang digunakan dalam kegiatan ini, tertera
pada Tabel 1. Seluruh parameter dari sifat Preparasi sampel
fisika air limbah domestik telah memenuhi Preparasi sampel yang dilakukan
syarat batas maksimum yang diizinkan pada percobaan mengacu pada SNI 06-
sesuai KEP/MNLH/112/2003. Hal ini 6989.16-2004 tentang Cara Uji Kadmiun
ditunjukkan dengan air limbah domestik dalam Air dan Air Limbah dengan Metode
yang tidak berbau, memiliki warna kuning Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
kecoklatan dengan suhu 24.2°C, DHL Nyala (BSN, 2004). Sampel air limbah
sebesar 1169 µS/cm, dan pH sebesar 7.35. domestik sebanyak 50 mL dimasukkan
Tabel 1. Hasil pengujian sifat fisika sampel kedalam erlenmeyer 250 mL, lalu
air limbah domestik ditambahkan HNO3 65% sebanyak 5 mL.
Parameter Satuan
Batas kadar Hasil Sampel didestruksi diatas penangas air
maks. analisis pada suhu 120°C sampai volume sampel
Tidak ±15 mL, lalu sampel didinginkan. Setelah
Bau - Tidak berbau
berbau sampel dingin, sampel disaring dan
Kuning ditambahkan dengan akuades sampai tanda
Warna - -
kecoklatan
tera, lalu ditempatkan kedalam labu takar 50
Suhu °C Suhu udara ±3°C 24.2 mL.
DHL µS/cm 20-1500 1169
Uji Linearitas
pH - 6-9 7.35 Penentuan linearitas dilakukan
dengan larutan deret standar yang telah
Pembuatan larutan deret standar dibuat dengan konsentrasi 0.05; 0.1; 0.3;
Pembuatan larutan deret standar 0.5; dan 1 ppm diukur menggunakan SSA
dibuat dari larutan stok standar multielement pada panjang gelombang 228.8 nm
konsentrasi 100 ppm. Deret standar dibuat sehingga diperoleh kurva standar
dengan konsentrasi cadmium masing- (absorbansi terhadap konsentrasi) dan
masing 0.05; 0.1; 0.3; 0.5; dan 1 ppm. persamaan regresi yang dinyatakan dengan
Larutan stok yang dipipet masing-masing y = a + bx. Uji linearitas dikatakan baik jika
sebanyak 0.05, 0.1, 0.3, 0.5, dan 1 mL ke nilai koefisien korelasi (r) yang diperoleh
dalam labu takar 100 mL, kemudian tiap- mendekati 1.
tiap labu takar ditepatkan volumenya hingga
100 mL dengan akuabides. Uji Akurasi
Uji akurasi dilakukan dengan metode
Tabel 2. Kondisi instrumen SSA nyala penambahan standar. Ke dalam sampel
ditambahkan larutan standar multielement
Parameter Keterangan 0.05 ppm dari larutan induk 1 ppm
Panjang gelombang sebanyak 2.5 mL, kemudian ditepatkan
228.8
(nm) dengan akuades dalam labu takar 50 mL.
Tipe nyala Udara-asetilen Pengukuran dilakukan sebanyak 7 kali
ulangan. Sampel uji diukur dengan SSA
Kecepatan aliran gas
1.8 pada panjang gelombang 228.8 nm.
pembakar (L/min)
Sehingga diperoleh % recovery dari masing-
Kecepatan aliran
15.0 masing pengukuran dengan rumus sebagai
udara (L/min)
berikut:
Ketinggian tungku
5.0
(mm) a−b
% recovery = x 100 %
Waktu pengukuran (s) 5.0 c

Jurnal Sains dan Teknologi| 231


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

Keterangan : HASIL DAN PEMBAHASAN


a = konsentrasi sampel+standar yang Pencemaran lingkungan perairan
terukur (ppm) dapat disebabkan oleh komponen organik
b = konsentrasi sampel (ppm) (limbah cair) maupun komponen anorganik
c = konsentrasi standar teoritis yang (logam berat). Sebagian logam berat seperti
ditambahkan (ppm) Cd merupakan zat pencemar yang
berbahaya. Afinitas yang tinggi terhadap
Uji Presisi unsur S menyebabkan logam tersebut
Uji presisi (keterulangan) dilakukan menyerang ikatan belerang dalam enzim,
dengan pengukuran larutan standar sehingga enzim yang bersangkutan menjadi
multielement 0.3 ppm. Pengukuran tidak aktif. Gugus karboksilat (-COOH) dan
dilakukan sebanyak 10 kali ulangan. amina (-NH2) juga bereaksi dengan logam
Sehingga diperoleh Relative Standard berat. Cd terikat pada sel-sel membran yang
Deviation (% RSD) dari beberapa menghambat proses transpormasi melalui
ulangan dan dari nilai simpangan baku dinding sel. Logam berat biasanya
tersebut dapat dihitung nilai 2/3 CV Horwitz. ditemukan sangat sedikit sekali dalam air
Nilai % RSD uji keterulangan hasil secara alamiah yaitu kurang dari 1 μg/L.
pengujian harus lebih kecil dari 2/3 CV Untuk menentukan kualitas air berdasar
Horwitz yang ditentukan dengan rumus konsentrasi logam dalam air agak sulit
sebagai berikut : karena erat hubungannya dengan partikel
tersuspensi yang terlarut didalamnya.
𝑆𝐷 Kualitas air yaitu sifat air dan
% RSD = x 100 %
𝑥̅
kandungan makhluk hidup, zat energi atau
2 2 komponen lain di dalam air (Effendi 2003).
CV Horwitz = 2 1-0.5 log C x 100% Kualitas air dinyatakan dengan beberapa
3 3
parameter yaitu parameter fisika, parameter
Keterangan : kimia, dan parameter biologi.. Kualitas air
SD = Standar deviasi limbah dapat diketahui dari karakteristik
𝑥̅ = Rerata konsentrasi terukur (ppm) fisika yang ditentukan berdasarkan
C = Rerata konsentrasi terukur (ppm) beberapa parameter yaitu bau, suhu, warna,
DHL, dan pH. Sifat fisika dapat dikenali
Limit deteksi (LD) & Limit kuantitasi (LK) secara visual, namun untuk mengetahui
Penentuan LD dan LK dilakukan secara lebih pasti maka digunakan analisis
dengan mengukur deret standar sebanyak 7 laboratorium (Ginting 2002).
serial standar yang diukur sebanyak 7 kali Sampel air limbah yang telah diuji sifat
ulangan. Dari 7 serial standar tersebut, fisikanya, dapat digunakan untuk verifikasi
didapatkan intersep dan slope pada masing- metode penentuan logam kadmium (Cd)
masing persamaan garis. Nilai LD dan LK dalam air limbah domestik menggunakan
dapat ditentukan dengan rumus sebagai SSA. Sebelum diukur menggunakan SSA,
berikut: sampel dipreparasi terlebih dahulu dengan
k x SD cara menambahkan pereaksi asam tertentu
Q=
SI ke dalam suatu bahan yang dianalisis.
Asam-asam yang dapat digunakan adalah
Keterangan :
asam-asam pengoksidasi seperti H2SO4,
Q = Limit deteksi atau limit kuantitasi
HNO3, H2O2, HClO4, atau campurannya.
SD = Standar deviasi
Kandungan matriks atau ion-ion lain dapat
SI = Kemiringan kurva linear (slope)
mengganggu proses analisis logam berat
k = Tetapan (3 untuk LD dan 10 untuk
dengan SSA, maka dilakukan destruksi
LK)
dengan memutuskan ikatan unsur logam
dengan komponen lain dalam matriks
sehingga unsur tersebut berada dalam
keadaan bebas. Proses destruksi pada
percobaan dilakukan dengan

Jurnal Sains dan Teknologi| 232


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

menambahkan asam kuat yaitu HNO3 65% kurva standar y = 0.0011+0.0414x dengan
kedalam sampel yang berfungsi untuk koefisien korelasi (r) sebesar 0.9998. Nilai
merombak bentuk logam organik menjadi tersebut telah memenuhi persyaratan yang
logam-logam anorganik sehingga menjadi telah ditentukan yaitu kurva dikatakan baik
bentuk ion bebas yang dapat dianalisis jika nilai koefisien korelasi > 0.995 (AOAC
menggunakan SSA pada panjang 2003).
gelombang 228.8 nm. Pemilihan instrumen
SSA dikarenakan pengerjaannya cepat, Tabel 2. Hasil uji linearitas
sensitif, spesifik untuk unsur yang Konsentrasi standar
Absorbansi
ditentukan, dan dapat digunakan untuk (ppm)
penentuan kadar unsur yang 0.05 0.0033
konsentrasinya sangat kecil tanpa harus
dipisahkan terlebih dahulu. 0.10 0.0049
0.30 0.0138
Verifikasi Metode
Verifikasi metode merupakan 0.50 0.0216
pengujian terhadap metode standar
(metode baku) atau metode yang telah 1.00 0.0425
divalidasi pada saat mulai digunakan Slope 0.0414
sampai pada waktu tertentu secara berkala.
Sementara validasi metode adalah Intersep 0.0011
konfirmasi pengujian dan pengadaan bukti Koefisien korelasi (r) 0.9998
yang objektif bahwa persyaratan tertentu
untuk suatu maksud khusus telah dipenuhi.
Kedua metode tersebut dilakukan sebelum Hal ini dapat dikatakan bahwa kisaran
menggunakan metode baru yang digunakan konsentrasi 0.05 sampai dengan 1 ppm
sebagai metode untuk analisis rutin. menghasilkan hubungan linear yang baik
Verifikasi metode penentuan Cd dalam air antara konsentrasi dengan absorbansi yang
limbah domestik dilakukan menggunakan terbaca. Kurva standar dapat dilihat pada
beberapa parameter yaitu linearitas, Gambar 1.
akurasi, presisi, limit deteksi, dan limit Berdasarkan Gambar 1, setiap titik
kuantitasi. mendekati garis lurus yang terbentuk
sehingga dapat dikatakan kurva standar
Linearitas yang dibuat telah linear. Kurva tidak harus
Linearitas merupakan metode analisis melewati titik (0.0), karena pada beberapa
uji untuk memastikan adanya hubungan kasus penambahan titik (0.0) sebagai kurva
yang linearitas antara konsentrasi analit dan standar akan membuat garis tidak linear.
sinyal atau respon detektor. Penentuan
linearitas memerlukan sedikitnya lima 0,05
konsentrasi standar yang berbeda-beda.
y = 0.0011+ 0.0414x
0,04 r = 0.9998
Pengukuran linearitas ditunjukkan dari hasil
Absorbansi

grafik, yang menghasilkan suatu persamaan 0,03


garis linear yang menghubungkan antara
sinyal dengan konsentrasi suatu standar 0,02
yang menunjukkan koefisien korelasi (r). 0,01
Uji linearitas dilakukan dengan cara
membuat deret standar dengan lima titik 0
konsentrasi yaitu 0.05; 0.1; 0.3; 0.5; dan 1 0 0,5 1 1,5
ppm. Hasil pengukuran deret standar Konsentrasi standar (ppm)
menggunakan SSA dapat dilihat pada Tabel Gambar 1. Kurva hubungan antara konsentrasi
3. standar terhadap absorbansi
Berdasarkan hasil uji linearitas pada
Tabel 3, diperoleh persamaan garis dari

Jurnal Sains dan Teknologi| 233


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

Nilai intersepsi menunjukkan rerata Sampel yang telah dispike dianalisis


absorbansi (y) ketika konsentrasi (x) nol. sehingga didapatkan nilai % recovery. Hasil
Nilai intersepsi dapat dibuat nol dari uji akurasi dapat dilihat pada Tabel 4.
pengolahan data SSA, namun hal tersebut Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat
tidak dilakukan. Karena nilai intersepsi bahwa % recovery yang diperoleh berada
harus selalu muncul pada setiap dalam rentang 115.20 - 119.20 % dengan
pengukuran yang membutuhkan ketelitian. rerata 116.91%. Hasil penentuan %
Hasil intersepsi yang ideal yaitu lebih kecil recovery dari hasil akurasi menunjukkan
dari nilai slope. Intersepsi boleh lebih besar nilai yang cukup baik. Hal tersebut
dari slope asalkan nilai intersepsi tidak lebih dikarenakan nilai % recovery yang diperoleh
besar dari batas deteksi. Nilai intersepsi dan telah memenuhi syarat keberterimaan yang
slope yang diperoleh berdasarkan uji ditetapkan oleh AOAC (2003) yaitu 75-120
linearitas berturut-turut yaitu 0.011 dan %. Nilai % recovery seluruh hasil pengujian
0.0414. Hasil tersebut menandakan bahwa menunjukkan kecenderungan berada diatas
nilai intersepsi telah memenuhi syarat. 100%. Nilai % recovery yang ideal yaitu
100%, apabila nilai tersebut kurang atau
Akurasi lebih maka terjadi kesalahan saat
Akurasi merupakan ukuran yang pengukuran sampel. Kesalahan yang terjadi
menunjukkan derajat kedekatan hasil dapat bersifat acak. Kesalahan acak tidak
analisis dengan kadar analit yang dapat dihilangkan tetapi dapat diminimalkan
sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai dengan melakukan penentuan berulang.
persen perolehan kembali (% recovery) Kesalahan ini timbul karena ada perubahan
analit yang ditambahkan. Akurasi dapat terhadap kesalahan sistematik.
ditentukan dengan metode penambahan
baku standar atau biasa disebut metode Presisi
adisi standar. Metode adisi standar dengan Presisi merupakan kedekatan antara
menambahkan sejumlah analit standar hasil pengujian individu dalam serangkaian
sesuai dengan konsentrasi tertentu ke pengukuran terhadap suatu sampel yang
dalam suatu sampel yang akan dianalisis homogen. Presisi biasanya dinyatakan
(Harmita 2004). Uji akurasi dilakukan sebagai simpangan baku relatif atau relative
dengan metode penambahan standar atau standard deviation (RSD). Presisi memiliki 3
biasa disebut dengan spike yaitu level yaitu keterulangan (repeatibility),
menambahkan larutan standar multielement presisi intermediet, ketertiruan
dengan konsentrasi 0.05 ppm ke dalam (reproducibility). Keterulangan merupakan
sampel yang telah diketahui konsentrasinya. pengukuran yang dihasilkan pada kondisi
Tabel 3. Hasil uji akurasi pengoperasian yang sama dan waktu yang
Konsentrasi pendek. Presisi intermediet merupakan
Ulangan % recovery
terukur (ppm) pengukuran yang ditunjukkan dalam
1 0.047 119.20 berbagai variasi laboratorium atau variasi
hari, analis, dan peralatan yang digunakan.
2 0.046 117.20 Ketertiruan merupakan suatu kemampuan
meniru data dalam presisi yang telah
3 0.045 115.20
ditetapkan, serta lebih banyak variasi
4 0.045 115.20 dengan menggunakan metode yang sama
(Harmita 2004).
5 0.046 117.20 Uji presisi yang dilakukan pada
6 0.045 115.20 percobaan adalah uji terhadap
keterulangan. Uji keterulangan dapat
7 0.047 119.20 digunakan untuk mengetahui adanya galat
Rerata 116.91 acak yang berasal dari preparasi sampel,
seperti pemanasan sampel, pembuatan
SD 1.79 larutan, penyaringan, dan kondisi instrumen
SSA yang digunakan. Uji keterulangan
% RSD 1.53
Jurnal Sains dan Teknologi| 234
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

dilakukan pada hari yang sama dengan Limit Deteksi (LD) dan Limit Kuantitasi
pengukuran standar 0.3 ppm sebanyak (LK)
sepuluh kali ulangan. Presisi dinyatakan Limit deteksi merupakan jumlah
dalam % RSD. terkecil analit dalam sampel yang masih
dapat dideteksi. Limit kuantitasi merupakan
Tabel 5. Hasil uji presisi (keterulangan) jumlah terkecil analit dalam sampel yang
Konsentrasi masih dapat dikuantitasi secara tepat.
Ulangan Absorbansi
terukur (ppm) Berdasarkan pengertian tersebut,
1 0.285 0.0125 sebenarnya tidak ada perbedaan yang
signifikan antara limit deteksi dan limit
2 0.289 0.0130 kuantitasi, sehingga prosedur analisis yang
dilakukan cukup satu metode, namun kedua
3 0.287 0.0126
metode dibedakan berdasarkan cara
4 0.283 0.0123 perhitungannya (Harmita 2004).
Penentuan LD dan LK dilakukan
5 0.287 0.0126 dengan pengukuran deret standar sebanyak
6 0.285 0.0124 7 serial standar yang diukur sebanyak 7 kali
ulangan. Data yang dibutuhkan yaitu nilai
7 0.286 0.0125 absorbansi dan slope persamaan garis yang
8 0.285 0.0124 digunakan. Hasil penentuan LD dan LK
dapat dilihat pada Tabel 6.
9 0.285 0.0124
Tabel 6. Hasil pengukuran untuk LD dan LK
10 0.285 0.0125
Hasil percobaan
Parameter
Rerata 0.286 0.0125 (ppm)
Standar Limit Deteksi (LD) 0.0045
0.002
deviasi
Limit Kuantitasi (LK) 0.0151
% RSD 0.69%
2/3 CV Berdasarkan Tabel 6, hasil
12.88%
Horwitz pengukuran limit deteksi metode untuk
penentuan logam kadmium menunjukkan
Hasil uji keterulangan menghasilkan konsentrasi terkecil yang masih dapat
rerata konsentrasi standar sebesar 0.286 terukur sebesar 0.0045 ppm. Berdasarkan
ppm, dengan standar deviasi sebesar hasil tersebut, dapat diketahui bahwa kadar
0.002, dan % RSD sebesar 0.69%. Hasil uji kadmium dalam limbah domestik > 0.0045
keterulangan dapat dilihat pada Tabel 5. ppm dapat terbaca sebagai sinyal analit
Menurut AOAC (2003) nilai % RSD <1 oleh SSA tipe Hitachi Z-2000, tetapi apabila
dapat dikatakan sangat teliti, sehingga hasil konsentrasi analit <0.0045 ppm sinyal yang
uji keterulangan yang dilakukan dapat dihasilkan tidak dapat dipercaya sebagai
dikatakan sangat teliti. Syarat keberterimaan analit melainkan noise. Jumlah terkecil
digunakan koefisien variasi Horwitz sesuai analit yang masih dapat dikuantitasi sebesar
dengan AOAC. Nilai % RSD yang diperoleh 0.0151 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa
untuk uji keterulangan harus lebih kecil dari kadar kadmium dalam limbah domestik
2/3 CV Horwitz (Novelina et al 2009). yang lebih besar dari 0.0151 ppm dapat
Berdasarkan Tabel 6, hasil perhitungan % dikuantitasi dengan baik, sedangkan apabila
RSD yang diperoleh lebih kecil kadar analit lebih kecil dari 0.0151 ppm tidak
dibandingkan nilai 2/3 CV Horwitz. Hal ini dapat dikuantitasi dengan baik. Nilai LD dan
membuktikan bahwa ketelitian analisis yang LK didapatkan dengan cara mengalikan
dilakukan baik karena telah memenuhi standar deviasi dengan k (tetapan) yaitu 3
syarat keberterimaan. untuk LD dan 10 untuk LK, lalu dibagi
dengan slope pada persamaan regresi
linear.
Jurnal Sains dan Teknologi| 235
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

Foodstuffs from North-Eastern


SIMPULAN Romanian Market, Studia Universitatis
Berdasarkan semua parameter yang “Vasile Goldiş” Seria Ştiinţele Vieţii, 23
diujikan yaitu linearitas, akurasi, presisi, limit (1), 33–38.
deteksi, dan limit kuantitasi, metode Correia, P. R. M. & Oliveira, P. V, (2004).
penentuan logam kadmium (Cd) dalam air Simultaneous Atomic Absorption
limbah domestik menggunakan SSA telah Spectrometry for Cadmium and Lead
memenuhi syarat keberterimaan dan dapat Determination in Wastewater, Journal
digunakan untuk metode analisis rutin. Hal of Chemical Education, 81(8), 1174–
ini ditunjukkan dengan linearitas yang baik 1176
dengan persamaan garis dari kurva standar Dewa, R. P. & Hadinoto, S., (2015). Analisa
y = 0.0011+0.0414x dengan r = 0.9998. % Kandungan Timbal (Pb) dan Kadmium
recovery yang didapatkan sebesar (Cd) Pada Air Minum Dalam Kemasan
116.91%, % RSD sebesar 0.69%, limit Di Kota Ambon, Majalah BIAM, 11(2),
deteksi dan limit kuantitasi berturut-turut 76–82
diperoleh sebesar 0.0045 ppm dan 0.0151 Harmita, (2004). Petunjuk Pelaksanaan
ppm. Validasi Metode dan Cara
Perhitungannya, Majalah Ilmu
UCAPAN TERIMA KASIH Kefarmasian, 1(3), 117-135
Terima kasih kepada Balai Besar Imyim, A., Daorattanachai, P., & Unob, F.
Teknik Kesehatan Lingkungan dan (2013). Determination of Cadmium,
Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), Jl. Nickel, Lead, and Zinc in Fish Tissue
Balai Rakyat No.2, Cakung, Jakarta, 13910 by Flame and Graphite Furnace
yang telah memberikan fasilitas berupa Atomic Absorption after Extraction with
instrumen dan bahan kimia dalam kegiatan Pyrrolidine Dithiocarbamate and
ini. Activated Carbon, Analytical Letters,
46, 2101-2110
DAFTAR PUSTAKA Junior, M. M. S., Silva, L. O. B., Leão, D. J.,
& Ferreira, S. L. C. (2014). Analytical
AOAC. (2003). Guidelines for Single strategies for determination of
Laboratory Validation of Chemical cadmium in Brazilian vinegar samples
Methods for Dietary Supplements and using ET AAS. Food Chemistry, 160,
Botanicals. AOAC Official. Diunduh 209–213
dari: Rumahlatu, D. (2011). Konsentrasi Logam
http://www.aoac.org/aoac_prod_imis/A Berat Kadmium Pada Air, Sedimen
OAC_Docs/StandardsDevelopment/SL dan Deadema setosum
V_Guidelines_Dietary_Supplements.p (Echinodermata, Echinoidea) di
df Perairan Pulau Ambon, Ilmu Kelautan,
BSN. (2004). SNI 06-6989.16-2004: Cara 16(2), 78–85
Uji Kadmium dalam Air dan Air Limbah Saracoglu, S., Divrikli, U., Soylak, M., &
dengan Metode Spektrofotometer Elci, L. (2002). Determination of
Serapan Atom (SSA) Nyala. Badan Copper, Iron, Lead, Cadmium, Cobalt
Standardisasi Nasional (BSN) and Nickel by Atomic Absorption
Chwastowska, J., Skwara, W., Sterliñska, Spectrometry in Baking Powder and
E., & Dudek, J. (2008). GF AAS Baking Soda Samples after
Determination of Cadmium , Lead and Preconcentration and Separation,
Copper in Environmental Materials and Journal of Food and Drug Analysis,
Food Products after Separation on 10(3), 188–194
Dithizone Sorbent, Chem. Anal. Widowati, W., Sastiono, A., & Jusuf, R.,
(Warsaw), 53, 887–894 (2008). Efek Toksik Logam
Ciobanu, C., Șlencu, B. G., & Cuciureanu, Pencegahan dan Penanggulangan
R. (2013). FAAS Determination of Pencemaran. Jakarta : Andi
Cadmium and Lead Content in Withgott, J. & Brennan S., (2007).

Jurnal Sains dan Teknologi| 236


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 2, Oktober 2017

Environment : The Science Behind the


Stories. San Fransisco: Pearson
Benjamin Cummings
Zhong, W., Ren, T., & Zhao, L. (2015).
Determination of Pb (Lead), Cd
(Cadmium), Cr (Chromium), Cu
(Copper), and Ni (Nickel) in Chinese
tea with high-resolution continuum
source graphite furnace atomic
absorption spectrometry. Journal of
Food and Drug Analysis, XXX, 1–10
Zmozinski, A. V, Passos, L. D., Damin, I. C.
F., Esp, M. A. B., & Vale, G. R. (2013).
Analytical Methods Determination of
cadmium and lead in fresh fi sh
samples by direct sampling
electrothermal atomic absorption
spectrometry, Anal. Methods, 5, 6416–
6424

Jurnal Sains dan Teknologi| 237

Anda mungkin juga menyukai