Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Laporan Bank Dunia, dalam skala internasional studi IEA

(Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di

Asia Timur menunjukan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD

berada pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD:

75,5 (Hongkong), 74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6 (Filipina), dan 51,7

(Indonesia). Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari

materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk

uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat

terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

Sedangkan berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global

Monitoring Report (2011) yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu

Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang

diluncurkan di New York, indeks pembangunan pendidikan atau Education

Development Index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu

menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI

dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80,

sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia bukan hanya dibuktikan

berdasarkan data dari UNESCO (2008), tetapi dibuktikan pula berdasarkan

1
2

data dari Balitbang yang menyatakan bahwa dari 146.052 Sekolah Dasar (SD)

yang ada di Indonesia hanya 8 sekolah saja yang memperoleh pengakuan dari

dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Keberhasilan

Indonesia rnenuntaskan wajib belajar 6 tahun (tingkat Sekolah Dasar), temyata

belum berhasil mengangkat tingkat pencapaian pendidikan anak Indonesia

sejajar dengan negara tetangga. Angka buta huruf masih sekitar 10% dari

penduduk. Kemarnpuan membaca murid-murid SD juga terendah di kawasan

ASEAN (Jalal, 2010).

Berdasarkan Laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, daya saing sekolah-sekolah di Sumatera Barat

relatif rendah. Padahal kalau diperhatikan berbagai indikator pendidikan yang

ada, terutama yang berhubungan dengan akses atau partisipasi sekolah,

keadaan pendidikan di Sumatera Barat relatif memadai. Angka rnelek huruf

(95,5%) sudah di atas dari rata-rata nasional. Selain itu angka partisipasi

rnurni dijenjang SD sudah melebih 95%, yang menjadi keprihatinan kita

adalah kualitas atau mutu pendidikan di Sumatera Barat. Keprihatinan ini

didasarkan pada angka NEM (Nilai Ebtanas Murni) rnurid-murid Sumatera

Barat dibandingkan dengan propinsi lain di Indonesia (Depdiknas, 2001).

Menurut Pusat Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) dan Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) telah melakukan penilaian yang bersifat nasional

yaitu Ujian Nasional mulai dari jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA, dan SMK. Ujian Nasional berfungsi untuk mengukur sejauh mana

program pendidikan telah tercapai sesuai dengan tuntutan kurikulum yang

berlaku. Selain itu, Ujian Nasional berfungsi sebagai alat penentu keberhasilan
3

(sertifikasi) siswa dalam menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sebagai alat

seleksi bagi siswa yang hendak melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih

tinggi sebagai masukan untuk perbaikan mutu pendidikan (Fahmi, 2011)

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia,

ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu

berkembang dalam pendidikan. Dunia pendidikan akan memberikan

kontribusi yang besar terhadap pengembangan sumber daya manusia yang

memiliki kemampuan pemecahan masalah yang handal untuk menjalani masa

depan yang penuh tantangan. Seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun

2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, oleh karena itu pendidikan yang

berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang

cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi. Konsentrasi adalah salah satu

faktor utama yang mempengaruhi pembelajaran (Trianto, 2011).

Gangguan konsentrasi pada saat belajar banyak dialami oleh para

pelajar terutama di dalam mempelajari mata pelajaran yang mempunyai

tingkat kesulitan cukup tinggi, misalnya pelajaran yang berkaitan dengan ilmu

pasti, atau mata pelajaran yang termasuk kelompok ilmu sosial. Kesulitan

konsentrasi semakin bertambah berat jika seorang pelajar terpaksa

mempelajari pelajaran yang tidak disukainya atau pelajaran tersebut diajarkan

oleh pengajar yang juga tidak disukainya. (Setiani, 2014).

Dalam dunia pendidikan metode yang sedang marak digunakan adalah

Brain Gym. Brain gym sendiri merupakan program komersial populer yang

dipasarkan di lebih 80 negara dan telah menerima sejumlah perhatian dengan

banyaknya individu yang mengklaim bahwa Brain Gym memberikan stimulasi


4

yang sangat dibutuhkan untuk pembelajaran efektif. Brain Gym merupakan

program inti dari Educational Kinesiolagy (Edu-K) yaitu bidang yang

mempelajari gerakan serta kaitannya dengan proses belajar (Nuryana, 2010).

Olahraga dan latihan pada Brain Gym menurut riset yang dilakukan

oleh Ayinosa (2009) brain gym dapat memberikan pengaruh positif pada

peningkatan konsentrasi, atensi, kewaspadaan dan kemampuan fungsi otak

untuk melakukan perencaaan, respon dan membuat keputusan. Dan ternyata

Brain Gym bisa juga meningkatkan kemampuan belajar tanpa batasan umur.

Gerakan-gerakan dalam brain gym digunakan oleh para murid di Educational

Kinesiology Foundation, California, USA untuk meningkatkan kemampuan

belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak. Karena proses belajar

selalu melibatkan proses kognitif, maka penelitian Brain Gym juga telah

dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak (Nuryana, 2010).

Penelitian mengenai keefektifan Brain Gym terhadap konsentrasi

belajar pernah dilakukan oleh Putri (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh

Senam Otak Terhadap Peningkatan Konsentrasi Belajar Siswa (Umur 11-12

Tahun) Di SDN Nambangan Kidul 05 Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun”.

Selain Putri, Nuryana (2010) juga melakukan penelitian terkait dengan

keefektifan Brain Gym terhadap konsentrasi belajar. Kedua penelitian tersebut

membuktikan bahwa pemberian Brain Gym sangat efektif dalam

meningkatkan konsentrasi belajar pada anak yang dilakukan selama 2 minggu

(Prasanti, 2015).

Dari hasil survey awal yang peneliti lakukan di SD Negeri 18 Tangah

Koto, Pembelajaran 2016/2017 pada tanggal 11 November dan 11 Desember


5

2017 masih banyak terdapat siswa yang mengalami gangguan konsentrasi

belajar. Gangguan konsentrasi belajar siswa yang terganggu dapat di nilai dari

kegiatan yang dilakukan siswa selama mengikuti pembelajaran dikelas.

Dilihat dari banyak aktivitas yang dilakukan dalam belajar yang tidak ada

kaitannya dengan proses pembelajaran seperti, bicara tanpa henti,

menggoyang-goyankan kaki, dan mendorong teman disampingnya tanpa

alasan yang jelas. Hasil wawancara dari Kepala Sekolah, gangguan

konsentrasi pada saat belajar sering di alami siswa kelas I yang berjumlah 20

orang siswa, dimana Kelas I merupakan seorang anak yang sedang mengalami

masa peralihan dan lebih fokus dalam bermain dari pada belajar sehingga

konsentrasi anak teralihkan dan mengalami penurunan terhadap minat belajar

yang akan menyebabkan penurunan dalam mencapai prestasi belajarnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “apakah ada Pengaruh Senam Otak Terhadap Konsentrasi Belajar

Siswa Sekolah Dasar Negeri 18 Tangah Koto Kecamatan Sungai Pua Tahun

2017”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Senam Otak Terhadap Konsentrasi Belajar

Siswa Sekolah Dasar Negeri 18 Tangah Koto Kecamatan Sungai Pua Tahun

2017.
6

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi rata-rata Konsentrasi Belajar siswa sebelum

dilakukannya Senam Otak di Sekolah Dasar Negeri 18 Tangah Koto

Kecamatan Sungai Pua.

b. Diketahui distribusi rata-rata Konsentrasi Belajar siswa setelah

dilakukannya Senam Otak di Sekolah Dasar Negeri 18 Tangah Koto

Kecamatan Sungai Pua.

c. Perbedaan rata-rata Senam Otak Terhadap Konsentrasi Belajar Sekolah

Dasar Negeri 18 Tangah Koto Kecamatan Sungai Pua.

D. Mamfaat Penelitian

1. Bagi Anak SD

Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan daya ingat,

konsentrasi belajar serta memaksimalkan kerja otak anak.

2. Bagi Praktek Keperawatan

Menambah pengetahuan mengenai pengaruh senam otak terhadap konsentrasi

belajar siswa SD N 18 Tangah Koto Kecamatan Sungai Pua.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan mengembangkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik tentang

senam otak terhadap konsentrasi belajar siswa SD N 18 Tangah Koto

Kecamatan Sungai Pua.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan tentang senam otak sehingga kedepannya diharapkan

dapat dilakukan lebih lanjut dengan variabel yang berbeda.


7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Senam Otak

Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 18 Tangah Koto

Kecamatan Sungai Pua Tahun 2017. Dimana variabel independen Senam Otak

(Brain-Gym) dan variabel dependen nya adalah Konsentrasi Belajar.

Penelitian ini akan direncanakan dilakukan pada bulan Januari-Februari 2017.

Populasi penelitian ini adalah siswa SDN 18 Tangah Koto sebanyak 20 siswa

kelas I yang mengalami gangguan konsentrasi pada saat belajar. Teknik

pengambilan sampel total sampling. Penelitian ini dengan menggunakan

desain Quasi Eksperiment dengan metode pendekatan Pretest – Postest. Data

diolah secara komputerisasi dengan menggunakan T-test Dependen dan

dianalisa secara univariat dan bivariat.

Anda mungkin juga menyukai