OLEH :
USWATUN KHASANAH
NIM : 05.03.144
0
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu nifas post section cesaria sebagai upaya untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya komplikasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif yang
didapat dengan cara anamnesa dengan klien dan data obyektif yang
didapat dengan cara pemeriksaan fisik serta pemeriksaan menunjang
pada ibu nifas post section cesaria.
2. Agar mahasiswa mampu menginterpretasikan data yang telah
didapat dari data subyektif dan data obyektif pada ibu nifas post
section cesaria
1
3. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa masalah
potensial sesuai dengan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi
pada ibu nifas post section cesaria.
4. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera
atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain pada ibu nifas post
section cesaria.
5. Agar mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan yang
menyeluruh dengan rasional sesuai kondisi klien pada ibu nifas post
section cesaria
6. Agar mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana asuhan
yang menyeluruh sesuai dengan rencana pada ibu nifas post section
cesaria
7. Agar mahasiswa mampu mengevaluasi keberhasilan dan keefektifan
di asuhan yang sudah diberikan pada klien pada ibu nifas post
section cesaria.
1.5 Pelaksanaan
Praktek klinik sebagai salah satu bentuk tugas dari pendidikan yang
dilaksanakan sejak tanggal 23 Juli – 4 Agustus 2007 di Ruang Flamboyan Dr. R.
Koesma Tuban.
2
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Berisi pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang
lingkup, metode penulisan, pelaksanaan dan sistematika penulisan.
BAB 2 : Berisi landasan teori terdiri dari konsep dasar sesuai dengan kasus
yang diambil dan konsep dasar asuhan kebidanan menurut Varney.
BAB 3 : Berisi tinjauan kasus, yang meliputi beberapa tahap, yaitu :
pengkajian, diagnosa/masalah, diagnosa potensial, tindakan segera,
intervensi implementasi dan evaluasi.
BAB 4 : Penutup. Terdiri dari kesimpulan dan saran
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
4
Involusio Tinggi fundus uteri Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat dan simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
5
g. Ligamen-ligamen : ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang
meregang pada waktu persalinan setelah bayi lahir, secara berangsur-
angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus
jatuh ke belakang dan menjadi retroflexi.
2.1.5 Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan : I
Waktu : 6-8 jam setelah persalinan
Tujuan : - Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
- Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdaahan :
rujuk bila perdarahan berlanjut
- Memberi konseling pada ibu / salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri
- Pemberian ASI awal
- Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi
- Menjaga bayi tetap sehat dan cara mencegah
hipotermia, jika petugas kesehatan menolong
persalinan ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru
lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran / sampai
ibu dan bayinya dalam keadaan stabil.
Kunjungan : ke-II
Waktu : 6 hari setelah persalinan
Tujuan : - Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus
berkontraksi fundus dibawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi /
perdarahan abnormal
- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
Kunjungan : ke-III
Waktu : 2 minggu setelah persalinan
Tujuan : sama seperti kunjungan ke II
Kunjungan : ke-IV
Waktu : 6 minggu setelah persalinan
6
Tujuan : - Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang
ia atau bayi alami
2.1.6 Perawatan Masa Nifas
a. Mobilisasi
Karena ibu habis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan kemudian boleh miring-miring ke
kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan
tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan pulan. Mobilisasi diatas
mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas
dan sembuhnya luka-luka.
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya
makan makanan yang mengandung protein banyak cairan, sayur-
sayuran dan buah-buahan.
c. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.
Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfinter
uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muculus
sfinteram selama kehamilan, juga oleh karena adanya edema
kandung kemih yang terjadi selama persalinan.
d. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan bila
masih sulit buang air dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat
diberikan obat laksana peroral atau per rectal, jika masih belum bisa
dilakukan klisma.
e. Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil, supaya
putting susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan
bayinya sesegera mungkin.
f. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dini
kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma,
produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
7
2.1 Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini (KPD)
2.1.1 Pengertian (Mochtar, 1998 : 255)
Ketuban pecah dini atau spontaneous/early/premature rupture of
the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu
bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang
dari 5 cm.
Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah,
maka dapat terjadi infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu
dan anak. Untunglah karena adanya antibiotika spektrum luas makal hal
ini dapat ditekan.
Sampai saat ini masih banyak pertentangan mengenai
panatalaksanaan PROM yang bervariasi dari Doing Nonthing” sampai
pada tindakan yang berlebih-lebihan.
2.1.2 Penyebab Ketuban Pecah Dini (Manuaba, 1998 : 229)
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial
yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
Serviks inkompeten
Ketegangan letak berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion
Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak
lintang
Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian
terendah belum masuk PAP, sefalopelvik disproporsi
Kelainan bawaan dari selaput ketuban
Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada
selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan
ketuban pecah.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai
berikut :
Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan
ikat dan vaskularisasi
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat
lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
8
Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi
sebelum ketuban pecah. Penyakit-penyakit seperti pielonefritis,
sistitis, servisitis dan vaginitis terdapat bersama-sama dengan
hipermotilitas rahim ini.
Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)
Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis)
Faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi ialah :
multipara, malposisi, disporporsi, cervix incompeten dan lain-lain.
Ketuban pecah dini artifisial (amniotomi) dimana ketuban
dipecahkan terlalu dini.
Kadang-kadang agak sulit atau meragukan kita apakah ketuban
benar sudah pecah atau belum, apalagi bila pembukaan kanalis servikalis
belum ada atau kecil.
Cara menentukannya adalah dengan :
Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, verniks
kaseosa, rambut lanugo, atau bila telah terinfeksi berbau.
Inspekulo : lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban
keluar dari kanalis servikalis dan apakah ada bagian yang sudah
pecah.
Gunakan kertas lakmus (litmus) :
Bila menjadi biru (basa) → air ketuban
Bila menjadi merah (asam) → air kemih (urine)
Pemeriksaan PH forniks posterior pada PROM PH adalah
basa (air ketuban)
Pemeriksaan histopatologi air ketuban
Aborization dan sitologi air ketuban
PROM berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Jarak
antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan disebut periode
laten = LP = Lag Period. Makin muda umur kehamilan makin panjang
LP-nya. Sedangkan lamanya persalinan lebih pendek dari biasanya,
yaitu primi 10 jam dan multi 6 jam.
2.1.4 Pengaruh Ketuban Pecah Dini (Mochtar, 1998 : 257)
a) Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin
mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih
dahulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum gejala pada ibu
dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan mobiditas perinatal.
b) Terhadap Ibu
9
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal,
apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat
dijumpai infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis dan septikemia, serta
dry labor.
Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan
menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah
gejala-gejala infeksi.
Hal-hal diatas akan meninggalkan angka kematian dan angka
morbiditas pada ibu.
2.1.5 Komplikasi (Mochtar, 1998 : 258)
a) Pada anak
IUFD dan IPFD, asfiksia dan prematuritas
b) Pada ibu
Partus lama dan infeksi, atonia uteri, perdarahan post partum, atau
infeksi nifas.
2.1.6 Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini merupakan sumber persalinan prematuritas,
infeksi dalam rahim terhadap ibu maupun janin yang cukup besar dan
potensiil. Oleh karena itu, tata laksana ketuban pecah dini memerlukan
tindakan yang rinci sehingga dapat menurunkan kejadian persalinan
prematuritas dan infeksi dalam rahim.
Memberikan profilaksis antibiotika dan membatasi pemeriksaan
dalam merupakan tindakan yang perlu diperhatikan. Disamping itu
makin kecil umur hamil, makin besar terjadi infeksi dalam rahim yang
dapat memacu terjadinya persalinan prematuritas bahkan berat janin
kurang dari 1 kg.
Sebagai gambaran umum untuk tata laksana ketuban pecah dini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya
maturitas paru sehingga mengurangi kejadian kegagalan
perkembangan paru yang sehat.
Terjadinya infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang
menjadi pemicu sepsis, meningitis janin, dan persalinan
prematuritas.
Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan
diharapkan berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan
kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.
10
Pada umur kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan
menunggu berat janin cukup. Perlu dipertimbangkan untuk
melakukan induksi persalinan dengan kemungkinan janin tidak dapat
diselamatkan.
Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan KIE terhadap ibu
dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan
mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk
menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.
Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG untuk
mengukur distansia bipariental dan perlu melakukan aspirasi air
ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan melalui
perbandingan L/S
Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu
6 jam sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan.
11
1. Nasehat pasca operasi
- Dianjurkan jangan hamil lebih kurang 1 tahun dengan memakai
kontrasepsi.
- Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang
baik.
2. Perawatan pasca operasi
a. Tempat perawatan pasca operasi
Setelah tindakan di kamar operasi, penderita dipindahkan ke
kamar yang khusus dan dilengkapi dengan alat pendingin
ruangan untuk beberapa hari.
b. Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama penderita pusa pasca operasi
maka pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan
mengandung elektrolit yang diperlukan agar jangan terjadi
hipertemia, dehidrasi dan komplikasi pada organ-organ tubuh
lainnya.
c. Diet
Beri makan bubur, sering minum air buah dan susu selanjutnya
secara bertahap diperbolehkan makan bubur dan akhirnya makan
biasa.
d. Nyeri
Sejak penderita sadar dalam 24 jam pertama masih dirasakan
nyeri pada daerah operasi, untuk mengurangi nyeri tersebut dapat
diberikan obat-obat anti sakit dan penenang.
e. Mobilisasi
Mobilisasi secara bertahap-tahap sangat berguna untuk
membantu jalannya penyembuhan penderita. Miring ke kiri dan
ke kanan sudah dapat dilakukan selama 5 menit. Mobilisasi
berguna untuk mencegah terjadinya trombosis dan emboli.
f. Kateterisasi
Perawatan pengosongan kandungan kemih pada bedah kebidanan
pervaginam sama saja dengan persalinan biasa, bila tidak ada
luka robekan yang luas pada jalan lahir.
g. Perawatan rutin
- Tekanan darah
- Jumlah nadi per menit
- Frekuensi pernafasan per menit
- Jumlah cairan masuk dan keluar
12
- Suhu badan
- Dan pemeriksaan lainnya
b. Riwayat Menstruasi
Memberikan informasi tentang siklus menstruasi dan untuk
menentukan taksiran persalinan.
c. Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dialami klien, seperti nyeri pada
sekitar daerah jahitan sectio caesarea.
d. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Untuk mengetahui suami ke berapa, umur kehamilan, jenis
persalinan, penolong, adakah penyulit, BB/PB anak sebelumnya
dan usia anak terkecil, jenis kelamin, hidup/mati, lama meneteki,
KB yang dipakai.dan mengetahui apakah ada riwayat SC.
e. Riwayat Kehamilan Ini
Untuk mengetahui keadaan kehamilan sekarang, berapa kali
melakukan kunjungan, status imunisasi TT dan keluhan selama
kehamilan.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Terdiri dari kesadaran, keadaan umum, BB/TB, tekanan darah,
nadi, suhu, dan respirasi.
b. Pemeriksaan Fisik
Terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi
c. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Lab
2.3.2 Interpretasi Data
13
P….. Post section cesaria
2.3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial yang mungkin akan
terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.
2.3.4 Identifikasi Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
2.3.5 Intervensi
Merupakan perencanaan secara menyeluruh meliputi : terapi
asuhan, pendidikan kesehatan, konseling, kolaborasi, rujukan, tindak
lanjut seperti observasi TTV, involusio, perdarahan.
2.3.6 Implementasi
Mengarahkan atau melaksanakan rencana secara efektif dan aman.
2.3.7 Evaluasi
Merupakan suatu catatan perkembangan yang berkesinambungan.
14
BAB 3
TINJAUAN KASUS
15
Pola Eliminasi
Ibu mengatakan pada hari pertama masih dikateter sampai pada
hari kedua sudah bisa BAK sendiri dan BAB nya belum keluar
Pola Istirahat
Ibu mengatakan sekarang lebih banyak tidur dari biasanya.
Pola Aktivitas
Ibu mengatakan pada hari pertama ibu hanya bias miring kanan
dan kiri mulai hari kedua ibu sudah bisa jalan-jalan.
Pola Personal Hygiene
Mulai dari pertama sampai sekarang ibu masih disibini
1.9 Data Psikososial
Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran anak pertamanya
Ibu berencana menyusui bayinya sampai usia 2 tahun
Ibu berencana mengasuh bayinya sendiri dengan dibantu keluarga
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50C
Respirasi : 24x/menitt
2. Pemeriksaan Fisik
Rambut : Bersih, tidak bercabang
Wajah : Ada hiperpigmentasi pada wajah
Mata : Tidak anemis
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Tidak ada pembesaran vena jugularis
Payudara : Bentuk simetris, huperpigmentasi pada areola,
putting susu menonjol, sudah ada pengeluaran
kolostrum.
Abdomen : Ada luka bekas SC
- TFU : pertengahan pusat symphisis
- Kontraksi uterus baik
- Konsistensi : keras
16
Pengeluaran pervagina lochea sanguelenta
Warna : merah kekuningan
Jumlah : + 50 cc
Perineum : kebersihan baik
tidak ada odem
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : tidak odema, tidak varices
C. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Lab
Hb : 11,2 gr%
Golongan darah : O
2. Data kehamilan dan persalinan sekarang
Umur kehamilan : 36-37 minggu
Periksa kehamilan : 6 kali
Jenis persalinan : SC
Ditolong oleh : Dokter
Keadaan bayi
- A-S : 8-9
- Jenis kelamin : Perempuan
- BB/PB : 3100 gr/46 cm
17
2.4 Tindakan Segera / Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter
2.5 Intervensi
Tanggal : 26 Juli 2007 Jam : 07.30 WIB
Dx : P10001 post SC hari ketiga dengan nyeri luka bekas SC
Tujuan : Diharapkan masa nivas berjalan normal
Kriteria hasil :
- Keadaan umum ibu baikTFU dibawah pusat
- TFU dibawah pusat
- Lochea sanguelenta
- Tidak ada perdarahan
No Perencanaan Rasional
1 Komunikasi terapeutik - Menjalin hubungan antara
petugas dengan klien
2 Jelaskan pada ibu tentang fisiologis nyeri, - Agar ibu mengerti apa yang
yang berangsur-angsur, hilang dengan dialami.
sendirinya.
3 Lakukan observasi TTV, lochea, involusio. - Mengetahui keadaan ibu
4 Lakukan perawatan luka jahitan - Agar luka jahitan cepat
sembuh
5 Beri ibu HE tentang :
Luka Jahitan - Agar cepat kering
- Tidak boleh terkena air
Nutrisi - Memenuhi kebutuhan nutrisi
- Tidak boleh tarak makan bermacam-
macam sayuran
- Banyak minum air + 8 gelas per hari
Personal Hygiene - Menjaga kebersihan
Tanda bahaya nifas - Agar ibu mengerti
Perawatan bayi
Cara menyusui yang benar
Imunisasi bayi
6 Kolaborasi dengan dokter - Mengantisipasi terjadinya
Pemberian antibiotic dan analgesik komplikasi / infeksi
2.6 Implementasi
18
Tanggal/Jam Pelaksanaan Paraf
26 Juli 2007 - Melakukan komunikasi terapeutik dengan
Jam 08.00 keluarga dan klien
- Menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri luka ibu
akan berangsur-angsur hilang dengan sendirinya.
- Melakukan perawatan luka dan menaburkan
streptonisin pada luka jahitan.
- Melakukan observasi TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
S : 360C
RR : 24x/menit
- Beri ibu HE tentang :
Luka Jahitan
Nutrisi
Personal Hygiene
Tanda bahaya nifas
Perawatan bayi
Cara menyusui yang benar
Imunisasi bayi
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi :
- Amoxillin 500 gr 3 x 1
- Vitamin C 3 x 1
- Viliram 3 x 1
- Pospargin 3 x 1
- Asam mefenamat 500 gr 3 x 1
- Metherinal 3 x 1
2.7 Evaluasi
Tanggal : 26 Juli 2007 Jam : 12.00 WIB
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh
petugas
O : - Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan
- KU / baik
TD : 110/70 mmHg S : 360C
N : 80x/menit RR : 24x/menit
A : P10001 post SC hari ketiga
P : - Ibu dibolehkan pulang
- Minum Obat
- Follow up tanggal 29 Juli 2007
BAB 4
19
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa nifas adalah masa kembalinya alat genetalia ke bentuk dan ukuran
semula. Setelah diregang oleh kehamilan dan persalinan. Dalam masa ini sering
terjadi komplikasi yang membahayakan nyawa ibu nifas. Untuk itu diperlukan
pengawasan dan observasi yang teratur untuk mencegah mortalitas.
4.2 Saran
a. Bagi para bidan / tenakes lainnya hendaknya mampu memberikan motivasi
pada diri ibu serta mampu memberikan asuhan kebidanan demi terjaganya
kesehatan ibu dan bayi.
b. Bagi ibu post partum hendaknya mematuhi dan melaksanakan apa yang
dianjurkan / dinasehatkan oleh dokter, bidan, tenakes lainnya, serta jangan
terlalu cemas akan perubahan fisiologis pada tubuhnya karena ibu yang
terganggu dapat menghambat kepulihan.
DAFTAR PUSTAKA
20
- Mochtar, Rustam, Prof. Dr. R. MPH. 1999. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta :
EGC
- Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo (YBP-SP)
- Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Buku Panduan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta : (YBP-SP)
- Arif Manjoer, Kupuji Triyati, dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-3
Jilid I. Jakarta : FKUI
LEMBAR PENGESAHAN
21
Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny “D” P 10001 Post Sectio Caesarea Hari
Ketiga di Ruang Flamboyan RSUD Dr. R. Koesma Tuban pada tanggal 23 Juli
sampai 04 Agustus 2007 telah disetujui dan disahkan oleh
USWATUN KHASANAH
NIM. 05.03.144
Pembimbing Akademik
ii
22
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan
pada Ny. “D” P10001 post SC hari ketiga dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr. Bambang Suhariyanto selaku Direktur RSUD Dr. R. Koesma Tuban
2. Bapak Miftahul Munir, SKM, M.Kes selaku Direktur AKBID NU Tuban,
3. Ibu Sri Hartutik selaku Kepala Ruangan Flamboyan RSUD Dr. R. Koesma Tuban
4. Ibu Anik Surjani, Amd.Kep selaku Pembimbing Ruangan Flamboyan RSUD Dr.
R. Koesma Tuban
5. Ibu Aris Puji Utami, SST selaku Dosen Pembimbing Akademik Akademi
Kebidanan Nahdlatul Ulama Tuban
6. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam pembuatan tugas laporan
asuhan kebidanan ini.
Saya menyadari bahwa pembuatan laporan asuhan kebidanan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan Askeb ini.
Penulis
DAFTAR ISI
iii
23
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .................................................................................................. ii
Kata Pengantar .......................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup .................................................................................. 2
1.4 Metode Penulisan .............................................................................. 2
1.5 Pelaksanaan ....................................................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Masa Nifas ................................................................ 4
2.2 Konsep Dasar Sectio Caesarea .......................................................... 8
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney .............. 9
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data.................................................................................... 11
3.2 Interpretasi Data / Diagnosa ................................................................. 13
3.3 Diagnosa Potensial ............................................................................... 13
3.4 Tindakan Segera ................................................................................... 14
3.5 Intervensi (Perencanaan) ...................................................................... 14
3.6 Implementasi ........................................................................................ 15
3.7 Evaluasi ................................................................................................ 15
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 16
4.2 Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17
iv
24