TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes (Latief, Napitulu , Pudjiadi, Ghazali, &
Putra, 1985).
2.1.2 Epidemiologi
(DHF), dan dengue shock syndrome (DSS); yang terakhir dengan mortalitas
klinik yang bervariasi ini dapat disamakan dengan sebuah gunung es. DHF
dan DSS sebagai kasus-kasus yang di rawat di rumah sakit merupakan puncak
gunung es. Di perkirakan untuk setiap kasus renjatan yang dijumpai di rumah
1
sakit, telah terjadi 150-200 kasus silent dengue infection (Latief, Napitulu ,
2.1.3 Etiologi
serotipe virus dengue yang saling tidak mempunyai imunitas silang (Latief,
2.1.4 Patofisiologi
tekanan darah. Volume plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus
berat, hal ini didukung penemuan post-mortem meliputi efusi serosa, efusi
2006).
2
2.1.5 Patogenesis
aedes aegypti atau aedes albopictus. Organ sasarandari virus adalah organ
hepar, nodus limpaticus, sumsum tulang serta paru-paru. Data dari berbaga
peranan besar pada infeksi ini. Dalam peredaran darah, virus tersebut akan
dalam sel tersebut. Infeksi virus dengue dimulai dengan menempelnya virus
sitoplasma sel.
yang menimblkan cross reaction reaksi silang pada uji serologis, hal ini
ini dapat terjadi di antara keempat serotype virus DEN. Infeksi oleh satu
tersebut, tetapi tidak ada cross protective terhadap serotype virus yang lain
(Soegijanto , 2006).
2.1.6 Derajat
3
1. Derajat I : demam dan uji tourniquet positif
perdarahan lainnya.
nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20 mmHg) atau
ditemukan gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak
terukur)
Masa tunas berkisar 3-15 hari, pada umumnya 5-8 hari. Permulaan
temukan sindrom trias, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan
timbulnya ruam. Ruam biasanya timbul 5-12 jam sebelum naikya suhu
pertama kali, yaitu pada hari ke 3-4 hari. Ruam bersifat makulopapular yang
abdomen, dan menyebar ke anggota gerak dan muka. Pada lebih dari separuh
kepala hebat, nyeri di belakang bola mata, punggung, otot, dan sendi disertai
4
1. Demam tinggi dengan mendadak terus-menerus selama 2-7 hari
dan salah satu bentuk lai (ptekia, purpura, ekimosis, epistaksis dan
3. Pembesaran hati
4. Renjatan ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun
systole menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba
dingin dan lembab teruama pada ujung hidung, jari dan kaki, penderita
suportif.
Rasa haus dan dehidrasi timbul akibat demam tinggi, anoreksia, dan
muntah. Penderita perlu diberi minum banyak, 1,5 – 2 liter dalam 24 jam,
berupa air the dengan gula, sirup, atau susu. Pada beberapa penderita
peroral, bila perlu satu sendok makan setiap 3-5 menit. Para orang tua
5
kompres es dan alkohol 70%. Kejang yang mungkin timbul diberantas
a. Penggantian volume
6
dengan renjatan berulang, renjatan yang tidak memberikan respon
2.1.9 Pengendalian
penyakit DBD. Untuk mengatasi penyakit DBD sampai saat ini masih belum
ada cara yang efektif, karena sampai saat ini masih belum ditemukan obat anti
virus dengue yang efektif maupun vaksin yang dapat melindungi diri terhadap
infeksi virus dengue. Oleh karena itu perlu dipikirkan cara penanggulangan
Secara garis besar ada 5 cara pengendalian vector yaitu dengan cara :
1) Kimiawi
7
dapat digunakan terhadap larva Ae. Aegypti yaitu dari golongan
2) Biologis
pemangsa yang cocok untuk larva nyamuk. Sebagai pathogen, seperti dari
3) Radiasi
yang telah diradiasi ini di lepas ke alam bebas. Meskipun nanti akan
yang fertile.
Ada beberapa cara pada pengendalian dengan cara mekanik ini, antara
kawat kasa pada lubang ventilasi rumah, jendela, dan pintu. Dan sekarang
8
tempat-tempat penampungan air dengan menyikat dinding bagian dalam
5) Pengendalian genetic
genetic adalah dengan teknik jantan mandul, yaitu melepas sejumlah besar
hanya kawin satu kali, seumur hdup, sehingga nyamuk betina dikawinkan
keturunan.
satupun cara yang 100% memuaskan. Karena itu konsep pengendalian terpadu
dengan melibatkan semua cara dapat diterapkan sesuai dengan situasi dan
keuntungan dan kerugian baik dar segi biaya dan pengaruhnya terhadap
9
2.2 Konsep Status Gizi
2.2.1 Definisi
konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau
keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh
bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
langsung.
A. Pengukuran langsung
1. Antropometri gizi
10
Sering dilakukan dengan mengukur tubuh manusia : tinggi
badan, lingkar dada, lingkar kepala, berat badan, lingkar lengan atas,
2. Test biokimia
tubuh seperti darah, urine, tinja dan jaringan seperti hati, otak dan lain-
lain.
3. Pemeriksaan klinis
4. Pemeriksaan biofisik
11
Masalah gizi merupakan masalah multi dimensi dan multi
2007).
Jawawi , 2007).
diperoleh dari studi diet, biokimia, antropometri dan klinis (The Interpretation
zat gizi. Sistem penilaian status gizi dapat berupa 3 bentuk, yaitu :
Status gizi dari kelompok populasi tertentu dapat dinilai dengan cara
cross sectional survey. Survey ini dapat menyediakan data dasar gizi dan
juga menetapkan status gizi masyarakat. Dengan ini juga dapat untuk
12
demikian berdasarkan survey ini dapat dipersiapkam dukungan sumber
gizi suatu kelompok populasi. Berbeda dari survey gizi, pada surveilans
tidak dilakukan secara menyeluruh. Hal ini berbeda dengan survei atau
Status Gizi
13
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan
1. Tujuan
seperti tujuan ingin melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan
penggunaan metode penilaian status gizi. Jenis unit sampel yang akan
Apabila unit sampel yang akan diukur adalah kelompok atau masyarakat
antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah bias
dipertanggungjawabkan.
jenis informasi yang diberikan. Jenis informasi itu antara lain : asupan
makanan, berat dan tinggi badan, tingkat hemoglobin, dan situasi social
14
membutuhkan informasi berat dan tinggi badan maka metode yang
tinggi.
status gizi. Fasilias tersebutada yang mudah didapat da nada pula yang
6. Tenaga
digunakan dalam pengumpulan data status gizi antara lain : ahli gizi,
15
antropometri yang bisa dilakukan oleh tenaga terlatih, dan juga penilaian
7. Waktu
mempengaruhi metode yang akan digunakan. Waktu yang ada bias dalam
mingguan, bulanan dan tahunan. Apabila kita ingin menilai status gizi di
badan yang diharapkan pada anak sehat seumur. Sebagai baku patokan
16
Cara ini mudah dilakukan dan telah digunakan secara luas.
Keuntugan dari cara tersebut ialah mudah dilakukan. Bila umur tidak
17
Berat badan % dari Edema
baku Tidak ada Ada
>60% Gizi kurang Kwashiorkor
<60% Marasmus Marasmic kwashiorkor
Baku = persentil 50 standart Harvard
Sumber = solihin pudjiadi (2005)
waterlow. Indicator yang digunakan meliputi BB/TB dan TB/U. Standar yang
Indeks dan baku rujukan yang digunakan dalam pengolahan data ialah
18
2.2.5.7 Pengolahan Data Antropometri Berdasarkan Z-Score (Simpangan Baku)
badan seseorang, gemuk, kurus, atau normal. Untuk itu dapat digunakan IMT
sebagai alat pantau untuk menilai berat badan orang dewasa, bukan pada
19
tubuh. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh,baik dari sudut
Anne;, 2009)
kemudian disadari bahwa gejala klinis gizi kurang yang banyak ditemukan
dokter ternyata adalah tingkatan akhir yang sudah kritis dari serangkaian
20
proses lain yang mendahuluinya. Sekarang telah diketahui bahwa gejala
klinis gizi kurang akibat ketidakseimbangan yang lama antara manusia dan
mempunyai peran yang kompleks dan berperan penting dalam penyakit gizi
kurang.
garam besi dan anemia gizi, dan 4) gondok endemic (gangguan akibat
tujuan diagnostic, yaitu identifikasi gejala klinis penyakit sebagai dasar usaha
5. Kesehatan gizi
6. Faktor budaya
8. Perumahan
21
9. Penyediaan pangan
12. Transportasi
13. Pendidikan
14. Pekerjaan
22