Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut catatan WHO tahun 2010, penyakit diare membunuh dua juta anak di
dunia setiap tahun. Sedangkan di Indonesia, angka kematian bayi dan anak di
bawah lima tahun hampir sepertiganya disebabkan oleh penyakit diare. Penyakit
diare di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
utama, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare yang
menimbulkan banyak kematian terutama pada anak. Angka kesakitan diare di
Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat (Soebagyo, 2011).

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (lebih dari tiga kali) dalam satu hari. Diare merupakan penyakit yang
banyak kali berjangkit pada masyarakat terutama pada anak usia sekolah. Survei
Kesehatan Nasional tahun 2008 menempatkan diare pada posisi tertinggi kedua
sebagai penyakit paling berbahaya pada balita. (Depkes , 2010).

Sampai saat ini di Indonesia diare masih menjadi masalah masyarakat.


Menurut WHO angka kesakitan diare pada tahun 2010 yaitu 411 penderita per
1000 penduduk. Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2010 jumlah
kasus diare yang ditemukan sekitar 213.435 penderita dengan jumlah kematian
1.289, dan sebagian besar (70-80%) terjadi pada anak-anak. 1-2% penderita diare
akan dehidrasi dan kalau tidak segera tertolong 50-60% meninggal dunia.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare adalah
disebabkan oleh kuman melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan
kontak langsung dengan penderita, sedangkan faktor-faktor lainnya meliputi
faktor perilaku dan lingkungan. (Depkes, 2009).
Menurut Departemen Kesehatan untuk penemuan kasus diare ditangani
menrut provinsi tahun 2016 yaitu pada provinsi Aceh perkiraan diare di fasilitas
kesehatan ada 135.054 dan diare yang ditangani sebanyak 25.341 (18,8%).
Provinsi Sumatera Utara perkiraan diare di fasilitas kesehatan ada 376.321.
Provinsi Sumatera Barat perkiraan 140.300 dan ditangani 36.322 (25,9%).
Provinsi Riau perkiraan diare 171.299 dan ditangani 7.717 (4,5%). Jambi
perkiraan diare 91.857 dan ditangani 26.001 (28,3%). Sumatera Selatan perkiraan
diare 217.412 dan ditangani 44.015 (20.2%). Bengkulu perkiraan diare 50.622 dan
ditangani 12.017 (23.7%). Lampung perkiraan diare 219.167 dan ditangani 43.323
(19.8%). Kep. Bangka Belitung perkiraan diare 37.066 dan ditangani 12.149
(32.8%). Kepulauan Riau perkiraan diare 53.271 dan ditangani 5.351 (10.0%).
DKI Jakarta perkiraan diare 274.803 dan ditangani 246.895 (89.8%). Jawa Barat
perkiraan diare 1.261.159 dan ditangani 930.176 (73.8%). Jawa Tengah perkiraan
diare 911.901 dan ditangani 95.635 (10.5%). DI Yogyakarta perkiraan diare
99.338 dan ditangani 8.442 (8.5%). Jawa Timur perkiraan diare 1.048.885 dan
ditangani 338.806 (32.3%). Banten perkiraan diare 322.790 dan ditangani 164.079
(50.8%). Bali perkiraan diare 112.126 dan ditangani 32.651 (29,1%). NTB
perkiraan diare 130.561 dan ditangani 89.269 (68.4%). NTT perkiraan diare
138.243 dan ditangani 66.341 (48.0%). Kalimantan Barat perkiraan diare 129.319.
Kalimantan Tengah perkiraan diare 67.365 dan ditangani 9.472 (14.1%).
Kalimantan Selatan perkiraan kasus 107.725 dan ditangani 9.986 (9.3%).
Kalimantan Timur perkiraan diare 92.518 dan ditangani 51.776 (56.0%).
Kalimantan Utara perkiraan diare 17.331. Sulawesi Utara perkiraan diare 65.127
dan ditangani 6.337 (9.7%). Sulawesi Tengah perkiraan diare 77.671 dan
ditangani 12.992 (16.7%). Sulawesi Selatan perkiraan diare 230.048 dan ditangani
172.650 (75.0%). Sulawesi Tenggara perkiraan diare 67.487 dan ditangani 30.304
(44.9%). Gorontalo perkiraan diare 30.596 dan ditangani 16.206 (53.0%).
Sulawesi Barat perkiraan diare 34.619 dan ditangani 25.825 (74.6%). Maluku
perkiraan diare 45.536 dan ditangani 7.764 (17.1%). Maluku Utara perkiraan diare
31.382. Papua Barat perkiraan diare 25.531. Papua perkiraan diare 85.034 dan
ditangani 16.242 (19.1%). Jadi di Indonesia tahun 2016 perkiraan diare di
fasilitas kesehatan sebesar 6.897.463 dan diare yang ditangani sebesar 2.544.084
(36.9%). (Depkes, 2016)

Berdasarkan hasil survei yang di dapat di Propinsi Sulawesi Utara bahwa


kasus diare lebih banyak dideteksi berdasarkan gejala klinis yaitu sebesar 5,4%
(Riskesdas, 2010). Penyakit diare termaksud dalam penyakit yang menonjol di
sulawesi utara dengan menduduki peringkat ke 2 dan dengan jumlah kasus
32.589. Sedangkan di kota Manado kasus diare dideteksi yaitu sebesar 3,1%.
(Dinkes , 2011).

Berdasarkan profil kesehatan provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 bahwa


target penemuan diare di Minahasa Utara sebanyak 4.239 dan untuk penderita
diare sebanyak 2.227 dengan penderita yang ditangani sebanyak 52.54%. (Dinkes
Prov. Sulut, 2016)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka disusun rumusan masalah


penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana gambaran epidemiologi penyakit diare di Kabupaten Minahasa


Utara.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran epidemiologi penyakit diare di Minahasa Utara.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik penderita diare berdasarkan : umur, jenis


kelamin, status gizi dan pekerjaan.
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian diare di Kabupaten Minahasa
Utara pada tahun 2014 – 2016.
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian diare berdasarkan kecamatan
pada tahun 2014 – 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang penyakit diare dalam pengobatan diare dan
menambah pengalaman peneliti melalui proses penelitian yang akan dilakukan.

2. Bagi Tempat Penelitian

Dapat memberikan manfaat akan pentingnya pengetahuan tentang penyakit diare


dan pengobatannya.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan informasi dan panduan dalam
penelitian lebih lanjut mengenai penelitian penyakit diare ini.

4. Bagi Pelayanan Kesehatan

Informasi yang ada dapat dijadikan masukan bagi pelayanan kesehatan untuk
dapat memberikan penyuluhan atau sosialisasi mengenai pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat pada anak-anak terkait dengan angka kejadian diare yang
tinggi pada anak-anak.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan untuk
penelitian selanjutnya.

Atika, Nadia. 2016. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diare Pada Siswa Sekolah Dasar
Negeri Cireundeu 02 Tahun 2016. Jakarta : Universitas Islam
Negerihttp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34221/1/NADIA
%20ATIKA-FKIK.pdf

http://eprints.ung.ac.id/12029/2/2014-2-1-48401-821311036-bab1-
24122014075252.pdf
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-
lain/Data%20dan%20Informasi%20Kesehatan%20Profil%20Kesehatan%20Indon
esia%202016%20-%20%20smaller%20size%20-%20web.pdf

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2015. Manado : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara

https://dinkes.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2016/11/Buku-Profil-
Kesehatan-Sulut-2015.pdf

Anda mungkin juga menyukai