Anda di halaman 1dari 2

Mengenal Kandungan dalam Pasta Gigi dan Fungsinya

Oleh Arinda VeratamalaData medis direview oleh Thu Thruong, PharmD.

Pasta gigi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang harus dibeli saat belanja di
supermarket. Setiap hari paling tidak pasta gigi digunakan minimal dua kali untuk
membersihkan gigi. Pasta gigi mempunyai banyak rasa dan juga dijual dalam berbagai
fungsi tertentu, seperti pasta gigi dengan fungsi memutihkan gigi, membersihkan dan
melindungi gigi dari bakteri, membuat mulut terasa segar sepanjang hari, mencegah gigi
berlubang, dan masih banyak lagi.

Sebenarnya, apa sih kandungan yang terdapat dalam pasta gigi sehingga sangat
bermanfaat untuk gigi?

Kandungan dalam pasta gigi


Beberapa komposisi bahan pada pasta gigi adalah:

 Agen abrasif. Merupakan bahan kasar, seperti kalsium karbonat, dikalsium fosfat dihidrat,
dan magnesium trisilikat. Agen abrasif berfungsi untuk membantu mengusir sisa makanan,
bakteri, dan beberapa noda di gigi.
 Perasa. Pemanis buatan, termasuk sakarin yang sering ditambahkan pada pasta gigi untuk
membuat rasanya lebih baik. Rasa pasta gigi biasanya merupakan campuran dari beberapa
komponen. Pasta gigi tersedia dalam banyak rasa, seperti rasa mint, lemon-lime, dan
bahkan rasa permen karet serta buah-buahan (untuk anak-anak). Mayoritas orang lebih
memilih pasta gigi yang memiliki rasa mint yang membuat mulut terasa segar dan bersih,
meskipun hanya beberapa menit. Sensasi ini biasanya timbul karena kandungan perasa dan
detergen dalam pasta gigi yang menyebabkan iritasi ringan pada mukosa mulut.
 Pewarna. Juga ditambahkan ke pasta gigi, seperti titanium dioksida untuk pasta putih dan
berbagai pewarna makanan untuk pasta atau gel berwarna.
 Humektan. Digunakan dalam pasta gigi untuk mencegah hilangnya air dalam pasta gigi
sehingga pasta gigi tidak menjadi keras ketika terkena udara saat dibuka. Humektan yang
paling sering digunakan adalah gliserol dan sorbitol. Sorbitol dengan dosis besar dapat
menyebabkan diare karena bertindak sebagai pencahar osmotik. FAO/WHO
merekomendasikan penggunaan sorbitol dibatasi sebesar 150 mg/kg/hari. Oleh karena itu,
penggunaan 60-70% pasta gigi yang mengandung sorbitol oleh anak kecil harus diawasi
oleh orang tua.
 Zat pengikat. Zat pengikat merupakan koloid hidrofilik yang mengikat air dan digunakan
untuk menstabilkan formulasi pasta gigi dengan mencegah pemisahan fase padat dan fase
cair. Contoh zat pengikat yang digunakan adalah karet alami (karaya dan tragakan), koloid
rumput laut (alginat dan karet karagenan), dan selulosa sintetis (karboksimetil selulosa dan
selulosa hidroksietil).
 Deterjen. Deterjen, seperti natrium lauril sulfat, menghasilkan busa ketika Anda menyikat
gigi. Deterjen membantu menghilangkan tumpukan dan emulsi plak pada gigi.

Satu lagi kandungan pasta gigi yang sangat penting adalah fluoride.

Apa fungsi fluoride dalam pasta gigi?


Fluoride sangat penting bagi kesehatan gigi karena penggunaan fluoride pada pasta gigi
dapat mengurangi risiko karies gigi. Seperti dilansir dari dentalhealth, penurunan prevalensi
karies gigi yang tercatat di negara-negara maju selama 30 tahun terakhir dapat dikaitkan
dengan meluasnya penggunaan pasta gigi yang mengandung fluoride. Sekarang ini, banyak
pasta gigi yang mengandung 0,1% (1000 ppm) fluoride, biasanya dalam bentuk sodium
monofluorofosfat (MFP). 100 g pasta gigi mengandung 0,76 g MFP (setara dengan 0,1 g
fluoride).

Bakteri di mulut hidup dari gula dan pati yang menempel pada gigi setelah makan. Fluoride
membantu melindungi gigi dari asam yang dilepaskan bakteri saat memakan gula dan pati
tersebut. Hal ini dilakukan dalam dua cara. Pertama, fluoride membuat enamel gigi lebih
kuat sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi kerusakan gigi karena asam yang
dilepaskan oleh bakteri. Kedua, fluoride dapat memineralisasi kembali daerah gigi yang
sudah mulai membusuk sehingga kerusakan gigi tidak cepat terjadi.

Apa yang terjadi jika terlalu banyak fluoride?


Kandungan fluoride yang melebihi batas pada pasta gigi juga dapat merusak gigi.
Kerusakan gigi yang disebabkan karena gigi terpapar fluoride dengan kadar sangat tinggi
dinamakan fluorosis. Fluorosis biasanya terjadi pada anak-anak. Fluorosis terjadi karena gigi
anak terpapar fluoride yang tinggi pada pasta gigi saat anak berusia 8 tahun di mana gigi
permanen baru mulai tumbuh.

Hal lain yang dapat menyebabkan fluorosis pada anak adalah karena anak dengan sengaja
menelan pasta giginya. Mungkin karena rasanya enak seperti permen sehingga mereka
berpikir ingin memakannya. Dampak dari fluorosis adalah warna gigi anak berubah, bisa
warna gigi lebih gelap berkisar dari kuning ke coklat atau adanya tanda/bintik putih pada
gigi.

Memilih pasta gigi untuk anak


Pilihlah pasta gigi yang tepat untuk anak Anda, yaitu pasta gigi khusus untuk anak.
Biasanya pasta gigi untuk anak mengandung fluoride yang lebih rendah dari pasta gigi
biasanya, yaitu kurang dari 600 ppm. Namun, pemilihan pasta gigi yang
mengandung fluoride sangat rendah, yaitu 250 ppm, dirasa kurang efektif dalam mencegah
karies pada gigi permanen.

Anda mungkin juga menyukai